Anda di halaman 1dari 8

Aneurysm

Abdominalis
BY : MUHAMMAD RASYID,S.KEP,NS.MPH
Pengertian klasifikasi

 Aneurisma aorta merupakan penyakit degeneratif vaskular berupa


dilatasi arteri, baik terlokalisir maupun difusa, hingga mencapai
diameter setidaknya 50% lebih besar dari diameter normal

Terdapat 2 jenis aneurisma aorta, yakni:


 Aneurisma Aorta Abdominalis: aneurisma aorta tersering. 95%
muncul di segmen infrarenal. Aneurisma aorta abdominalis bila
diameter aorta >3 cm
 Aneurisma Aorta Torakalis: diameter normal lebih besar dibanding
aorta abdominalis, pada aorta torakalis mid-descending 26-28 mm,
pada celiac axis 20-23 mm. Aneurisma aorta torakalis jika ukuran
aorta >150% ukuran normal tersebut
Etiologi

 Etiologi aneurisma aorta diyakini berupa proses degeneratif karena faktor


genetik dan proses penuaan. Proses degenerasi ini menyebabkan perubahan
kolagen dan elastin pada dinding aorta, yang menyebabkan kelemahan dan
dilatasi dinding aorta.
 Etiologi pasti aneurisma bersifat multifaktorial. Walau demikian, terdapat kondisi
yang berkaitan dengan kedua aneurisma aorta tersebut, secara umum dapat
dikelompokkan menjadi 3 : proses inflamasi, genetik, dan trauma.

Secara epidemiologi, aneurisma aorta abdominalis dan torakalis berbeda sebagai


berikut:
 Onset: aneurisma aorta torakalis onsetnya ± 65 tahun sementara onset
aneurisma aorta abdominalis ± 75 tahun.
 Gender: perbandingan laki-laki:perempuan pada aneurisma aorta torakalis
1.7:1 sementara pada aneurisma aorta abdominalis 6:1
Patofisiologi

 Keduanya disebabkan oleh faktor genetik tetapi studi menunjukkan


faktor genetik keduanya tidak saling berhubungan. Studi
menunjukkan bahwa tidak ada overlap pada peta kelainan
genetik kedua jenis aneurisma tersebut. Efek kelainan genetik ini
menyebabkan munculnya aneurisma aorta berbeda antara aorta
abdominalis dan aorta torakalis.
Patofisiologi Aneurisma Aorta
Abdominalis
 Patofisiologi aneurisma aorta abdominalis diawali gangguan
protein struktural utama aorta (elastin dan kolagen) di tunika media.
Terjadi penurunan jumlah sel otot polos pada lapisan tunika media,
fragmentasi matriks ekstraselular, dan peningkatan ekspresi sitokin
proinflamasi dan matrix metalloproteinases (MMP), sehingga terjadi
inflamasi lokal kronis pada dinding aorta. Meskipun aneurisma
merupakan dilatasi pada semua lapisan dari dinding pembuluh
darah, aneurisma aorta abdominalis berawal dari degenerasi tunika
media. Oleh karena tunika media berperan dalam kekuatan
tegangan / tensile strength dan elastisitas aorta, semua proses ini
menyebabkan hilangnya integritas struktural aorta serta pelebaran
lumen pembuluh darah secara kronis.
Patofisiologi Aneurisma Aorta Torakalis

 Patofisiologi aneurisma aorta torakalis didasari perubahan


degeneratif pada dinding aorta yang menyebabkan nekrosis
medial kistik atau disebut sebagai “Erdheim’s cystic medial
necrosis”. Hal ini menyebabkan kerusakan pada kolagen dan
elastin, hilangnya sel otot polos, dan peningkatan substansi basofilik
di tunika media yang merupakan lapisan elastis aorta. Kerusakan
aorta torakalis asendens umumnya paling dipengaruhi oleh nekrosis
medial kistik, sedangkan aneurisma torakalis desendens terutama
akibat dari aterosklerosis.
Penegakan diagnosis dan
Penatalaksanan
 Penegakan diagnosis aneurisma aorta efektif dan tersering
dilakukan dengan CT scan. Tata laksana aneurisma aorta (baik
abdominalis maupun torakalis) bergantung dari ada atau tidaknya
komplikasi berupa ruptur aorta.
 Meskipun terdapat ruang untuk tata laksana medikamentosa, tata
laksana definitif aneurisma aorta adalah dengan pembedahan
berupa endovascular surgery / stent graft maupun operasi terbuka.

Anda mungkin juga menyukai