8247 23186 1 PB PDF
8247 23186 1 PB PDF
1 januari 2019
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian expost-facto. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi yang berjumlah 40 orang yang terdiri dari 20 siswa kelas VIIIA,
20 siswa kelas VIIIB. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 siswa. Pengambilan data
dilakukan dengan dua cara yaitu tes dan angket. Tes digunakan untuk memperoleh hasil belajar
siswa. Angket digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan motivasi belajar
pada siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan: (1) Analisis deskriptif kelas VIII
SMP Negeri 1 Sawerigadi sebanyak 40 siswa pada variabel motivasi belajar diperoleh nilai rata-rata
88,10 (kategori tinggi). Sedangkan variabel hasil belajar matematika nilai rata-rata sebesar 78,20
(kriteria baik). (2) motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi, yang ditunjukan dengan
Yˆ 39,497 0,439 x , dengan koefisien determinasi yaitu 0,350 atau 35% .
Abstract
This research is an expost-facto study. The population of this study was all eighth grade
students of SMP Negeri 1 Sawerigadi, amounting to 40 people consisting of 20 students of
class VIIIA, 20 students of class VIIIB. The number of samples in this study were 40
students. Data retrieval is done in two ways, namely tests and questionnaires. Tests are used
to obtain student learning outcomes. Questionnaires are used to obtain data relating to student
motivation. The data analysis technique used is descriptive statistical analysis and inferential
statistics. From the results of data analysis, conclusions were obtained: (1) Descriptive
analysis of class VIII Sawerigadi State Middle School as many as 40 students in the learning
motivation variable obtained an average value of 88.10 (high category). While the
mathematics learning outcomes variable the average value is 78.20 (good criteria). (2)
learning motivation has a significant influence on the mathematics learning outcomes of class
VIII students of SMP Negeri 1 Sawerigadi, which is indicated by, with a coefficient of
determination of 0.350 or 35%.
58
Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No. 1 januari 2019
pemecahan masalah. (Jihad dan Haris, 2013: masih dibawah KKM yaitu sebanyak 27
148-149). siswa dari 40 siswa.
Jihad dan Haris (2013: 14) Banyak faktor yang mempengaruhi
mengemukakan bahwa Hasila belajar adalah hasil belajar siswa antara lain faktor internal
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang dan faktor eksternal siswa. Faktor internal
cenderung menetap dari ranah kognitif, berkaitan dengan motivasi, minat siswa,
afektif, dan psikomotorik dari proses belajar intelegensi, sikap, kepercayaan diri siswa
yang dilakukan dalam waktu tertentu. Untuk dan lain-lain. Sementara yang menjadi faktor
memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi eksternal adalah lingkungan sekolah,
atau penilaian yang merupakan tindak lanjut lingkungan keluarga, lingkungan
atau cara untuk mengukur tingkat masyarakat. Kualitas hasil belajar banyak
penguasaan siswa. Nana Sudjana (2009: 3) ditentukan oleh faktor guru. Guru menjadi
mendefenisiskan hasil siswa pada garda terdepan dalam mengadakan
hakekatnya adalah perubahan tingkah laku perubahan mendasar baik dalam menerapkan
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang kurikulum maupun pengembangannya.
lebih luas mencangkup bidang kognitif, Gurulah yang memegang peranan utama
afektif dan psikomotorik. Slameto (1995: 2) dalam pembelajaran dan merupakan inti dari
mengemukakan bahwa hasil belajar proses pendidikan (Moh. Uzer Usman dalam
merupakan suatu proses usaha yang Maonde, 2009: 2).
dilakukan seseorang untuk memperoleh Salah satu faktor yang menyebabkan
suatu perubahan tingkah laku yang baru hasil belajar matematika adalah motivasi
secara keseluruhan sebagai hasil belajar siswa yang masih kurang baik di
pengalamannya sendiri. Hamalik (2004: 49) dalam maupun di luar sekolah. Hal ini
mengemukakan hasil belajar sebagai tingkat terbukti bahwa pada saat guru mengajar
penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mata pelajaran matematika, ada beberapa
mengikuti proses belajar mengajar sesuai siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. dari guru, ada yang sibuk cerita dengan
Berdasarkan hasil pengamatan awal dan teman sebangkunya serta keluar masuk kelas
wawancara dengan guru matematika yang dengan alasan izin keluar.
mengajar di kelas VIII SMP Negeri 1 Sebagaimana (Sardiman, 2016: 20)
Sawerigadi yang dilakukan pada tanggal 22 belajar merupakan perubahan tingkah laku
Januari 2018, ternyata matematika adalah atau penampilan dengan serangkaian
pelajaran yang tidak disenangi oleh siswa, kegiatan, misalnya dengan membaca,
selain itu motivasi siswa masih tergolong mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
kurang untuk mengikuti kegiatan belajar di sebagainya. Belajar juga merupakan suatu
kelas, dimana ketika guru menjelaskan mata proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata,
pelajaran matematika ada siswa yang tidak proses itu terjadi di dalam diri seseorang
memperhatikan gurunya karena sibuk yang sedang mengalami belajar. Di dalam
bercerita dengan teman sebangkunya, ada belajar juga terdapat proses belajar, proses
juga siswa yang keluar masuk dengan alasan belajar ini diartikan sebagai perubahan
ingin buang air kecil, sehingga siswa masih perilaku kognitif, afektif dan psikomotor
belum maksimal pencapaiannya atau bisa yang terjadi dalam diri siswa. Belajar banyak
dikatakan hasil belajarnya masih dibawah dipengaruhi oleh motivasi, baik dari dalam
rata-rata. Berdasarkan keterangan dari Bapak maupun dari luar diri seseorang. Karena
Bahar selaku guru mata pelajaran motivasi merupakan motor penggerak yang
matematika bahwa sebagian besar hasil mendorong seseorang untuk melakukan
belajar belum mencapai nilai kriteria sesuatu termasuk belajar sehingga tujuan
ketuntasan minimal (KKM) seperti yang di belajar tercapai, maka dalam belajar
harapkan yaitu 70. Hal ini dapat dilihat dari matematika juga diperlukan motivasi yang
nilai ulangan semestar siswa kelas VIII yang tinggi agar siswa berpeluang besar
memperoleh nilai matematika yang tinggi. sangat dipengaruhi oleh adanya penyediaan
Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa motivasi/dorongan dalam diri siswa untuk
dapat terlihat dari keadaan siswa pada saat mempelajari matematika. Hal ini sering
mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu ditemui beberapa kesukaran yang dialami
tugas pendidikan sekolah yang utama seorang guru dalam memotivasi siswanya
sekarang adalah menanamkan motivasi yang adalah tidak adanya pendekatan atau teknik
kuat dari anak untuk belajar terus menerus tertentu untuk dapat memotivasi peserta
sepanjang hidupnya, memberikan didik dengan cara yang sama atau dengan
keterampilan pada peserta didik untuk secara hasil yang sama. Motivasi dapat
cepat dan mengembangkan daya adaptasi dilaksanakan dengan cara pemberian umpan
yang besar dalam diri peserta didik. Semua balik terhadap siswa baik secara kelompok
itu perlu dikondisikan agar peserta didik maupun secara klasikal. Pemberian umpan
termotivasi, karena bagaimanapun juga balik ini diharapkan agar siswa selalu siap
motivasi merupakan faktor yang sangat dan senang dalam menerima proses
menentukan dan berfungsi menimbulkan, pembelajaran, terutama dalam pembelajaran
mendasari dan mengarahkan perbuatan matematika.
belajar. Atas dasar pemikiran tersebut maka
Permasalahan yang sering muncul penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dalam kegiatan belajar mengajar adalah yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar
rendahnya hasil belajar siswa, khususnya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
pada pelajaran matematika. Kehadiran Kelas VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi”.
faktor-faktor psikologis dalam belajar Sardiman (2008: 75) sendiri
matematika memberikan peran yang cukup mengungkapkan bahwa motivasi belajar
penting karena memberikan kemudahan adalah keseluruhan daya penggerak didalam
dalam upaya pencapaian tujuan belajar diri siswa yang menimbulkan kegiatan
secara optimal, salah satu faktor psikologis belajar, yang menjamin kelangsungan
adalah motivasi, seseorang akan berhasil kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dalam belajar apabila pada dirinya ada dikehendaki oleh subyek belajar dapat
keinginan untuk belajar. Sehingga menurut tercapai. Motivasi yang menyebabkan siswa
Hamzah (2009) motivasi merupakan melakukan kegiatan belajar dapat timbul dari
dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang dalam dirinya sendiri maupun dari luar
untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dirinya. Sejalan dengan pendapat tersebut,
dicapainya. Crhistine (2000: 1) mengungkapkan bahwa
Motivasi adalah suatu kekuatan atau motivasi adalah apa yang kita rasakan waktu
tenaga atau suatu keadaan yang kompleks kita digerakkan untuk mengambil tindakan
dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk yang kita inginkan. Oleh Winkel (1996:
bergerak kearah tujuan tertentu. Mengenai 151), motivasi adalah daya penggerak
peran penting motivasi dalam proses belajar didalam diri seseorang untuk melakukan
dikemukakan oleh Slavin (1991) yang aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
mengatakan bahwa motivasi merupakan tujuan tertentu.
salah satu prasyarat yang penting dalam Berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar. Bila tidak ada motivasi, maka proses belajar disebabkan beberapa faktor yang
pembelajaran tidak akan terjadi, dan mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
motivasi dapat mempengaruhi proses dan Selanjutnya Slameto (2010: 54)
hasi belajar. mengemukakan faktor-faktor yang
Salah satu masalah yang dihadapi mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai
guru untuk menyelenggarakan pembelajaran berikut.
adalah bagaimana memotivasi dan 1. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam
menumbuhkan dalam diri siswa secara diri individu yang sedang belajar. Faktor
efektif. Keberhasilan suatu pembelajaran intern terdiri dari:
60
Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No. 1 januari 2019
a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,
catat tubuh). tindak mengajar diakhiri dengan proses
b. Faktor psikologis (intelegensi, evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
perhatian, minat, bakat, motif, belajar merupakan berakhirnya penggal dan
kematangan dan kesiapan). puncak proses belajar. Soedijarto (1997: 49)
c. Faktor kelelahan. mendefenisikan hasil belajar adalah tingkat
2. Faktor ekstern yaitu faktor yang yang ada penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam
diluar individu yang sedang belajar. mengikuti program belajar mengajar sesuai
Faktor ekstern terdiri dari: dengan tujuan pendidikan yang telah
a. Faktor keluarga (cara orang tua ditetapkan. Hal ini senada dengan
mendidik, relasi antara anggota Suryabrata (1999: 49) yang mengungkapkan
keluarga, suasana rumah, keadaan bahwa hasil belajar merupakan salah satu
ekonomi keluarga, pengertian orang ukuran tingkat keberhasilan siswa setelah
tua, dan latar belakang kebudayaan). menjalani proses belajar. Dimana untuk
b. Faktor sekolah (metode mengajar, mengungkapkan pihak guru atau
kurikulum, relasi guru dengan siswa, pembimbing biasanya menggunakan alat
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu penilaian atau tes yang betul-betul
sekolah, standar pelajaran di atas diharapkan dapat mendeteksi seberapa besar
ukuran, keadaan gedung, metode tingkat penguasaan siswa terhadap pelajaran
belajar, dan tugas rumah). yang telah diberikan.
c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa Dari beberapa uaraian di atas dapat
dalam masyarakat, mass media, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
teman bergaul, dan bentuk kehidupan dasar yang digunakan untuk menentukan
masyarakat. tingkat keberhasilan siswa menguasai suatu
Menurut Arikunto (2002: 133) materi pelajaran. Manusia melakukan
mengatakan “hasil belajar adalah hasil akhir kegiatan belajar dengan berbagai macam
setelah mengalami proses belajar, perubahan cara sesuai dengan keadaan. Bila seseorang
itu tampak dalam perbuatan yang dapat telah melakukan kegiatan belajar maka
diamati dan dapat diukur”. Hasil belajar ini dalam dirinya akan terjadi perubahan-
merefleksikan keleluasan, kedalaman, dan perubahan yang yang merupakan pernyataan
kompleksitas (secara bergradasi) dan perbuatan belajar, pernyataan ini disebut
digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan hasil belajar.
dengan teknik penilaian tertentu. Perbedaan Jadi hasil belajar matematika adalah
tentang kompetensi dan hasil belajar terdapat tolak ukur atau patokan yang menentukan
pada batasan dan patokan kinerja siswa yang tingkat keberhasilan siswa dalam
dapat diukur. Menurut Nana Sudjana (2005: mengetahui dan memahami suatu materi
38) hasil belajar yang dicapai oleh siswa di pelajaran matematika setelah mengalami
pengaruhi dua faktor utama yakni faktor pengalaman belajar yang dapat diukur
dalam diri siswa itu dan faktor yang datang melalui tes.
dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Donald (Sardiman 2008: 90)
Faktor yang datang dari siswa terurtama berpendapat bahwa motivasi adalah
kemampuan yang dimilikinya. Faktor perubahan energi dalam diri seseorang yang
kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya ditandai dengan munculnya rasa/feeling dan
terhadap hasil belajar yang dicapai. didahului dengan tanggapan terhadap adanya
Disamping faktor kemampuan yang dimiliki tujuan
siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi Motivasi ekstrinsik adalah hal atau
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor keadaan yang datang dari luar individu
fisik dan psikis. Dymiati dan Mudjiono siswa, yang mendorongnya untuk melakukan
(2013 :3) berpendapat bahwa hasil belajar kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak ini merupakan suatu dorongan yang secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, dapat berupa sanksi yang diberikan kepada
misalnya siswa rajin belajar untuk anak didik sesuai dengan kesalahan atau
memperoleh hadiah yang telah dijanjikan pelanggaran di hari mendatang.
oleh orang tuanya. Pujian atau hadiah,
peraturan atau tata tertib sekolah, suri Metode
tauladan orang tua, guru dan lain-lain penelitian yang digunakan adalah ex
merupakan contoh konkrit dari motivasi post facto. Musfiqun (2012: 68)
ekstrinsik yang dapat mendorong siswa mengemukakan bahwa penelitian dengan
untuk belajar. pendekatan ex post facto adalah penelitian
Menurut Sardiman (2008: 92) ada yang mencari hubungan sebab akibat yang
beberapa cara untuk meningatkan motivasi tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan oleh
dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu: peneliti. Berbeda dengan penelitian
(1)Memberi Nilai Angka dimaksud adalah eksperimen, yang variabelnya didesain dan
sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas dimanipulasi oleh peneliti.
belajar anak didik yang diberikan sesuai populasi adalah keseluruhan objek
hasil yang telah mereka peroleh dari hasil penelitian (2008: 115). Populasi dalam
penilaian guru yang biasanya terdapat di penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas
dalam buku rapor sesuai jumlah mata VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi yang
pelajaran yang diprogramkan dalam berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 20
kurikulum.(2) Hadiah adalah memberikan siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐴 dan 20 siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐵 .
sesuatu kepada anak didik yang berprestasi Jadi sampel dalam penelitian ini adalah
berupa uang beasiswa, buku tulis, alat tulis seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
atau buku bacaan lainnya yang dikumpulkan Sawerigadi yang berjumlah 40 orang.
dalam sebuah kotak terbungkus dengan rapi, Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
untuk memotivasi anak didik agar senantiasa satu variabel bebas yakni motivasi belajar
mempertahankan prestasi belajarnya.(3) (X), dan satu variabel terikat yakni hasil
Kompetisi adalah persaingan yang belajar matematika (Y). Untuk melihat
digunakan sebagai alat memotivasi untuk gambaran hubungan antara kedua variabel
mendorong anak didik agar mereka dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam
bergairah belajar, baik dalam bentuk desain penelitian berikut:
individu maupun kelompok untuk
menjadikan proses belajar mengajar yang X Y
kondusif. (4) Pujian yang diucapkan pada
waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai Gambar 1. Desain Penelitian
alat motivasi. Dengan pujian yang diberikan Keterangan: X = Motivasi Belajar
akan membesarkan jiwa anak didik dan akan Y = Hasil Belajar
lebih bergairah belajar bila hasil Matematika
pekerjaannya dipuji dan diperhatikan, tetapi Instrumen yang digunakan dalam
pujian harus diberikan secara merata kepada penelitian ini adalah perangkat tes yang
anak didik sebagai individu bukan kepada terdiri dari tes motivasi belajar siswa
yang cantik atau yang pintar. Dengan begitu berbentuk angket dan tes hasil belajar
anak didik tidak akan antipasti terhadap matematika berbentuk soal pilihan ganda.
guru, tetapi merupakan teladan yang Tes motivasi belajar siswa terdiri dari 23
disenangi dan dikagumi. (5) Hukuman butir pernyataan, dimana pada penelitian ini
Meskipun hukuman sebagai reinforcement peneliti melakukan uji coba pada instrument
yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan angket motivasi belajar dan tes hasil belajar
tepat dan bijak akan merupakan alat matematika terdiri dari 20 butir soal yang
motivasi yang baik dan efektif. Hukuman dipanelis valid semua kemudian di uji
mendidik bertujuan memperbaiki sikap dan cobakan yang valid tinggal 12 butir soal.
perbuatan anak didik yang dianggap salah
62
Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No. 1 januari 2019
Validitas tes hasil belajar matematika hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai
dihitung dengan menggunakan rumus aiken, r-kritis (r-tabel) pada taraf signifikansi α =
yaitu: 0,05. Kriteria pengujiannya adalah jika
Vi
ni i i 0 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti butir tersebut valid.
N c 1 Aiken
Sebaliknya jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir
tersebut tidak valid (Ahiri dan Hafid, 2011:
(Patih, 2012: 36) 251). Setelah dilakukan validasi dengan uji
Keterangan : coba instrument motivasi belajar pada siswa
Vi kelas VIII1 SMP Negeri 1 Barangka, maka
: validitas isi
ni : jumlah panelis yang butir angket yang valid adalah 23 butir
angket.
memilih i
Berdasarkan hasil analisis uji
i : skor pilihan setiap butir
validitas berdasarkan uji coba angket
instrumen
motivasi belajar pada lampiran 11, tampak
i0 : skor paling rendah bahwa dari 33 butir angket yang diberikan,
yaitu 1 terdapat 23 butir angket yang dinyatakan
N : jumlah penelis valid dan 10 butir angket yang tidak valid.
c : skor pilihan yang Sedangkan analisis uji validitasnya hasil
tertinggi yaitu 5 belajar matematika pada lampiran 13
Validitas tiap butir kuesioner disiplin diketahui bahwa hasil dari 20 butir soal yang
belajar siswa ditentukan oleh nilai 𝑉𝑖 dengan diberikan terdapat 12 butir soal yang
kriteria pengujian, jika 𝑉𝑖 > 0,60 maka dinyatakan valid dan 8 butir soal yang tidak
butir tersebut valid dan jika 𝑉𝑖 ≤ 0,60 maka valid.
butir tersebut tidak valid. Rumus yang digunakan untuk
Hasil analisis validitas instrumen mengetahui reliabilitas hasil belajar
berdasarkan uji coba angket yang dilakukan matematika berdasarkan penilaian panelis
di SMP Negeri 1 Barangka. Uji coba dan angket motivasi belajar berdasarkan uji
dilakukan kepada 20 orang siswa kelas VIII1. coba adalah dengan menggunakan rumus
Validitas angket motivasi belajar dihitung Alpha Cronbach, yaitu sebagai berikut.
n si
dengan metode pearson product moment 2
s2
Y = Skor total n
Semakin tinggi 𝑟𝑥𝑦 suatu butir Interpretasi nilai rit mengacu pada
instrumen semakin tinggi konstribusi butir pendapat Guilford dalam Jihad dan
itu dalam mengukur sasaran ukurnya Haris (2012) yang dapat dilihat pada
(variabel yang diukur). Selanjutnya hasil- tabel berikut.
Tabel 1.
Intepretasi Reliabilitas
Besarnya nilai r Interpretasi
rit ≤ 0,20 Sangat rendah
0,20 <rit ≤ 0,40 Rendah
0,40 <rit ≤ 0,70 Sedang
0,70 <rit≤ 0,90 Tinggi
0,90 <rit ≤ 1,00 Sangat tinggi
(Jihad & Haris, 2012: 180)
Berdasarkan tabel interpretasi dahulu menginformasikan pada setiap kelas
reliabilitas, dapat disimpulkan bahwa untuk persiapan mengisi angket dan
reliabilitas instrumen reliabel jika rit > 0,40 mempelajari materi yang memuat tes hasil
dan tidak reliabel jika rit < 0,40. belajar, Adapun materi tersebut adalah
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas materi tentang pola bilangan dan statistik
pada lampiran 11, dapat diambil kesimpulan yang berbentuk soal pilihan ganda.
bahwa instrumen motivasi belajar reliabel Analisis data dalam penelitian ini
dengan interpretasi reliabilitasnya berada menggunakan analisis deskriptif dan analisis
pada 0,70 ≤ r < 0,90 sehingga reliabilitasnya inferensial. Analisis deskriptif digunakan
dikatakan tinggi. Artinya instrumen tersebut untuk mendeskriptifkan karakteristik data
dapat dipakai sebagai alat ukur untuk dapat masing-masing kelompok dan analisis
mengukur tingkat motivasi belajar siswa. inferensial digunakan untuk menguji
Sedangkan untuk hasil analisis reliabilitas hipotesis dengan menggunakan statistik
pada instrumen hasil belajar matematika regresi linear sederhana. Analisis deskriptif
berdasarkan uji panelis yaitu terdapat pada digunakan untuk mendeskripsikan data
lampiran 12 dan diperoleh koefisien penelitian yang diperoleh berupa perolehan
reliabilitas (rit) sebesar 0,716 sesuai dengan skor rata-rata, median, modus, standar
kriteria interpretasi reliabilitas yakni, 0,70 < deviasi, varians, nilai maksimum dan nilai
rit ≤ 0,90 sehingga reliabilitasnya berada minimum. Analisis deskriptif ini dilakukan
pada kategori tinggi. Dan hasil analisis pada kedua variabel penelitian, yaitu
reliabilitas berdasarkan uji coba pada motivasi belajar dan hasil belajar
lampiran 13, diperoleh nilai koefisien matematika. Sedangkan Analisis inferensial
reliabiltas dengan menggunakan Microsoft digunakan untuk pengujian hipotesis
Excel dan Aplikasi SPSS adalah sebesar penelitian. Namun, sebelum dilakukan uji
(𝑟𝑖𝑡 ) 0,514 sesuai dengan kriteria interpretasi hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji
reliabilitas yakni, 0,40 < rit ≤ 0,70 sehingga prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
reliabilitasnya berada pada kategori sedang. linearitas. Uji normalitas data digunakan
Jadi soal-soal tersebut dinyatakan reliabel. untuk mengetahui apakah data yang
Artinya instrumen tersebut dapat dipakai diperoleh dalam penelitian ini berasal dari
sebagai alat ukur untuk dapat mengukur populasi berdistribusi normal atau tidak.
hasil belajar matematika siswa. Pengujian normalitas data menggunakan uji
Teknik yang digunakan untuk Kolmogrov-Smirnov dengan bantuan
mengumpulkan data dalam penelitian ini program SPSS. Sedangkan Uji linearitas
adalah pemberian angket dan pemberian tes. digunakan untuk mengetahui apakah
Angket diberikan untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa dan hasil belajar
motivasi belajar siswa dan tes digunakan matematika mempunyai hubungan garis
untuk mengukur hasil belajar matematika linear. Uji linearitas pada penelitian ini
siswa. Sebelum peneliti masuk memberikan menggunakan program SPSS.
angket ataupun tes dikelas, guru matematika
yang mengajar dikelas tersebut terlebih
64
Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No. 1 januari 2019
Tabel 3.
Hasil Analisis Statistik Uji Normalitas Data
untuk Variabel X dan Variabel Y
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X Y
N 40 40
a
Normal Parameters Mean 88.10 78.20
Std. Deviation 12.764 9.482
Most Extreme Absolute .091 .169
Differences Positive .069 .157
Negative -.091 -.169
Kolmogorov-Smirnov Z .573 1.067
Asymp. Sig. (2-tailed) .897 .205
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 3. dapat dilihat bahwa uji normalitas dengan menggunakan uji
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov untuk variabel hasi
Kolmogrov-Smirnov untuk variabel motivasi belajar matematika (Y) diperoleh nilai
belajar (X) diperoleh nilai signifikansi signifikansi sebesar 0,205. Nilai signifikansi
sebesar 0,897.Nilai signifikansi tersebut tersebut lebih besar dari nilai α (0,205
lebih besar dari nilai α (0,897 0,05). 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa H0 diterima atau dengan kata lain
H0 diterima atau dengan kata lain pada taraf pada taraf kepercayaan 95%, data hasil
kepercayaan 95%, data motivasi belajar belajar matematika berdistribusi normal.
berdistribusi normal. Selanjutnya, uji
Tabel 4.
Hasil Analisis Statistik Uji Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficient
s
a. Dependent Variable: y
Hasil analisis uji regresi Tabel 4, diperoleh motivsi belajar meningkat satu satuan, maka
nilai konstan sebesar 39,497 dan nilai nilai hasil belajar akan meningkat sebesar
koefisien motivasi belaajar sebesar 0,439. 0,439 satuan dengan nilai konstanta 39,497.
Hal ini dapat dibuat persamaan fungsi Selain itu diperoleh nilai signifikan sebesar
taksiran regresinya adalah Ŷ = 39,497 + 0,000 dengan α = 0,05 karena 0,000 < 0,05
0,439 X. ini berarti bahwa kenaikan variabel maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat
66
Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No. 1 januari 2019
Tabel 5
Koefisien Determinasi
Model Summary
a. Predictors: (Constant), x
modus sebesar 83, artinya jumlah nilai hasil Sawerigadi untuk sampel memiliki
belajar siswa yang paling banyak nilainya hubungan yang linear.
sebesar 83. Sedangkan nilai tertinggi (nilai Hasil analisis uji regresi tabel 4.6 diperoleh
maksimum) diperoleh sebesar 100 dan nilai nilai konstan sebesar 39,497 dan
minimum sebersar 66. nilai koefisien motivasi belajar sebesar
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa 0,439. Hal ini dapat dibuat fungsi taksiran
motivasi belajar keseluruhan siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi terdiri atas regresinya adalah Y = 39,497 + 0,439x. Ini
10 siswa (25%) motovasi belajar berkategori berarti bahwa kenaikan variabel motivasi
sangat tinggi, 21 siswa (52,5%) motovasi belajar meningkat 1 satuan, maka nilai hasil
belajarberkategori tinggi, dan 9 siswa belajar akan meningkat sebesar 0,439 satuan
(22,5%) motovasi belajar berkategori dengan nilai konstanta 39,497. Selain itu
sedang. Berdasarkan hal ini dapat dikatakan diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000
bahwa secara keseluruhan dari perolehan dengan α = 0,05 karena 0,000 < 0,05 maka
nilai siswa untuk tes motovasi belajar yang H0 ditolak. Dengan demikian dapat
dilakukan tergolong kategori tinggi karena disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
memiliki persentase terbesar dibanding mempunyai pengaruh yang signifikan
dengan kategori-kategori lainnya. terhadap hasil belajar matematika siswa
Distribusi frekuensi hasil belajar matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi.
siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
1 Sawerigadi menunjukan bahwa dari 40 sebesar 35,%, ini berarti bahwa 35%
siswa kelas VIII, siswa yang hasil belajarnya sumbangan yang terjadi pada hasil belajar
sangat baik sebanyak 6 siswa (15%), siswa matematika siswa dipengaruhi oleh motivasi
yang hasil belajarnya baik sebanyak 13 belajar siswa, selebihnya 65% dipengaruhi
siswa (32,5%), siswa yang hasil belajarnya oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam
cukup sebanyak 11 siswa (27,5%) dan yang penelitian ini. Selain itu, diperoleh nilai
hasil belajarnya kurang sebanyak 10 siswa signifikan sebesar 0,000 dengan α = 0,05.
(25%). Berdasarkan hal ini dapat dikatakan Karena p = 0,000 < α = 0,05 maka H0
bahwa secara keseluruhan dari perolehan ditolak. Dengan ditolaknya H0 maka dapat
nilai siswa untuk tes hasil belajar disimpulkan bahwa motivasi belajar
matematika yang dilakukan tergolong mempunyai pengaruh yang signifikan
kategori baik karena memiliki persentase terhadap hasil belajar matematika siswa
terbesar dibanding dengan kategori-kategori kelas VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi.
lainnya. Penelitian ini berhasil menemukan
Pengaruh motivasi belajar terhadap bahwa motivasi belajar berpengaruh positif
hasil belajar matematika siswa kelas VIII terhadap hasil belajar matematika siswa.
SMP Negeri 1 Sawerigadi diperoleh dengan Bentuk pengaruh motivasi belajar dengan
melakukan uji hipotesis menggunakan hasil belajar matematika adalah pengaruh
analisis regresi linear sederhana. Namun, positif yang ditunjukkan dengan nilai-nilai
sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih regresi yang bertanda positif. Hal ini dapat
dahulu dilakukan uji normalitas data dan uji dilihat pada persamaan regresi Y = 39,497 +
linearitas data. Hasil uji normalitas data 0,439x. Dari fungsi tafsiran regresi tersebut
menggunakan uji kolmogorov-smirnov, data terlihat bahwa nilai konstanta 39,497
motivasi belajar dan hasil belajar merupakan nilai hasil belajar matematika
matematika pada keseluruhan siswa kelas siswa tanpa ditunjang oleh motivasi belajar.
VIII SMP Negeri 1 Sawerigadi untuk sampel Sedangkan koefisien arah regresi x sebesar
berdistribusi normal. Hasil uji linearitas 0,439 menunjukkan motivasi belajar
antara motivasi belajar dan hasil belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 matematika. Dengan demikian, dapat
dijelaskan bahwa jika variabel motivasi
68
Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No. 1 januari 2019
70