TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Penyakit arteri karotis adalah penyempitan arteri besar leher (arteri karotis),
yang merupakan pembuluh darah utama yang memasok darah yang kaya oksigen
seluruh tubuh. Ketika arteri leher menyempit atau tersumbat, kondisi ini disebut
EPIDEMIOLOGI
Stenosis karotis sering terjadi, terutama pada pasien dengan faktor risiko
vaskular atau dengan disertai penyakit arteri koroner atau perifer. Prevalensi
stenosis arteri karotis yang dilaporkan tergantung pada populasi yang diskrining,
signifikan (stenosis karotis 50%) adalah 7% pada wanita dan 9% pada pria.
(11%), mereka yang memiliki penyakit jantung yang mendasarinya (18%), dan
jenis kelamin. Dalam tinjauan sistematis terbaru dari studi berbasis populasi,
stenosis moderat (≥ 50%) ditemukan pada 4,8% pria dan 2,2% wanita lebih muda
3
dari 70 tahun. Persentase meningkat menjadi 12,5% pada pria dan 6,9% pada
wanita jika pasien yang berusia lebih dari 70 tahun dipertimbangkan.8 Data
peningkatan prevalensi dengan usia dan populasi yang menua, stenosis arteri
karotis asimptomatik dapat diharapkan menjadi sangat umum dalam praktik medis
modern.5,6
ETIOLOGI
arteri karotis dan paling sering terjadi di bifurkasio karotis. Stenosis paling sering
yang terdiri dari sel nekrotik, lemak dan kristal kolesterol. Plak dapat
menyebabkan stenosis, embolisasi dan thrombosis. Plak dapat stabil dan tidak
menimbulkan gejala, tetapi dapat juga pecah dan menjadi sumber embolisasi.
Emboli yang berasal dari plak dapat menyumbat pembuluh darah di otak, terjadi
iskemia dan menyebabkan transient ischemic stroke atau stroke. Stenosis arteri
jawab terhadap lebih dari 20-25% dalam kejadian stroke. Etiologi terjadinya
stenosis arteri karotis adalah hiperlipidemia, diabetes dan merokok. Stenosis arteri
karotis sering terjadi bersamaan dengan penyakit arteri koronaria, arteri renalis
4
KLASIFIKASI
timbulnya gejala neurologis fokal yang terjadi secara tiba-tiba dalam waktu 6
bulan dan disebabkan oleh distribusi vaskular arteri karotis. Gejala dapat bersifat
sementara (<24 jam) atau permanen dan mungkin disebabkan oleh peristiwa
hemisfer atau retina. Gejala dapat berupa amaurosis fugax, serangan iskemik
vaskular lainnya, tetapi cenderung fokal dengan 90% lesi ditemukan dalam 2
transien yaitu emboli dari plak yang terkait dengan trombus atau lainnya, debris
ateromatosa, oklusi arteri karotis trombotik akut akibat erosi atau ruptur plak, atau
progresif.10,11
pengobatan stenosis karotis, tetapi stenosis parah (70-99%) telah terbukti memberi
risiko tertinggi untuk stroke berulang atau TIA. Pilihan pengobatan saat ini untuk
vs intrakranial.
5
- Stenosis Karotis Simtomatik Ekstrakranial
yang meluas ke arteri karotis interna intrakranial dalam suatu bagian yang disebut
sebagai segmen serviks. Bukti luas, termasuk beberapa uji kontrol acak, telah
arah aliran darah ke lacerum, kavernosa, klinoid, ophthalmic, dan segmen yang
risiko vaskular dan revaskularisasi, manajemen medis intensif telah terbukti lebih
(70-99%). Teknik revaskularisasi pada populasi ini terbatas pada angioplasti dan
FAKTOR RISIKO
perkembangan lebih lanjut dari plak tersebut dapat meningkatkan tingkat stenosis.
Faktor lain yang dapat meningkatkan laju perkembangan stenosis di arteri karotis
interna adalah termasuk tekanan darah diastolik, diabetes mellitus, jenis kelamin
6
plasma yang tinggi, folat plasma yang rendah dan konsentrasi vitamin B6, dan
PATOFISIOLOGI
aterosklerotik pada dinding pembuluh darah. Penyebab lain (mis., Diseksi, sering
diamati pada pasien di bawah 55 tahun) hanya menjelaskan sebagian kecil lesi
karotis.7,8
karotis interna (ICA) dan arteri karotis eksternal (ECA). Ostium ICA paling sering
terkena, melibatkan dinding posterior luar sinus karotis, dan sering meluas ke
arteri karotis umum distal (CCA). Aterosklerosis ICA intrakranial dan cabang-
7
Diagram skematik menggambarkan seringnya penyebab stroke iskemik
pembuluh darah yang sudah dalam masa bayi dan remaja. Ada banyak faktor yang
menyebabkan kerusakan ini: hipertensi arteri, peningkatan kadar lemak darah dan
oksida, tetapi juga komponen genetik seperti ekspresi molekul adhesi sel vaskular
(VCAM-1).14,15
dinding pembuluh darah. Migrasi monosit dan adhesi di daerah kerusakan endotel
8
TANDA DAN GEJALA
Arteri karotis umumnya adalah arteri besar yang nadinya bisa dirasakan di
kedua sisi leher di bawah rahang. Di sisi kanan dimulai dari arteri
interna dan arteri karotis eksterna. Arteri karotis interna akan memasok otak , dan
arteri karotis interna memasok wajah. Percabangan ini adalah tempat umum
Plak bisa stabil dan tidak bergejala, atau bisa menjadi sumber
embolisasi. Emboli terlepas dari plak dan melakukan perjalanan melalui sirkulasi
9
Secara klinis, risiko stroke dari stenosis arteri karotis dievaluasi dengan ada atau
Serangan iskemik transien (TIA) adalah tanda peringatan, dan dapat diikuti
oleh stroke permanen yang parah, terutama dalam dua hari pertama. TIA menurut
definisi berlangsung kurang dari 24 jam dan sering berupa kelemahan atau
kehilangan sensasi anggota badan atau batang di satu sisi tubuh, atau kehilangan
penglihatan (amaurosis fugax) di satu mata. Gejala yang kurang umum adalah
DIAGNOSIS
ultrasonografi Doppler.2,4,13
kateter, tidak bisa menilai morfologi lesi, cenderung berlebihan dalam menilai
MRA dan CTA merupakan pemeriksaan non invasif dan dapat menilai
bagian servikal maupun serebral arteri karotis. Kekurangan MRA dan CTA adalah
10
stenosis dan ketersediannya yang terbatas, dan MRA merupakan kontra indikasi
pada pasien dengan klip aneurisma serebral. CTA mempunyai ketersedian yang
lebih baik, tetapi CTA menggunakan radiasi dan memerlukan kontras iodide,
arteri karotis dan lebih baik dalam menilai tingkat stenosis. USG Doppler
merupakan pemeriksaan yang paling umum dan digunakan secara luas di seluruh
Secara efektifitas biaya, USG merupakan pemeriksaan non invasif, murah dan
96%, spesifisitas 86%, nilai prediksi positif 89%, nilai prediksi negatif 94% dan
akurasi 91% untuk diagnosis stenosis berdiameter lebih besar dari 50%, sehingga
ultrasonografi Doppler adalah tidak dapat menilai arteri intra kranial, dengan
dengan leher yang pendek, tidak kooperatif, dengan selang trakheostomi atau
kateter sentral, hematom paska operasi dan pasien yang tidak bisa tidur
telentang.15,16
11
PROSEDUR PEMERIKSAAN
dari pemeriksa. Kemudian diberikan gel pada transduser atau leher. Transduser
yang dianjurkan adalah transduser linier dengan frekuensi 7 MHz atau yang
mempunyai spektrum antara 5 sampai 12 MHz. Pada pasien dengan leher yang
pendek, jika transduser linier sulit digunakan maka dapat dipakai transduser
lengkung.7,8,16
transversal, dari pangkal arteri karotis komunis di daerah supra klavikula ke arah
dan permukaan. Ekhogenisitas lesi didasarkan pada tiga struktur, yaitu darah yang
apofisis transversus vertebra servikalis atau pertemuan dinding tunika media dan
Doppler. Pemeriksaan ini berfungsi sebagai road map identifikasi arteri dan
12
transduser akan berwarna merah, sedangkan yang menjauhi transduser akan
berwarna warna biru. Aliran yang mempunyai kecepatan tinggi akan berwarna
lebih terang. Pada pemeriksaan ini batas-batas plak akan terlihat lebih jelas dan
penyempitan lumen disertai dengan warna yang lebih terang atau aliasing dan
interna dan arteri karotis komunis, dan analisa spektrum gelombang. Pengukuran
berupa puncak kecepatan sistolik arteri karotis interna (ICA PSV), kecepatan
akhir diastolik arteri karotis interna (ICA EDV) dan puncak kecepatan sistolik
arteri karotis komunis (CCA PSV). Pengukuran arteri karotis interna dilakukan di
tempat dengan penyempitan tertinggi yang berada di pertengahan lesi, yang pada
dan distal lesi. Evaluasi terhadap arteri karotis eksterna dan arteri vertebralis
spectral broadening.15,16
yang paling sempit dengan lumen normal di distalnya. Sedangkan pada metode
13
ESCT, tingkatan stenosis diukur berdasarkan perbandingan diameter tersempit
dari lumen yang tersisa dengan perkiraan lumen asli di daerah yang sama. Pada
metode ESCT, lumen yang asli tidak selalu dapat digambarkan dengan tepat,
sedangkan pada metode NASCET lumen distal bebas dari aterosklerosis, sehingga
derajat stenosis adalah puncak kecepatan sistolik arteri karotis interna (ICA PSV)
dan adanya plak pada gray-scale dan atau color Doppler. Sedangkan parameter
dengan arteri karotis komunis (ICA/CCA PSV) dan kecepatan akhir diastolik
arteri karotis interna (ICA EDV). Parameter tambahan digunakan jika lumen yang
tersisa tidak bisa tervisualisasi secara langsung dan ICA PSV dikhawatirkan tidak
penilaian visual plak dengan ICA PSV atau pada output jantung yang rendah.13,16
tingkatan stenosis karotis interna, yaitu normal, kurang dari 50%, antara 50%
sampai 69%, lebih dari 70% sampai mendekati tersumbat, mendekati tersumbat
dan tersumbat total. ICA dikatakan normal, tidak ada penyempitan, jika PSV
kurang dari 125 cm/detik dan tidak ada plak atau penebalan tunika intima yang
terlihat, dengan kriteria tambahan rasio ICA/CCA PSV kurang dari 2,0 dan ICA
EDV kurang dari 40 cm/detik. Penyempitan dikatakan kurang dari 50% jika PSV
kurang dari 125 cm/detik, dan terlihat adanya plak atau penebalan tunika intima,
14
dengan kriteria tambahan rasio ICA/CCA PSV kurang dari 2,0 dan ICA EDV
kurang dari 40 cm/detik. Penyempitan dikatakan antara 50% sampai 69% jika
PSV antara 11 cm/detik sampai 230 cm/detik, dan terlihat adanya plak atau
penebalan tunika intima, dengan kriteria tambahan rasio ICA/CCA PSV antara 2,0
sampai 4,0 dan ICA EDV antara 40 sampai 100 cm/detik. Penyempitan dikatakan
lebih dari 70%, sampai mendekati tersumbat jika PSV lebih dari 230 cm/detik,
dan terlihat adanya plak dan penyempitan lumen, pada gray-scale maupun color
Doppler, dengan kriteria tambahan rasio ICA/CCA PSV lebih dari 4,0 dan ICA
EDV lebih dari 100 cm/detik. Penyempitan dikatakan mendekati tersumbat jika
terlihat adanya lumen yang sangat sempit pada color Doppler atau power Doppler.
Parameter kecepatan tidak dapat digunakan karena nilainya dapat tinggi, rendah
atau bahkan tidak terdeteksi. Penanda hampir tersumbat adalah string sign atau
Sumbatan total harus dicurigai bila tidak terdeteksi lumen yang paten
pada gray-scale dan tidak tampak adanya aliran pada spektral, color Doppler
dipilih karena diyakini menjadi ambang batas yang digunakan oleh sebagian besar
Doppler, tetapi lebih pada pencitraan gray-scale, color Doppler dan atau power
Doppler.8,11
15
PENATALAKSANAAN
Aspirin. Dengan dosis 75 mg per hari. Obat ini diberikan untuk menghambat
agregasi platelet
Klopidogril. Dosis 75 mg per hari memiliki cara kerja sama seperti aspirin
Obat statin
endarterektomi karotis dan carotid stenting and angioplasty. Namun untuk jenis
dengan 70% sampai 99% stenosis. Pada penelitian lain manfaat endarterektomi
sebanyak 50% sampai 99 % pada pasien dengan gejala, dan lebih dari 60% pada
pasein yang tanpa gejala. Pasien dengan stenosis lebih dari 50% dan tidak
bulan, sedangkan pasien berisiko tinggi dengan plak yang terlihat dan stenosis
kurang dari 50% harus dievaluasi setiap 1 sampai 2 tahun. Pasien dengan karotis
16
normal tetapi mempunyai faktor risiko yang jelas harus dievaluasi setiap 3 sampai
5 tahun. 2,8,11
dilakukan untuk menghilangkan plak yang ada pada arteri karotis. CEA dapat
mengurangi resiko stroke bagi pasien yang memiliki masalah penyumbatan aliran
darah arteri atau memiliki tanda dan gejala stroke atau TIA. Procedure ini terbukti
aman dan mampu membantu pasien dengan masalah penyumbatan aliran darah
arteri dari resiko stroke, TIA, penyumbatan aliran darah yang berate walaupun
MRI
CT angiography.
Anastesi yang diberikan sebelum operasi biasnya ialag anastesi umum. Setelah
anastesi diberikan, dilakukan insisi pada leher pasien untuk melihat bagian yang
terdapat sumbata, setelah itu dilakukan klem pada pembuluh darah untuk
17
suplai darah dan oksigen dari arteri karotis yang sehat. Setelah itu, dokter akan
membuka arteri yang tersumbat lalu mengangkat plak yang ada dalam arteri
rumah sakit selama 2 hari. Selama masa recovery pasien mungkin akan merasakan
sakit di daerah leher, dan pasien akan mengeluh nyeri saat menelan. Oleh karena
itu dapat dipertimbangkan untuk pemasangan NGT atau pemberian obat antinyeri.
dilakuka CEA.16
terjadi berat atau ringan. Komplikasi berate ang mungkin terjadi ialah stroke
18