Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RADIOLOGI KRITIS

ANEURYSMA AORTA

DOSEN : Nurul Jannah, S.Si

Kelas A Radiologi : Kelompok 8

Mayang Saputri P121019

Rianti Mobiliu P121032

Dikna Ayudia Lantapa P121010

Reski Amelia P121031

PRODI DIII RADIOLOGI

POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR


2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Radiologi Kritis mengenai
Aneurysma Aorta

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Radiologi Kritis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Aneurysma Aorta bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Nurul Jannah, S.Si.selaku


dosen mata kuliah Radiologi Kritis yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang saya
tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 18 oktober 2022

Kelompok 8
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Aorta adalah arteri terbesar yang mengangkut darah dan oksigen dari
jantung ke seluruh tubuh. Struktur aorta dimulai pada katup aorta yang
memisahkan antara aorta dari ventrikel kiri jantung. Ventrikel kiri adalah ruang
terakhir yang dilewati darah saat bergerak menuju jantung.Tepat di atas katup
aorta, terdapat dua cabang yang dikenal sebagai koroner utama kiri dan koroner
utama kanan. Dua cabang aorta ini bertanggung jawab untuk mengangkut darah
ke otot jantung. Dari katup aorta, aorta bergerak ke atas, meluas ke sekitar tulang
rusuk kedua.Bagian ini dikenal sebagai ascending aorta. Kemudian, aorta
melengkung ke bawah dan ke kiri. Bagian ini di sebut lengkung aorta. Dari sini,
aorta berjala ke bawah tubuh hingga ke bagian terakhir yang disebut aorta
desendens.

Aorta berasal dari jantung dan memasok darah ke seluruh tubuh melalui
cabang arteri. Penyakit dalam aorta dapat menyebabkan penyempitan dan
penggelembungan arteri yang abnormal. Penyakit ini meliputi Aneurisme Aorta
dan Diseksi Aorta.

Aneurisme Aorta merujuk ke penggelembungan (pembengkakan) aorta yang


abnormal. Penggelembungan dinding aorta dapat menyebabkan aorta pecah, yang
kemudian menyebabkan pendarahan internal masif dan rasa nyeri yang parah

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah

a. Apa yang dimaksud dengan Aneurysma Aorta ?

b. Apa Etiologi Aneursma Aorta ?

c. Apa saja Gejala klinis Aneurysma Aorta ?


d. Bagaimana Patofisiologi Aneurysma Aorta ?

C. Tujuan Makalah

Dari rumusan masalah diatas maka dapat kami simpulkan tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :

a. Bertujuan agar mahasiswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan


Aneursyma Aorta

b. Bertujuan supaya mahasiswa dapat mengetahui etiologi dari Aneurysma Aorta


c. Bertujuan supaya mahasiswa dapat mengetahui apa saja gejala yang timbul
ketika seseorang menderita penyakit Aneurysma Aorta
d.Bertujuan agar mahasiswa tau bagaimana patofisiologi Aneurysma Aorta
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aneurysma Aorta

Aneurisma aorta merupakan penyakit degeneratif vaskular berupa dilatasi


arteri, baik terlokalisir maupun difusa, hingga mencapai diameter setidaknya 50%
lebih besar dari diameter normal. Ruptur aorta adalah satu kondisi medis fatal
berupa pecahnya pembuluh darah aorta akibat adanya tekanan yang sangat tinggi
baik dari dalam akibat aneurisma aorta abdominalis dan aneurisma aorta torakalis,
atau tekanan dari luar akibat trauma benda tumpul atau trauma penetrasi. Kondisi
ini akan menimbulkan syok akibat perdarahan. Dinding aorta umumnya tebal dan
kuat. Namun, pada aneurisma aorta, dinding aorta menjadi lemah sehingga tidak
bisa menahan tekanan darah di dalamnya. Akibatnya, dinding aorta akan
menggelembung. Bila pecah atau robek, aneurisma aorta dapat menyebabkan
perdarahan hingga menyebabkan kematian.
Terdapat 2 jenis aneurisma aorta, yakni:

1. Aneurisma Aorta Abdominalis: aneurisma aorta tersering. 95% muncul


di segmen infrarenal. Aneurisma aorta abdominalis bila diameter aorta >3
cm
2. Aneurisma Aorta Torakalis: diameter normal lebih besar dibanding
aorta abdominalis, pada aorta torakalis mid-descending 26-28 mm, pada
celiac axis 20-23 mm. Aneurisma aorta torakalis jika ukuran aorta >150%
ukuran normal tersebut.

Etiologi aneurisma aorta diyakini berupa proses degeneratif karena faktor


genetik dan proses penuaan. Proses degenerasi ini menyebabkan perubahan
kolagen dan elastin pada dinding aorta, yang menyebabkan kelemahan dan dilatasi
dinding aorta.

Gambar A menunjukkan aorta normal. Gambar B menunjukkan aneurisma aorta


torakalis (posisinya di belakang jantung). Gambar C menunjukkan aneurisma
aorta abdominalis yang posisinya di bawah arteri yang menyuplai darah ke ginjal.

Informasi umum

 Spesialisasi Bedah vaskular


 Tipe : Aneurisma aorta abdominalis, aneurisma aorta torakalis, aneurisma
aorta torakoabdominalis
 Penyebab : Aterosklerosis, hipertensi, trauma, infeksi aorta
 Faktor risiko : Merokok, hipertensi, diabetes melitus, riwayat keluarga
dengan aneurisma aorta, riwayat aneurisma di pembuluh darah yang lain,
usia, pria
 Aspek klinis
 Gejala dan tanda : Sebagian besar tidak bergejala. Aneurisma aorta
torakalis: nyeri dada, nyeri punggung, hoarseness, batuk, sesak napas.
Aneurisma aorta abdominalis: nyeri perut, nyeri punggung dan
selangkangan, terasa perut berdenyut di daerah pusar
 Komplikasi : Perdarahan
 Awal muncul Usia di atas 50 tahun
 Durasi Kronis
 Diagnosis Foto torak, ultrasonografi (USG), ekokardiogram, CT scan,
MRI
 Perawatan EVAR (bedah endovaskular), bedah terbuka
 Pengobatan Obat golongan statin, penyekat beta, antagonis reseptor
angiotensin II

Secara epidemiologi, aneurisma aorta abdominalis dan torakalis berbeda sebagai


berikut:

a. Onset: aneurisma aorta torakalis onsetnya ± 65 tahun sementara onset


aneurisma aorta abdominalis ± 75 tahun.
b. Gender: perbandingan laki-laki:perempuan pada aneurisma aorta torakalis
1.7:1 sementara pada aneurisma aorta abdominalis 6:1.

Penegakan diagnosis aneurisma aorta efektif dan tersering dilakukan dengan CT


scan. Tata laksana aneurisma aorta (baik abdominalis maupun torakalis)
bergantung dari ada atau tidaknya komplikasi berupa ruptur aorta. Meskipun
terdapat ruang untuk tata laksana medikamentosa, tata laksana definitif aneurisma
aorta adalah dengan pembedahan berupa endovascular surgery / stent graft
maupun operasi terbuka.

B. Etiologi Aneurysma Aorta

Etiologi aneurisma aorta berupa proses degeneratif yang berhubungan dengan


faktor genetik. Proses ini lebih sering terjadi pada populasi lanjut usia. Penuaan
menghasilkan perubahan kolagen dan elastin, yang menyebabkan melemahnya
dinding aorta dan pelebaran aneurismal. Menurut hukum Laplace, pelebaran
luminal menghasilkan peningkatan tegangan dinding dan lingkaran setan
pelebaran progresif dan tekanan dinding yang lebih besar. Sekuel patologis dari
penuaan aorta juga termasuk fragmentasi serat elastis dan nekrosis medial kistik.

Etiologi pasti aneurisma bersifat multifaktorial. Walau demikian, terdapat


kondisi yang berkaitan dengan kedua aneurisma aorta tersebut.

secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3: proses inflamasi, genetik, dan


trauma.

a. Proses Inflamasi

Proses inflamasi yang diduga terkait dengan pembentukan aneurisma aorta


antara lain disebabkan oleh aterosklerosis, arteritis, serta infeksi. Aneurisma aorta
sering ditemukan bersamaan dengan adanya aterosklerosis, namun apakah
aterosklerosis berperan terhadap terjadinya aneurisma aorta atau kebetulan terjadi
secara bersamaan masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Sementara etiologi
aneurisma aorta terkait infeksi, umumnya terbagi 2: infeksi mikotik atau sifilitik.

 Sifilis dapat menyebabkan infeksi aorta (aortitis sifilitik) yang


menyebabkan destruksi tunika media yang berlanjut pada terjadinya
aneurisma
 Aneurisma mikotik terjadi akibat infeksi oleh organisme gram
positif seperti Staphylococcus aureus atau Streptococcus viridans. Bakteri
tersebut akan menginvasi tunika intima dan media yang menyebabkan
terbentuknya abses dan pelebaran aneurisma pada pembuluh darah
b. Genetik

Faktor genetik telah diketahui berperan sebagai salah satu etiologi dari
aneurisma aorta, mengingat adanya beberapa sindroma bawaan yang erat
berhubungan dengan kejadian aneurisma aorta, seperti:

 Sindrom Marfan: terjadi abnormalitas protein struktural aorta sehingga


meningkatkan risiko aneurisma aorta, khususnya aorta torakalis
 Sindrom Ehlers-Danlos tipe IV: menyebabkan defisiensi kolagen tipe III,
sehingga berisiko terbentuk aneurisma aorta di segmen mana pun
c. Trauma

Trauma yang berhubungan dengan kejadian aneurisma aorta adalah jenis


trauma tumpul yang menyebabkan robekan subintima aorta.

1. Etiologi Aneurisma Aorta Abdominalis

Terdapat juga kondisi yang secara spesifik berhubungan dengan terjadinya


aneurisma aorta abdominalis saja:

 Penyakit kolagen-vaskular selain sindrom Ehlers-Danlos, misalnya lupus


 Nekrosis medial kistik
 Gangguan anastomosis yang menghasilkan pseudoaneurisma

Faktor Risiko

Faktor risiko aneurisma aorta, baik abdominalis maupun torakalis, relatif sama,
yaitu:

 Riwayat merokok
 Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
 Hipertensi
 Aterosklerosis
 Riwayat keluarga
 Pria usia lanjut (>65 tahun) [1,3-6]
2. Faktor Risiko Aneurisma Aorta Abdominalis

a. Faktor risiko spesifik aneurisma aorta abdominalis, antara lain:

 Perbaikan aneurisma sebelumnya atau aneurisma perifer (poplitea atau


femoralis)
 Penyakit arteri koroner
 Faktor genetik yang melibatkan lokus MHC (major histocompatibility
complex) DRB1

b. Faktor Risiko Aneurisma Aorta Torakalis

Faktor risiko spesifik aneurisma aorta torakalis, antara lain:

 Indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi


 Katup aorta bikuspid atau unikuspid

c. Faktor Risiko Komplikasi Aneurisma Aorta

Faktor risiko terjadinya ruptur pada aneurisma aorta, antara lain:

 Diameter aneurisma: semakin besar diameter aorta, akan semakin berisiko


ruptur. Secara umum, aneurisma secara bertahap membesar (0,2-0,8 mm /
tahun)
 Tekanan tinggi: tekanan tinggi pada titik tertentu di aorta cenderung akan
menjadi lokasi ruptur
 Volume aneurisma: merupakan prediktor ruptur yang lebih baik daripada
diameter aneurisma aorta

C. Gejala Klinis Aneuryma Aorta

Gejala aneurisma aorta bisa berbeda-beda, tergantung pada lokasinya. Aneurisma


aorta bisa muncul di pembuluh aorta perut (abdominal), dada (torakal) atau di
kedua pembuluhnya (torako-abdominal). Namun, aneurisma aorta di perut lebih
sering terjadi dibandingkan aneurisma di dada atau di perut dan dada.
Pada beberapa kasus, aneurisma dengan penggelembungan yang berukuran kecil
umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, jika penggelembungan
aorta makin besar, penderita akan mulai merasakan berbagai keluhan yang
tergantung dengan lokasinya.

Pada aneurisma aorta perut (abdominal), beberapa gejala yang dapat dirasakan
oleh penderitanya adalah:

 Nyeri yang terus menerus di dalam atau di bagian samping perut


 Nyeri punggung
 Sensasi berdenyut di sekitar pusar

Sementara itu, beberapa gejala aneurisma aorta pada dada (torakal) adalah:

 Batuk
 Napas pendek
 Suara serak
 Nyeri atau rasa tertekan di dada
 Nyeri punggung

Pembuluh aorta yang mengalami penggelembungan dapat pecah atau robek.


Tanda-tanda bahwa aneurisma pecah atau robek (diseksi) adalah:

 Nyeri hebat yang muncul secara tiba-tiba di perut, dada, atau punggung
 Sulit bernapas
 Tubuh terasa lemas
 Kepala berkunang-kunang
 Denyut jantung sangat cepat
 Nyeri dada ataupun nyeri perut yang semakin memberat. Nyeri biasanya
bersifat tajam.
 Muntah, keringat dingin, dan pingsan atau tidak sadarkan diri. Kondisi ini
merupakan kondisi gawat darurat dan harus segera dibawa ke fasilitas
kesehatan terdekat.
D.Patofisiologi Aneurysma Aorta

Pembentukan aneurisme timbul akibat degenerasi dan melemahnya lapisan


media arteria. Degenerasi media dapat terjadi karena keadaan-keadaan kongenital
atau di dapat, seperti arterosklerosis, atau Syndrome Marfan. Dilatasi vaskular
dapat pula terjadi akibat efek semprotan aliran darah melalui suatu plak vaskular
yang menyumbat, menimbulkan aliran turbulen di distal lesi : dilatasi paska-
stenosis ini melemahkan dinding arteria. Disamping sebab-sebab yang diketahui
ini interaksi dari berbagai macam faktor dapat menjadi predisposisi pembentukan
aneurisme. Aliran turbulen pada daerha bifurkasio dapat ikut meningkatkan
insiden aneurisme ditempat-tempat tertentu juga di kemukakan bahwa suplay darh
ke pebuluh darah melalui vasa vasorum dapat terganggu pada usia lanjut,
memperlemah lapisan media dan menjadi predisposisi pembentukan aneurisme.
Apapun penyebabnya, aneurisme akan menjadi semakin besar menurut hukum
Laplace. Tegangan atau tekanan dinding berkaitan langsung dengan radius
pembuluh darah dan tekanan intra arteria. Dengan melebarnya pembulu darah dan
penambahan radius, maka tegangan dinding pun meningkat, sehingga membuat
dilatasi dinding yang lebih lanjut. Selain itu, sebagian besar individu yang
mengalami aneurisme juga menderita ptekanan darah tinggi, penyakit ini ikut
menambah tekanan dinding dan pembesaran aneurisme. Konstribusi dari ukuran
arteria terhadap pembentukan aneurisme juga sudah dipikirkan . individu-
individu dengan arteria utama yang besar, atau arteriomegali, dan permukaan
tubuh yang luas cenderung memiliki insiden aneurisme yang lebih tinggi. Telah
diajukan bahwa peningkatan aliran darah aorta dapat berpengaruh pada
perkembangan aneurisme. Aneurisme sering membentuk lapiusan-lapisan bekuan
darah disepanjangn dindingnya akibat aliran yang lambat. Trombi mural
merupakan sumber emboli dan trombosis aneurisme spontan yang potensial.

Semua jenis aneurisma pasti meliputi kerusakan lapisan media pembuluh


darah. Hal ini mungkin disebabkan oleh kelemahan kogenital, taruma atau proses
penyakit. Apabila timbul aneurisma, maka akan selalu cenderung bertambah besar
ukurannya. Faktor resiko meliputi prediposisi genetik, merokok, dan hipertensi.
Lebih dari separuh penderita mengalami hipertensi. Terkadang pada aorta yang
mengalami penyakit aterosklerosis, dapat terjadi robekan pada intima, atau media
mengalami degenerasi, akibanya terjadi diseksi. Aneurisma diseksi sering
dihubungkan dengan hiperteni yang tidak terkontrol. Aneurisma diseksi
disebabkan oleh ruptur lapisan intima mengakbitkan darah mengalami diseksi di
lapisan media. Ruptur dapat terjadi melalui adventisia atau di dalam lumen
melalui lapisan intima, sehingga memungkinkan darah masuk kembali ke jalur
utamanya, mengakibatkan diseksi kronis atau diseksi tersebut dapat menyebabkan
oklusi cabang-cabang aorta. Kematian biasanya disebabkan oleh hematoma yang
ruptur ke luar.

E. Prosedur Pemeriksaan Aneurysma Aorta

Anerusima aorta abdominal bisa berbahaya apabila tidak segera ditangani.


Sebanyak 80 persen dari pasien AAA kehilangan nyawa karena terlambat
mendapatkan penanganan.

Di sinilah pentingnya pemeriksaan aneursima aorta abdominal. Dengan


mengetahui AAA sejak dini, dapat dilakukan upaya untuk mencegah aorta yang
melebar tersebut pecah. Pemeriksaan aneurisma aorta abdominal menggunakan
ultrasonografi (USG) merupakan prosedur yang tidak menyakitkan, cepat, dan
dapat diandalkan. Sebagian dokter bahkan menyatakan pemeriksaan AAA sejak
dini dapat mengurangi setengah dari risikonya yang mematikan.

Sebelum Pemeriksaan Aneurisma Aorta Abdominal

Tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan aneurisma aorta abdominal.


Karena Anda akan menjalani pemeriksaan menggunakan metode USG perut,
maka persiapannya tidak berbeda dengan USG perut.

Dokter akan menganjurkan untuk mengosongkan perut atau berpuasa selama 8-12
jam sebelum prosedur. Makanan dan minuman yang dikonsumsi dapat menjadi
kotoran dan urine, yang membuat gambar di USG menjadi kurang jelas.
Prosedur Pemeriksaan Aneurisma Aorta Abdominal

Perlu diketahui, pemeriksaan aneurisma aorta abdominal bisa dilakukan melalui


sejumlah metode diagnostik.

 Ultrasonografi (USG). Ini merupakan metode diagnotik AAA yang paling


umum dilakukan. USG dinilai aman, memiliki tingkat akurasi sampai 98
persen, dan tidak membutuhkan pembedahan/sayatan (noninvansif).
 Foto Rontgen. Foto Rontgen akan menunjukkan gambaran deposit kalsium
di sekitar perut akibat terbentuknya dinding aneurisma. Kelemahan
metode pemeriksaan ini adalah tidak bisa mengetahui ukuran atau
seberapa luas aneurisma berkembang.
 CT scan. CT scan dilakukan dengan sebelumnya menyuntikkan zat
pewarna khusus ke pembuluh darah. Metode diagnostik ini dipercaya
memiliki tingkat akurasi tinggi dalam menentukan ukuran atau luasnya
penyebaran aneurisma aorta. CT scan juga cukup bermanfaat untuk
mengetahui lokasi aneurisma.
 Aortogram, yaitu pemeriksaan dengan sinar X yang dikombinasikan
dengan penyuntikan zat pewarna khusus ke pembuluh darah.
 MRI. Dilakukan pada pasien yang memiliki alergi terhadap zat pewarna
khusus yang dipakai dalam CT scan dan aortogram, atau pada pasien yang
memiliki penyakit ginjal.

Sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang, dokter akan mengawalinya dengan


pemeriksaan fisik, khususnya daerah perut.

USG pada aneurisma aorta abdominal berlangsung cukup singkat, sekitar 10-15
menit. Dokter akan meminta pasien berbaring dengan nyaman di tempat tidur
sebelum memeriksa bagian abdomen (perut) pasien. Saat pemeriksaan, dokter
akan menekan perut pasien dengan alat transducer USG yang sudah diolesi gel
bening. Layar USG akan menampilkan gambar-gambar yang menunjukkan
kondisi aorta pasien.
Hasil Pemeriksaan Aneurisma Aorta Abdominal

Ada 4 kategori hasil screening AAA yang menyimpulkan ukuran diameter aorta,
yaitu:

 Normal - ukuran diameter aorta rata-rata kurang dari 3 cm. Hasil ini
menunjukkan tidak ditemukan adanya AAA.
 Kecil - hasil tes yang menunjukkan diameter aorta 3 cm-4,4cm,
menandakan adanya AAA. Pasien akan dianjurkan untuk memeriksakan
kondisi ke dokter minimal satu tahun sekali.
 Sedang - diameter aorta 4,5 cm-5,4 cm.
 Besar - diameter aorta 5,5 cm atau lebih, menandakan AAA berisiko
pecah.

Untuk kategori aorta normal hingga sedang tidak membutuhkan penanganan


khusus. Dokter hanya memberi saran-saran untuk mencegah kondisi aorta makin
besar dengan cara:

 Diet sehat.
 Berolahraga secara teratur.
 Berhenti merokok.
 Mengontrol tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah.

Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan ukuran aorta masuk kategori besar, maka
dokter akan menyarankan tindakan operasi. Tindakan operasi dilakukan untuk
memperbaiki jaringan aorta yang rusak. Metode operasi akan disesuaikan dengan
kondisi medis pasien dan kategori aneurisma yang didapat dari hasil pemeriksaan.

Ada dua metode operasi yang digunakan, yaitu operasi terbuka dan operasi
endovaskular.
 Operasi terbuka. Untuk kondisi AAA yang sudah sangat besar atau baru
pecah. Operasi ini dilakukan dengan membuat sejumlah sayatan di lapisan
perut, serta membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama.
 Operasi endovaskular. Sayatan yang diperlukan dalam operasi ini lebih
sedikit dibandingkan pada operasi terbuka. Selang plastik tipis, lembut,
dan panjang (stent graft) akan digunakan untuk menguatkan dinding-
dinding aorta yang sudah lemah.

Komplikasi Pemeriksaan Aneurisma Aorta Abdominal

Pemeriksaan aneurisma aorta abdominal, terutama dengan menggunakan


USG, dianggap aman dan jarang menimbulkan komplikasi. Hanya pada
beberapa kasus, gel yang digunakan saat pemeriksaan, dapat menimbulkan
reaksi alergi setempat pada kulit.

Sama halnya dengan CT scan, bila dilakukan sesuai dengan manfaatnya,


jarang menimbulkan komplikasi. Namun pemakaian kontras pada
pemeriksaan CT scan berisiko menimbulkan reaksi alergi pada beberapa
orang, serta berisiko menyebabkan gagal ginjal, terutama pada orang yang
sudah mengalami gangguan fungsi ginjal sebelumnya.

F. Gambaran Radiografi Aneurysma Aorta


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aneurisma aorta adalah kondisi ketika aorta membesar atau
menggembung. Aorta adalah sebutan untuk pembuluh darah besar. Akibat
kelainan itu, aorta dapat pecah dan mengancam nyawa karena perdarahan yang
terjadi. Sebab, aorta adalah pembuluh darah utama dan merupakan pemasok darah
yang penting bagi tubuh. Pecahnya aorta menyebabkan suplai darah ke seluruh
tubuh terhenti sehingga organ tak dapat berfungsi.
Dalam aneurisma aorta, umumnya pembuluh darah tidak langsung
membesar tiba-tiba. Aorta sedikit demi sedikit menjadi besar, sementara tekanan
darah di dalamnya melemah. Pembesaran aorta dapat terjadi di bagian tubuh mana
pun, tapi pada dasarnya aneurisma aorta terdiri atas dua jenis, yakni yang terjadi
di perut dan di rongga dada atau toraks.Begitu dokter mendiagnosis adanya
pembesaran aorta, pasien akan menjalani pemantauan kondisi dengan cermat.
Operasi biasanya menjadi opsi hanya kalau aneurisma pecah atau ada risiko tinggi
pecah.
B. Kritik dan Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai Aneurysma Aorta. Kami
sebagai penyusun meminta maaf masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Kami berharap pembaca memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah
ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi kami selaku penyusun pada khususnya
juga para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://heartology.id/apa-itu-aorta-ini-pengertian-dan-fungsi

https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/aneurisma-aorta

https://id.wikipedia.org/wiki/Ruptur_aorta

https://primayahospital.com/jantung/aneurisma-aorta/

https://www.halodoc.com/kesehatan/aneurisma-aorta

https://pdfslide.tips/documents/makalah-aneurisma-aorta-56878087c6733.html

https://www.alodokter.com/kenali-apa-itu-pemeriksaan-aneurisma-aorta-
abdominal

Anda mungkin juga menyukai