Anda di halaman 1dari 5

ETIKA KEILMUAN

RANGKUMAN PERTANYAAN DAN TANGGAPAN


Aliran filsafat realisme, idealisme, positivisme, pragmatism, progresivisme, dan
perenialisme

Oleh :
Linda Ramandanty Januar (200311858021)
Rohmah Nila Farida (200311858022)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2020
Nama : Faiqatul ‘Athiyah
NIM : 200311867322

Pertanyaan :
Filsafat mempunyai banyak sekali aliran-aliran yang dapat mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia dan di sini kelompok 5 telah menyajikan aliran filsafat realisme,
idealisme, positifisme, pragmatisme, progresivisme dan perenialisme ke dalam bentuk
makalah dan PPT dengan sangat baik dan lengkap, serta mengimplementasikan aliran filsafat
tersebut ke dalam dunia pendidikan. Di dalam makalah terdapat pernyataan bahwa filsafat
progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak akan
benar di masa yang akan datang, karenanya cara terbaik adalah membekali siswa dengan
strategi-strategi pemecahan masalah yang memungkinkan mereka mengatasi tantangan-
tantangan yang baru dalam kehidupan dan untuk menemukan kebenaran- kebenaran yang
relevan pada saat ini, mungkin bisa diberikan contoh strategi pemecahan masalah seperti apa
yang dimaksud dalam pernyataan tersebut.
Jawaban :
Menurut teori ini pengetahuan dan kebenaran itu bersifat tidak tetap. Bisa saja kebenaran
yang ada sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang. Sehingga anak-anak terus
dilatih untuk memecahkan masalah. Pada dasarnya, anak-anak dianggap sebagai manusia
yang merdeka. Dalam pembelajaran anak-anak tidak boleh diberi tekanan maupun diatur
sesuai keinginan guru. Stategi pemecahan masalah dalam mengatasi tantangan-tantangan
yang baru dalam kehidupan dan untuk menemukan kebenaran- kebenaran yang relevan pada
saat ini,yaitu Belajar harus berhubungan dengan minat anak, Belajar melalui pemecahan
masalah hendaknya diutamakan dari pada pemberian bahan pelajaran, Guru berperan dalam
pemberi advise, bukan untuk mengarahkan dan Sekolah harus menggerakkan kerjasama
daripada kompetensi Demokrasi. Di samping itu, strategi pemecahan masalah yang pelajari
juga diharapkan dapat juga digunakan untuk menemukan kebenaran-kebenaran yang relevan
secara kekinian. Melalui analisis diri dan refleksi yang berkelanjutan, individu diharapkan
dapat mengidentifikasi nilai-nilai yang tepat dalam waktu dekat.

Nama : Martha Lestari Br Purba


NIM : 200311858010

Pertanyaan :
Pada Aliran realisme dibagi menjadi dua yaitu realisme rasional dan realisme alam
(Musdiani, 2011). Bagaimana maksud dari aliran filsafat realisme rasional dan realisme alam
yang dimaksud serta tolong berikan contoh penerapannya dalam proses pembelajaran.
Jawaban :
Realisme Rasional ialah pengetahuan diperoleh melalui wahyu, berpikir dan pengalaman.
Jadi realisme rasional percaya bahwa semua ini ciptaan dari tuhan YME tidak ada unsur
tambahan apapun. asli ciptaan tuhan.
Sedangkan Aliran realisme alam yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan alam. Aliran
realisme ini bersifat skeptis dan eksperimental. Aliran ini menganggap bahwa alam semesta
itu nyata dan yang mempelajarinya adalah ilmu pengetahuan bukan ilmu filsafat. Tugas ilmu
pengetahuan adalah menyelidiki semua isi alam sedangkan tugas ilmu filsafat adalah
mengkoordinasi konsep-konsep dan penemuan-penemuan dari ilmu pengetahuan yang
bermacam-macam Memecahkan masalah.
Contonya yaitu  menanamkan pengertian lebih penting daripada menghafal, pelajaran di di
sesuaikan dengan perkembangan  anak ,memberi pelajaran dengan mendahulukan yang
mudah dahulu.

Nama : Yenny Fitria Novitasari


NIM : 200311867323

Pertanyaan :
Dalam makalah, dijelaskan keterkaitan dari aliran filsafat realisme, idealisme, positivme,
pragmatisme, dan progresivisme dengan pendidikan. Lalu bagaimana keterkaitan aliran
parentialisme dengan pendidikan?
Jawaban :
Keterkaitan aliran Perenialisme dengan pendidikan yaitu aliran Perenialisme memandang
pendidikan sebagai jalan kembali atau proses pengembalian keadaan sekarang. Perenialisme
memberikan sumbangan yang berpengaruh, baik berupa teori maupun praktik bagi
kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang. Maka, dapat dikatakan bahwa perenialisme
memandang pendidikan sebagai jalan kembali, yaitu sebagai suatu proses mengembalikan
kebudayaan sekarang (zaman modern atau modernistik) ini terutama pendidikan zaman
sekarang ini perlu dikembalikan kebudayaan pada masa lampau (Gandhi HW, 2013: 165).

NAMA : ANNA MARIANI NAHAK


NIM : 200311867329

Pertanyaan :
Berikan contoh Realisme Klasik dan Realisme Religius Sesuai penjelasan. Dan Berikan
penjelasan singkat mengenai Realisme Alam?
Jawaban :
Contoh untuk realisme klasik yaitu Realisme klasik yaitu menganggap bahwa segala sesuatu
yang ada berdasarkan hal yang nyata. Aristoteles menganggap bahwa setiap benda ada tanpa
adanya roh. Sedangkan contoh dari realisme religius ialah, Aliran yang menganggap bahwa
jiwa itu penting walaupun tidak nyata seperti badan. Sehingga aliran ini mempercayai bahwa
jiwa dan badan diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Pengetahuan didapat dari wahyu,
berpikir dan pengalaman. Aturan-aturan keharmonisan alam semesta ini merupakan ciptaan
Tuhan yang harus dipelajari. Sedangkan Aliran realisme alam atau realisme ilmiah
mengembangkan ilmu pengetahuan alam. Aliran realisme ini bersifat skeptis dan
eksperimental. Aliran ini menganggap bahwa alam semesta itu nyata dan yang
mempelajarinya adalah ilmu pengetahuan bukan ilmu filsafat. Tugas ilmu pengetahuan
adalah menyelidiki semua isi alam sedangkan tugas ilmu filsafat adalah mengkoordinasi
konsep-konsep dan penemuan-penemuan dari ilmu pengetahuan yang bermacam-macam
Memecahkan masalah.
Nama : Sulis Setyowati
Nim : 200311858030
Pertanyaan :
Dalam filsafat pendidikan terdapat aliran - aliran filsafat pendidikan didalamnya, diantarnya
aliran filsafat pendidikan realisme, idealisme, positivisme, pragmatism, progresivisme, dan
perenialisme. Jelaskan bagaimana tujuan pendidikan pada setiap aliran filsafat pendidikan
tersebut !
Jawaban :
Tujuan dari Realisme di dalam dunia pendidikan memiliki prinsip yaitu untuk memberikan
perhatian kepada peserta didik yang apa adanya, untuk menyesuaikan hidup dan tanggung
jawab sosial.  Tujuan filsafat idealisme dalam pendidikan yaitu untuk membentuk karakter,
mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial. Kurikulum, pendidikan
liberal untuk pengembangan kemampuan dan pendidikan praktis untuk memperoleh
pekerjaan. Sedangkan tujuan dari positivisme yaitu memberikan sebuah kunci pencapaian
hidup manusia dan dikatakan merupakan satu-satunya formasi sosial yang benar-benar bisa
dipercaya kehandalan dan dan akurasinya dalam kehidupan dan keberadaan masyarakat.
Tujuan Pragmatisme mengajarkan bahwa tujuan berpikir adalah kemajuan hidup. Di balik
semua gambaran berpikir ada tujuan tertentu untuk memajukan dan memperkaya kehidupan,
walaupun kita tidak menyadarinya. Tujuan dari pendidikan, menurut pemikiran perenialisme
yaitu memastikan bahwa para siswa memperoleh pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau
gagasan-gagasan besar yang tidak berubah.

Nama : Armando Orlan Nguru


NIM : 200311867327

Pertanyaan :
Bagaimana tanggapan anda tentang kasus beberapa output hasil pendidikan yang lebih
mementingkan nilai dibandingkan moral dari seorang anak ? apakah kasus-kasus moral yang
kurang baik dari output pendidikan ini dipengaruhi oleh guru/pengajar atau dari anak itu
sendiri?
Jawaban :
Tanggapan kami mengenai hasil pendidikan yang lebih mementingkan nilai dibandingkan
moral dari seorang anak kami kurang setuju akan hal itu karena Penerapan pendidikan moral
atau akhlak ini harus diterapkan sejak dini mungkin. Moral suatu anak kalau sudah dibentuk
sejak dini maka akan menjadi pondasi untuk mencegah masuknya budaya-budaya asing yang
dapat mempengaruhi pembentukan moral atau akhlak seseorang. Pemikiran dan karakter
anak akan sangat mudah dibentuk ketika masih kecil. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan
emas untuk menjadikan anak yang memiliki karakter baik. Karena ketika karakter itu sudah
terbentuk maka tidak akan mudah untuk mengubah karakter yang sudah terbentuk tersebut.
Kalau sekadar materi pelajaran, mungkin semua bisa saja tahu karena tertulis dalam buku
pelajaran. Tetapi bagaimana dengan nilai moral? Untuk itu ada baiknya dalam setiap
pelajaran, guru juga menanamkan nilai moral yang bisa dijadikan bahan pelajaran hidup.
Misalnya, saat mengajarkan Matematika guru tidak hanya sekadar memberikan rumus dan
cara pengerjaan kepada siswa. Tetapi juga bisa mengajarkan nilai kehidupan seperti dengan
mengerjakan soal Matematika kita bisa belajar untuk bersabar dan berusaha untuk
memecahkan suatu masalah dengan mengasah logika berpikir. Nah, dengan begitu, nantinya
ketika siswa menghadapi suatu masalah dalam hidupnya, dia bisa berpikir optimis bahwa
setiap masalah ada jalan keluarnya selama berusaha. Oleh karena itu jangan hanya
menanamkan pendidikan yang tinggi saja melainkan juga harus menanamkan moral dalam
hatinya Karena orang yang berpendidikan belum tentu bermoral tetapi orang yang bermoral
sudah pasti berpendidikan. apakah kasus-kasus moral yang kurang baik dari output
pendidikan ini dipengaruhi oleh guru/pengajar atau dari anak itu sendiri? Menurut kelompok
kami kasus-kasus tersebut dipengaruhi oleh anak itu sendiri, Contoh nyata yang ada yaitu
kondisi negara Indonesia saat ini yang semakin buruk akan perilaku moral dan etika pada diri
generasi muda. Banyak generasi muda yang masih duduk di bangku TK, SD, SMP, maupun
SMA salah dalam pergaulan mereka dan akhirnya terjerumus dalam pergaulan bebas. Anak
TK zaman sekarang sudah mengetahui apa itu handphone atau gadget dan dapat
menggunakannya dengan mudah, seharusnya di usia mereka saat ini mereka harus banyak
mengenal lingkungan, bermain dengan teman sebaya, dan melakukan hal-hal yang dilakukan
sesuai dengan umur mereka. Karena pengaruh teknologi yang semakin maju membuat dunia
anak-anak semakin hilang.

Anda mungkin juga menyukai