Anda di halaman 1dari 18

Laporan

Pendahuluan
Profesi KGD
Nama Mahasiswa :
Maelanie Handayani

Kasus/Diagnosa Medis:
Jenis Kasus : Non Trauma
(Aneurisma Aorta)
Ruangan : CICU
Kasus ke : 1

CATATAN KOREKSI PEMBIMBING

KOREKSI I KOREKSI II

(………………………..……...
(………………………………………………………) ………………………….)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

FORMULIR SISTEMATIKA
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT UNIVERSITAS FALETEHAN

1. Definisi Penyakit
Aneurisma adalah pelebaran atau menggelembungnya dinding pembuluh darah, yang
didasarkan atas hilangnya dua lapisan dinding pembuluh darah, yaitu tunika media dan
tunika intima, sehingga menyerupai tonjolan/balon, Aneurisma adalah suatu
penonjolan (pelebaran, dilatasi) pada dinding suatu arteri. Aorta adalah arteri terbesar
dalam tubuh. Aorta berasal dari jantung dan memasok darah ke seluruh tubuh melalui
cabang arteri. Penyakit dalam aorta dapat menyebabkan penyempitan dan
penggelembungan arteri yang abnormal. Penyakit ini meliputi Aneurisme Aorta dan
Diseksi Aorta. Aneurisma aorta dada atau aneurisma aorta thoracalis (Thoracic aortic
aneurysms/Syphilitic aneurysm) terjadi pada bagian dari aorta yang melewati dada.
Aneurisma aorta merupakan dilatasi dinding aorta yang sifatnya patologis,
terlokalisasi dan permanen (irreversible). Jadi kesimpulannya anorisma aorta adalah
pelebaran atau menggelembungnya dinding pembuluh darah, yang didasarkan atas
hilangnya dua lapisan dinding pembuluh darah, yaitu tunika media dan tunika intima,
sehingga menyerupai tonjolan/balon pada arteri terbesar dalam tubuh yang berasal
dari jantung dan memasok darah ke seluruh tubuh melalui cabang arteri.
Pada salah satu bentuk aneurisma torakalis yang khusus, pelebaran aorta terjadi
ditempatnya keluar dari jantung. Pelebaran ini bisa menyebabkan kelainan fungsi
katup antara jantung dan aorta (katup aorta), sehingga pada saat katup menutup, darah
kembali merembes ke jantung. Dinding aorta yang mengalami aneurisma lebih lemah
daripada dinding aorta yang normal. Oleh karena itu, karena tekanan yang begitu besar
dari darah menyebabkan dinding aorta menjadi melebar

2. Etiologi
Aneurisma aorta disebabkan oleh melemahnya dinding pembuluh aorta. Pada keadaan
yang normal, aorta memiliki dinding yang tebal. Tebalnya dinding aorta ini berguna
untuk menahan tekanan darah yang keluar dari jantung. Akan tetapi, pada beberapa
keadaan dinding aorta bisa melemah dan akhirnya mengalami penggembungan.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

Hingga saat ini, penyebab melemahnya dinding aorta belum diketahui dengan pasti.
Namun, terdapat beberapa faktor yang diduga dapat memicu pelemahan tersebut,
yaitu:
 Pengerasan arteri (aterosklerosis)
 Penyakit peradangan pada pembuluh darah (vaskulitis), seperti giant cell arteritis
dan Takayasu arteritis
 Penyakit infeksi, seperti sifilis yang tidak diobati
 Cedera pada aorta
Selain faktor pemicu, terdapat juga faktor yang berisiko menyebabkan seseorang
terkena aneurisma aorta, yaitu:
 Memiliki kebiasaan merokok
 Berusia di atas 65 tahun
 Menderita hipertensi
 Memiliki anggota keluarga yang menderita aneurisma aorta
 Berjenis kelamin pria
 Menderita penyakit aneurisma di pembuluh darah lain
 Menderita kelainan genetik, seperti sindrom Marfan

3. Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda dari penyakit ini dapat berupa :
1. hipotensi
2. syncope
3. disfungsi urin
4. disfungsi ginjal
5. nyeri di perut yang dapat menjalar ke punggung.
Manifestasi klinis umum pada aneurisma, terlepas dari tipe dan sisi:
a) Hipertensi dengan pelebaran tekanan nadi
b) Tekanan darah pada paha bawah lebih rendah dari pada tekanan darah pada
lengan. Normalnya, TD pada paha lebih tinggi dari lengan
c) Nadi perifer lemah atau asimetris

1) Aneurisma Aorta Abdominalis.


a) Aneurisma asimptomatik
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

Aneurisma ini biasanya ditemukan saat pemeriksaan fisik rutin. Lebih sering
aneurisma asimptomatik ditemukan sebagai penemuan incidental saat
pemeriksaan USG abdomen atau CT scan. Denyut perifer biasanya normal,
tetapi penyakit arteri oklusif pada renal atau ekstremitas bawah sering
ditemukan pada 25% kasus. Aneurisma arteri popliteal terdapat pada 15%
kasus pasien dengan aneurisma aorta abdominalis.
b) Aneurisma simptomatik
Nyeri mid-abdominal atau punggung bawah atau keduanya dan adanya pulsasi
aorta prominen dapat mengindikasikan pertumbuhan aneurisma yang cepat,
ruptur, atau aneurisma aorta inflamatorik. Aneurisma inflamatorik
terhitung kurang dari 5% dari aneurisma aorta dan retroperitoneal
dengan sebab yang belum diketahui. Pada pasien ini terdapat demam
ringan, peningkatan laju endap darah, dan riwayat infeksi saluran pernapasan
atas yang baru saja; pasien sering sebagai perokok aktif. Infeksi aneurisma
aorta (baik dikarenakan oleh emboli septik atau kolonisasi bakteri aorta normal
dari aneurisma yang ada) sangat jarang terjadi tetapi harus diperkirakan pada
pasien dengan aneurisma sakular atau aneurisma yang bersamaan dengan fever
of unknown origin.
c) Ruptur aneurisma
 Gejala ruptur antara lain:
 Sensasi pulsasi di abdomen
 Nyeri abdomen yang berat, tiba-tiba, persisten, atau konstan. Nyeri dapat
menjalar ke selangkangan, pantat, atau tungkai bawah.
 Nyeri pada punggung bawah yang berat, tiba-tiba, persisten, atau konstan,
dapat menjalar ke selangkangan, pantat, atau tungkai bawah
 Anxietas
 Nausea dan vomiting
 Kulit pucat
 Shock
 Massa abdomen
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

2) Aneurisma Aorta Thoracica


Manifestasi klinisnya tergantung dari besarnya ukuran, posisi aneurisma, dan
kecepatan tumbuhnya. Sebagian besar adalah asimptomatik dan ditemukan
dalam prosedur diagnostik untuk keadaan lain.
Beberapa pasien mengeluh :
 nyeri substernal, punggung, atau leher.
 dispneu,
 stridor, atau
 batuk akibat penekanan pada trakhea,
 dysphagia akibat penekanan pada esophagus,
 hoarseness akibat penekanan pada nervus laryngeus recurrent sinistra, atau
 edema leher dan lengan akibat penekanan pada vena cava superior.
 Regurgitasi aorta karena distorsi anulus valvula aortikus dapat terjadi
dengan aneurisma aorta ascenden.

4. Deskripsi Patofisiologi
Aneurisma terjadi karena pembuluh darah kekurangan elastin, kolagen, dan matriks
ekstraseluler yang menyebabkan melemahnya dinding aorta. Kekurangan komponen
tersebut bisa disebabkan oleh faktor inflamasi (aterosklerosis). Sel radang pada
dinding pembuluh darah yang mengalami aterosklerosis mengeluarkan matriks
metalloproteinase. Matriks metalloproteinase akan menghancurkan elastin dan
kolagen, sehingga persediaannya menjadi berkurang. Selain matriks metalloproteinase,
faktor lain yang berperan terjadinya aneurisma adalah plasminogen activor, serin
elastase, dan katepsin. Aneurisma akan mengakibatkan darah yang mengalir pada
daerah tersebut mengalami turbulensi. Keadaan itu menyebabkan deposit trombosit,
fibrin, dan sel – sel radang. Akibatnya, dinding aneurisma akan dilapisi trombus. Lama
kelamaan trombus berlapis tersebut akan membentuk saluran yang sama besar dengan
saluran aorta bagian proksimal dan distal. Selain itu, interaksi dari banyak faktor lain
dapat menjadi predisposisi pembentukan aneurisma pada dinding aorta. Aliran
turbulen pada daerah bifurkasio dapat ikut meningkatkan insiden aneurisma di tempat
– tempat tertentu.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

Suplai darah ke pembuluh darah melalui vasa vasorum diduga dapat terganggu pada
usia lanjut, memperlemah tunika media dan menjadi faktor predisposisi terbentuknya
aneurisma. Apapun penyebabnya, perkembangan aneurisma akan selalu progresif.
Tegangan atau tekanan pada dinding berkaitan langsung dengan radius pembuluh
darah dan tekanan intraarteri. Dengan melebar dan bertambahnya radius pembuluh
darah, tekanan dinding juga meningkat sehingga menyebabkan dilatasi dinding
pembuluh darah. Sehingga angka kejadian ruptur aneurisma juga meningkat seiring
meningkatnya ukuran aneurisma. Selain itu, sebagian besar individu yang mengalami
aneurisma juga menderita hipertensi sehingga menambah tekanan dinding dan
pembesaran aneurisma

5. Tahapan / Grade/ Tingkatan Penyakit \


Aneurisma dapat digolongkan ke dalam kelompok sebagai berikut :

1. True aneurysms
True aneurysms melibatkan pelebaran semua 3 lapis dinding pembuluh darah,
intima, media, dan adventitia
2. False aneurysms
Karena malforasi kongenital, infeksi atau hypertension, juga disebut sebagai
pseudoaneurysm, melibatkan pelebaran hanya adventitia
3. Pseudoaneurysms dapat karena trauma melibatkan intima pembuluh darah dan
sebagai komplikasi prosedur arteri percutaneuous.

untuk aneurisma aorta abdominalis, terapi biasanya ditentukan berdasarkan ukuran.

 Ukuran 3—4,4 cm : ukuran masih kecil, maka direkomendasikan dilakukan


pemeriksaan ultrasound rutin setiap tahun untuk memantau pembesaran aneurisma.
 Ukuran 4,5—5,4 cm : ukuran menengah, maka disarankan dilakukan pemeriksaan
dengan ultrasound setiap tiga bulan untuk memantau pembesaran aneurisma.
 Ukuran 5,5 cm atau lebih : ukuran besar, biasanya akan disarankan dilakukan
tindakan pembedahan untuk mencegah pembesaran lebih lanjut atau pecahnya
aneurisma.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

Untuk aneurisma aorta torakalis, pengobatan diberikan berdasarkan ukuran aneurisma,


beratnya gejala yang dialami, dan risiko pembedahan.

6. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan foto rontgen akan memperlihatkan pelebaran dari bayangan aorta
torakalis.
2) Pemeriksaan CT – Scan terutama spiral CT – Scan merupakan pemeriksaan
penting dalam mendiagnosis aneurisma aorta.
3) MRI atau USG transesofageal digunakan untuk menentukan ukuran yang pasti dari
aneurisma.
4) Aortografi biasanya digunakan untuk membantu menentukan jenis pembedahan
yang perlu dilakukan. Angiography juga menggunakan pewarna khusus
menyuntikkan ke dalam aliran darah unutk membuat dalam dari arteri muncul pada
gambar x-ray. Sebuah angiogram menunjukan jumlah kerusakan dan halangan
dalam pembuluh darah.
5) EKG, enzim jantung, dan ekokardiogram dilakukan untuk mengesampingkan
penyakit jantung sebagai penyebab nyeri dada.
6) Aortogram memastikan diagnosa aneurisma.

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap

8. Penatalaksanaan Medis/Operatif
Pembedahan bila terapi obat gagal untuk mencegah pembesaran aneurisma atau
pasien menunjukan gejala-gejala distress akut. Pembedahan meliputi eksisi dan
pengangkatan aneurisma dan pengantian dengan graf sintetik untuk memperbaiki
kontinuitas vaskular.

Beberapa jenis operasi untuk menangani aneurisma aorta adalah:

 Bedah terbuka
Operasi ini dilakukan dengan cara membuang bagian aorta yang menggelembung
dan menggantinya dengan pembuluh darah yang baru (graft).
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

 Bedah endovascular
Prosedur ini lebih tidak invasif. Operasi endovascular dilakukan dengan cara
memasang stent atau ring di bagian aneurisma dengan menggunakan kateter. Stent
berfungsi menguatkan dinding pembuluh aorta yang lemah dan mencegah
pecahnya pembuluh tersebut.

9. Terapi Farmakologis
Farmako terapi :
 Antihipertensif untuk mempertahankan tekanan sistolik pada 120mmHg atau
kurang. Misalnya labertol, nitropusid
 Propanolol (inderal) untuk menurunkan kekuatan pulsasi dalam aorta dengan
menurunkan kontraktilitas miokard.
 Terapi dengan obat (beta blocker) diberikan untuk mengurangi denyut jantung dan
tekanan darah sehingga akan mengurangi resiko pecahnya aneurisma.

10. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian

 Riwayat penyakit sekarang


 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Pemeriksaan fisik : tekanan darah, adanya perdarahan, mual dan muntah, adanya
nyeri pada arteri yang membesar, adanya distensi vena, sistem pernapasan
(dyspnea), sistem gastrointestinal (nutrisi), sistem urologi (output urine).
 Pemeriksaan Penunjang : rontgen dada, CT – Scan, MRI atau USG transesofageal,
aortografi, pemeriksaan radiologi.

Pemerikasaan Fisik (11 pola Gordon)


1. Pola Persepsi Kesehatan
 Kaji apakah klien mempunyai bakat atau bawaan lemahnya pembuluh darah
 Kaji apakah pasien mempunyai riwayat ateroklerosis
 Kaji apakah pasien mempunyai riwayat pembuluh darah
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

2. Pola Nutrisi Metabolik


 Kaji apakah nafsu makan klien berkurang
3. Pola Eliminasi
 Kaji frekuensi bab dan bak pasien
4. Pola Aktivitas dan Latihan
 Kaji apakah klien ada merasakan nyeri dan di daerah mana nyeri tersebut
 Kaji apakah klien membutuhkan bantuan orang lain saat melakukan , aktivitas
sehari-hari
 Detensi vena-vena superfisial pada dada, leher, atau lengan (menunjukkan
tekanan pada vena kava superior)
4. Pola Tidur dan Istirahat
 Kaji apakah klien mengalami insomnia
 Kaji apakah istirahat klien cukup
5. Pola Persepsi Kognitif
 Kaji mekanisme koping klien
 Kaji apakah klien ada menggunakan alat bantu pendegaran, penglihatan, cek
terakhir
 Pupil tak sama (menunujkan tekanan pada rantai simpatis servikal)
6. Pola Persepsi dan Konsep Diri
 Kaji apakah klien merasa putus asa/frustasi
7. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
 Kaji bagaimana hubungan klien dengan sesama, keluarga
9. Pola Reproduksi – Seksualitas
 Kaji apakah klien mengalami perubahan atau masalah yang berhubungan dengan
penyakit yang di derita klien
10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
 Kaji adakah gangguan penyesuain diri terhadap lingkugan dan situasi baru
 Kaji ketidakmampuan koping klien terhadap berbagai hal
11. Pola Sistem Kepercayaan
 Apakah klien menyalahkan Tuhan atas penyakit yang dideritanya
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

 Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, dan rencana


tindakan.
12. Patoflow

Arteri media melemah

Membuat peregangan pada arteri


intima & advertisia

Tekanan pada dinding arteri


meningkat

Pelebaran lebih lanjut Menekan organ


disekitar

Aneurisma membesar
kelelahan Nyeri akut

Terjadi ruptur

Intoleransi
Terjadi perdarahan aktivitas

Kematian

13.
Hipertensi
aterosklerosis Cedera kepala
MAV (Malformasi
Arteriovenosa)
↑ aliran darah
Patoflow Kerusakan ↓ autoregulasi di otak
dinding PD Arteri menerima darah dalam
Menekan dinding jumlah yang besar
pembuluh darah ↑ Volume darah di otak
Kelemahan pada
dinding PD
↓ Elastisitas
pembuluh darah

Arteri berdilatasi

Aneurisme

Pelebaran aneurisme dan tek. pada


daerah sekitar saraf kranial

Aneurisme pecah

Stroke Hemoragik

Perdarahan dlm otak atau


pada ruang subarachnoid
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

Kerusakan sirkulasi CSS Pelepasan ion-ion kalsium


dari sel-sel darah merah
yang lisis

Kerusakan sirkulasi CSS Vasospasme serebral

PK ↑ TIK ↑ TIK
↑ tahanan vaskuler

Menghalangi
aliran darah
↓ aliran darah ↓ suplay O2 di
serebral
serebral otak

Metabolism
↓ perfusi jar. Perubahan Perfusi anaerob
otak Serebral

↑ Akumulasi
Iskemia jar. otak asam laktat
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

Injury jar. otak Merangsang


reseptor nyeri

Infark (kematian) jar. otak


Nyeri (sakit)
kepala
Kerusakan serebral
Nyeri akut
14.

Perubahan sensori / Defisit neurologis Risiko cedera


perseptual

Deficit Risiko
neurologik cedera

Perubahan
sensori/persepsi
15. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

DS : faktor pencetus Nyeri akut


Mengeluh nyeri
arteri media melemah
DO :
Tampak meringis membuat peregangan pada
Gelisah arteri intima & advertisia
Frekuensi nadi meningkat
Sulit tidur tekanan pada dinding arteri
Tekanan darah meningkat meningkat
Pola nafas berubah
Nafsu makan berubah pelebaran lebih lanjut
Proses berpikir terganggu
menekan organ disekitar

nyeri akut

DS : faktor pencetus Intoleransi aktivitas

Mengeluh lelah arteri media melemah


Dyspnea setelah aktivitas
Merasa tidak nyaman membuat peregangan pada
setelah beraktivitas arteri intima & advertisia
Merasa lemah
tekanan pada dinding arteri
DO : meningkat
Frekuensi jantung
meningkat pelebaran lebih lanjut
Tekanan darah berubah
>205 dari kondisi istirahat menekan organ disekitar
Gambaran EKG bukan
normal kelelahan

intoleransi aktivitas

16. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul dan Prioritas Diagnosa


a. Nyeri akut bd agen pencedera fisiologis ditandai oleh DS DO
b. Intoleransi aktivitas bd ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
ditandai DS DO
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Diagnosa Perencanaan
No Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Nyeri akut bd agen Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri
pencedera fisiologis keperawatan selama 3x24 jam Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Nyeri merupakan pengalaman
ditandai oleh : maka tingkat nyeri menurun frekuensi kualitas, intensitas nyeri subjektif dan harus dijelaskan oleh
DS : dengan kriteria hasil : pasien. Identifikasi karakteristik nyeri
Mengeluh nyeri dan factor yang berhubungan
 Keluhan nyeri menurun
DO :  Meringis menurun merupakan suatu hal yang amat
 Tampak meringis penting untuk mengevaluasi
 Gelisah  Gelisah menurun
 Frekuensi nadi keefektifan dari terapi yang diberikan
 Kesulitan tidur menurun
meningkat
 Sulit tidur  Muntah menurun Identifikasi skala nyeri
Untuk mengetahui hasil dari tingkatan
 Tekanan darah  Mual menurun
meningkat nyeri
 Pola nafas  Frekuensi nadi membaik
berubah Identifikasi respon nyeri non verbal
 Pola napas membaik Untuk mengetahui respon yang
 Nafsu makan
berubah  Tekanan darah membaik diberikan pasien
 Proses berpikir
 Nafsu makan membaik
terganggu Identifikasi factor yang memperberat
 Pola tidur membaik Mengidentifikasi membantu
nyeri
mengetahui hal yang dapat
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

memperberat nyeri dan menghindari


hal tersebut

Kolaborasi dengan pemeriksaan Agar intervensi yang di jalankan


penunjang (Erven G. Suwangto, sesuai dan tidak merugikan pasien
Pertimbangan Klinis dalam pemilihan
Jenis Tatalaksana Terbaik untuk Pasien
Aneurisma Serebral)

Pengaturan posisi
monitor status oksigenasi sebelum dan Agar oksigenasi tetap dalam kondisi

sesudah mengubah posisi stabil setelah mengubah posisi

tempatkan pada matras dan posisi yang Agar pasien nyaman dan mengurahi

terapeutik resiko yang tidak diinginkan

ubah posisi setiap 2 jam Agar tidak terjadi luka decubitus saat
klien tidak dapat mengubah posisi
secara mandiri
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan Manajemen Energi
bd keperawatan selama 3x24 jam Monitor kelelahan fisik dan emosional Untuk mengetahui bagaimana kondisi
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

ketidakseimbangan maka toleransi aktivitas meningkat klien saat lelah dan tidak dapat
antara suplai dan dengan kriteria hasil : melakukan kegiatan, dan mengetahui
kebutuhan oksigen  Frekuensi nadi meningkat kondisi emosional klien agar
ditandai oleh :  Saturasi oksigen meningkat emosional klien tetap stabil
DS :  Jarak berjalan meningkat
Monitor pola dan jam tidur
Untuk mengetahui jam tidur dan pola
 Mengeluh lelah  Keluhan lelah menurun
 Dyspnea setelah tidur pasien terganggu atau tidak dan
 Dyspnea menurun
aktivitas terpenuhi istirahatnya atau tidak
 Merasa tidak  Perasaan lemah menurun
nyaman setelah Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
 Tekanan darah membaik
beraktivitas Untuk mengetahui saat pasien merasa
 Merasa lemah  Frekuensi napas membaik selama melakukan aktivitas
tidak nyaman selama melakukan
DO : aktivitas dan mengalihkan ke hal lain
 Frekuensi jantung
meningkat untuk meningkatkan kenyamanan
 Tekanan darah
berubah >205 dari
kondisi istirahat
 Gambaran EKG
bukan normal
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2019-2020

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keparawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Marry, dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular. Jakarta :
EGC.

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular : Pengantar dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan indicator


diagnostic. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI

PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : definisi tindakan keperawatan.


Edisi I. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI

Anonim (2008-last update), “Aneurisma Aorta Abdominalis”, (Mentorhealthcare),


Available : http://www.mentorhealthcare.com/news.php?nID=173&action=detail
(Accessed : 03 Maret 2020)

Anonim (2008-last update), “Aneurisma Aorta Torako-Abdominal”, (Website Bedah


Toraks Kardiovaskular Indonesia), Available :
http://www.bedahtkv.com/index.php?/e-Education/Vaskular/Aneurisma-Aorta-
Torako-Abdominal.html-index (Accessed : 03 Maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai