Anda di halaman 1dari 13

SHARING JURNAL

PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT TERHADAP PERUBAHAN


TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DIASTOLIK PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA WONOREJO KECAMATAN LAWANG MALANG

Untuk memenuhi Tugas Profesi Departemen Komunitas yang dibimbing oleh


Ns. Setyoadi, S. Kep., M.Kep. Sp. Kom.

Oleh :

Hasanatussirril Baroya

155070201111028

PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang dapat
disebakan oleh adanya peningkatan tahanan pada pembuluh darah. Dikatakan
memiliki hipertensi apabila didapatkan tekanan darah sistole ≥140 mmHg dan
diastole ≥90 mmHg. Angka kejadian hipetensi di seluruh dunia terus
mengalami peningkatan dimana menurut data dari WHO pada tahun 2015
terdapat sebanyak 1.13 miliar jiwa dimana angka ini meningkat dibandingkan
dengan tahun 1975 yaitu sebanyak 594 juta jiwa (WHO, 2019).
Di Indonesia sendiri, angka hipertensi masih terbilang cukup tinggi
dimana setiap tahun angka hipertensi terus meningkat. Berdasarkan data
Riskesdas tahun 2018 didapatkan angka hipertensi pada usia ≥ 18 tahun
mencapai 34.1% dimana angka ini meningkat dari tahun 2013 yaitu sebanyak
25.8%. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 menunjukkan
bahwa Jawa Timur termasuk 10 besar kota yang angka hipertensinya di atas
prevalensi Indonesia, yaitu sebesar 30,9%. Diperkirakan meningkat lagi
menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada tahun 2025 dimana hal
ini menunjukkan bahwa angka hipertensi masih terbilang cukup tinggi
(Kemenkes RI, 2018).
Solusi penanggulangan hipertensi pada prinsipnya ada dua macam
yaitu terapi farmakologi dengan menggunakan obat, dan terapi nonfarmakologi
yaitu dengan modifikasi pola hidup sehari-hari dan kembali ke produk alami
(back to nature). Mengacu pada konsep back to nature yaitu dengan
menggunakan bahan lokal yang banyak terdapat di masyarakat, kaya akan
antioksidan dan kalium. Penatalaksanaan hipertensi secara farmakologis
dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan dan non-farmakologis
dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan
dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari 1/2 sendok teh (6 gr/hari),
menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan
minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi,
dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan
frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan
mengendalikan stress. Selain itu tekanan darah tinggi juga dapat diatasi
dengan terapi alternatif atau terapi komplementer yang menggunakan bahan
alami sebagai bahan utama. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan
adalah jus tomat.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh lestari (2012) didapatkan
hasil bahwa pemberian jus tomat secara signifikan dapat menurunkan tekanan
darah sistolik dan diastolic pada wanita hipertensif. Kalium yang terdapat
dalam jus tomat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
menghambat pelepasan renin sehingga terjadi peningkatan ekskresi
natrium dan air seperti fungsi deuretik. Renin beredar dalam darah dan
bekerja dengan mengkatalisis penguraian angiotensin II dengan bantuan
Angiotensin Converting Enzyme (ACE). Angiotensin II berpotensi besar
meningkatkan tekanan darah karena bersifat sebagai vasokonstriktor dan
dapat merangsang pengeluaran aldosterone. Aldosteron meningkatkan
tekanan darah dengan jalan retensi natrium. Retensi natrium dan air menjadi
berkurang dengan adanya kalium, sehingga terjadinya penurunan volume
plasma, curah jantung, tekanan perifer, dan tekanan darah. Zat selain kalium
dan serat yang berperan dalam penurunan tekanan darah adalah kalsium yang
menimbulkan peningkatan kontraksi sehingga dapat mempertahankan
meningkatkan volume sekuncup jantung dan tekanan darah dapat
dipertahankan.
Berdasarkan uraian tersebut, jurnal yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Jus Tomat terhadap Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik pada Penderita Hipertensi di Desa Wonorejo Kecamatan Lawang
Malang” akan mebahas terkait dengan manfaat jus tomat dalam menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi.

1.2 Tujuan Umum


Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus tomat terhadap perubahan
tekanan darah pada pasien dengan hipertensi

1.3 Manfaat
1. Dapat digunakan sebagai acuan dalam menerapkan pengunaan jus
tomat untuk menurunkan tekanan darah.
2. Dapat digunakan sebagai terapi alternatif dalam menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi.
BAB II
ISI JURNAL

2.1 Identitas Jurnal


Judul Artikel :Pengaruh Pemberian Jus Tomat terhadap
Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
pada Penderita Hipertensi di Desa Wonorejo
Kecamatan Lawang Malang
Jenis Jurnal : Jurnal Keperawatan
Penulis : Priyo raharjo
Sumber Jurnal :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/art
-icle/view/411/3363
Bahasa : Indonesia
Tahun Penerbitan : 2010

2.2 Metode Penelitian


Penelitian dilakukan dengan teknik pra-eksperimen one group pre-post
test design untuk mempelajari pengaruh pemberian jus tomat pada penderita
hipertensi essensial. Pengambilan sample dilakukan dengan cara purposive
sampling. Besar sample sebanyak 96 dengan usia 30-65 tahun, dengan
karakteristik: mengidap penyakit hipertensi essensial, tidak atau belum
berobat, tidak meminum obat anti hipertensi, tidak menderita penyakit sistemik
lainnya (jantung, kencing manis), dan bersedia menjadi responden.
Penelitian dalam jurnal dilakukan pada tanggal 29 Oktober-3
Nopember 2007 di Desa Wonorejo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.
Instrumen dalam penelitian dengan menggunakan lembar observasi untuk
mengukur tekanan darah yang diukur setelah responden istirahat 10 menit,
kemudian diukur tekanan darahnya. Setelah itu responden diberi jus tomat,
selang 30, 60, dan 90 menit kemudian responden diukur kembali tekanan
darahnya. Pengukuran dilakukan selama dua hari berturut-turut. Tomat yang
digunakan adalah tomat buah warna merah matang sebanyak 150 gram tanpa
ditambahkan gula maupun air, kemudian dihancurkan dengan menggunakan
blender. Uji analisis statistik yang digunakan dalam penelitian adalah uji t-test,
apabila distribusi tidak normal uji yang digunakan adalah wilcoxon sign rank
test dengan p < 0,05.

2.3 Hasil Jurnal


1. Data Demografi
Berikut merupakan data karakteristik responden dalam penelitian jurnal
berdasarkan usia, jenis kelamin, dan sebaran tekanan sistolik dan diastolik.
Tabel 1. Karakteristik Usia dan Jenis kelamin

Tabel 2. Sebaran tekanan darah sistolik dan diastolik (mmHg) responden


yang menderita hipertensi esensial di Desa Wonorejo Kecamatan
Lawang Kabupaten Malang Tahun 2007
Tabel 3. Sebaran tekanan darah sistolik dan diastolik (mmHg) berdasarkan
jenis kelamin responden yang menderita hipertensi esensial di
Desa Wonorejo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang Tahun
2007

2. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik Responden Hari Pertama Dan


Hari Kedua
Tekanan darah sistolik adalah tekanan puncak yang tercapai ketika
jantung berkontraksi dan memompa darah keluar melalui arteri. Rerata
penurunan tekanan darah sistolik responden setelah pemberian jus tomat
pada hari pertama dan hari kedua dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Grafik perbedaan rerata tekanan darah sistolik (mmHg)


sebelum dan sesudah pemberian jus tomat pada hari
pertama dan hari kedua
Keterangan:
- Garis biru: Hasil pengukuran tekanan darah sistolik (mmHg) pada hari
pertama
- Garis merah: Hasil pengukuran tekanan darah sistolik (mmHg) pada
hari kedua

Dari gambar 1 didapatkan penurunan tekanan darah sistolik baik pada


hari pertama maupun pada hari kedua yaitu pada 5 menit sebelum
diberikan jus tomat penurunannya sekitar 4,17 mmHg, sedangkan pada
menit ke 30 menurun sekitar 1,77 mmHg, menit ke 60 menurun sekitar 1,57
mmHg, dan menit ke 90 menurun sekitar 1,56 mmHg. Penurunan tekanan
darah sistolik ini bermakna jika dibuktikan dengan uji Analisa statistik pada
α 0,05 (95%) diperoleh nilai p < 0,05 yang berarti ada pengaruh pemberian
jus tomat terhadap penurunan tekanan darah sistolik. Melihat hasil
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian jus tomat pada
penderita hipertensi berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah
sistolik.

3. Perbedaan Tekanan Darah Diastolik Responden Hari Pertama Dan


Hari Kedua
Tekanan darah diastolik adalah setelah jantung berdenyut, beristirahat,
atau waktu diantara denyutan, tekanan dalam pembuluh darah arteri akan
menurun. Rerata penurunan tekanan darah diastolik responden setelah
pemberian jus tomat pada hari pertama dan hari kedua dapat dilihat pada
gambar 2.

Gambar 2. Grafik perbedaan rerata tekanan darah diastolik (mmHg)


sebelum dan sesudah pemberian jus tomat pada hari pertama
dan hari kedua
Dari gambar 2 didapatkan penurunan tekanan darah diastolik baik pada
hari pertama maupun pada hari kedua yaitu pada 5 menit sebelum diberikan jus
tomat penurunannya sekitar 0,89 mmHg, sedangkan pada menit ke 30 meurun
sekitar 0,65 mmHg, menit ke 60 menurun sekitar 0,57 mmHg, dan menit ke 90
menurun sekitar 0,21 mmHg. Penurunan tekanan darah sistolik ini bermakna jika
dibuktikan dengan uji statistic pada α 0,05 (95%) diperoleh nilai p < 0,05 yang
berarti ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan tekanan darah
diastolik. Melihat hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian jus tomat
pada penderita hipertensi berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah
diastolik.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Diskusi pada Jurnal


Pada hari pertama pemberian jus tomat, penurunan tekanan darah
sistolik terbesar terjadi pada 30 menit pertama setelah pemberian jus tomat
10,7 mmHg. Pada menit ke 60 sesudah pemberian jus tomat terjadi penurunan
sebesar 0,62 mmHg, dan berlanjut sampai menit ke 90 sebesar 2,40 mmHg.
Dari 96 responden, 88 responden berhasil turun tekanan darah sistoliknya, 5
orang tetap, dan 3 responden sisanya justru mengalami peningkatan tekanan
darah sistolik. Pada hari kedua, penurunan tekanan darah sistolik terbesar
tetap terjadi pada menit ke 30 sebesar 7,97 mmHg. Pada menit ke 60 sesudah
pemberian jus tomat penurunan sebesar 0,42 mmHg, dan pada menit ke 90
sebesar 2,39 mmHg. Dari 96 responden, 84 responden mengalami penurunan
tekanan darah, 9 responden tetap, dan 3 responden justru meningkat tekanan
darah sistoliknya.
Pada hari pertama pemberian jus tomat terhadap penurunan tekanan
darah diastolik, terlihat sama dengan penurunan tekanan darah sistolik, bahwa
penurunan terbesar pada menit ke 30 yaitu sebesar 4,04 mmHg. Pada menit
ke 60 sesudah pemberian jus tomat terjadi penurunan sebesar 0,28 mmHg,
dan berlanjut sampai menit ke 90 sebesar 2,45 mmHg. Pada hari kedua,
penurunan tekanan darah diastolik terbesar tetap terjadi pada menit ke 30
sebesar 3,8 mmHg. Pada menit ke 60 sesudah pemberian jus tomat
penurunan sebesar 0,2 mmHg, dan pada menit ke 90 sebesar 2,09 mmHg.
Hasil uji statistik pada penelitian ini hasilnya adalah bermakna, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa jus tomat ini dapat membantu menurunkan
tekanan darah bagi penderita hipertensi.
Kalium dalam jus tomat dapat menurunkan tekanan darah dengan
menghambat pelepasan renin sehingga terjadi peningkatan ekskresi natrium
dan air [12]. Renin beredar dalam darah dan bekerja dengan mengkatalisis
penguraian angiotensin menjadi angiotensin I. angiotensin I berubah bentuk
aktifnya yaitu angiotensin II dengan bantuan Angiotensin Converting
Enzyme (ACE). angiotensin II berpotensi besar meningkatkan tekanan darah
karena bersifat sebagai vasokonstriktor dan dapat merangsang
pengeluaran aldosteron. Aldosteron meningkatkan tekanan darah dengan
jalan retensi natrium. Retensi natrium dan air menjadi berkurang dengan
adanya kalium, sehingga terjadi penurunan volume plasma, curah jantung,
tekanan perifer, dan tekanan darah.
Pemberian buah sumber kalium untuk pasien berumur lebih dari 65
tahun dapat membantu penurunan tekanan darah. Kalium (potasium)
merupakan ion utama di dalam cairan intra seluler. Konsumsi kalium yang
banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intra seluler,
sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstra seluler dan
menurunkan tekanan darah. Pada usia ini biasanya obat anti hipertensi tidak
terlalu memuaskan hasilnya. Pemberian jus tomat merupakan solusi yang baik.

3.2 Diskusi pada Penelitian Sejenis


Asupan kalium dalam jumlah cukup dapat menurunkan sensitivitas
vasokonstriksi pada norepinefrin dan angiotensin II sehingga dapat
mengurangi retensi natrium dan cairan dengan cara menghambat pelepasan
renin yang bertugas mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I.
Pelepasan renin yang dihambat oleh kalium menyebabkan angiotensin I tidak
dapat diubah oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE) menjadi bentuk
aktifnya yaitu angiotensin II yang bersifat sebagai vasokonstriktor dan dapat
merangsang pengeluaran aldosterone yang menyebabkan retensi natrium.
Selain itu, kalium juga mempertahankan fungsi sel pembuluh endotel melalui
peningkatan produksi NO yang berpengaruh terhadap penurunan tekanan
darah sistolik maupun diastolik dengan cara vasodilatasi atau relaksasi otot
halus pembuluh darah (Houston, 2011). Asupan kalium dikatakan cukup
menurut AKG 2013 yaitu sebanyak 4700 mg, dimana anjuran ini sama dengan
yang dikemukakan oleh International Food Information Council Foundation
(Appel, 2009).
Kandungan likopen dalam 100 g tomat yang dibuat jus sebesar 12,8
mg sedangkan pada 100 g tomat segar sebanyak 5,8 mg (Lestari, 2012). Efek
antiinflamasi yang berasal dari antioksidan di dalam likopen ini dapat
mengurangi kerusakan sel yang dapat memicu aterosklerosis yang
mengakibatkan tekanan darah meningkat. Likopen juga berperan dalam
produksi NO di pembuluh endotel, menurunkan oksidasi LDL, dan sebagai
anti-aterosklerosis dengan cara melindungi pembuluh endotel dari kerusakan,
mengurangi respon inflamasi, serta menghambat proliferasi sel otot halus
(Lestari, 2012). Studi meta analisis di Australia mengenai pemberian ekstrak
likopen sebanyak ≥ 25 mg/hari efektif untuk menurunkan serum kolesterol total
dan LDL serta menurunkan tekanan darah dengan perubahan tekanan darah
sistolik rata-rata 5,26 mmHg (Ried, 2010). Sedangkan pada penelitian di Israel
yang dilakukan kepada 31 subjek hipertensi yang diberikan ekstrak tomat
sebanyak 250 mg yang mengandung 15 mg likopen selama 8 minggu dapat
menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 10 mmHg dan tekanan darah
diastolik sebesar 4 mmHg (Engelhard, 2006)
Berdasarkan pemaparan studi dalam jurnal dan penelitian yang lain,
keduanya menunjukkan mekanisme dan efek yang sama yakni menurunkan
tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Kandungan utama yang
menyebabkan penurunan tekanan darah adalah kalium dan likopeine. Dalam
jurnal yang ditelaah menunjukkan konsumsi selama 2 hari menunjukkan efek
yang signifikan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh pemberian jus tomat dengan perubahan tekanan
darah baik sistolik maupun diastolik. Oleh karena itu, buah tomat dapat
dimanfaatkan sebagai tanaman obat keluarga yang murah dan mudah
didapat yang menunjang pengobatan hipertensi.
2. Penurunan tekanan darah sistolik baik pada hari pertama maupun pada
hari kedua yaitu pada 5 menit sebelum diberikan jus tomat penurunan-
nya sekitar 4,17 mmHg, sedangkan pada menit ke 30 menurun sekitar
1,77 mmHg, menit ke 60 menurun sekitar 1,57 mmHg, dan menit ke 90
menurun sekitar 1,56 mmHg. Penurunan tekanan darah diastolik baik
pada hari pertama maupun pada hari kedua yaitu pada 5 menit
sebelum diberikan jus tomat penurunannya sekitar 0,89 mmHg,
sedangkan pada menit ke 30 meurun sekitar 0,65 mmHg, menit ke 60
menurun sekitar 0,57 mmHg, dan menit ke 90 menurun sekitar 0,21
mmHg.

4.2 Saran
Terapi alternatif dalam menurunkan tekanan darah menggunakan jus
tomat dapat aplikasikan pada penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan
darah, namun untuk jumlah harus disesuaikan dengan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, S. 2007. Deskripsi Pola Makan Berdasarkan DASH dan Hubungannya


dengan Tekanan Darah. Skripsi. Universitas Diponegoro (UNDIP).
Semarang. http://eprints.undip.ac.id/26139

Nuziyati, Sabilu, Y, Fachlevy, A. F. 2016. Pengaruh Pemberian Jus Tomat


(Lycopersicum commune) terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik Penderita Hipertensi pada Lansia.

Rahayu, R. M., 2017. Pengaruh Pemberian Jus Tomat Terhadap Tekanan Darah
Pada Wanita Menopause dengan Hipertensi di Posyandu Kantil. Journal of
Health Science and Prevention. Universitas Kediri.

WHO. 2019. Factsheet: Hypertension. https://www.who.int/news-room/fact-


sheets-/detail/hypertension diakses pada tanggal 17 Juli 2019.

Kemenkes RI. 2014. Infodatin: Hipertensi. www.depkes.go.id/-download.php?file-


=download/.../infodatin/infodatin-hipertensi.pdf. diakses pada tanggal 17 Juli
2019.
Kemenkes RI. 2015. Pusdatin: Hipertensi. The Silent Killer. http://www.pusdatin-
.kemkes.go.id/pdf.php?id=15080300001 diakses pada tanggal 17 Juli 2019.
Kemenkes RI. 2018. Riskesdas 2018: Hipertensi. http://www.depkes.go.id/-
resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas
%20-2018.pdf. diakses pada tanggal 17 Juli 2019.

Lestari, A. P. 2012. Pengaruh Pemberian Jus Tomat (Lycopersicum


commune) Terhadap Tekanan Darah pada Wanita Postmenopause
Hipertensif. Universitas Diponegoro (UNDIP). Semarang. https://core.ac.uk-
/download/pdf/11736668.pdf. diakses pada tanggal 17 Juli 2019.

Anda mungkin juga menyukai