Disusun oleh
Kelompok 12
FAKULTAS KEDOKTERAN
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
tutorial ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap ada kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah kami buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Kelompok 12
Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
BAB 1 ................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 5
1.1 Over view case .................................................................................................... 5
1.2 Daftar IDK ............................................................................................................ 6
BAB 2 ................................................................................................................................... 7
BASIC SCIENCE..................................................................................................................... 7
2.1 ANATOMI LYMPHATIC SYSTEM................................................................................. 7
2.2 HISTOLOGI LYMPH NODE ........................................................................................ 10
2.3 FISIOLOGI LYMPH NODE & LYMPHATIC SYSTEM .................................................... 12
BAB 3 ................................................................................................................................. 15
CLINICAL SCIENCE ............................................................................................................. 15
3.1 PERBEDAAN BENIGN DAN MALIGNANT ................................................................. 15
3.2 LYMPHOMA MALIGNANT ....................................................................................... 17
3.3 HODGKIN’S LYMPHOMA ......................................................................................... 22
3.4 NON HODGKIN’S LYMPHOMA ................................................................................ 26
BAB 4 ................................................................................................................................. 35
OTHERS ............................................................................................................................. 35
4.1 AREA PADA LEHER................................................................................................... 35
4.2 PEMERIKSAAN FISIK LYMPH NODE ......................................................................... 42
4.3 FUNGSI HATI............................................................................................................ 48
PATMEK, BHP, & IIMC ....................................................................................................... 49
PATMEK ......................................................................................................................... 49
BHP ................................................................................................................................ 50
IIMC ............................................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 51
Page 3
Page 4
BAB 1
PENDAHULUAN
CC:
AC:
BB turun sedikit
PH:
Anamnesis tambahan :
Tidak ada penglihatan kabur, Pendarahan hidung, keluhan tinnitus, lump face
PE:
Localis state:
Masa multiple D 1-4 cm yang padat, tidak dapat digerakan, batas tidak jelas pada
region left jugular chain superior
Page 5
Lab: CBC, LED normal
Page 6
BAB 2
BASIC SCIENCE
Page 7
- Lymph node
- MALT (mucosa associated lymphoid tissue) yang terbagi lagi
menjadi BALT, GALT, SALT
4. Lymph node
- Berbentuk seperti ginjal
- 1-25 mm panjangnya
- Memiliki kapsul
- Memiliki 2 bentuk (convex pada bagian yang terdapat afferent
lymphatic vessel dan concav pada bagian yang terdapat efferent
lymphatic vessel)
- Pada orang dewasa terdapat kurang lebih 600 lymph node
- Terletak di seluruh tubuh sepanjang lymphatic vessel
- Tersebar di sepanjang pembulu darah limfatik leher, axilla,
groin, thorax dan abdomen.
Pada bagian head and neck terdapat :
a. Preauricular
b. Postauricular
c. Supraclavicular
d. Infraclavicular
e. Anterior cervical
f. Posterior cervical
g. Submental
h. Submandibula
i. Occipital
Page 8
j. Parotid
a. Pectoral
b. Subscapluar
c. Humeral
d. Central
e. Apical
Page 9
- Superficial vessels : muncul dari subcutaneous tissue,
berdampingan dengan vena
- Deep vessels : yang berada pada organ internal, berdampingan
dengan artery
Setelah melewati satu atau lebih lymph node, lymph terkumpul dalam
lymphatic vessel yang lebih besar yaitu lymphatic trunks (collecting
vessels), nanti dia akan memiliki dua main duct, yaitu:
Page 10
- Capsule (simpai) : bagian yang mengelilingi lymph node,
menjulurkan trabekula ke bagian korteks lymph node
- Subcapsular sinus
Susunan sel dan serabut retikularnya membentuk :
- Korteks
- Parakorteks
- Medula
1. Korteks
- Terletak dibawah capsule
- Banyak sel retikular, APC dan limfosit
- Terdiri dari :
a. Lymphatic nodules: terdaat germinal centre, terbentuk dari
limfosit B
b. Subcapsular sinus : area dibawah capsule, tempat jaringan
limfoid (memiliki jejaring serat retikular)
c. Cortical sinus : berjalan dan terbentuk dari gambaran
struktural subscapular sinus
2. Parakorteks
- Tidak memiliki batas tegas antara korteks dan medulla
Page 11
- Terdapat sedikit limfosit B dan akumulasi sel T yang ditentukan dengan
metode imunohistokimiawi
3. Medula
Terdapat 2 komponen utama :
a. Medullary cord : mengandung limfosit B, sel plasma dan
makrofag
b. Medullary sinus : memisahkan medullary cord yang
terhubung dengan serat dan sel retikular, Mengandung limfosit,
sejumlah makrofag, kadang granulosit, sinus tersebut bersifat
continue dengan sinus cortical dan bergabung di hilus untuk
mengalirkan limfe ke efferent lymphoid vessel
c. perpanjangan jaringan limfoid yang bercabang,
Afferent lymphoid vessel : menembus capsule dan cairan limfenya
masuk kedalam subscapular sinus
Efferent lymphoid vessel : menampung cairan limfe, mengalirkan
limfe dari medullary sinus, keluar dari lymph node di hilus
Page 12
Tempat maturasinya limfosit
Melawan sel-sel kanker dan infeksi karena terdapat limfosit T
Aliran lymph:
Plasma darahadanya perbedaan tekanan di lymphatic capillaries dan
cairan interstisialcairan masuk ke lymphatic capillaries ( disebut cairan
lymph) lymphatic vesselslymph node lymphatic vessels lymphatic
trunk menuju right lymphatic duct dan thoracic duct internal jugular
vein dan subclavian vein
Page 13
Page 14
BAB 3
CLINICAL SCIENCE
a) Jinak, dimana dia ini adalah tumor yang progesifitasnya lambat, berkapsul,
tidak memiliki kemampuan infiltratif ke jaringan sekitar, dan tidak
melakukan metastasis.
b) Ganas, tumor yang progresifitasnya cepat, tidak berkapsul, memiliki
kemampuan infiltratif ke jaringan sekitar dan melakukan metastasis.
c) Intermediete, tumor yang ganas tetapi metastasisnya lambat.
Dibedakan berdasarkan:
2. Rate of Growth
Secaraa umum, tumor jinak lebih lambar pertumbuhannya, tergantung pada hormon
dan supply darah, sedangkan tumor ganas itu lebih cepat pertumbuhannya.
Kecepatan pertumbuhan tumor berhubungan dengan derajat diferensiasinya.
3. Invasi Lokal
Tumor jinak tumbuh lokal, tidak mempunyai kemampuan menginvasi jaringan
sekitarnya, berbatas jelas, berkapsul dan tidak bermetastasis. Sedaangkan tumor
ganas, tumbuhnya progresif, menginvasi dan infiltrasi jaringan sekitar, berbatas
tidak jelas dan bermetastasis.
Page 15
4. Metastasis
Metastasis adalah penyebaran kanker dari suatu organ tubuh ke organ tubuh lain
seperti ke otak, tulang, paru-paru atau hati. Sel kanker dapat melepaskan diri dari
tumor utama, masuk ke aliran darah, ikut bersirkulasi dalam aliran darah dan
tumbuh di jaringan normal yang jauh dari tumor asalnya. Dimana, metastasis bisa
melalui beberapa cara, yaitu:
a. Metastasis percontinuatum
Melewati rongga tubuh, contohnya:
Ca Ovarium – ke peritoneum
Ca Colon – ke cavum peritoneum
Ca Paru – ke cavum pleura
b. Metastasis Limfogen
Pada metastasis kelenjar limfe mengikuti rute normal dari lymphatic
drainage, contohnya:
Ca Mamae – metastasis ke KGB Axilla
Ca Paru – metastasis ke KGB hilus
Ca Nasopharynx – metastasis ke KGB Colli
c. Metastasis Hematogen
Invasi pada vena – sel tumor mengikuti aliran vena – metastasis. Sering
terjadi pada paru dan hepar.
BENIGN MALIGNANT
Capsuled No capsuled
Page 16
Mudah dihilangkan dan tidak kambuh setelah Sulit dihilangkan dan dapat kambuh setelah
excision excision
Epidemiologi :
Etiologi :
Klasifikasi :
1. Hodgkin Lymphoma
- Terdapat sel Reed Sternberg
Page 17
- Memiliki 4 subtipe
Nodular sclerosis
Lymphocyte predominan
Lymphocyte depletion
Mixed cellular
Page 18
- Formulasi Kerja (Working Formulation) membagi limfoma non-hodgkin
menjadi tiga kelompok utama, antara lain:
Page 19
Figure 27-8 Reed-Sternberg cell. A large multinucleated or multilobed
cell (center of photograph) with inclusion body–like nucleoli surrounded by a
halo of clear nucleoplasm. (From Damjanov I, Linder J, editors: Anderson’s
pathology, ed 10, St Louis, 1996, Mosby.)
Perbedaan antara LH dengan LNH ditandai dengan adanya sel Reed-Sternberg yang
bercampur dengan infiltrat sel radang yang bervariasi. Sel Reed-Sternberg adalah
suatu sel besar berdiameter 15-45 mm, sering berinti ganda (binucleated), berlobus
dua (bilobed), atau berinti banyak (multinucleated) dengan sitoplasma amfofilik
yang sangat banyak. Tampak jelas di dalam inti sel adanya anak inti yang besar
seperti inklusi dan seperti “mata burung hantu” (owl-eyes), yang biasanya
dikelilingi suatu halo yang bening.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Limpoma Malignan
DD : Thalasemia
Hodgkin Limphoma
DD :
Cytomegalovirus
Infectius Mononucleosis
NHL
Page 20
Physical Medicine and rehabilitation for systemic lupus erythematosus
Sarcoidosis
Serum sickness
Small cell lung cencer
Syphilis
Toxoplasmosis
Tuberculosis
Non Hodgkin Limphoma
DD
Hodgkin Lymphoma
Infectious Mononucleosis
Lipoma
DD
Kista sebaseus
Hibernomas
Parotis
DD
Kista retensi
Tumor
Metastasis dari Tumor Primer
DD
Karsinoma nasofaring
Tiroid
Tonsil
Sinus maksilaris
Lymphodenitis
DD
Page 21
Bacterial pharyngitis
Cytomegalovirus
Adenovirus infection
Rubella
Toxoplasmosis
Malignancies associated with cervical lymphnode
DD
Hodgkin Lymphoma
NHL
Squamous cell carcinoma of nasopharyngeal or laryngeal structures
Epidemiologi
USA 9190 kasus pada tahun 2014
biasanya pada usia rata – rata 38 tahun. Puncaknya pada umur 15
tahun dan diatas 60 tahun
lebih banyak terkena pada laki – laki disbanding perempuan
Etiologi
Epstein-barr virus (EBV)
HLA (Human Leukocytes Antigen)
Stage
I. Hanya melibatkan satu daerah lymphoid node
II. Melibatkan 2 atau lebih lymph node disisi yang sama / melibatkan
organ extralymphatic yang berdekatan
Page 22
III. Melibatkan daerah kelenjar getah bening di kedua sisi termasuk
organ yang extralymphatic yang berdekatan
IV. Menyebar dan melibatkan satu/ lebih organ atau jaringan
extralymphatic baik yang berkaitan dengan kelenjar lymph ataupun
tidak
Manifestasi Klinis
Demam diatas 38 derajat celcius
Keringat di malam hari
Pruritus
Sakit di daerah kelenjar getah bening
Bone pain
Batuk, sakit dada, kesulitan bernafas, batu darah (jika sudah
menginvasi intrathorax)
Klasifikasi
Nodular sclerosis: kolagen meluas dari kapsul nodule mengelilingi
jaringan kapsul nodul yang abnormal. Karakteristik lacunar cell
variant dari RS cell sering ditemukan, lymphpcyte-predominant,
mix cellularity, lymphocyte-depleted type eosinophilia.
Lymphocyte Rich: RS sel sedikit, beberapa limfosit kecil, dengan
sedikit eosinophil, type nodular diffuse
Mixed cellularity: RS cell dapat dihitung, jumlah lymphocyte
sedang
Lymphocyte depleted: terdapat pola reticular dengan RS cell
dominant dan sedikit limfosit, pola fibrosis menyebar, kelenjar getah
bening digantikan jaringa ikat yang berisi lymphocyte.
Nodular lymphocyte-prediominant: tidak ada RS cell, Lymphocyte
predominant, terdapat tumor B cell.
Diferential Diagnosis
Page 23
Inflammatory
Autoimmune
Neoplastic disorders
Patgen dan Patfis
Diagnosis
Anamnesis: sesusai manifestasi klinis
CBC: granulocytosis, eosinifilia, lymphocitopenia, thrombocytosis
atau anemia
Histopatologic: RS cell
Page 24
Treatment
Page 25
3.4 NON HODGKIN’S LYMPHOMA
Defnisi :
Page 26
Kelompok keganasan primer limfosit yang dapat berasal dari limfosit B, limfosit T,
dan kadang Natural Killer yang berada dalam system limfe, yang sangat heterogen,
baik tipe histologis, gejala, perjalanan klinis, respon terhadap pengobatan, maupun
prognosis dan penyakit ini berproliferasi dengan cepat dan fatal dimana beberapa
keganasannya tidak terasa nyeri / indolen
Epidemiologi :
Klasifikasi
a. Low Grade
Follicular lymphoma
Marginal zone lymphomas
lymphoplasmacytoid lymphoma
Small lymphocytic lymphoma
Mantle cell lymphoma
Page 27
b. High grade
Diffuse large B-cell lymphomas (DLBCL)
Burkitt lymphoma
Primary central nervous system lymphoma
Lymphoblastic lymphomas
Klasifikasi Limfoma Menurut Ann Arbor yang telah dimodifikasi oleh Costwell
Keterlibatan/Penampakan
Stadium
Suffix
A Tanpa gejala B
Page 28
Berkeringat di malam hari
X Bulky tumor yang merupakan massa tunggal dengan diameter >
10 cm, atau , massa mediastinum dengan ukuran > 1/3 dari
diameter transthoracal maximum pada foto polos dada PA
Page 29
Manifestasi klinis :
Penegakan Diagnosis :
1. Anamnesis
- Adakah pembesaran kelenjar getah bening
- Adakah tanda-tanda anemia
- Adakah gejala sistemik (berat badan turun dalam kurun waktu 6 bulan,
demam tinggi dalam satu minggu, keringat malam)
- Adakah riwayat penggunaan diphantoine
2. Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan kelenjar getah bening
- Pemeriksaan organ lain
3. Pemeriksaan LAB
- CBC
- Urinalisis
- Biopsy
- Aspirasi bone marrow
- Radiology : CT Scan, USG, foto thorax.
Cytogenetic and genetic analysis
Page 30
Penatalaksanaan :
Page 31
terapi pemeliharaan, biasanya setiap 2 atau 3 bulan sekali. Terapi kuratif
hanya bisa dilakukan dengan melakukan Allogenic stem cell transplatation.
Diagnosis banding :
Limpadenitis
Lymphoma hodgkin
TB
Komplikasi :
Metastasis
Infeksi
Anafilaksis
Infertile
Prognosis :
Limfoma Low-Grade
Lambat, dapat mencapai remisi tetapi sukar untuk disembuhkan.
Limfoma High-Grade
Aggresif dan membutuhkan perhatian segera namun lebih bisa
disembuhkan .
Page 32
Page 33
PATGEN PATFIS
Antiapoptotik meningkat.
Limfoma malignan
Sel limfosit meningkat Aktivasi VEGF
Gambaran histopatologis
Page 34
BAB 4
OTHERS
Subdivisions:
Carotid triangle
Superior : posterior belly of the digastric muscle
Page 35
Lateral : medial border of the sternocleidomastoid
Inferior : superior belly of the omohyoid muscle
Content :
- Common carotid artery
- Internal jugular vein
- Hypoglossal, vagus nerve
Page 36
Anteriorly : anterior belly of the digastric muscle
Posteriorly : posterior belly of the digastric muscle
Content :
- Submandibular gland
- Lymph node
- Facial artery
- Vein
Page 37
2. Posterior triangle and its subdivisions
Posterior triangle
Anterior : posterior border of the sternocleidomastoid
Posterior : anterior border of the trapezius muscle
Inferior : middle 1/3 of the clavicle
Cover : investing layer of fascia
Content :
- Muscle : omohyoid, splenius capitis, levator scapulae, anterior,
middle, posterior scalene
Page 38
- Vein : external jugular vein, subclavian vein, transverse cervical
and suprascapular vein
- Artery : subclavian artery
- Nerves : CN. XI
Subdivisions : occipital triangle, subclacian triangle
Page 39
Page 40
Jugular Lymphatic Trunk
Page 41
4.2 PEMERIKSAAN FISIK LYMPH NODE
Page 42
10. Supraklavikular - terletak dalam tenggorok pada sudut yang dibentuk oleh
tulang klavikula dan muskulus sternomastoideus
Dengan menggunakan permukaan ventral jari telunjuk dan jari tengah, palpasi
nodus limfatikus preaurikular dengan melakukan gerakan berputar yang hati-
hati. Kemudian, lakukan pemeriksaan terhadap nodus limfatikus aurikular,
posterior dan oksipital.
Nodus limfatikus yang membesar atau terasa nyeri ketika disentuh-jika tidak
dapat dijelaskan penyebabnya-memerlukan
1) Pemeriksaan ulang daerah yang menjadi asal aliran cairan limfe ke dalam
kelenjar tersebut, dan
2) Pemeriksaan yang seksama terhadap nodus limfatikus di bagian tubuh yang
lain agar Anda dapat membedakan antara limfadenopati regional dan
generalisata.
Terkadang Anda dapat mengelirukan berkas otot atau arteri dengan nodus
limfatikus. Anda harus dapat memutar nodus limfatikus dalam dua arah, yaitu
Page 43
arah naik-turury dan arah dari sisi yang satu ke sisi lainnya. Otot maupun
pembuluh arteri memberi hasil yang negatif pada tes ini.
Contoh keabnormalan :
1. Hepatosplenomegaly
1. Akibat infeksi
- Infeksi virus
Hepatitis, rubella, cytomegalovirus, infectious mononucleus
- Infeksi bakteri
Cat scratch disease
- Infeksi parasit
Malaria dan leischmaniasis
2. Liver disorder
- Hepatitis C
Ditransmisikan via darah.
- Sirosis hati
Digantikan oleh jaringan fibrotik sehingga mengganggu fungsi liver
sehingga lack of blood supply
- Biliary Atresia
Tube yang mengandung Pigment dari kandung empedu ke hepar
terblock
- Portal hypertension
Tekanan darah ke hepar tinggi
Page 44
- Blokade kandung empedu
- Obstruksi portal vein
3. Malignansi
Leukemia, lymphoma, histiosytic syndrome
4. Immunologi
Ommen syndrome and hereditary neutrofilia
5. Congestive
Contsrictive pericarditis dan obstruki vena hepatika
Page 45
LED merupakan marker yang berguna untuk menentukan apakah ada
inflamasi atau tidak, namun tidak spesifik jika dibandingkan dengan C-reactive
protein. Cara pengerjaannya adalah dengan menaruh darah pada tabung, dan
didiamkan selama beberapa jam, nantinya daeah tersebut akan tersedimentasi
dan terlihat menurun jumlahnya pada tabung.
1. Plasma
Peningkatan jumlah fibrinogen dan protein alfa, beta, dan alfa
globulin dapat mempercepat LED, sedangkan penurunan jumlah
fibrinogen menurunkan LED.
2. Eritrosit
Pada anemia, terjadi peningkatan LED yang disebabkan oleh
formasi rouleaux, dan mengakibatkan adanya perubahan jumlah
protein plasma. Dengan berbagai macam metode, LED paling sensitif
terhadap kadar Hct diantara 0.03 sampai 0.04. LED juga berbanding
lurus terhadap volume dan luas permukaan sel. Pada sel yang
mikrositik, LED akan menjadi lebih lambat karena terjadi penurunan
volume dan luas permukaan sel, berbeda dengan sel makrositik,
dimana LED akan menjadi lebih cepat karena ada peningkatan volume
dan luas permukaan. Adanya rouleaux akan memperlambat ESR
karena ada penuruan volume dan luas permukaan.
Page 46
Lymph nodes merupakan organ limfatik yang kecil, berukuran kurang
lebih 1 mm dan sukit dilihat dengan mata telanjang, dan berbentuk seperti
kacang. Meskipun salurannya tersebar di seluruh tubuh, lymph node
terkonsentrasi di satu tempat, seperti di axilla, mesentery, dan groin.
Lymph nodes terdiri dari saluran aferen, yang membawa cairan limfe ke
dalam lymph nodes, dan saluran aferen, yaitu saluran yang membawa cairan
limfe keluar dari lymph nodes. Lymph nodes terdiri dari kapsul, trabekula, dan
jaringan reticular.
B. Gambaran abnormal
1. Follicular lymphadenopathy
Page 47
Memiliki normal germinal center pada sel B
Kromatin nuklearnya kasar dan padat. Nukleolinya berbeda.
Mitosis tidak banyak
Single necrotic cells tidak terlihat
Bermanifestasi sebagai limfadenopaty tergeneralisasi, dan tidak
sakit.
Page 48
PATMEK, BHP, & IIMC
PATMEK Mr Levi 64 yo
Mutasi t(14,18)
Proliferasi
lymphoid sel ↑
Page 49
BHP
IIMC
Page 50
DAFTAR PUSTAKA
1. Bates
2. Kumar, Vinay, Abul K. Abbas, Jon C. Aster. Robbins Basic Pathology
Ninth Edition. Elsevier. United States of America. 2013
3. Moore, Keith L., Arthur F. Dalley, Anne M. R. Agur. Moore Clinically
Oriented Anatomy Seventh Edition. Wolters Kluwer Lippincott Williams &
Wilkins. China. 2014.
4. Harmening, Denise M. 2009. Clinical Hematology and Fundamentals of
Hemostasis Fifth Edition.Philadelphia: Davis Company.
5. Lichtman, Marshall A, dkk. Williams Hematology Seventh Edition.
McGraw-Hill.
6. Pine, Jonathan W, dkk. 2009. Wintrobe’s Clinical Hematology 12th Edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Page 51