FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKAIRAAT
PALU REFLEKSI KASUS
06 Juli 2019
TORSIO TESTIS
Disusun Oleh:
Pembimbing :
dr. Dafriana Darwis, M.Kes, Sp.Rad
HALAMAN PENGESAHAN
1
No. Stambuk : 15 19 777 14 351
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Alkhairaat
Bagian : Radiologi
Bagian Radiologi
Pembimbing Klinik
BAB I
PENDAHULUAN
2
vena atau arteri ke testis dan epididimis. Torsio testis merupakan suatu
keadaan yang termasuk gawat darurat dan butuh segera dilakukan
tindakan bedah. Kondisi ini, jika tidak segera ditangani dengan cepat
dalam 4 hingga 6 jam setelah onset nyeri maka dapat menyebabkan infark
dari testis yang selanjutnya akan diikuti oleh atrofi testis. 1
Kelainan testis yang cukup sering salah satunya adalah torsio testis. Di
mana torsio testis, epididimitis dan torsi dari appendix testis merupakan 3
penyebab tersering nyeri skrotum akut. Torsio testis juga merupakan
kegawat daruratan urologi yang paling sering terjadi pada laki-laki dewasa
muda, dengan angka kejadian 1 diantara 4000 orang dibawah usia 25
tahun dan paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas (12-20
tahun). Janin yang masih berada di dalam uterus atau bayi baru lahir
tidak jarang menderita torsio testis yang tidak terdiagnosis sehingga
mengakibatkan kehilangan testis baik unilateral ataupun bilateral. Torsio
testis harus selalu dipertimbangkan pada pasien-pasien dengan nyeri akut
pada skrotum dan kondisi tersebut juga harus dibedakan dari keluhan-
keluhan nyeri pada testis lainnya agar tidak terjadi kesalahan diagnosis
yang dapat berujung pada kesalahan terapi.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI SCROTUM
3
Scrotum adalah sebuah kantong kulit yang terdiri dari dua lapis: kulit dan
fascia superficialis. Fascia superficialis tidak mengandung jaringan lemak,
tetapi pada fascia superficialis terdapat selembar otot polos yang tipis,
dikenal sebagai tunica dartos, yang berkontraksi sebagai reaksi terhadap
dingin, dan dengan demikian mempersempit luas permukaan kulit. Ke
arah ventral fascia superficialis dilanjutkan menjadi lapis dalamnya yang
berupa selaput pada dinding abdomen ventrolateral, dan ke arah kaudal
dilanjutkan menjadi fascia superficialis perineum. 2
Gambar
1 scrotum
4
3. Ramus perinealis dari nervus pudendalis (S2-S4) untuk permukaan
scrotum dorsal.
4. Ramus perinealis dari nervus cutaneus femoris posterior (S2,S3) untuk
permukaan scrotum kaudal.2
B. ANATOMI TESTIS
1. Bagian cranial yang melebar, yakni caput epididimis terdiri dari lobul-
lobul yang dibentuk oleh gulungan sejumlah ductuli efferentes.
5
2. Ductuli efferentes membawa spermatozoon dari testis ke epididimis
untuk ditimbun.
3. Corpus epididimis terdiri dari ductus epididimis yang berbelit-belit.
4. Cauda epididimis bersinambung dengan ductus deferens yang
mengangkut spermatozoon dari epididimis ke ductus ejaculatorius
untuk dicurahkan ke dalam pars prostatica urethrae.
6
Pada fascia cremasterica terdapat ikal-ikal (loops) musculus cremaster
yang secara refleks mengangkat testis ke atas ke dalam scrotum,
terutama sewaktu dingin. Musculus cremaster, yang berasal dari musculus
obliquus internus abdominis, memperoleh persarafan dari ramus genitalis
nervi genitofemoralis (L1,L2).2
a. Definisi
Torsio testis merupakan keadaan gawat darurat berupa rotasi sumbu
longitudinal korda spermatika yang mengakibatkan penyumbatan aliran
darah testis. Sebagian besar kasus akut skrotum pada anak-anak adalah
torsio testis, oleh sebab itu seorang anak laki-laki dengan nyeri skrotum
1
akut harus diasumsikan torsio korda spermatika sampai terbukti tidak.
7
Torsio testis adalah suatu keadaan dimana funikulus spermatikus
terpeluntir yang mengakibatkan oklusi dan strangulasi dari vaskularisasi
vena atau arteri ke testis dan epididimis1
8
Tipe 1 – Fase akut ; torsio testis ditandai dengan pembesaran ukuran
testis dan heterogen pada ekogenisitas, cairan subtunika dan aliran
Doppler tidak terdeteksi.
Tipe 2 – Fase awal ; atrofi parenkim progresif ditandai dengan ukuran
testis normal dan simetris dengan testis yang sehat, hipoekogenik dan
hidrokel kecil.
Tipe 3 – Fase terlambat ; atrofi parenkim progresif ditandai dengan
penurunan ukuran testis, peningkatan ekogenisitas testis dan tanpa
hidrokel.3
C. Etiologi
Adanya kelainan sistem penyanggah testis menyebabkan testis dapat
mengalami torsio jika bergerak secara berlebihan. Beberapa keadaan
yang menyebabkan pergerakan yang berlebihan itu, antara lain adalah
perubahan suhu yang mendadak (seperti pada saat berenang), ketakutan,
latihan yang berlebihan, batuk, celana yang terlalu ketat, defekasi, atau
trauma yang mengenai skrotum.5
Trauma dapat menjadi faktor penyebab pada sekitar 50% pasien, torsio
timbul ketika seseorang sedang tidur karena spasme otot kremaster.
Kontraksi otot ini karena testis kiri berputar berlawanan dengan arah jarum
jam dan testis kanan berputar searah dengan jarum jam. Aliran darah
terhenti, dan terbentuk edema. Kedua keadaan tersebut menyebabkan
iskemia testis.5
D. Patofisiologi
9
Menurut klasifikasinya, torsio testis dibagi menjadi intravaginal dan
ekstravaginal. Baik torsio intravaginal maupun ekstravaginal akan
mengakibatkan cedera iskemik testis yang disebabkan terputarnya testis
dalam pedikulus korda spermatika. Studi eksperimen menunjukkan infark
perdarahan testis dimulai 2 jam setelah onset torsio testis, kerusakan
ireversibel terjadi setelah 6 jam, dan infark komplit timbul pada 24 jam.
Intravaginal Penyebab torsio tetis jenis intravaginal adalah kelainan
anatomis berupa tunika vaginalis yang menutupi seluruh testis dan
epididimis sehingga penempelan ke skrotum terganggu.9 Deformitas ini
lebih dikenal dengan istilah “bell clapper” yang ditandai dengan
meningkatnya mobilitas testikular. Torsio testis intravaginal paling sering
terjadi saat tidur, dan akibat trauma.
Ekstravaginal Torsio testis ekstravaginal paling sering pada kasus torsio
fetus dan neonatus. Pada torsio jenis ini, puntiran korda spermatika terjadi
di luar kantung tunika vaginalis pada skrotum. Fasia spermatika eksterna
tidak menempel pada otot dartos, dan baru terbentuk perlekatan korda
spermatika ke skrotum pada 7-10 hari kehidupan 3,.
E. Manifestasi Klinis
10
Nyeri akut pada daerah testis disebabkan oleh torsio testis, epididimitis
atau orchitis akut atau trauma pada testis. Nyeri ini seringkali dirasakan
hingga ke daerah abdomen sehingga dikacaukan dengan nyeri karena
kelainan organ intraabdominal. Sedangkan nyeri tumpul disekitar testis
dapat disebabkan karena varikokel.
Pada torsio testis, pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum, yang
sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Keadaan itu
disebut akut skrotum. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut
sebelah bawah sehingga jika tidak diwaspadai sering dikacaukan dengan
apendisitis akut.
Gejala lain yang juga dapat muncul adalah mual dan muntah, kadang-
kadang disertai demam ringan. Gejala yang jarang ditemukan pada torsio
testis ialah rasa panas dan terbakar saat berkermih, dan hal ini yang
membedakan dengan orchio-epididimitis. 6
F. Diagnosis
Kerusakan iskemik terjadi setelah 4-8 jam; diagnosis yang cepat
mengurangi durasi iskemi.12 Jika diagnosis torsio testis ditegakkan,
berbagai investigasi yang lama harus dihindari untuk mencegah
penundaan eksplorasi surgikal dan intervensi definitif.4 Pasien yang
datang setelah 8 jam tetap menjalani bedah eksplorasi karena viabilitas
testis sulit diprediksi.9 Penundaan konsultasi, dan rujukan untuk operasi
harus dihindari.
Anamnesis Gejala patognomonik torsio testis adalah nyeri
unilateral hebat yang mendadak dirasakan saat istirahat dan sering
disertai mual muntah.4 Mual muntah disebabkan refleks stimulasi celiac
ganglion11, merupakan gejala penting penanda efek sistemik iskemik
dalam tubuh.3
Keluhan nyeri mendadak dan hebat, baik saat istirahat, setelah
aktivitas, maupun setelah trauma. Pada anak, seringkali terlambat
mencari pengobatan karena beberapa faktor seperti; anak yang sulit
11
mengeluh, orang tua yang tidak waspada, dan meremehkan gejala.
Keluhan serupa dengan episode intermiten merupakan tanda torsio testis
intermiten.
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan,
posisi testis abnormal, serta hilangnya refleks kremaster. Posisi abnormal
testis terjadi karena korda spermatika memendek; puntiran akan menarik
testis menjadi lebih tinggi. Pemeriksaan refleks kremaster dilakukan
dengan menggoreskan paha bagian dalam dan ditemukan testis bergerak
naik; hasil positif menandakan aliran darah testis yang baik; jika ada
puntiran maka akan negatif. Edema, indurasi, dan eritema skrotum dapat
ditemukan pada derajat berat.3
Pemeriksaan tanda Phren dilakukan dengan mengangkat testis, jika
nyeri tidak hilang menandakan keadaan torsio. Pemeriksaan tanda Phren
penting untuk membedakan nyeri disebabkan oleh torsio atau orkitis.8
Posisi torsio dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Simpul korda terpalpasi
dengan mengidentifikasi bagian atas testis dan kepala epididimis.15
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan urin dilakukan untuk menyingkirkan diagnosa infeksi
traktus urinarius pada pasien dengan nyeri akut pada skrotum. Piuria
dengan atau tanpa bakteri mengindikasikan adanya suatu proses
infeksi dan mungkin mengarah kepada epididimitis. Selain itu perlu juga
dilakukan pemeriksaan darah dan sediment urin. 5
Pemeriksaan Radiologi
Color Doppler Ultrasonography :5
12
1) Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat aliran darah pada arteri
testikularis.
2) Merupakan Gold Standar untuk pemeriksaan torsio testis dengan
sensitivitas 82-90% dan spesifitas 100%.
3) Pemeriksaan ini menyediakan informasi mengenai jaringan di sekitar
testis yang echotexture. Ultrasonografi dapat menemukan abnormalitas
yang terjadi pada skrotum seperti hematom, torsio appendiks dan
hidrokel.
4) Pada torsio testis, akan timbul keadaan echotexture selama 24-48 jam
dan adanya perubahan yang semakin heterogen menandakan proses
nekrosis sudah mulai terjadi.
13
Gambar 9. USG Nyeri Hemiscrotal kiri non traumatis selama 12 jam5
14
Gambar 11.Tindak lanjut image Doppler spektral menunjukkan aliran
vena di testis kiri.5
Gambar 12. Doppler normal sonografi spektral dari testis kanan tanpa
gejala yang menunjukkan aliran arteri resistansi rendah. aliran diastolik
yang normal yang ditunjukkan oleh panah putih. puncak sistolik yang
normal yang ditunjukkan oleh panah merah.5
15
. gambar 14. melintang pada tindak lanjut sonografi menunjukkan
simetri normal dan echogenicity dari testis5.
Pemeriksaan MRI
Gambar 16. 54 tahun pria dengan testis dilatasi sisi kiri (panah)
didiagnosis dengan benar sebagai lesi mirip tumor jinak dengan MRI.
Coronal T2-weighted suppressed lemak (kiri), T1-weighted (tengah),
dan T1-weighted suppressed gadopentetate dimeglumine-enhanced
(kanan) gambar MR menunjukkan intensitas sinyal tinggi pada gambar
T2-weighted dengan penampilan tubular tanpa peningkatan kontras. 10
Gambar 17. 51 tahun pria dengan tumor sel Leydig sisi kanan
(lingkaran). Coronal T2-weighted suppressed lemak (kiri), T1-weighted
16
(tengah), dan T1-weighted suppress gadopentetate dimeglumine-
enhanced (kanan) gambar MR menunjukkan lesi testis yang secara
salah ditandai sebagai lesi testis maligna dengan MRI.10
Diagnosa banding
yang membesar dan dominan dengan hidrokel reaktif pada pasien dengan epididimitis
akut.5
2. Hidrokel
17
Gambar19.Ultrasonogragi Hydcrole mennggambarkan posisi testis yang tranverse
abnormal dengan hidrokel reaktif minimal. 3
3. Tumor testis
Penatalaksanaan
1. Non-operatif
18
pasien pulang dari RS. Sebagai tambahan, mengetahui ke arah mana
testis mengalami torsio adalah hampir tidak mungkin, yang menyebabkan
tindakan detorsi manual akan memperburuk derajat torsio.
2. Operatif
19
Hal ini dilakukan karena testis kontralaeral memiliki kemungkinan torsio di
lain waktu.7
20
sangat diperlukan. Torsio rekuren dapat terjadi beberapa tahun setelah
orkiektomi dan orkidopeksi.3
21
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn.Muh Wandi
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
B. Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri perut kiri bawah dan scrotum
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang dengan keluhan Nyeri perut kiri bawah dan nyeri pada
scrotum sejak 1 hari yang lalu, pasien juga mengeluhkan bahwa
nyerinya ini secara terus menerus. Pasien tidak mengeluhkan adanya
demam, sakit kepala, mual dan muntah. BAB dan `BAK lancar.
22
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
Tanda vital
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,5ºC
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Rhonchi pada kedua lapang paru
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal , nyeri tekan perut
kiri bawah (+), hepar/lien dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, Edema (-)
Testis : Membesar sebelah kiri
D. Pemeriksaan Laboratorium
23
Hasil Nilai Rujukan
MCH 27 pg 27-31 pg
24
E. Pemeriksaan USG
F. Diagnosis Kerja
Torsio Testis
25
BAB IV
KESIMPULAN
Torsio testis merupakan kasus gawat darurat pada anak dan remaja.
Diagnosis yang cepat dan tepat diperlukan karena kecepatan intervensi
sangat mempengaruhi keselamatan testis. Ultrasonografi Doppler masih
menjadi pilihan untuk diagnosis torsio testis. Satu-satunya tatalaksana
adalah detorsi. Walapun yang paling ideal adalah detorsi surgikal, klinisi
harus mengetahui teknik detorsi manual.3
26
laboratorium dan pemeriksaan radiologi dengan color doppler
ultrasonography dan nuclear scintigraphy. 1
Penatalaksanaan
dilakukan penanganan sebelum 6 jam hasilnya baik, 8 jam memungkinkan
pulih kembali, 12 jam meragukan, 24 jam dilakukan orkidektomi.
27
Daftar Pustaka
Syndrome.
Cases.Oct 2013.
28
7. Watanabe Yuji, MD, ett. all.Journal.: MRI Of Testicular Torsion: Features
to diagnosis. 2018
2012
29