PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
A. Konsep / Definisi
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah
“Human Science and Human Care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam
keperawatan adalah pada faktor care/perhatian pada perawatan yang asalnya dari
humanistic perspective dan dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan.
Tolak ukur pandangan Jean Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang
kebutuhan yang saling berhubungan, diantaranya adalah kebutuhan biologis,
kebutuhan psikofisikal, kebutuhan psikososial, serta kebutuhan dasar
intrapersonal dan interpersonal. Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean
Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna dan memiliki
berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.
Analisis buku Watson tahun 1985 dan 1996 dan 2001bab buku
mengungkapkan bahwa konsep Teori Caring manusia adalah transpersonal
caring, memiliki kepercayaan / caring,caring (healing) consciousness,dan proses
caritas klinik. Konsep daritranspersonal caring relationship memiliki tigadimensi
Self, Fenomenal Field, dan Intersubjectivity. Konsep caring moment /
caringkesempatan dan penghargaan (healing) consciousnessbersifat
unidimensional. Konsep klinisproses caritas memiliki 10 dimensi:
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan
dalam konteks kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan
orang dirawat.
3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal
diri orang lain, melebihi ego dirinya.
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan
negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri
dan orang yang dirawat.
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif
sebagai bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-
healing yang artistic.
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui
keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang
lain.
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang
memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh, memberikan “human care essentials“, yang memunculkan
penyusuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam
seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang
yang dirawat.seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan
secara spiritual.
B. Asumsi / Proposisi
Watson menggabungkan ilmu pengetahuan dengan kemanusiaan sehingga
perawat memiliki latar belakang liberal dan seni yang kuat serta dapat memahami
budaya lain sebagai persyarat untuk menerapkan ilmu Caring kerangka pikiran-
tubuh-spiritual.ia percaya bahwa studi-studi kemanusiaan memperluas wawasan dan
meningkatkan kemampuan piker dan pertumbuhan pribadi. Watson membandingkan
status keperawatan dengan mitologi Yunani Danaides, yang berusaha mengisi
bejana yang bocor dengan air, hanya untuk melihat bahwa air akan mengalir melalui
retakan bejana tersebut. Ia percaya bahwa studi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan
dibutuhkan untuk menutup retakan bejana semacam itu sebagai dasar ilmiah dari
ilmu keperawatan (Watson, 1981, 1997).
Watson menjelaskan asumsi Hubungan Caring transpersonal hingga
meliputi praktisi multidisiplin sebagai berikut:
1. Komitmen moral, niat, dan kesadaran caritas oleh perawat dapat melindungi,
meningkatkan dan memperkuat harga diri, keutuhan dan penyembuhan
seseorang hingga orang tersebut mampu menciptakan atau bersama-
samamenciptakan makna keberadaan dirinya sendiri.
2. Keinginan yang penuh kesadaran dari perawat menegaskan kemaknaan subjektif
dan spiritual pasien yang sedang mencari caring yang tepat ada ditengah-tengah
ancaman dan penderitaan secara biologis, institusional, dan sebagainya.
Dampaknya adalahpasien akan menghargai hubungan Ssaya-Engkau (I-Thou
Relationship) ketimbang hubungan Saya-Itu (I-It Relationship).
3. Perawat berusaha menyadari, mendetteksi dengan tepat dan menghubungkan
antara kondisi dalam jiwa dari orang lain dengan cara hadir secara tulus dan
memusatkan diri pada saat caring (caring moment); tindakan, kata-kata,
perilaku, kognisi, bahasa tubuh, perasaan, intuisi, pemikiran, medan energy dan
seterusnya, seluruhnya berkontribusi pada hubungan caring transpersonal.
4. Kemampuan perawat untuk terhubung dengan orang lain pada tingkat jiwa-ke-
jiwa transpersonal ini dijewantahkan dalam bentuk gerakan, sikap tubuh,
ekspresi wajah, prosedur,prosedur, informasi, sentuhan, suara, ekspresi verbal,
dan sarana komunikasi manusia lain yang bersifat ilmiah, teknis, estetis. Semua
ini diterjemahkan menjadi seni/tindakan keperawatan atau modalitas caring-
healing.
5. Modalitas caring-healing dalam konteks kesadaran caring/caritas transpersonal
memperkuat harmoni, keutuhan dan kesatuan seorang individu dengan
melepaskan ketidakharmonisan, yaitu energi yang mengganggu proses
penyembuhan alamiah. Dengan demikian, perawat membantu pasien mengakses
penyembuhan yang ada dalam dirinya, sebagaimana pandangan Nightingale
tentang keperawatan.
6. Pengembangan personal dan professional yang berkesinambungan, serta
pertumbuhan spiritual, membantu perawat untuk memasuki tingkat yang lebih
dalam tentang praktik penyembuhan secara professional. Perawat dapat
membangkitkan kondisi transpersonal dan aktualisasi penuh atas “kompetensi
ontologis” yang diperlukan pada praktik pelayanan keperawatan tingkat lanjut
ini.
7. Riwayat hidup perawat itu sendiri, serta pengalaman sebelumnya, kesempatan
untuk belajar terfokus, mengalami berbagai kondisi manusia, dan
membayangkan perasaan orang lain dalam beragam situasi merupakan guru
yang berharga bagi perawat. Perawat juga dapat mengambil ilmu dan kesadaran
yang dibutuhkan untuk menerapkan hubungan caring transpersonal dengan
bekerjasama dengan orang lain dari latar belakang budaya berbeda dan
mempelajari kemanusiaan (misalnya melalui seni; drama; sastra; cerita pribadi;
atau narasi penyakit dan perjalanannya), dengan sambil mengeksplorasi nilai diri
sendiri, kepercayaan yang dalam yang dimilinya dan hubungannya dengan diri
sendiri, orang lain, dan dunia.
8. Fasilitator lainnya adalah pengalaman pertumbuhan personal seperti psikoterapi,
psikologi, transpersonal, meditasi, pekerjaan bioenergetik, dan model lainnya
dari kebangkitan spiritual.
9. Pertumbuhan yang terus-menerus untuk mengembangkan dan mematangkan
model caring transpersonal terus berjalan. Anggapan bahwa tenaga kesehatan
adalahpenyembuh luka diakui sebagai bagian dari pertumbuhan yang penting
dalam teori/filosofi ini (Watson, 2006b).
C. Konsep Metaparadigma
1. Keperawatan
Menurut Watson (1988) kata perawat adalah kata benda dan kata kerja,
baginya keprawatan terdiri dari pengetahuan, pemikiran, nilai, filosofi,
komitmendan tindakan disertai dengan gairah. Perawat tertarik memahami
kesehatan, penyakit dan pengalaman manusia. Meningkatkan dan memperbaiki
kesehatan, dan mencegah penyakit. Teori Watson mengajak perawat untuk
melakukan lebih dari prosedur, tugas dan teknik yang digunakan di lahan
praktik, menyebutnya sebagai pemangkasan keperawatan, dengan inti
keperawatan yang memaknai aspek tersebut dalam hubungan perawat-pasien
yang memberikan hasil terapeutik yang dimasukkan ke dalam proses caring
transpersonal. Menggunakan 10 faktor karatif yang awal mauoun yang telah
dikembangkan, perawat memberikan pelayanan pada berbagai pasien. Setiap
faktor karatif dan proses caritas klinis menggambarkan proses caring. Watson
kemudian menyatakan secara eksplisit bahwa manusia tidak bias diperlakukan
sebagai objek dan bahwa manusia tidak dapat dipisahkan dari dirinya, dari orang
lain, dari alam, dan semesta. Paradigm caring-healing terletak di dalam sebuah
kosmologi yang bersifat metafisik dan transenden dengan manusia yang terus
berkembang di alam semesta. Ia meminta untuk terbuka terhadap kemungkinan
dan menyingkirkan anggapan-anggapan terhadap diri sendiri dan orang lain,
untuk kembali belajar dan melihat menggunakan seluruh indra yang dimiliki.
2. Manusia
Watson menggunakan istilah manusia, orang, kehidupan dan diri sendiri
secara bergantian. Ia memandang seseorang sebagai suatu kesatuan dari pikiran,
tubuh, jiwa, alam. Dan ia mengatakan bahwa seseorang terikat pada pemikiran
bahwa jiwa seseorang memiliki tubuh yang tidak terikat pada ruang dan waktu
secara objektif.
3. Kesehatan
Pada awalnya, definisi Watson (1979) tentang kesehatan diturunkan dari
defenisi Word Health Organization sebagai: keadaan positif dari kesejahteraan
fisik, mental, dan sosial dengan meliputi tiga elemen:
a. Keadaan fisik, mental dan sosial berada pada tingkat tinggi.
b. Fungsi sehari-hari berada pada tingkat adaptif-pemelihraan.
c. Ketiadaan penyakit atau adanya usah untuk meniadakan penyakit.
4. Lingkungan
Watson dan 10 faktor karatifnya menyatakan bahwa peran perawat
terhadap lingkungan adalah memberikan lingkungan mental, fisik, sosial dan
spiritual yang mendukung, melindungi dan atau memperbaiki. Dalam karyanya
kemudian ia memandang lingkungan secara lebih luas, ‘ilmu caring bukanlah
hanya untuk memelihara kemanusiaan, tetapi juga untuk memelihara planet ini.
Ia menyatakan bahwa “ruang penyembuhan yang dapat digunakan untuk
membantu orang melampaui penyakitnya, nyerinya dan penderitaanya,
menekankan pada hubungan antar lingkungan dan seseorang, ketika perawat
memasuki kamar pasien terciptalah lapang magnet pengharapan.
BAB III
ANALISIS TEORI
A. Clarity
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
B. KESIMPULAN
Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu
adanyaunsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan bahwa
manusia adalahmakhluk yang sempurna yang memiliki berbagai ragam
perbedaan.
C. SARAN
Melihat besarnya manfaat caring, seharusnya caring tercermin dalam
setiap interaksi perawat dan klien, bukan malah dianggap sebagai sesuatu yang
sulit diwujudkan dengan dalih beban kerja yang tinggi, atau pengaturan
manajemen askep ruangan yg kurang baik. Pelaksanaan caring akan
meningkatkan mutu asuhan keperawatan, memperbaiki image perawat di
masyarakat dan membuat profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata
para pengguna jasa pelayanan kesehatan, bukan hanya sebagai pelengkap
penderita.
DAFTAR PUSTAKA