PENDAHULUAN
A. Definisi Produk
Sale pisang merupakan salah satu olahan pangan yang berbahan dasar
pisang. Sale pisang merupakan produk pisang olahan yang dibuat dengan
proses pengeringan dan atau pengasapan. Semua jenis pisang sebenarnya dapat
dibuat menjadi sale. Akan tetapi hanya jenis tertentu saja yang menghasilkan
rasa yang enak. Jenis pisang yang enak dan sesuai untuk dijadikan sale
diantaranya yaitu pisang ambon, kepok, siem, raja bulu, dan emas (Putri dkk.,
2015).
Menurut Putri dkk., (2015), sale dikenal mempunyai rasa dan aroma
khas. Pada dasarnya hampir semua jenis pisang dapat dibuat sale, akan tetapi
ada beberapa pisang yang memiliki rasa sepet meskipun telah matang,
sehingga tidak diolah menjadi sale pisang. Biasanya sale yang dipasarkan
memiliki warna cokelat kekuningan atau cokelat, utuh, dan baunya normal.
Produk yang diberi nama Sapidelman ini merupakan olahan pangan dari
buah pisang. Nama Sapidelman merupakan singkatan dari sale pisang delicious
mak nyus. Sale yang biasanya ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan dijual
oleh home industry biasanya sale yang memiliki rasa manis. Sedangkan produk
yang akan dihasilkan ini yaitu bukan hanya sale original yang biasa diproduksi
oleh home industry tetapi juga sale dengan beberapa varian rasa seperti cokelat,
greentea, dan juga kombinasi antara dua varian rasa. Dalam modifikasi sale
pisang ini tidak akan mengurangi kriteria dari sale pisang yaitu dari segi tekstur
dan rasanya yang legit. Hanya saja pada produk ini ditambahkan varian rasa
yang berbeda agar konsumen tidak bosan dengan produk sale original yang ada
di pasaran.
Proses produk Sapidelman ini meliputi pemilihan bahan baku, persiapan
bahan baku, proses pengeringan, penggorengan sale dan penambahan varian
rasa yang dalam persiapannya juga telah dikenai perlakuan.
B. Sejarah dan Perkembangannya
Pisang yang dikonsumsi mentah atau diolah, baik yang berwarna hijau,
setengah matang, atau buah yang matang merupakan salah satu sumber kalori
yang paling signifikan untuk diet manusia di seluruh dunia. Pisang merupakan
sumber kalium yang paling baik. Pisang yang memiliki warna daging buah
kuning dan orange kaya akan provitamin A dan karotenoid. Pisang merupakan
buah yang banyak dikonsumsi dalam bentuk segar (Nelson et al., 2006).
Ketersediaan tanaman pisang di Indonesia membuka peluang usaha yang
cukup besar bagi masyarakat Indonesia. Pisang mudah tumbuh dengan subur di
sebagian besar wilayah di Indonesia terutama di Jawa Barat. Ratarata produksi
mencapai 1.230.956 ton, terbesar di Indonesia, diikuti Jawa Timur 1.204.384
ton dan Lampung 760.661 ton (Badan Pusat Statistik, 2014).
Berbagai jenis pisang tumbuh dan menjadi tanaman yang cukup mudah
ditemui di Jawa Barat, namun sayangnya pisang belum dianggap sebagai
sumber usaha yang baik. Mayoritas masyarakat Indonesia masih menganggap
pisang hanya sebagai buah saja, tidak memberikan nilai tambah yang lebih
tinggi. Permasalahan konsumsi pisang dalam bentuk segar adalah mudah rusak
dan cepat mengalami perubahan mutu setelah panen, karena memiliki
kandungan air tinggi dan aktifitas proses metabolismenya meningkat setelah
dipanen. Pisang merupakan komoditas hortikultura (buah) yang dapat dimakan
langsung atau diolah. Pisang merupakan buah yang tidak tahan lama, oleh
karena itu perlu dilakukan upaya untuk menjadikannya lebih tahan lama. Salah
satu upaya untuk menanggulangi kelebihan produksi dan pemasaran pisang
segar adalah dengan melakukan pengawetan menjadi sale. Pisang sale telah
lama dikenal sebagai makanan tradisional khas Jawa Barat. Selain untuk
memperpanjang masa simpan, sale juga meningkatkan harga jual dibandingkan
dengan buah pisang segarnya.
Sale pisang (di Eropa disebut “fig”) merupakan produk makanan hasil
olahan dari buah pisang yang disisir tipis kemudian dijemur yang dibuat
dengan proses pengeringan dan atau pengasapan. Tujuan penjemuran adalah
untuk mengurangi kadar air buah pisang sehingga pisang sale lebih tahan
lama. Pisang sale ini bisa langsung dimakan atau digoreng dengan tepung
terlebih dahulu. Sale dikenal mempunyai rasa dan aroma yang khas. Saat ini,
produksi pisang sale sudah menembus pasar internasional (Putri dkk.,2015).
Produk Sale Pisang merupakan makanan khas Asli dari Karangpucung dan
Majenang yang terletak di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Namun dalam
perkembangannya banyak kota lain yang mengembangkan dan memproduksi
Sale Pisang. Sehingga saat ini banyak pendapat bahwa keaslian Sale Pisang
seperti diakui dari kota tertentu (Wikipedia, 2019).
Sale memiliki rasa dan aroma yang khas. Tingkat ketuaan buah, jenis dan
mutu pisang segar yang diolah juga menentukan mutu sale. Kriteria sale yang
disukai konsumen adalah pisang yang memiliki warna kuning kecoklatan,
mengkilap, memiliki rasa manis, tidak berbau aneh, dan tidak berjamur. Warna
sale yang baik adalah cokelat kekuningan atau cokelat, utuh, dan baunya
normal. Badan Standarisasi Nasional menyatakan bahwa syarat mutu pisang
sale kadar air maksimum 40 %, rasanya khas, baunya normal, tidak ada
cemaran logam dan mikroba. Berat sale adalah 19 % dari berat tandan dan
dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 33 %. Kadar air 36-38 %
merupakan kadar air maksimum yang masih ditoleransi. Semua jenis pisang
pada dasarnya dapat dijadikan sale namun hanya jenis tertentu saja yang
menghasilkan rasa yang enak. Sale yang enak merupakan sale yang terbuat dari
ambon, kepok, siem, raja bulu, dan emas. Pisang emas dan Pisang Raja biasa
diolah menjadi sale karena memiliki daya simpan yang lama. Jenis pisang yang
sering dijadikan sale menurut (Kemenristek, 2000) adalah pisang ambon.
Pisang-pisang tersebut merupakan jenis pisang yang paling sering digunakan
oleh home industry karena memiliki rasa yang manis (Putri dkk.,2015).
C. Pemanfaatan Produk
Pisang merupakan tanaman pangan yang cukup populer. Pisang biasanya
dimanfaatkan menjadi produk olahan lain seperti : keripik pisang, sale pisang,
pisang rebus, pisang goreng dll. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman ini
memang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Ditingkat petani harga pisang
lebih murah dibanding pada pedagang eceran, hal ini disebabkab karena petani
tidak mengetahui informasi pasar yang lengkap dari lembaga pemasaran untuk
mengetahui tinggi rendahnya harga jual pisang. Pisang juga mengandung
vitamin dan mineral yang berlimpah, pisang ukuran besar menyediakan 123
U.I. vitamin A. Kandungan multi vitamin B-nya sangat lengkap dengan 07
vitamin B6 dan 29 mcg asam folat. Bahkan didalamnya terkandung 13.8 mg
vitamin C. Dalam skala mineral terdapat 9.2 mg magnesium 44.1 mg,
ditemukan juga sejumlah zat besi dan seng(Musdalifah dkk, 2018).
Untuk meningkatkan nilai jual dari pisang, PT. Sopi Sungkres
menginovasikan pisang menjadi sale pisang agar lebuh menarik dan diminati
semua kalangan. Sale pisang ini tidak hanya berasa manis saja, namun juga
memiliki varian rasa lain. Varian rasa tersebut untuk membedakan sale pisang
produksi PT. Sopi Sungkres dengan sale pisang yang ada dipasaran. Selain itu,
sale pisang dengan varian rasa masih jarang ditemui dipasaran. Produk sale
pisang ini dibuat untuk memperpanjang umur simpan dan ketahanan dari
pisang itu sendiri. PT. Sopi Sungkres mengembangkan produk pisang menjadi
sale pisang yang bervarian rasa karena tanaman pisang sendiri bisa tumbuh
diberbagai iklim dan periode. Selain itu, jarak pabrik dan juga pemasok cukup
terjangkau karena lebih dekat dengan pedesaan. Produk sale pisang ini sama
halnya dengan kripik yang mudah dibawa kemana-mana dan dapat dimakan
saat acara tertentu maupun saat santai.
Kandungan karbohidrat terbesar pada buah pisang adalah pati yang akan
dirubah menjadi fruktosa, glukosa dan sukrosa pada saat buat matang. Pati
terdiri dari dua penyusun yaitu amilosa dan amilopektin, amilopektin
merupakan jenis penyusun pati yang sulit untuk dicerna oleh enzim amilase
sedangkan amilosa merupakan pati yang mudah untuk dicerna. Karbohidrat
mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan pangan
misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain, sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein
tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein (Prayogi dkk., 2016).
Tabel 1.1 Komposisi Kimia Daging Buah Pisang Kepok
Komponen Nilai Gizi
Proksimat
Air 67.30
Energi 116.00 kkal
Protein 0,79 g
Total Lemak 0.18 g
Karbohidrat 31.15 g
Serat 2.30 g
Ampas 0.58
Mineral
Kalium 564 mg
Gambar kemudian
Dari grafik tersebut 1.1 Grafik Ketersediaan
diolah denganPisang di Indonesia
regresi dan menghasilkan
persamaan:
Y= 59934x + 6765325,0
R= 0,2874
Kemudian dari data regresi tersebut digunakan untuk meramalkan besarnya
produksi pisang pada tahun 2019-2023, sehingga diperoleh hasil produksi ikan
tuna berturut-turut: 7.124.929 ; 7.184.863 ; 7.244.797 ; 7.304.731 ; dan
7.364.665 ton/tahun.
Data penggunaan pisang tahun 2014-2018 dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Penggunaan Pisang di Indonesia (ton/tahun)
1,770,000
y=8431,3x + 1724532,9
1,760,000
R2 = 0,3011
1,750,000
1,740,000 Series1
Linear (Series1)
1,730,000
1,720,000
1,710,000
1,700,000
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Gambar 1.2 Grafik Penggunaan Pisang di Indonesia
Dari grafik tersebut kemudian diolah dengan regresi dan menghasilkan
persamaan Y= 8431,3x + 1724532,9 dan R= 0,3011. Kemudian dari data
regresi tersebut diperoleh peramalan konsumsi ikan pada tahun 2019-2023
yaitu 1.775.119,5 ; 1.783.550,6 ; 1.791.981,7 ; 1.800.412,8 ; dan 1.808.843,9
ton/ tahun.
Kapasitas pabrik = (∑Ketersediaan - ∑Penggunaan) x % Peluang
= (7184863-1783552) x 0,1 %
= 5.01.311 x 0,1 %
= 5401,311 ton/tahun (312 hari kerja)
= 17,312 ton/hari
= 17312 kg/hari
Sehingga kapasitas pabrik yang kami buat dalam sehari pabrik mengunakan
pisang sebanyak 17312 kilogram untuk produksi sale pisang.
E. Lokasi Pabrik
Penentuan lokasi suatu pabrik harus melihat berbagai macam faktor agar
biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat ditekan seminimal mungkin dan
efisien. Adapun faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan
lokasi suatu pabrik antara lain sebagai berikut :
1. Letak geografis
Lokasi pabrik sebaiknya berada pada tempat dengan suplai air bersih
yang selalu terjaga dan ketersedian energi yang selalu stabil seperti listrik.
7. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah berkaitan dengan upah dan perpajakan.
Pendirian pabrik harus memperhatikan UMR di daerah tersebut dan
kemudahan memperoleh izin mendirikan usaha dari pemerintah setempat.
Selain itu, jenis dan besarnya pajak yang harus dibayarkan setiap tahunnya
juga perlu diperhitungkan, karena akan terhitung dalam analisa ekonomi
perusahaan. Umumnya besar kecilnya pajak yang harus disetorkan oleh
suatu industri berbeda-beda tergantung dimana lokasi industri tersebut
didirikan. Pendirian pabrik di kawasan industri akan lebih mudah dalam
segi birokrasi dengan pemerintah, sistem perpajakan dan ijin mendirikan
usaha dibandingkan pendirian pabrik di kawasan non industri.
8. Keamanan
Tabel 1.5 Hasil Uji Skoring Lokasi Pabrik di Karangayar, Jawa Tengah
No. Faktor Poin Nilai
1 Ketersediaan Bahan Baku 10 2
2 Potensi pasar/pemasaran 10 2
3 Tenaga kerja 10 1
4 Ketersediaan Energi dan Air 8 0,8
5 Fasilitas Transportasi dan Komunikasi 8 0,8
6 Letak geografis 8 1,6
7 Kebijakan pemerintah 10 1
8 Keamanan 8 0,8
TOTAL 9