Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No.

1 januari 2019

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR


MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAWERIGADI

Gusnawati1), Anwar Bey), Hasnawati3)


1)
Alumni Jurusan Pendidikan Matematika, 2,3)Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Halu Oleo Email : watigusna62@gmail.com;
Abbey unchb@yahoo.co.id; Hasna fkip@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian expost-facto. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi yang berjumlah 40 orang yang terdiri dari 20 siswa kelas VIIIA,
20 siswa kelas VIIIB. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 siswa. Pengambilan data
dilakukan dengan dua cara yaitu tes dan angket. Tes digunakan untuk memperoleh hasil belajar
siswa. Angket digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan motivasi belajar
pada siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan: (1) Analisis deskriptif kelas VIII
SMP Negeri 1 Sawerigadi sebanyak 40 siswa pada variabel motivasi belajar diperoleh nilai rata-rata
88,10 (kategori tinggi). Sedangkan variabel hasil belajar matematika nilai rata-rata sebesar 78,20
(kriteria baik). (2) motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi, yang ditunjukan dengan
Yˆ  39,497  0,439 x , dengan koefisien determinasi yaitu 0,350 atau 35% .

Kata Kunci: motivasi belajar, hasil belajar matematika, ex-post facto

THE EFFECT OF LEARNING MOTIVATION ON THE MATHEMATICS LEARNING


OUTCOMES OF CLASS VIII STUDENTS IN 1 SAWERIGADI STATE SMP

Abstract

This research is an expost-facto study. The population of this study was all eighth grade
students of SMP Negeri 1 Sawerigadi, amounting to 40 people consisting of 20 students of
class VIIIA, 20 students of class VIIIB. The number of samples in this study were 40
students. Data retrieval is done in two ways, namely tests and questionnaires. Tests are used
to obtain student learning outcomes. Questionnaires are used to obtain data relating to student
motivation. The data analysis technique used is descriptive statistical analysis and inferential
statistics. From the results of data analysis, conclusions were obtained: (1) Descriptive
analysis of class VIII Sawerigadi State Middle School as many as 40 students in the learning
motivation variable obtained an average value of 88.10 (high category). While the
mathematics learning outcomes variable the average value is 78.20 (good criteria). (2)
learning motivation has a significant influence on the mathematics learning outcomes of class
VIII students of SMP Negeri 1 Sawerigadi, which is indicated by, with a coefficient of
determination of 0.350 or 35%.

Keywords: learning motivation, mathematics learning outcomes, ex-post facto

Gusnawati, Anwar Bey, Hasnawati | 57


Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 no. 1 januari 2019

Pendahuluan pada dirinya baik kecerdasan, minat,


perhatian, motivasi, cara belajar dan disiplin
Pendidikan adalah suatu kegiatan
belajar, sehingga akan mencapai hasil
yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan
belajar yang memuaskan.
berencana dengan maksud mengubah atau
Hasil belajar adalah suatu hasil dari
mengembangkan perilaku yang diinginkan.
upaya yang telah dikerjakan yang dapat
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
membuahkan hasil atau nilai yang maksimal.
pendidikan banyak upaya yang harus di
Masalah hasil belajar siswa dan kualitas
lakukan oleh pengajar seperti penggunaan
pendidikan sampai hari ini masih menjadi
tipe pengajaran, pendekatan, strategi dan
pokok permasalahan dalam dunia
metode pengajaran, mendorong atau
pendidikan di Kabupaten Muna Barat pada
memotivasi siswanya untuk belajar, karena
khususnya Sulawesi Tenggara pada
kesemuanya ini merupakan usaha
umumnya. Kualitas hasil belajar yang telah
identifikasi komunaksi antara guru dengan
dicapai oleh peserta didik saat ini belum
siswa dalam proses pembelajaran khususnya
mampu mengangkat kualitas pendidikan.
pembelajaran matematika.
Pentingnya kualitas pendidikan diperhatikan
Matematika merupakan ilmu dasar merupakan salah satu bagian pembangunan
yang berperan penting dalam upaya yang sangat penting dan strategis dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi memajukan Daerah Provinsi Sulawesi
sehingga matematika hendaknya dapat Tenggara (La Samutu, 2011: 1).
dikuasai oleh segenap warga Indonesia Slavin (1991) yang mengatakan
meskipun pada batas penguasaan yang bahwa motivasi merupakan salah satu
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan prasyarat yang penting dalam belajar. Bila
kemampuan masing-masing. tidak ada motivasi, maka proses
Guru memegang peranan penting dalam pembelajaran tidak akan terjadi, dan
proses belajar mengajar, karena guru motivasi dapat mempengaruhi proses dan
merupakan orang yang secara langsung hasi belajar.
memberikan materi pelajaran kepada siswa, Menurut Karso (Rasyid, 2015: 10)
sehingga siswa merupakan kunci utama mengemukakan bahwa matematika
dalam keberhasilan belajar siswa. Dalam merupakan ilmu yang berhubungan dengan
proses pembelajaran guru hendaknya penelahan bentuk-bentuk atau struktur yang
mampu mengorganisasikan materi dan abstrak diantara hubungan- hubungannya
kegiatan pembelajaran sedemikian rupa, diperlukan penguasaan tentang konsep-
sehingga tercipta suasana pembelajaran yang konsep yang terdapat dalam matematika. Hal
inovatif dan menyenangkan. Guru juga harus ini berarti matematika merupakan belajar
mampu menerapkan metode mengajar yang konsep dan struktur yang terdapat dalam
tepat yang melibatkan siswa secara aktif bahan yang sedang dipelajari serta mencari
dalam proses pembelajaran. Seorang siswa hubungan antara konsep dan struktur.
dikatakan dapat mencapai perkembangannya Kecakapan atau kemahiran
secara optimal apabila siswa dapat matematika yang diharpkan dalam
memperoleh pendidikan dan hasil belajar pembelajaran matematika mencakup: (a)
yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan pemahaman konsep, (b) prosedur, (c)
minat yang dimilikinya. penalaran dan komunikasi, (d) pemecahan
Siswa merupakan individu yang masalah, (e) menghargai kegunaan
secara langsung melakukan proses matematika. Demi kepraktisan dan
pembelajaran, sehingga siswa harus dapat kemudahan, maka aspek penilain
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan matematika dikelompokan menjadi tiga
aktif. Siswa harus mampu pula aspek yaitu: (a) pemahaman konsep, (b)
mengungkapkan gagasan-gagasan, serta penalaran dan komunikasi, dan (c)
mampu menyertakan segala aspek yang ada

58
Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No. 1 januari 2019

pemecahan masalah. (Jihad dan Haris, 2013: masih dibawah KKM yaitu sebanyak 27
148-149). siswa dari 40 siswa.
Jihad dan Haris (2013: 14) Banyak faktor yang mempengaruhi
mengemukakan bahwa Hasila belajar adalah hasil belajar siswa antara lain faktor internal
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang dan faktor eksternal siswa. Faktor internal
cenderung menetap dari ranah kognitif, berkaitan dengan motivasi, minat siswa,
afektif, dan psikomotorik dari proses belajar intelegensi, sikap, kepercayaan diri siswa
yang dilakukan dalam waktu tertentu. Untuk dan lain-lain. Sementara yang menjadi faktor
memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi eksternal adalah lingkungan sekolah,
atau penilaian yang merupakan tindak lanjut lingkungan keluarga, lingkungan
atau cara untuk mengukur tingkat masyarakat. Kualitas hasil belajar banyak
penguasaan siswa. Nana Sudjana (2009: 3) ditentukan oleh faktor guru. Guru menjadi
mendefenisiskan hasil siswa pada garda terdepan dalam mengadakan
hakekatnya adalah perubahan tingkah laku perubahan mendasar baik dalam menerapkan
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang kurikulum maupun pengembangannya.
lebih luas mencangkup bidang kognitif, Gurulah yang memegang peranan utama
afektif dan psikomotorik. Slameto (1995: 2) dalam pembelajaran dan merupakan inti dari
mengemukakan bahwa hasil belajar proses pendidikan (Moh. Uzer Usman dalam
merupakan suatu proses usaha yang Maonde, 2009: 2).
dilakukan seseorang untuk memperoleh Salah satu faktor yang menyebabkan
suatu perubahan tingkah laku yang baru hasil belajar matematika adalah motivasi
secara keseluruhan sebagai hasil belajar siswa yang masih kurang baik di
pengalamannya sendiri. Hamalik (2004: 49) dalam maupun di luar sekolah. Hal ini
mengemukakan hasil belajar sebagai tingkat terbukti bahwa pada saat guru mengajar
penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mata pelajaran matematika, ada beberapa
mengikuti proses belajar mengajar sesuai siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. dari guru, ada yang sibuk cerita dengan
Berdasarkan hasil pengamatan awal dan teman sebangkunya serta keluar masuk kelas
wawancara dengan guru matematika yang dengan alasan izin keluar.
mengajar di kelas VIII SMP Negeri 1 Sebagaimana (Sardiman, 2016: 20)
Sawerigadi yang dilakukan pada tanggal 22 belajar merupakan perubahan tingkah laku
Januari 2018, ternyata matematika adalah atau penampilan dengan serangkaian
pelajaran yang tidak disenangi oleh siswa, kegiatan, misalnya dengan membaca,
selain itu motivasi siswa masih tergolong mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
kurang untuk mengikuti kegiatan belajar di sebagainya. Belajar juga merupakan suatu
kelas, dimana ketika guru menjelaskan mata proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata,
pelajaran matematika ada siswa yang tidak proses itu terjadi di dalam diri seseorang
memperhatikan gurunya karena sibuk yang sedang mengalami belajar. Di dalam
bercerita dengan teman sebangkunya, ada belajar juga terdapat proses belajar, proses
juga siswa yang keluar masuk dengan alasan belajar ini diartikan sebagai perubahan
ingin buang air kecil, sehingga siswa masih perilaku kognitif, afektif dan psikomotor
belum maksimal pencapaiannya atau bisa yang terjadi dalam diri siswa. Belajar banyak
dikatakan hasil belajarnya masih dibawah dipengaruhi oleh motivasi, baik dari dalam
rata-rata. Berdasarkan keterangan dari Bapak maupun dari luar diri seseorang. Karena
Bahar selaku guru mata pelajaran motivasi merupakan motor penggerak yang
matematika bahwa sebagian besar hasil mendorong seseorang untuk melakukan
belajar belum mencapai nilai kriteria sesuatu termasuk belajar sehingga tujuan
ketuntasan minimal (KKM) seperti yang di belajar tercapai, maka dalam belajar
harapkan yaitu 70. Hal ini dapat dilihat dari matematika juga diperlukan motivasi yang
nilai ulangan semestar siswa kelas VIII yang tinggi agar siswa berpeluang besar

Gusnawati, Anwar Bey, Hasnawati | 59


Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 no. 1 januari 2019

memperoleh nilai matematika yang tinggi. sangat dipengaruhi oleh adanya penyediaan
Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa motivasi/dorongan dalam diri siswa untuk
dapat terlihat dari keadaan siswa pada saat mempelajari matematika. Hal ini sering
mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu ditemui beberapa kesukaran yang dialami
tugas pendidikan sekolah yang utama seorang guru dalam memotivasi siswanya
sekarang adalah menanamkan motivasi yang adalah tidak adanya pendekatan atau teknik
kuat dari anak untuk belajar terus menerus tertentu untuk dapat memotivasi peserta
sepanjang hidupnya, memberikan didik dengan cara yang sama atau dengan
keterampilan pada peserta didik untuk secara hasil yang sama. Motivasi dapat
cepat dan mengembangkan daya adaptasi dilaksanakan dengan cara pemberian umpan
yang besar dalam diri peserta didik. Semua balik terhadap siswa baik secara kelompok
itu perlu dikondisikan agar peserta didik maupun secara klasikal. Pemberian umpan
termotivasi, karena bagaimanapun juga balik ini diharapkan agar siswa selalu siap
motivasi merupakan faktor yang sangat dan senang dalam menerima proses
menentukan dan berfungsi menimbulkan, pembelajaran, terutama dalam pembelajaran
mendasari dan mengarahkan perbuatan matematika.
belajar. Atas dasar pemikiran tersebut maka
Permasalahan yang sering muncul penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dalam kegiatan belajar mengajar adalah yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar
rendahnya hasil belajar siswa, khususnya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
pada pelajaran matematika. Kehadiran Kelas VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi”.
faktor-faktor psikologis dalam belajar Sardiman (2008: 75) sendiri
matematika memberikan peran yang cukup mengungkapkan bahwa motivasi belajar
penting karena memberikan kemudahan adalah keseluruhan daya penggerak didalam
dalam upaya pencapaian tujuan belajar diri siswa yang menimbulkan kegiatan
secara optimal, salah satu faktor psikologis belajar, yang menjamin kelangsungan
adalah motivasi, seseorang akan berhasil kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dalam belajar apabila pada dirinya ada dikehendaki oleh subyek belajar dapat
keinginan untuk belajar. Sehingga menurut tercapai. Motivasi yang menyebabkan siswa
Hamzah (2009) motivasi merupakan melakukan kegiatan belajar dapat timbul dari
dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang dalam dirinya sendiri maupun dari luar
untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dirinya. Sejalan dengan pendapat tersebut,
dicapainya. Crhistine (2000: 1) mengungkapkan bahwa
Motivasi adalah suatu kekuatan atau motivasi adalah apa yang kita rasakan waktu
tenaga atau suatu keadaan yang kompleks kita digerakkan untuk mengambil tindakan
dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk yang kita inginkan. Oleh Winkel (1996:
bergerak kearah tujuan tertentu. Mengenai 151), motivasi adalah daya penggerak
peran penting motivasi dalam proses belajar didalam diri seseorang untuk melakukan
dikemukakan oleh Slavin (1991) yang aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
mengatakan bahwa motivasi merupakan tujuan tertentu.
salah satu prasyarat yang penting dalam Berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar. Bila tidak ada motivasi, maka proses belajar disebabkan beberapa faktor yang
pembelajaran tidak akan terjadi, dan mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
motivasi dapat mempengaruhi proses dan Selanjutnya Slameto (2010: 54)
hasi belajar. mengemukakan faktor-faktor yang
Salah satu masalah yang dihadapi mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai
guru untuk menyelenggarakan pembelajaran berikut.
adalah bagaimana memotivasi dan 1. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam
menumbuhkan dalam diri siswa secara diri individu yang sedang belajar. Faktor
efektif. Keberhasilan suatu pembelajaran intern terdiri dari:

60
Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No. 1 januari 2019

a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,
catat tubuh). tindak mengajar diakhiri dengan proses
b. Faktor psikologis (intelegensi, evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
perhatian, minat, bakat, motif, belajar merupakan berakhirnya penggal dan
kematangan dan kesiapan). puncak proses belajar. Soedijarto (1997: 49)
c. Faktor kelelahan. mendefenisikan hasil belajar adalah tingkat
2. Faktor ekstern yaitu faktor yang yang ada penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam
diluar individu yang sedang belajar. mengikuti program belajar mengajar sesuai
Faktor ekstern terdiri dari: dengan tujuan pendidikan yang telah
a. Faktor keluarga (cara orang tua ditetapkan. Hal ini senada dengan
mendidik, relasi antara anggota Suryabrata (1999: 49) yang mengungkapkan
keluarga, suasana rumah, keadaan bahwa hasil belajar merupakan salah satu
ekonomi keluarga, pengertian orang ukuran tingkat keberhasilan siswa setelah
tua, dan latar belakang kebudayaan). menjalani proses belajar. Dimana untuk
b. Faktor sekolah (metode mengajar, mengungkapkan pihak guru atau
kurikulum, relasi guru dengan siswa, pembimbing biasanya menggunakan alat
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu penilaian atau tes yang betul-betul
sekolah, standar pelajaran di atas diharapkan dapat mendeteksi seberapa besar
ukuran, keadaan gedung, metode tingkat penguasaan siswa terhadap pelajaran
belajar, dan tugas rumah). yang telah diberikan.
c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa Dari beberapa uaraian di atas dapat
dalam masyarakat, mass media, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
teman bergaul, dan bentuk kehidupan dasar yang digunakan untuk menentukan
masyarakat. tingkat keberhasilan siswa menguasai suatu
Menurut Arikunto (2002: 133) materi pelajaran. Manusia melakukan
mengatakan “hasil belajar adalah hasil akhir kegiatan belajar dengan berbagai macam
setelah mengalami proses belajar, perubahan cara sesuai dengan keadaan. Bila seseorang
itu tampak dalam perbuatan yang dapat telah melakukan kegiatan belajar maka
diamati dan dapat diukur”. Hasil belajar ini dalam dirinya akan terjadi perubahan-
merefleksikan keleluasan, kedalaman, dan perubahan yang yang merupakan pernyataan
kompleksitas (secara bergradasi) dan perbuatan belajar, pernyataan ini disebut
digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan hasil belajar.
dengan teknik penilaian tertentu. Perbedaan Jadi hasil belajar matematika adalah
tentang kompetensi dan hasil belajar terdapat tolak ukur atau patokan yang menentukan
pada batasan dan patokan kinerja siswa yang tingkat keberhasilan siswa dalam
dapat diukur. Menurut Nana Sudjana (2005: mengetahui dan memahami suatu materi
38) hasil belajar yang dicapai oleh siswa di pelajaran matematika setelah mengalami
pengaruhi dua faktor utama yakni faktor pengalaman belajar yang dapat diukur
dalam diri siswa itu dan faktor yang datang melalui tes.
dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Donald (Sardiman 2008: 90)
Faktor yang datang dari siswa terurtama berpendapat bahwa motivasi adalah
kemampuan yang dimilikinya. Faktor perubahan energi dalam diri seseorang yang
kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya ditandai dengan munculnya rasa/feeling dan
terhadap hasil belajar yang dicapai. didahului dengan tanggapan terhadap adanya
Disamping faktor kemampuan yang dimiliki tujuan
siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi Motivasi ekstrinsik adalah hal atau
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor keadaan yang datang dari luar individu
fisik dan psikis. Dymiati dan Mudjiono siswa, yang mendorongnya untuk melakukan
(2013 :3) berpendapat bahwa hasil belajar kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak ini merupakan suatu dorongan yang secara

Gusnawati, Anwar Bey, Hasnawati | 61


Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 no. 1 januari 2019

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, dapat berupa sanksi yang diberikan kepada
misalnya siswa rajin belajar untuk anak didik sesuai dengan kesalahan atau
memperoleh hadiah yang telah dijanjikan pelanggaran di hari mendatang.
oleh orang tuanya. Pujian atau hadiah,
peraturan atau tata tertib sekolah, suri Metode
tauladan orang tua, guru dan lain-lain penelitian yang digunakan adalah ex
merupakan contoh konkrit dari motivasi post facto. Musfiqun (2012: 68)
ekstrinsik yang dapat mendorong siswa mengemukakan bahwa penelitian dengan
untuk belajar. pendekatan ex post facto adalah penelitian
Menurut Sardiman (2008: 92) ada yang mencari hubungan sebab akibat yang
beberapa cara untuk meningatkan motivasi tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan oleh
dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu: peneliti. Berbeda dengan penelitian
(1)Memberi Nilai Angka dimaksud adalah eksperimen, yang variabelnya didesain dan
sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas dimanipulasi oleh peneliti.
belajar anak didik yang diberikan sesuai populasi adalah keseluruhan objek
hasil yang telah mereka peroleh dari hasil penelitian (2008: 115). Populasi dalam
penilaian guru yang biasanya terdapat di penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas
dalam buku rapor sesuai jumlah mata VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi yang
pelajaran yang diprogramkan dalam berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 20
kurikulum.(2) Hadiah adalah memberikan siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐴 dan 20 siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐵 .
sesuatu kepada anak didik yang berprestasi Jadi sampel dalam penelitian ini adalah
berupa uang beasiswa, buku tulis, alat tulis seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
atau buku bacaan lainnya yang dikumpulkan Sawerigadi yang berjumlah 40 orang.
dalam sebuah kotak terbungkus dengan rapi, Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
untuk memotivasi anak didik agar senantiasa satu variabel bebas yakni motivasi belajar
mempertahankan prestasi belajarnya.(3) (X), dan satu variabel terikat yakni hasil
Kompetisi adalah persaingan yang belajar matematika (Y). Untuk melihat
digunakan sebagai alat memotivasi untuk gambaran hubungan antara kedua variabel
mendorong anak didik agar mereka dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam
bergairah belajar, baik dalam bentuk desain penelitian berikut:
individu maupun kelompok untuk
menjadikan proses belajar mengajar yang X Y
kondusif. (4) Pujian yang diucapkan pada
waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai Gambar 1. Desain Penelitian
alat motivasi. Dengan pujian yang diberikan Keterangan: X = Motivasi Belajar
akan membesarkan jiwa anak didik dan akan Y = Hasil Belajar
lebih bergairah belajar bila hasil Matematika
pekerjaannya dipuji dan diperhatikan, tetapi Instrumen yang digunakan dalam
pujian harus diberikan secara merata kepada penelitian ini adalah perangkat tes yang
anak didik sebagai individu bukan kepada terdiri dari tes motivasi belajar siswa
yang cantik atau yang pintar. Dengan begitu berbentuk angket dan tes hasil belajar
anak didik tidak akan antipasti terhadap matematika berbentuk soal pilihan ganda.
guru, tetapi merupakan teladan yang Tes motivasi belajar siswa terdiri dari 23
disenangi dan dikagumi. (5) Hukuman butir pernyataan, dimana pada penelitian ini
Meskipun hukuman sebagai reinforcement peneliti melakukan uji coba pada instrument
yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan angket motivasi belajar dan tes hasil belajar
tepat dan bijak akan merupakan alat matematika terdiri dari 20 butir soal yang
motivasi yang baik dan efektif. Hukuman dipanelis valid semua kemudian di uji
mendidik bertujuan memperbaiki sikap dan cobakan yang valid tinggal 12 butir soal.
perbuatan anak didik yang dianggap salah

62
Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No. 1 januari 2019

Validitas tes hasil belajar matematika hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai
dihitung dengan menggunakan rumus aiken, r-kritis (r-tabel) pada taraf signifikansi α =
yaitu: 0,05. Kriteria pengujiannya adalah jika

Vi 
 ni i  i 0 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti butir tersebut valid.
N c  1 Aiken
Sebaliknya jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir
tersebut tidak valid (Ahiri dan Hafid, 2011:
(Patih, 2012: 36) 251). Setelah dilakukan validasi dengan uji
Keterangan : coba instrument motivasi belajar pada siswa
Vi kelas VIII1 SMP Negeri 1 Barangka, maka
: validitas isi
ni : jumlah panelis yang butir angket yang valid adalah 23 butir
angket.
memilih i
Berdasarkan hasil analisis uji
i : skor pilihan setiap butir
validitas berdasarkan uji coba angket
instrumen
motivasi belajar pada lampiran 11, tampak
i0 : skor paling rendah bahwa dari 33 butir angket yang diberikan,
yaitu 1 terdapat 23 butir angket yang dinyatakan
N : jumlah penelis valid dan 10 butir angket yang tidak valid.
c : skor pilihan yang Sedangkan analisis uji validitasnya hasil
tertinggi yaitu 5 belajar matematika pada lampiran 13
Validitas tiap butir kuesioner disiplin diketahui bahwa hasil dari 20 butir soal yang
belajar siswa ditentukan oleh nilai 𝑉𝑖 dengan diberikan terdapat 12 butir soal yang
kriteria pengujian, jika 𝑉𝑖 > 0,60 maka dinyatakan valid dan 8 butir soal yang tidak
butir tersebut valid dan jika 𝑉𝑖 ≤ 0,60 maka valid.
butir tersebut tidak valid. Rumus yang digunakan untuk
Hasil analisis validitas instrumen mengetahui reliabilitas hasil belajar
berdasarkan uji coba angket yang dilakukan matematika berdasarkan penilaian panelis
di SMP Negeri 1 Barangka. Uji coba dan angket motivasi belajar berdasarkan uji
dilakukan kepada 20 orang siswa kelas VIII1. coba adalah dengan menggunakan rumus
Validitas angket motivasi belajar dihitung Alpha Cronbach, yaitu sebagai berikut.
 n   si 
dengan metode pearson product moment 2

dengan mengkorelasikan antara skor yang rit    1 


didapat siswa pada butir angket dengan skor  n  1  st2 
total yang didapat. Rumus yang digunakan (Jihad, Asep & Abdul Haris,
yaitu sebagai berikut. 2012:180)
Dengan:
𝑟𝑋𝑌 = n = Banyaknya item
𝑁 𝑋𝑌− 𝑋 ( 𝑌) 2
𝑁 𝑋2− 𝑋 2 𝑁 𝑌2− 𝑌 2
si = Jumlah
(Lestari&Yudhanegara, 2015: varians skor tiap item
2
193) st = Varians
Keterangan: skor total
rxy = Koefisien korelasi antara variabel Rumus mencari varians adalah:
X dan Variabel Y
 x 2
N
X
= banyak subjek
= Skor item
x  n 2

s2 
Y = Skor total n
Semakin tinggi 𝑟𝑥𝑦 suatu butir Interpretasi nilai rit mengacu pada
instrumen semakin tinggi konstribusi butir pendapat Guilford dalam Jihad dan
itu dalam mengukur sasaran ukurnya Haris (2012) yang dapat dilihat pada
(variabel yang diukur). Selanjutnya hasil- tabel berikut.

Gusnawati, Anwar Bey, Hasnawati | 63


Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 no. 1 januari 2019

Tabel 1.
Intepretasi Reliabilitas
Besarnya nilai r Interpretasi
rit ≤ 0,20 Sangat rendah
0,20 <rit ≤ 0,40 Rendah
0,40 <rit ≤ 0,70 Sedang
0,70 <rit≤ 0,90 Tinggi
0,90 <rit ≤ 1,00 Sangat tinggi
(Jihad & Haris, 2012: 180)
Berdasarkan tabel interpretasi dahulu menginformasikan pada setiap kelas
reliabilitas, dapat disimpulkan bahwa untuk persiapan mengisi angket dan
reliabilitas instrumen reliabel jika rit > 0,40 mempelajari materi yang memuat tes hasil
dan tidak reliabel jika rit < 0,40. belajar, Adapun materi tersebut adalah
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas materi tentang pola bilangan dan statistik
pada lampiran 11, dapat diambil kesimpulan yang berbentuk soal pilihan ganda.
bahwa instrumen motivasi belajar reliabel Analisis data dalam penelitian ini
dengan interpretasi reliabilitasnya berada menggunakan analisis deskriptif dan analisis
pada 0,70 ≤ r < 0,90 sehingga reliabilitasnya inferensial. Analisis deskriptif digunakan
dikatakan tinggi. Artinya instrumen tersebut untuk mendeskriptifkan karakteristik data
dapat dipakai sebagai alat ukur untuk dapat masing-masing kelompok dan analisis
mengukur tingkat motivasi belajar siswa. inferensial digunakan untuk menguji
Sedangkan untuk hasil analisis reliabilitas hipotesis dengan menggunakan statistik
pada instrumen hasil belajar matematika regresi linear sederhana. Analisis deskriptif
berdasarkan uji panelis yaitu terdapat pada digunakan untuk mendeskripsikan data
lampiran 12 dan diperoleh koefisien penelitian yang diperoleh berupa perolehan
reliabilitas (rit) sebesar 0,716 sesuai dengan skor rata-rata, median, modus, standar
kriteria interpretasi reliabilitas yakni, 0,70 < deviasi, varians, nilai maksimum dan nilai
rit ≤ 0,90 sehingga reliabilitasnya berada minimum. Analisis deskriptif ini dilakukan
pada kategori tinggi. Dan hasil analisis pada kedua variabel penelitian, yaitu
reliabilitas berdasarkan uji coba pada motivasi belajar dan hasil belajar
lampiran 13, diperoleh nilai koefisien matematika. Sedangkan Analisis inferensial
reliabiltas dengan menggunakan Microsoft digunakan untuk pengujian hipotesis
Excel dan Aplikasi SPSS adalah sebesar penelitian. Namun, sebelum dilakukan uji
(𝑟𝑖𝑡 ) 0,514 sesuai dengan kriteria interpretasi hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji
reliabilitas yakni, 0,40 < rit ≤ 0,70 sehingga prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
reliabilitasnya berada pada kategori sedang. linearitas. Uji normalitas data digunakan
Jadi soal-soal tersebut dinyatakan reliabel. untuk mengetahui apakah data yang
Artinya instrumen tersebut dapat dipakai diperoleh dalam penelitian ini berasal dari
sebagai alat ukur untuk dapat mengukur populasi berdistribusi normal atau tidak.
hasil belajar matematika siswa. Pengujian normalitas data menggunakan uji
Teknik yang digunakan untuk Kolmogrov-Smirnov dengan bantuan
mengumpulkan data dalam penelitian ini program SPSS. Sedangkan Uji linearitas
adalah pemberian angket dan pemberian tes. digunakan untuk mengetahui apakah
Angket diberikan untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa dan hasil belajar
motivasi belajar siswa dan tes digunakan matematika mempunyai hubungan garis
untuk mengukur hasil belajar matematika linear. Uji linearitas pada penelitian ini
siswa. Sebelum peneliti masuk memberikan menggunakan program SPSS.
angket ataupun tes dikelas, guru matematika
yang mengajar dikelas tersebut terlebih

64
Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No. 1 januari 2019

Hasil Berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan


olahan SPSS diperoleh data motivasi belajar
Ukuran statistik data diperoleh dari
dan hasil belajar matematika kelas VIII yang
analisis data motivasi belajar siswa dan tes
disajikan pada Tabel 2 berikut:
hasil belajar matematika yang dilaksanakan
terhadap sampel yang berjumlah 40 orang,
Tabel 2.
Analisis Deskriptif Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi
Statistics
X Y
N Valid 40 40
Missing 0 0
Mean 88.10 78.20
Median 89.50 75.00
Mode 73 83
Std. Deviation 12.764 9.482
Variance 162.913 89.908
Minimum 51 66
Maximum 107 100
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan Tabel 2, variabel motivasi nilai 88,10 mewakili keseluruhan distribusi


belajar dapat dijelaskan dari sampel yang motivasi belajar siswa pada kelas VIII dan
diambil sebanyak 40 siswa bahwa skor rata- nilai 78,20 mewakili keseluruhan distribusi
rata (mean) yang diperoleh sebesar 88,10 nilai hasil belajar matematika siswa kelas
dengan median 89,50. Nilai modus sebesar VIII. Rendahnya standar deviasi yang
73, sedangkan skor tertinggi (nilai diperoleh menunjukkan bahwa data tiap
maksimum) diperoleh sebesar 107, skor individu berkisar dinilai rata-rata. Dimana
terendah (nilai minimum) sebesar 51dengan semakin kecil nilai standar deviasi yang
standar deviasi 12,764. Pada variabel hasil diperoleh maka semakin kecil pula jarak tiap
belajar matematika dari 40 siswa diperoleh individu terhadap rata-rata. Nilai standar
nilai rata-rata (mean) sebesar 78,20 dengan deviasi yang diperoleh lebih kecil
median 75. Nilai modus sebesar 83 dibandingkan nilai rata-rata sehingga nilai
sedangkan skor tertinggi (nilai maksimum) rata-rata yang diperoleh dapat digunakan
diperoleh sebesar 100 skor terendah (nilai sebagai representasi dari keseluruhan data.
minimum) sebesar 66 dengan standar deviasi Hal ini karena nilai setiap individu
9,482. Nilai rata-rata yang diperoleh pada mendekati nilai rata-rata.
kedua variabel tersebut menunjukkan bahwa

Gusnawati, Anwar Bey, Hasnawati | 65


Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 no. 1 januari 2019

Tabel 3.
Hasil Analisis Statistik Uji Normalitas Data
untuk Variabel X dan Variabel Y
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X Y
N 40 40
a
Normal Parameters Mean 88.10 78.20
Std. Deviation 12.764 9.482
Most Extreme Absolute .091 .169
Differences Positive .069 .157
Negative -.091 -.169
Kolmogorov-Smirnov Z .573 1.067
Asymp. Sig. (2-tailed) .897 .205
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 3. dapat dilihat bahwa uji normalitas dengan menggunakan uji
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov untuk variabel hasi
Kolmogrov-Smirnov untuk variabel motivasi belajar matematika (Y) diperoleh nilai
belajar (X) diperoleh nilai signifikansi signifikansi sebesar 0,205. Nilai signifikansi
sebesar 0,897.Nilai signifikansi tersebut tersebut lebih besar dari nilai α (0,205
lebih besar dari nilai α (0,897 0,05). 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa H0 diterima atau dengan kata lain
H0 diterima atau dengan kata lain pada taraf pada taraf kepercayaan 95%, data hasil
kepercayaan 95%, data motivasi belajar belajar matematika berdistribusi normal.
berdistribusi normal. Selanjutnya, uji

Tabel 4.
Hasil Analisis Statistik Uji Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficient
s

B Std. Error Beta

(Constant) 39,497 8,649 4,567 ,000


1
x ,439 ,097 ,591 4,521 ,000

a. Dependent Variable: y

Hasil analisis uji regresi Tabel 4, diperoleh motivsi belajar meningkat satu satuan, maka
nilai konstan sebesar 39,497 dan nilai nilai hasil belajar akan meningkat sebesar
koefisien motivasi belaajar sebesar 0,439. 0,439 satuan dengan nilai konstanta 39,497.
Hal ini dapat dibuat persamaan fungsi Selain itu diperoleh nilai signifikan sebesar
taksiran regresinya adalah Ŷ = 39,497 + 0,000 dengan α = 0,05 karena 0,000 < 0,05
0,439 X. ini berarti bahwa kenaikan variabel maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat

66
Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No. 1 januari 2019

disimpulkan bahwa motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa


mempunyai pengaruh yang signifikan kelas VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi.

Tabel 5
Koefisien Determinasi
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of


Square the Estimate

1 ,591a ,350 ,333 7,746

a. Predictors: (Constant), x

Dari tabel 5. diperoleh bahwa besarnya ini menyebabkan penguasaan matematika


pengaruh variabel motivasi belajar terhadap siswa pada proses pembelajaran dipengaruhi
hasil belajar matematika siswa kelas VIII oleh motivasinya menguasai konsep
SMP Negeri 1 Sawerigadi dapat diketahui matematika sebelumnya. Hal ini
melalui besarnya koefisien determinasi (R2) mengakibatkan motivasi belajar siswa sangat
yang dinyatakan dalam persentase. bergantung pada penguasaan konsep dasar
Hasilnya sebagai berikut: matematika yang telah mereka peroleh
R2 = (0,591)2 × 100% dijenjang Sekolah dasar.
= 0,350 × 100 Penelitian ini diambil sampel
= 35% sebanyak 40 siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat Sawerigadi. Berdasarkan hasil analisis
disimpulkan bahwa besarnya kontribusi deskriptif kelas VIII dari 40 siswa diperoleh
variable motivasi belajar terhadap hasil skor rata-rata (mean) motivasi belajar
belajar matematika siswa adalah 35% dan sebesar 88,10 ini berarti berdasarkan table
selebihnya yang 65% dipengaruhi oleh frekuensi motivasi belajar siswa kelas VIII
faktor lain. berada pada kategori tinggi. Dengan standar
deviasi 12,764. Nilai median 89,50 artinya
Pembahasan setengah dari keseluruhan siswa kelas VIII
nilai motivasi belajar diatas 89,50 dan
Motivasi belajar adalah keseluruhan setengah lagi dibawah 89,50. Nilai modus
daya penggerak di dalam diri siswa yang sebesar 73, artinya jumlah motivasi belajar
menimbulkan kegiatan belajar, yang yang paling banyak nilainya sebesar
menjamin kelangsungan dari kegiatan 73.Sedangkan skor tertinggi (nilai
belajar dan memberikan arah pada kegiatan maksimum) diperoleh sebesar 107, artinya
belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dari semua data yang diperoleh siswa nilai
oleh subyek belajar itu dapat tercapai.. tertinggi adalah 107. Untuk nilai minimum
Hasil belajar matematika adalah tolak ukur sebesar 51, artinya dari semua data yang
atau patokan yang menentukan tingkat diperoleh siswa dengan skor terendahnya
keberhasilan siswa dalam mengetahui dan adalah 51.
memahami suatu materi pelajaran Pada variabel hasil belajar
matematika setelah mengalami pengalaman matematika dari 40 siswa diperoleh nilai
belajar yang dapat diukur melalui tes. rata-rata (mean) sebesar 78,20 ini berarti dari
Konsep-konsep matematika tersusun secara hasil belajar matematika siswa kelas VIII
hierarkis, konsep yang satu menjadi dasar termasuk pada kriteria cukup. Dengan
untuk mempelajari konsep selanjutnya. Sifat standar deviasi 9,482. Nilai median 75, nilai

Gusnawati, Anwar Bey, Hasnawati | 67


Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 no. 1 januari 2019

modus sebesar 83, artinya jumlah nilai hasil Sawerigadi untuk sampel memiliki
belajar siswa yang paling banyak nilainya hubungan yang linear.
sebesar 83. Sedangkan nilai tertinggi (nilai Hasil analisis uji regresi tabel 4.6 diperoleh
maksimum) diperoleh sebesar 100 dan nilai nilai konstan sebesar 39,497 dan
minimum sebersar 66. nilai koefisien motivasi belajar sebesar
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa 0,439. Hal ini dapat dibuat fungsi taksiran
motivasi belajar keseluruhan siswa kelas 

VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi terdiri atas regresinya adalah Y = 39,497 + 0,439x. Ini
10 siswa (25%) motovasi belajar berkategori berarti bahwa kenaikan variabel motivasi
sangat tinggi, 21 siswa (52,5%) motovasi belajar meningkat 1 satuan, maka nilai hasil
belajarberkategori tinggi, dan 9 siswa belajar akan meningkat sebesar 0,439 satuan
(22,5%) motovasi belajar berkategori dengan nilai konstanta 39,497. Selain itu
sedang. Berdasarkan hal ini dapat dikatakan diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000
bahwa secara keseluruhan dari perolehan dengan α = 0,05 karena 0,000 < 0,05 maka
nilai siswa untuk tes motovasi belajar yang H0 ditolak. Dengan demikian dapat
dilakukan tergolong kategori tinggi karena disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
memiliki persentase terbesar dibanding mempunyai pengaruh yang signifikan
dengan kategori-kategori lainnya. terhadap hasil belajar matematika siswa
Distribusi frekuensi hasil belajar matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi.
siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
1 Sawerigadi menunjukan bahwa dari 40 sebesar 35,%, ini berarti bahwa 35%
siswa kelas VIII, siswa yang hasil belajarnya sumbangan yang terjadi pada hasil belajar
sangat baik sebanyak 6 siswa (15%), siswa matematika siswa dipengaruhi oleh motivasi
yang hasil belajarnya baik sebanyak 13 belajar siswa, selebihnya 65% dipengaruhi
siswa (32,5%), siswa yang hasil belajarnya oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam
cukup sebanyak 11 siswa (27,5%) dan yang penelitian ini. Selain itu, diperoleh nilai
hasil belajarnya kurang sebanyak 10 siswa signifikan sebesar 0,000 dengan α = 0,05.
(25%). Berdasarkan hal ini dapat dikatakan Karena p = 0,000 < α = 0,05 maka H0
bahwa secara keseluruhan dari perolehan ditolak. Dengan ditolaknya H0 maka dapat
nilai siswa untuk tes hasil belajar disimpulkan bahwa motivasi belajar
matematika yang dilakukan tergolong mempunyai pengaruh yang signifikan
kategori baik karena memiliki persentase terhadap hasil belajar matematika siswa
terbesar dibanding dengan kategori-kategori kelas VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi.
lainnya. Penelitian ini berhasil menemukan
Pengaruh motivasi belajar terhadap bahwa motivasi belajar berpengaruh positif
hasil belajar matematika siswa kelas VIII terhadap hasil belajar matematika siswa.
SMP Negeri 1 Sawerigadi diperoleh dengan Bentuk pengaruh motivasi belajar dengan
melakukan uji hipotesis menggunakan hasil belajar matematika adalah pengaruh
analisis regresi linear sederhana. Namun, positif yang ditunjukkan dengan nilai-nilai
sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih regresi yang bertanda positif. Hal ini dapat

dahulu dilakukan uji normalitas data dan uji dilihat pada persamaan regresi Y = 39,497 +
linearitas data. Hasil uji normalitas data 0,439x. Dari fungsi tafsiran regresi tersebut
menggunakan uji kolmogorov-smirnov, data terlihat bahwa nilai konstanta 39,497
motivasi belajar dan hasil belajar merupakan nilai hasil belajar matematika
matematika pada keseluruhan siswa kelas siswa tanpa ditunjang oleh motivasi belajar.
VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi untuk sampel Sedangkan koefisien arah regresi x sebesar
berdistribusi normal. Hasil uji linearitas 0,439 menunjukkan motivasi belajar
antara motivasi belajar dan hasil belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 matematika. Dengan demikian, dapat
dijelaskan bahwa jika variabel motivasi

68
Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No. 1 januari 2019

belajar meningkat, maka akan diikuti dengan Saran


meningkatnya hasil belajar matematika Berdasarkan hasil penelitian, maka
siswa. Demikian sebaliknya, jika variabel peneliti menyarankan:
motivasi belajar menurun, maka akan diikuti 1. Motivasi belajar siswa kelas VIII SMP
dengan menurunnya hasil belajar Negeri 1 Sawerigadi tahun pelajaran
matematika siswa. 2018/2019 semester ganjil masih kurang,
Pengujian berdasarkan analisis statistik uji oleh karena itu perlu ditingkatkan lagi
regresi linear sederhana menunjukkan bahwa agar hasil belajar yang diperoleh juga
motivasi belajar mempunyai konstribusi meningkat.
positif yang signifikan terhadap hasil belajar 2. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII
matematika. Dengan signifikannya pengaruh SMP Negeri 1 Sawerigadi masih kurang,
motivasi belajar tersebut, secara teoritis maka guru harus selalu memberi
siswa yang memiliki motivasi yang baik motivasi atau mendorong siswa sebelum
akan memperoleh hasil belajar matematika proses belajar mengajar untuk mengikuti
yang meningkat. Hal ini sesuai dengan teori proses pembelajaran dengan serius
yang dikemukakan oleh Arbain bahwa sehingga siswa mau belajar matematika
motivasi belajar dapat memberikan dan mendapatkan hasil belajar
konstribusi dalam upaya mencapai tujuan matematika yang memuaskan. Siswa
belajar matematika secara optimal. Artinya yang mempunyai motivasi belajar yang
siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik, maka siswa tersebut akan
baik menjadi indikator utama untuk mempunyai hasil belajar matematika
mengukur hasil belajar matematika. yang baik pula.

Simpulan dan Saran


Daftar Pustaka
Simpulan Abdul Haris, Asep Jihad.( 2013). Evaluasi P
Berdasarkan hasil penelitian dan embelajaran,Yogyakarta: Multi
pembahasan, maka diperoleh beberapa Pressindo.
kesimpulan sebagai berikut. Abdul Halim. (2009). Akuntansi sector
1. Analisis deskriptif kelas VIII SMP Publik Keuangan Daerah, Edisi
Negeri 1 Sawerigadi sebanyak 40 siswa Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
pada variabel motivasi belajar diperoleh Hudoyo, H. (1988). Strategi Belajar
nilai rata-rata 88,10 (kategori tinggi). Mengajar Matematika. Jakarta:
Nilai maksimum 107 dan nilai minimum DepDikbud.
51 dengan standar deviasi 12,764. Hamzah B. Uno. (2009). Teori Motivasi dan
Sedangkan variabel hasil belajar pengukurannya (Analisis di Bidang
matematika nilai rata-rata sebesar 78,20 Pendidikan). Jakarta: PT Bumi
(kriteria baik). Nilai maksimum 100 dan Aksara.
nilai minimum 66 dengan standar Jihad Asep & Abdul Haris. (2012). Evaluasi
deviasi 9,482 Pembelajaran. Yogyakarta : Multi
2. Motivasi belajar mempunyai pengaruh Persindo.
yang signifikan terhadap hasil belajar La Samutu. (2011). Pengaruh Model
matematika siswa kelas VIII SMP Pembelajaran Kooperatif dan
Negeri 1 Sawerigadi, yang ditunjukan Umpan Balik Penilaian Terhadap

Hasil Belajar Matematika (Studi
dengan Y = 39,497 + 0,439x, dengan
Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII
koefisien determinasi yaitu 0,350 atau
SMP Negeri 1 Lawa) Kabupaten
35%.
Muna. Kendari: Universitas Halu
Oleo.

Gusnawati, Anwar Bey, Hasnawati | 69


Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 no. 1 januari 2019

Suherman, dkk.(2003). Strategi Belajar Sardiman.(2000). Interaksi Dan Motivasi Be


Mengajar Metematika. Jakarta: lajar Mengajar. Jakarta: Raja
Universitas Terbuka. Grafindo Persada.
Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Sudjana.( 2001).Penilaian Hsil Belajar
Belajar Mengajar. Jakarta: Jakarta: Mengajar. PT Remaja Rosda karya:
Raja Grafindo Persada. Bandung.
Sardiman, A.M. (2016). Interaksi dan Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Kuantitatif, Kualitatifdan R&D.
Rajawali Pers Bandung: Alfabeta.

70

Anda mungkin juga menyukai