Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga Keuagan Islam (Syariah) merupakan salah satu
instrument yang digunakan untuk mengatur aturan-aturan dalam
menjalankan perekonomian islam. Sebagai bagian dari sistem ekonomi,
lembaga tersebut merupakan bagian dari keseluruhan sistem sosial. Yang
mana, dalam menjalankan fungsinya, Lembaga Keuangan Syariah ini tidak
akan mungkin memasukkan unsur-unsur yang diharamkan dalam agama
Islam.
Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Islam semakin
pesat. Peminatnyapun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu
terjadi karena konsep lembaga keuangan ini sangat lengkap dan juga
seimbang dalam segala aspek kehidupan.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang ingin
dijawab dan dibahas dalam tulisan ini adalah :
a. Bagaimana landasan hukum Lembaga Keuangan Islam di
Indonesia?
b. Apa pentingnya Lembaga Keuangan Syariah?
c. Apa pentingnya Perbankan Syariah?

1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan paper ini untuk mengetahui :
a. Landasan hukum Lembaga Keuangan Islam di Indonesia.
b. Pentingnya Lembaga Keuangan Syariah.
c. Pentingnya Perbankan Syariah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Hukum Lembaga Keuangan Islam


Lembaga keuangan adalah perantara yang didesain seemikian rupa
untuk mengolah bunga agar dapat menarik investasi.
Sistem ekonomi Islam diharapkan mampu mencegah terjadinya
ketidakadilan dalam penerimaan dan pembagian sumber-sumber kepuasan
yang memungknkan manusia menjalankan kewajiban kepada Allah dan
masyarakat.
Di Indonesia lembaga keuangan syariah ini mendapat pijakan
hukum yang kuat melalui UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan yang
didalamnya mengintrodusir sistem pengelolaan bank berdasarkan konsep
bagi hasil, yang kemudian ditingkat teknis pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 1992 tentang Bank berdasarkan
Prinsip Bagi Hasil.
Pedoman lembaga keuangan syariah dalam beroperasi adalah Al-
Quran surat al-Baqarah ayat 275 tentang sistem menjauhkan diri dari
unsure riba dan menetapkan system bagu hasil dan perdagangan.
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang
demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba.
Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti,
maka apa yang telah diperbolehnya dahulu menjadi miliknya dan
urusannya (terserah)kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka
mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S Al-
Baqarah:275)

2
2.2 Pentingnya Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan sebagai badan yang melakukan kegiatan-
kegiatan di bidang keuangan mempunyai peranan penting sebagai berikut:
a. Pengalihan Aset (Asset Transfer)
Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk “janji-janji untuk
membayar” atau dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak
lain dengan jangka waktu yang diatur sesuai dengan kebutuhan
peminjam. Dana pembiayaan aset tersebut diperoleh dari tabungan
masyarakat. Dengan demikian lembaga keuangan sebenarnya
hanyalah mengalihkan atau memindahkan kewajiban pemijam
menjadi suatu aset dengan keinginan penabung.proses pengalihan
kewajiban menjadi suatu aset disebut transmutasi kekayaan aset
transmutation.
b. Likuiditas (Liquidity)
Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang
tunai pada saat dibutuhkan. Beberapa sekuritas sekunder dibeli
sector usaha dan riumah tangga terutama imaksudkan untuk tujuan
likuiditas. Sekuritas sekunder seperti tabungan, deposito, sertifikat
deposito yang diterbitkan bank umum memberikan tingkat
keamanan dan likuiditas yang tinggi, di samping tambahan
pendapatan.
c. Realokasi Pendapatan (Income Reallocation)
Dalam kenyataannya di masyarakat banyak individu memiliki
penghasilan yang memadai dan menyadari bahwa di masa
mendatang mereka akan pensiun sehingga pendapatannya untuk
persiapan di masa yang akan datang. Untuk melakukan hal tersebut
pada prinsipnya mereka dapat saja membeli atau menyimpann
barang. Misalnya, tanah, rumah, dsb. Namun kepemilikan sekuritas
sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan jauh lebh baik jika
dibandingkan dengan alternatif pertama.

3
d. Transaksi (Transaction)
Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi
keuangan misainya rekeniing giro, tabungan, deposito dan
sebagainya, merupakan bagian dari sistem pembayaran. Produk-
produk tabungan tersebut dibeli oleh rumah tangga dan unit usaha
untuk mempermudah mereka melakukan penukaran barang dan
jasa. Dalam hal tertentu, unit ekonomi membeli sekuritas sekunder
(misalnya giro) untuk mempermudah penyelesaian transaksi
keuangannya sehari-hari.

2.3 Pentingnya Perbankan Syariah


Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam
pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting
and Anditing Organization for Islamic Financial Institution), sebagai
berikut:
a. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah.
b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang
dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah
dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan
sebagaimana lazimnya.
d. Pelaksana kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas
keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk
mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan,
mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bedasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa :
Landasan hukum lembaga keuangan Islam sudah diatur dalam
perundang-undangan dengan sangat baik. Dan perkembangannyapun dari
waktu ke waktu semakin pesat, meski kinerjanya masih tertingggal dari
lembaga konvensional.
Lembaga keuangan syariah memiliki peranan penting, yakni
sebagai pengalihan aset, likuiditas, realokasi pendapatan, dan transaksi.
Seperti lembaga keuangan syariah, lembaga perbankan syariahpun
memiliki peranan yang penting, yakni sebagai manajer investasi, investor,
penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, dan pelaksana
kegiatan sosial.

Anda mungkin juga menyukai