PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan rahang atas dan gigi geligi yang terlihat maju merupakan keluhan
yang sering disampaikan oleh pasien yang mencari perawatan ortodonti. Berdasarkan
hasil penelitian secara global presentase maloklusi kelas II pada fase gigi bercampur
molar dimana mesio-buccal cusp dari molar permanen pertama maksila beroklusi
lebih ke mesial dari buccal groove molar permanen pertama mandibula.2 Kelainan
oklusi ini bila tidak diperbaiki dapat menyebabkan kelainan periodontal, gangguan
dan kepercayaan diri anak3. Fase terbaik melakukan perawatan adalah pada saat fase
inisiasi Cervical Maturation Stage CS3, diperkirakan pada umur 8-14 tahun.
B. Tujuan Penulisan
maloklusi kelas II, etiologi, dan perawatan yang bisa dilakukan pada saat pasien
masih dalam masa pertumbuhan sehingga makalah ini bisa menjadi sumber
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Maloklusi merupakan kondisi dimana struktur gigi geligi tidak berada pada
kondisi yang seimbang dengan struktur wajah dan/atau kranium. Maloklusi terbagi
atas maloklusi skeletal dan dental. Maloklusi skeletal melibatkan tulang dan jaringan
pendukungnya, sedangkan maloklusi dental melibatkan gigi geligi individu pada satu
rahang.5 Maloklusi skeletal menurut Bhalajhi disebabkan oleh adanya kelainan pada
struktur dasar skeletal dalam hal ukuran, posisi, dan hubungan antara tulang rahang.
Kelas II Skeletal merupakan kondisi dimana posisi maksila lebih ke anterior dari
ke anterior normal
hubungan molar kelas II dengan insisif sentral rahang palatoversi atau retrusif
a. Faktor genetik
b. Faktor lingkungan
- Tekanan yang terus menerus atau peningkatan tekanan 4-6 jam/hari pada
gigi geligi misalnya tekanan dari sekitar jaringan lunak seperti kebiasaan
mengisap jempol.
- Trauma.
pada saat inisiasi Cervical Maturation Stage CS3 sekitar usia 8-14
maksila ke arah anterior dan inferior, headgear terdiri dari dua komponen
b. Activator
mandibula.2
4
6
6
Komponen activator berupa wire dan plat akrilik. Wire dalam
bentuk labial bow dan klamer retensi biasanya menggunakan wire
0,8mm, basis akrilik untuk rahang atas dan rahang bawah biasanya
menyatu, dan ditambahkan bite block untuk membuka rahang secara
pasif.
Gambar 6. Basic Activator
c. Twin-Block
rahang bawah kedepan agar sejajar dengan rahang atas, peranti twin-block
rahang atas dan rahang bawah akan memaksa mandibula untuk terdorong
gigi posterior
Gambar 7. Twin-Block
BAB III
LAPORAN KASUS
radiograph, foto intraoral, foto ekstraoral, dan cetakan anatomis pasien di diagnosa
Treatment Need (IOTN) pasien masuk kedalam grade 4 (peningkatan overjet >5 mm
namun <9 mm), terdapat medium grade crowding di kedua rahang, terdapat jarak
diantara insisif sentral rahang atas, peningkatan overjet karena tongue interposition,
berwarna putih (soft natural rubber) yang dibuat oleh Doctors Ovidi, Aprile, dan
Santi dikomersilkan oleh Eptamed, Italy. Alat diganti setiap 6 bulan, anak dirawat
Setelah menggunakan EQ O.S.A selama satu tahun, IOSN dari grade 4 menjadi grade 1,
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien usia 10 tahun didiagnosa memiliki maloklusi skeletal kelas II divisi 1 yang
berarti posisi maksila lebih ke anterior dari mandibula, dengan hubungan molar cusp
mesiobukal molar satu rahang atas berkontak lebih kemesial dari bukal groove rahang
bawah, dan posisi gigi anterior labioversi. Etiologi maloklusi bersifat multifaktorial,
namun dari hasil pemeriksaan posisi lidah pasien interposition. Tongue thrusting dan
mouth breathing dihubungkan dengan anterior open bite, kontraksi lengkung gigi
rahang atas, kelainan bicara, diastema pada insisif sentral rahang atas, dan gigi insisif
rahang atas yang protusif. Perawatan orthopedic fungsional ideal dilakukan pada saat
fase inisiasi Cervical Maturation Stage CS3, saat fase pertumbuhan meningkat
sebelum puncak pertumbuhan, diperkirakan pada umur 8-14 tahun dan lebih cepat
pada anak perempuan sekitar usia 12 tahun. Maka dari kasus ini, usia anak 10 tahun
The Equilibrium O.S.A diciptakan pada tahun 2005 berfungsi untuk menstimulasi
Alat ini juga memperbaiki postur dan gerakan lidah saat menelan, Berdasarkan cetakan
anatomis, ukuran alat dipilih berdasarkan jarak antara cusp palatal M1 rahang atas atau
Maka dari hasil analisis pasien diberikan EQ O.S.A 4. Alat digunakan setiap malam dan
satu jam pada siang hari, dan ditambah latihan setiap pagi dan sore. Latihan dilakukan
dengan cara mengambil nafas secara perlahan sambil menggigit secara perlahan EQ
OSA, dan melemaskan otot rahang saat membuang nafas, posisi lidah tetap
dipertahankan di retroincisal papilla spot. Hasil pemakaian selama satu tahun fungsi
lidah normal, pasien bernafas melalui hidung, peningkatan fungsi oral dan estetik.
BAB V
KESIMPULAN
Maloklusi bila tidak diperbaiki dapat menurunkan kualitas hidup dan kepercayaan
diri. Waktu ideal untuk melakukan perawatan adalah sebelum anak mencapai puncak
pertumbuhan, kurang lebih usia 12 tahun untuk anak perempuan dan 14 tahun untuk anak
laki-laki. Modifikasi pertumbuhan dapat dilakukan dengan headgear, activator, dan twin-
block tergantung dari keadaan klinis pasien. Pada kasus di makalah ini anak usia 10 tahun
di diagnosa maloklusi skeletal kelas II dengan mandibular deficit dan maloklusi dental
kelas II divisi 1 alat yang digunakan adalah activator fungsional dalam bentuk The
merangsang aktivitas otot dan merubah kedudukan rahang sehingga diharapkan terjadi
bertumbuhan pada kondilus mandibula. The Equilibrium O.S.A juga melatih posisi lidah
dan otot pengunyahan melalui gerakan menggigit dan menahan posisi lidah, setelah
menggunakan EQ O.S.A selama satu tahun fungsi lidah pasien normal, pasien bernafas
DAFTAR PUSTAKA
3. Majid ZS, Abidia RT. Effect of Malocclution on Oral Health Related Quality of Life (OHRQoL);
5. Bishara S. Class II Malocclution : Diagnostic & Clinical Consideration with & without
6. Lubis HF. Pengaruh Perawatan Aktivator pada Maloklusi kelas II ditinjau dari