FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKAIRAAT
PALU REFLEKSI KASUS
06 Juli 2019
TORSIO TESTIS
Disusun Oleh:
Pembimbing :
dr. Dafriana Darwis, M.Kes, Sp.Rad
HALAMAN PENGESAHAN
1
No. Stambuk : 15 19 777 14 351
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Alkhairaat
Bagian : Radiologi
Bagian Radiologi
Pembimbing Klinik
HALAMAN PENGESAHAN
2
No. Stambuk : 14 18 777 14 300
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Alkhairaat
Bagian : Radiologi
Bagian Radiologi
Pembimbing Klinik
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL I
3
HALAMAN PENGESAHAN II
DAFTAR ISI IV
DAFTAR TABEL V
DAFTAR GAMBAR VI
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Torsio Testis
a) Definisi 2
b) Epidemiologi 2
c) Anatomi 3
d) Klasifikasi 7
e) Patomekanisme 13
f) Manifestasi Klinis 12
g) Pemeriksaan Radiologi 15
h) Penatalaksanaan 23
a. DIAGNOSIS BANDING 26
BAB III REFLEKSI KASUS 31
BAB IV KESIMPULAN 36
DAFTAR PUSTAKA 37
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Keadaan yang beresiko terjadi diseksi aorta 10
Table 2 Manifestasi klinis diseksi aorta 14
Table 3 Gambaran diseksi aorta pada foto thorax 17
Table 4 Gambaran diseksi aorta pada CT-Scan 20
4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Diseksi Aorta 2
Gambar 2 Anatomi aorta 3
Gambar 3 Histologi aorta 3
Gambar 4 Klasifikasi diseksi aorta 7
Gambar 5 Klasifikasi diseksi aorta 7
Gambar 6 Echocardiography diseksi aorta 16
Gambar 7 Foto thorax normal 18
5
Foto thorax diseksi aorta
Gambar
Usg abdomen 29
15
Gambar
CT scan abdomen pada aneurisma aorta. 29
16
Gambar Aortography aorta abdominalis pada
30
17 aneurisma aorta
6
BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan testis yang cukup sering salah satunya adalah torsio testis. Di
mana torsio testis, epididimitis dan torsi dari appendix testis merupakan 3
penyebab tersering nyeri skrotum akut. Torsio testis juga merupakan
kegawat daruratan urologi yang paling sering terjadi pada laki-laki dewasa
muda, dengan angka kejadian 1 diantara 4000 orang dibawah usia 25
tahun dan paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas (12-20
tahun). Janin yang masih berada di dalam uterus atau bayi baru lahir
tidak jarang menderita torsio testis yang tidak terdiagnosis sehingga
7
mengakibatkan kehilangan testis baik unilateral ataupun bilateral. Torsio
testis harus selalu dipertimbangkan pada pasien-pasien dengan nyeri akut
pada skrotum dan kondisi tersebut juga harus dibedakan dari keluhan-
keluhan nyeri pada testis lainnya agar tidak terjadi kesalahan diagnosis
yang dapat berujung pada kesalahan terapi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI SCROTUM
Scrotum adalah sebuah kantong kulit yang terdiri dari dua lapis: kulit dan
fascia superficialis. Fascia superficialis tidak mengandung jaringan lemak,
tetapi pada fascia superficialis terdapat selembar otot polos yang tipis,
dikenal sebagai tunica dartos,
yang berkontraksi sebagai reaksi
terhadap dingin, dan dengan
demikian mempersempit luas
permukaan kulit. Ke arah ventral
fascia superficialis dilanjutkan
menjadi lapis dalamnya yang
berupa selaput pada dinding
abdomen ventrolateral, dan ke
arah kaudal dilanjutkan menjadi
fascia superficialis perineum.7
9
1. Ramus perinealis dari arteria pudenda interna.
2. Arteriae pudendae externae dari arteria femoralis.
3. Arteria cremasterica dari arteria epigastrica inferior. 7
B. ANATOMI TESTIS
10
lamina visceralis terhadap lamina parietalis dan memungkinkan testis
bergerak secara bebas dalam scrotum.
1. Bagian cranial yang melebar, yakni caput epididimis terdiri dari lobul-
lobul yang dibentuk oleh gulungan sejumlah ductuli efferentes.
2. Ductuli efferentes membawa spermatozoon dari testis ke epididimis
untuk ditimbun.
3. Corpus epididimis terdiri dari ductus epididimis yang berbelit-belit.
4. Cauda epididimis bersinambung dengan ductus deferens yang
mengangkut spermatozoon dari epididimis ke ductus ejaculatorius
untuk dicurahkan ke dalam pars prostatica urethrae.
11
Funiculus spermaticus menggantung testis dalam scrotum dan berisi
struktur-struktur yang melintas ke dan dari testis. Funiculus spermaticus
berawal pada anulus inguinalis profundus, lateral dari arteria epigastrica
inferior, melalui canalis inguinalis, dan berakhir pada tepi dorsal testis
dalam scrotum. Funiculus spermaticus diliputi oleh fascia pembungkus
yang berasal dari dinding abdomen. 7
12
6. Serabut saraf simpatis pada arteri, dan serabut simpatis dan
parasimpatis pada ductus deferens.
7. Ramus genitalis nervi genitofemoralis mempersarafi musculus
cremaster.
8. Pembuluh limfe untuk menyalurkan limfe dari testis dan struktur
berdekatan ke nodi lymphoidei lumbales dan nodi lymphoidei pre-
aortici.7
a. Definisi
Torsio testis merupakan keadaan gawat darurat berupa rotasi sumbu
longitudinal korda spermatika yang mengakibatkan penyumbatan aliran
darah testis. Sebagian besar kasus akut skrotum pada anak-anak adalah
torsio testis, oleh sebab itu seorang anak laki-laki dengan nyeri skrotum
akut harus diasumsikan torsio korda spermatika sampai terbukti tidak.
13
Gambar. 1 Torsio Testis
A. Epidemiologi
Torsio testis merupakan kondisi penyebab akut skrotum yang paling
sering.2 Insiden torsio testis adalah 1 dari 4000 laki-laki sebelum usia 25
tahun.3 Torsio testis dapat terjadi pada usia berapapun, paling sering pada
usia 12-16 tahun; sisi sebelah kiri lebih sering. Median usia pasien torsio
testis adalah 15 tahun.
B. Klasifikasi
Torsio testis menurut penyebabnya dibagi menjadi ekstravaginal dan
intravaginal. Tipe
14
Tipe 1 – Fase akut ; torsio testis ditandai dengan pembesaran ukuran
testis dan heterogen pada ekogenisitas, cairan subtunika dan aliran
Doppler tidak terdeteksi.
C. Etiologi
Adanya kelainan sistem penyanggah testis menyebabkan testis dapat
mengalami torsio jika bergerak secara berlebihan. Beberapa keadaan
yang menyebabkan pergerakan yang berlebihan itu, antara lain adalah
perubahan suhu yang mendadak (seperti pada saat berenang), ketakutan,
latihan yang berlebihan, batuk, celana yang terlalu ketat, defekasi, atau
trauma yang mengenai skrotum.10
Trauma dapat menjadi faktor penyebab pada sekitar 50% pasien, torsio
timbul ketika seseorang sedang tidur karena spasme otot kremaster.
Kontraksi otot ini karena testis kiri berputar berlawanan dengan arah jarum
jam dan testis kanan berputar searah dengan jarum jam. Aliran darah
terhenti, dan terbentuk edema. Kedua keadaan tersebut menyebabkan
iskemia testis.
D. Patofisiologi
15
Menurut klasifikasinya, torsio testis dibagi menjadi intravaginal dan
ekstravaginal. Baik torsio intravaginal maupun ekstravaginal akan
mengakibatkan cedera iskemik testis yang disebabkan terputarnya testis
dalam pedikulus korda spermatika. Studi eksperimen menunjukkan infark
perdarahan testis dimulai 2 jam setelah onset torsio testis, kerusakan
ireversibel terjadi setelah 6 jam, dan infark komplit timbul pada 24 jam.
Intravaginal Penyebab torsio tetis jenis intravaginal adalah kelainan
anatomis berupa tunika vaginalis yang menutupi seluruh testis dan
epididimis sehingga penempelan ke skrotum terganggu.9 Deformitas ini
lebih dikenal dengan istilah “bell clapper” yang ditandai dengan
meningkatnya mobilitas testikular. Torsio testis intravaginal paling sering
terjadi saat tidur, dan akibat trauma.
Ekstravaginal Torsio testis ekstravaginal paling sering pada kasus torsio
fetus dan neonatus. Pada torsio jenis ini, puntiran korda spermatika terjadi
di luar kantung tunika vaginalis pada skrotum. Fasia spermatika eksterna
tidak menempel pada otot dartos, dan baru terbentuk perlekatan korda
spermatika ke skrotum pada 7-10 hari kehidupan,.
E. Manifestasi Klinis
16
Nyeri akut pada daerah testis disebabkan oleh torsio testis, epididimitis
atau orchitis akut atau trauma pada testis. Nyeri ini seringkali dirasakan
hingga ke daerah abdomen sehingga dikacaukan dengan nyeri karena
kelainan organ intraabdominal. Sedangkan nyeri tumpul disekitar testis
dapat disebabkan karena varikokel.
Pada torsio testis, pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum, yang
sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Keadaan itu
disebut akut skrotum. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut
sebelah bawah sehingga jika tidak diwaspadai sering dikacaukan dengan
apendisitis akut.
Gejala lain yang juga dapat muncul adalah mual dan muntah, kadang-
kadang disertai demam ringan. Gejala yang jarang ditemukan pada torsio
testis ialah rasa panas dan terbakar saat berkermih, dan hal ini yang
membedakan dengan orchio-epididimitis.
F. Diagnosis
Kerusakan iskemik terjadi setelah 4-8 jam; diagnosis yang cepat
mengurangi durasi iskemi.12 Jika diagnosis torsio testis ditegakkan,
berbagai investigasi yang lama harus dihindari untuk mencegah
penundaan eksplorasi surgikal dan intervensi definitif.4 Pasien yang
datang setelah 8 jam tetap menjalani bedah eksplorasi karena viabilitas
testis sulit diprediksi.9 Penundaan konsultasi, dan rujukan untuk operasi
harus dihindari.
Anamnesis Gejala patognomonik torsio testis adalah nyeri
unilateral hebat yang mendadak dirasakan saat istirahat dan sering
disertai mual muntah.4 Mual muntah disebabkan refleks stimulasi celiac
ganglion11, merupakan gejala penting penanda efek sistemik iskemik
dalam tubuh.13
Keluhan nyeri mendadak dan hebat, baik saat istirahat, setelah
aktivitas, maupun setelah trauma. Pada anak, seringkali terlambat
17
mencari pengobatan karena beberapa faktor seperti; anak yang sulit
mengeluh, orang tua yang tidak waspada, dan meremehkan gejala.14
Keluhan serupa dengan episode intermiten merupakan tanda torsio testis
intermiten.
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan,
posisi testis abnormal, serta hilangnya refleks kremaster.4,6 Posisi
abnormal testis terjadi karena korda spermatika memendek; puntiran akan
menarik testis menjadi lebih tinggi.11 Pemeriksaan refleks kremaster
dilakukan dengan menggoreskan paha bagian dalam dan ditemukan testis
bergerak naik; hasil positif menandakan aliran darah testis yang baik; jika
ada puntiran maka akan negatif.11 Edema, indurasi, dan eritema skrotum
dapat ditemukan pada derajat berat.13
Pemeriksaan tanda Phren dilakukan dengan mengangkat testis, jika
nyeri tidak hilang menandakan keadaan torsio. Pemeriksaan tanda Phren
penting untuk membedakan nyeri disebabkan oleh torsio atau orkitis.8
Posisi torsio dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Simpul korda terpalpasi
dengan mengidentifikasi bagian atas testis dan kepala epididimis.15
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan urin dilakukan untuk menyingkirkan diagnosa infeksi
traktus urinarius pada pasien dengan nyeri akut pada skrotum. Piuria
dengan atau tanpa bakteri mengindikasikan adanya suatu proses
infeksi dan mungkin mengarah kepada epididimitis. Selain itu perlu juga
dilakukan pemeriksaan darah dan sediment urin.
Pemeriksaan Radiologi
18
Color Doppler Ultrasonography :10
1) Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat aliran darah pada arteri
testikularis.
2) Merupakan Gold Standar untuk pemeriksaan torsio testis dengan
sensitivitas 82-90% dan spesifitas 100%.
3) Pemeriksaan ini menyediakan informasi mengenai jaringan di sekitar
testis yang echotexture. Ultrasonografi dapat menemukan abnormalitas
yang terjadi pada skrotum seperti hematom, torsio appendiks dan
hidrokel.
4) Pada torsio testis, akan timbul keadaan echotexture selama 24-48 jam
dan adanya perubahan yang semakin heterogen menandakan proses
nekrosis sudah mulai terjadi.
19
Tindak lanjut image Doppler spektral dari testis kiri menunjukkan
indeks resistif tinggi, tanpa aliran diastolik (panah putih) dan hidrokel
(panah merah).
20
Gambar normal Doppler sonografi spektral dari testis kanan tanpa
gejala yang menunjukkan aliran arteri resistansi rendah. aliran
diastolik yang normal yang ditunjukkan oleh panah putih. puncak
sistolik yang normal yang ditunjukkan oleh panah merah.
21
Doppler spektral dari testis kiri menunjukkan aliran diastolik absen
(panah putih).
Pemeriksaan MRI
Gambar 3—54 tahun pria dengan testis dilatasi sisi kiri (panah)
didiagnosis dengan benar sebagai lesi mirip tumor jinak dengan
MRI. Coronal T2-weighted suppressed lemak (kiri), T1-weighted
(tengah), dan T1-weighted suppressed gadopentetate
dimeglumine-enhanced (kanan) gambar MR menunjukkan
22
intensitas sinyal tinggi pada gambar T2-weighted dengan
penampilan tubular tanpa peningkatan kontras. .
Gambar 4-51 tahun pria dengan tumor sel Leydig sisi kanan
(lingkaran). Coronal T2-weighted suppressed lemak (kiri), T1-
weighted (tengah), dan T1-weighted suppress gadopentetate
dimeglumine-enhanced (kanan) gambar MR menunjukkan lesi
testis yang secara salah ditandai sebagai lesi testis maligna
dengan MRI.
Diagnosa banding
Penatalaksanaan
1. Non-operatif
23
Dalam pelaksanaannya, detorsi manual sulit dan jarang dilakukan. Di
unit gawat darurat, pada anak dengan scrotum yang bengkak dan nyeri,
tindakan ini sulit dilakukan tanpa anestesi. Selain itu, testis mungkin tidak
sepenuhnya terdetorsi atau dapat kembali menjadi torsio tak lama setelah
pasien pulang dari RS. Sebagai tambahan, mengetahui ke arah mana
testis mengalami torsio adalah hampir tidak mungkin, yang menyebabkan
tindakan detorsi manual akan memperburuk derajat torsio.
2. Operatif
24
sangat penting. Biasanya waktu terbuang untuk pemeriksaan pencitraan,
laboratorium, atau prosedur diagnostik lain yang mengakibatkan testis tak
dapat dipertahankan.
25
f. Prognosis
Infertilitas merupakan konsekuensi jangka panjang yang harus
diperhatikan. Gangguan spermatogenesis akibat torsio testis akan
mengurangi kualitas sperma.22 Makin cepat diagnosis ditegakkan, <6
jam, prognosis dapat diselamatkannya testis akan lebih baik. Penyebab
orkidektomi terbanyak adalah terlambatnya diagnosis. Angka orkidektomi
adalah 9% pada <6 jam setelah onset dan 56% pada >6 jam.4 Iskemi
testis akan berujung pada atrofi testis.Setelah torsio, 36-39% laki-laki akan
memiliki konsentrasi sperma di bawah 20 juta/mL.9 Pada torsio unilateral,
testis kontralateral juga dapat terganggu karena cedera reperfusi-iskemik
setelah torsi-detorsi testis atau proses autoimun setelah ruptur barier
hematotestikular yang berujung pada formasi antibodi anti-sperma yang
menjadi penyebab atrofi dan infertilitas.17 Penurunan aliran darah terjadi
juga pada testis kontralateral.6 Preservasi testis dikatakan berbahaya bagi
testis kontralateral.22 Antibodi antisperma akan berkembang setelah
torsio.
26
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn.Muh Wandi
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
B. Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri perut kiri bawah dan scrotum
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang dengan keluhan Nyeri perut kiri bawah dan nyeri pada
scrotum sejak 1 hari yang lalu, pasien juga mengeluhkan bahwa
27
nyerinya ini secara terus menerus. Pasien tidak mengeluhkan adanya
demam, sakit kepala, mual dan muntah. BAB dan `BAK lancar.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
Tanda vital
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,5ºC
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Rhonchi pada kedua lapang paru0
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal , nyeri tekan (-),
hepar/lien dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, Edema (-)
D. Pemeriksaan Laboratorium
28
Pr: >45 mg/dl
Faal Hati
SGOT 32 0-35 U/I
SGPT 54 0-45 U/I
MCH 27 pg 27-31 pg
29
E. Pemeriksaan USG
30
BAB IV
KESIMPULAN
Torsio testis merupakan kasus gawat darurat pada anak dan remaja.
Diagnosis yang cepat dan tepat diperlukan karena kecepatan intervensi
sangat mempengaruhi keselamatan testis. Ultrasonografi Doppler masih
menjadi pilihan untuk diagnosis torsio testis. Satu-satunya tatalaksana
adalah detorsi. Walapun yang paling ideal adalah detorsi surgikal, klinisi
harus mengetahui teknik detorsi manual.
31
laboratorium dan pemeriksaan radiologi dengan color doppler
ultrasonography dan nuclear scintigraphy.
32
Daftar Pustaka
517-576.
Universitas Hasanuddin
5. Mardjono M., Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. ed. 15. Jakarta: Dian
Rakyat. 2012.
Pekanbaru. 2017.
10. Newbigging. J., Rang. L., Allard. R., et al. POCUS Journal; Journal
Desember 2017.
33
11. Fleischmann D. Aortic Dissection and its Complication. Department of
13. . N. Gera, P. P., Ghuge, S., Gandhi, A. et al. Chronic Type B Aortic
14. Bill, A., Aadil D., Andrew M., et al. Type 1 aortic dissection presenting
34