Anda di halaman 1dari 16

Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 1 

PELAKSANAAN ADMINISTRASI PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN


JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TINGKAT SD NEGERI SE-
KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2016/2017

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING ADMINISTRATION FOR THE


TEACHERS OF PHYSICAL EDUCATION SPORTS AND HEALTH OF STATE
ELEMENTARY SCHOOLS IN WATES DISTRICT KULON PROGO REGENCY IN
2016/2017 ACADEMIC YEAR

Oleh : Hilda Khairun Nisa. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Hildakhairun_nisa@yahoo.com

ABSTRAK
Permasalahan penelitian adalah masih ada berapa guru penjasorkes Sekolah Dasar
Negeri di kecamatan Wates kabupaten Kulon Progo belum menyadari pentingnya
pelaksanaan administrasi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan administrasi pembelajaran guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
tingkat Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo tahun
2016/2017.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Variabel penelitian yaitu pelaksanaan
administrasi pembelajaran guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Subjek
penelitian adalah guru Penjasorkes sejumlah 31 guru dari 29 SD negeri di Kecamatan Wates
Kabupaten Kulon Progo. Instrumen penelitian adalah angket sebanyak 40 butir
bersumber dari Sulistyawati (2015). Teknik pengumpulan data dengan memberikan
angket kepada guru Penjasorkes tingkat SD Negeri se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon
Progo yang dalam penelitian ini menjadi subjek penelitian. Teknik analisis data
menggunakan deskriptif kuantitatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pelaksanaan administrasi pembelajaran guru
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan tingkat Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan
Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016/2017, untuk kategori “baik sekali” sebesar 0 %;
kategori “baik” sebesar 32,36 %; kategori “cukup baik” sebesar 35,48 %; kategori “kurang”
sebesar 22,58 %; dan kategori “kurang sekali” sebesar 9,68 %.

Kata kunci : Administrasi Pembelajaran, Guru Penjasorkes, Sekolah Dasar.

ABSTRACT
The research problem is that the teachers of Physical Education Sports and Health of
state Elementary Schools in Wates district Kulon Progo regency have not realized the
importance of the implementation of learning administration. This research aims to
understand the implementation of learning administration for Physical Education Sports and
Health teachers of state elementary schools in Wates district Kulon Progo in 2016 / 2017
academic year.
This research was descriptive quantitative research. Research variable was the
implementation of learning administration for Physical Education Sports and Health
teachers. The subjects of the study are 31 Physical Education Sports and Health teachers
from 29 State Elementary Schools in Wates district Kulon Progo. Research instrument was s
the questionnaire consisting 40 items sourced from Sulistyawati (2015). Data collection
technique was by delivering the questionnaire to the Physical Education Sports and Health
teachers of the State Elementary Schools in Wates district Kulon Progo who were the subject
of this study. Data were analyzed using quantitative descriptive in percentage.
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 2 
 

The results show that the number of the implementation of learning administration for
Physical Education Sports and Health Teachers in Elementary School level in Wates, Kulon
Progo Regency 2016/2017 academic year; the category of "excellent" is 0%; "good"
category is 32.36%; the category of “enough" is 35.48%; category "poor" is 22.58%; and
the category of "very poor" is 9.68%.

Keywords: Learning administration, Physical, Sport, and Health Education Teachers, and
Elementary School.

PENDAHULUAN Pembelajaran akan berjalan dengan baik


jika terdapat komponen pembelajaran.
Pembelajaran merupakan unsur Komponen pembelajaran menurut
pokok dalam pendidikan. Dalam proses Suprihatiningrum (Husamah dkk, 2016:
pembelajaran melibatkan interaksi antara 283), “adalah melibatkan komponen
guru dengan siswa. Menurut Moh. Uzer guru/dosen, siswa/mahasiswa, metode,
Usman (Zainal Arifin Ahmad, 2012:8), lingkungan, media, sarana, dan prasarana
pembelajaran sebagai suatu proses yang pembelajaran yang saling terkait satu
mengandung serangkaian perbuatan guru dengan lainnya. Sehingga guru merupakan
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik salah satu komponen dalam pembelajaran.
yang berlangsung dalam situasi edukatif Pengertian guru itu sendiri menurut
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suparlan (2006: 11), secara formal guru
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu adalah seseorang yang memperoleh surat
proses belajar mengajar yang melibatkan keputusan (SK), baik dari pemerintah, atau
guru sebagai pendidik dan siswa sebagai swasta untuk melaksanakan tugasnya, dan
terdidik dalam usaha untuk mencapai karena itu memiliki hak dan kewajiban
tujuan yang diharapkan. Di dalam untuk melaksanakan kegiatan belajar-
peristiwa pembelajaran terjadi dua mengajar di lembaga pendidikan di
kejadian secara bersamaan, yang pertama sekolah. Dari aspek legal-formal seorang
ada satu pihak yang memberi dan yang disebut sebagai seorang guru manakala
kedua pihak lain yang menerima. Melalui guru memiliki surat keputusan dari pejabat
pembelajaran diharapkan adanya yang berwenang untuk menanganinya.
perubahan tingkah laku pada peserta didik. Menurut Moh. Uzer Usman (2006:
Menurut Sudjana (Sugihartono, 2013: 80) 21) guru secara sederhana dapat diartikan
mendefinisikan pembelajaran sebagai sebagai orang yang memberikan ilmu
berikut: pengetahuan kepada anak didik. Guru
“pembelajaran merupakan setiap dapat dikatakan sebagai profesi apabila
upaya yang dilakukan dengan sengaja mengajar sesuai bidang keahlian yang
oeleh pendidik yang dapat menyebabkan dipelajarinya, sesuai dengan jurusan yang
peserta didik melakukan kegiatan belajar. ditempuhnya selama di perguruan tinggi.
Sedangkan tugas guru dalam proses Guru yang mengampu bidang pendidikan
pembelajaran adalah sebagai fasilitator di sekolah dasar adalah guru kelas, guru
proses belajar. Perubahan tingkah laku agama, guru bahasa inggris, dan guru
peserta didik yang diharapkan adalah pendidikan jasmani olahraga dan
pengetahuan, keterampilan dan sikap”.  kesehatan. Menurut Soenarjo (2002: 5)
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 3 
 

“guru pendidikan jasmani adalah seorang Sedangkan mengadministrasikan


yang memiliki jabatan atau profesi yang atau memanajemenkan menurut Fayol
memerlukan keahlian khusus (kompetensi) (dalam Hartati Sukirman, 2007:4) yaitu:
dalam usaha pendidikan dengan jalan “melakukan proses/kegiatan
memberikan pelajaran pendidikan jasmani merencanakan, mengorganisasikan,
dan olahraga”. memerintah, mengkoordinasikan, dan
Selain itu guru pendidikan jasmani mengendalikan. Sehingga seorang
olahraga dan kesehatan (penjasorkes) juga pemimpin atau administator dapat
harus memiliki empat kompetensi dasar berfungsi untuk mengkoordinasi,
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi mengomando, mengendalikan dan
kepribadian, kompetensi sosial, dan merencanakan suatu kegiatan yang akan
kompetensi profesional. Menurut Undang- dilakukan oleh para karyawanya.”
Undang Nomer 14 Tahun 2005 pada pasal Berdasarkan pendapat di atas dapat
10 disebutkan bahwa kompetensi guru disimpulkan bahwa administrasi adalah
meliputi kompetensi pedagogik, upaya untuk membantu, melayani, atau
kompetensi kepribadian, kompetensi mengatur semua kegiatan dengan suatu
sosial, dan kompetensi profesional yang pola kerjasama dalam mencapai suatu
diperoleh melalui pendidikan profesi. tujuan secara efektif dan efisien.
Kompetensi pedagogik mengatur Sedangkan istilah pembelajaran
salah satu tugas guru yaitu perencanaan, menurut para ahli yang telah dikemukakan
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. dipembahasan sebelumnya adalah interaksi
Tugas guru dalam perencanaan, antara siswa dengan pendidik/guru pada
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran lingkungan belajar mengajar agar terjadi
merupakan komponen dalam administrasi perubahan tingkah laku peserta didik.
pembelajaran. Tugas administrasi Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan salah satu tugas pengertian administrasi adalah upaya
guru yang tertera di kompetensi untuk mengatur kegiatan belajar mengajar
pedagogik. Sehingga salah satu tugas guru agar tercapainya tujuan penmbelajaran
yang harus dilaksanakan adalah efektif dan efisien. Tugas guru dalam
administrasi pembelajaran. proses belajar mengajar meliputi tugas
Istilah administrasi pembelajaran pedagogis dan tugas administrasi. Demi
terdiri dari dua kata yaitu administrasi dan memenuhi tugas administrasi
pembelajaran. Administrasi dan pembelajaran guru harus membuat
pembelajaran memiliki arti yang berbeda. perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
Administrasi menurut Daryanto (dalam pembelajaran dengan berbagai aspek yang
Hartati Sukirman 2007: 2) adalah: terkait seperti kemampuan melaksanakan
“upaya mencapai tujuan secara metode, menggunakan sarana,
efektif dan efisien dengan memanfaatkan mewujudkan iklim pembelajaran yang
orang-orang dalam suatu pola kerjasama. kondusif atau menyenangkan bagi siswa.
Efektif dalam arti hasil yang dicapai upaya Kelengkapan yang harus dimiliki guru
itu sama dengan tujuan yang telah terkait administrasi pembelajaran yang
ditetapkan. Sedangkan efisien telah diatur dalam Buku Kerja 1,2,3,dan 4
berhubungan dengan penggunaan sumber bahwa terdapat 32 administrasi
dana, daya dan waktu yang ekonomis.” pembelajaran yang harus dibuat dan
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 4 
 

disiakan oleh guru. 32 administrasi terhadap program pembelajaran, meneliti,


pembelajaran yang tercantum dalam Buku dan menemukan pemecahan masalah
Kerja 1,2,3,dan 4 tersebut adalah : (1) pembelajaran. tujuan perencanaan
SKL, (2) KI, (3) KD, (4) Analisis KI/KD, pembelajaran secara ideal menguasai
(5) Analisis SKL, (6) Silabus, (7) RPP, (8) sepenuhnya bahan dan materi ajaran,
KKM, (9) Kode Etik Guru, (10) Tata metode, dan penggunaan alat dan
Tertib Guru, (11) Pembiasaan Guru, (12) perlengkapan pembelajaran,
Kalender Pendidikan, (13) Alokasi Waktu, menyampaikan kurikulum atas dasar
(14) Program Tahunan, (15) Program bahasan dan mengelola alokasi waktu yang
Semester, (16) Jurnal Agenda Guru, (17) tersedia, dan membelajarkan murid sesuai
Program Penggunaan Media ICT, (18) yang diprogramkan.”
Daftar Hadir, (19) Daftar Nilai, (20) Sedangkan Menurut Buku Kerja
Penilaian Kepribadian, (21) Analisis Hasil Guru 1 dan 2 disebutkan bahwa
Ulangan, (22) Program dan Pelaksanaan administrasi pembelajaran yang harus
Remidi, (23) Daftar Buku Pegangan Guru dimiliki dan dipersiapkan oleh guru
dan Siswa, (24) Jadwal Mengajar, (25) adalah: (1) SKL, (2) KI , (3) KD, (4)
Daya Serap Peserta Didik, (26) Kumpulan Analisis KI/KD, (5) Analisis SKL, (6)
Kisi-Kisi Soal, (27) Kumpulan Soal, (28) Silabus, (7) RPP, (8) KKM, (9) Kode Etik
Analisis Butir Soal, (29) Perbaikan Soal, Guru, (10) Tata Tertib Guru, (11)
(30) Buku Tugas Tersetuktur dan Tidak Pembiasaan Guru, (12) Kalender
Tersetruktur, (31) Daftar Evaluasi Diri Pendidikan, (13) Alokasi Waktu, (14)
Kerja Guru, dan (32) Program Tindak Program Tahunan, (15) Program Semester,
Lanjut Kerja Guru. (16) Jurnal Agenda Guru, dan (17)
Perencanaan menurut Yusuf Program Penggunaan Media ICT. Setelah
Enoech (dalam Saekhan Muchith, 2008: tahap perencanaan seorang guru harus
101) menyebutkan perencanaan adalah mempersipkan pada tahap pelaksanaan
serentetan program atau kegiatan yang pembelajaran.
akan dikerjakan selama waktu tertentu Pelaksanaan pembelajaran
untuk memenuhi target yang diharapkan. merupakan upaya penting dalam
Perencanaan pembelajaran adalah suatu mewujudkan kualitas lulusan pendidikan.
kemampuan atau keterampilan yang harus Pelaksanaan pembelajaran haruslah
dimiliki atau dilakukan guru sebelum guru dilaksanakan tepat, ideal dan proposional.
melaksanakan proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran adalah
Perencanaan pembelajaran meliputi aspek mengimplementasikan norma atau teori
personal, sosial dan metodologis yang pembelajaran. Secara konvensional proses
harus dilakukan guru sebelum pembelajaran sering kali dipahami proses
melaksanakan proses pembelajaran berlangsungnya belajar mengajar di kelas
(Saekhan Muchith, 2008: 102). (Saekhan Muchith, 2008: 109). Demikian
Adapun tujuan perencanaan juga yang dikemukakan oleh Roy R.
menurut Syaiful Sagala (2013:139) adalah: Lefrancasio (Saekhan Muchith, 2008:
“tujuan perencanaan pembelajaran 110), pelaksanaan pengajaran adalah
bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip pelaksanaan strategi-strategi yang telah
fundamental pembelajaran, tetapi juga dirancang untuk mencapai tujuan
mengembangkan sikap yang positif pengajaran. Pada tahap pelaksanaan
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 5 
 

merupakan tahap kelanjutan dari tahap ditentukan secara kuantitatif, sedangkan


perencanaan pembelajaran, sehingga apa penilaian adalah proses pembuatan
yang sudag dirancang dan dpersiapkan keputusan nilai keberhasilan secara
oleh guru sebelum mengajar akan kuantitatif.”
diterapkan pada proses pelaksanaan Syaiful Sagala (2013:164) juga
pembelajaran. berpendapat mengenai pengertian evaluasi
Administrasi pembelajaran yang pembelajaran adalah suatu proses yang
harus dipersiapkan dan dimiliki oleh berlangsung secara berkesinambungan.
seorang guru pada tahap pelaksanaan Evaluasi pembelajaran berguna untuk
pembelajaran menurut buku kerja 3 mengetahui hingga manakah siswa telah
adalah: (1) Daftar Hadir, (2) Daftar Nilai, mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang
(3) Penilaian Kepribadian, (4) Daftar Buku telah ditentukan.
Pegangan Guru dan Siswa, (5) Jadwal Administrasi Pembelajaran yang
Mengajar, dan (6) Daya Serap Peserta perlu dimiliki dan dipersiapkan oleh guru
Didik. Setelah tahap pelaksanaan maka pada tahap evaluasi pembelajaran menurut
tahap yang terakhir adalah tahap evaluasi buku kerja 3 dan 4 adalah : (1) Analisis
pembelajaran. Hasil Ulangan, (2) Program dan
Artinya evaluasi dimaksudkan Pelaksanaan Remidi, (3) Kumpulan Kisi-
untuk mengetahui seberapa jauh Kisi soal, (4) Kumpulan Soal, (5) Analisis
keberhasilan proses pembelajaran. Butir Soal, (6) Perbaikan Soal, (7) Buku
Menurut E. Mulyasa (2006:61) evalusi Tugas Tersetuktur dan Tidak Tersetruktur,
atau penilaian merupakan aspek (8) Daftar Evaluasi Diri Kerja Guru, dan
pembelajaran yang paling kompleks, (9) Program Tindak Lanjut Kerja Guru.
karena melibatkan banyak latar belakang Kecamatan Wates merupakan
dan hubungan, serta variabel lain yang kecamatan yang berada dibawah naungan
mempunyai arti apabila hubungan dengan Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah
konteks yang hamper tidak mungkin dapat Istimewa Yogyakarta. Dimana terdapat 29
dipisahkan dengan seiap segi penilaian. SD Negeri yang terdiri dari 31 guru
Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian Penjasorkes. Berdasarkan hasil observasi
karena penilaian merupakan proses yang telah dilakukan terhadap 6 orang
menetapkan kualitas hasil belajar, atau guru Penjasorkes di Kecamatan Wates
proses untuk menentukan tingkat Kabupaten Kulon Progo, salah satu guru
pencapaian tujuan pembelajaran oleh penjasorkes di Kecamatan Wates
peserta didik. Kabupaten Kulon Progo merasa bahwa
Selain itu pengertian evaluasi administrasi pembelajaran tidak begitu
pembelajaran yang dikemukakan oleh Elis penting dikerjakan oleh seorang guru,
Ratnawulan (2015: 21) adalah: dikarenakan pengerjaan administrasi justu
“proses untuk menentukan nilai mempersulit pekerjaan guru. Guru tersebut
pembelajaran yang dilaksanakan melalui beranggapan bahwa apabila dalam
kegiatan pengukuran dan penilaian mengajar hanya yang paling terpenting
pembelajaran. Pengukuran di sini adalah adalah guru dapat menyampaikan materi
proses membandingkan tingkat dengan baik dan siswa dapat memahami
keberhasilan pembelajaran dengan ukuran materi yang disampaikan oleh guru. Guru
keberhasilan pembelajaran yang telah tersebut juga beralasan bahwa tidak
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 6 
 

memiliki banyak waktu untuk pemanasan, kegiatan inti mulai dari


mengerjakan administrasi pembelajaran pemberian materi hingga gambar juga
dikarenakan kesibukanya tidak hanya sama persis, dan yang terakhir ialah
mengajar saja namun masih memiliki penutup yaitu pendinginan, kegiatan
pekerjaan-pekerjaan lain yang harus pendinginannya juga sama persis dan
dipenuhi pula. evaluasi pun sama persis.
Terdapat pula beberapa guru
penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di METODE PENELITIAN
Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo
sebelum mengajar tidak membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan tidak Jenis Penelitian
memiliki perencanaan materi pembelajaran Penelitian ini adalah penelitian
di setiap semesternya atau silabus. deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono
Sehingga dalam memberikan materi hanya (2011: 8) bahwa penelitian deskriptif
berdasarkan keinginan guru. Guru hanya adalah penelitian yang bertujuan
mengandalkan pengalaman yang memberikan gambaran terhadap objek
diperolehnya selama menjadi seorang yang diteliti melalui data sampel atau
guru. Idealnya sebagai seorang guru harus populasi yang dinyatakan dalam bentuk
mempersiapkan RPP sehingga dalam angka. Metode yang dipergunakan dalam
mengajar dapat membantu guru dalam penelitian ini adalah metode survei dengan
menyampaikan materi. teknik pengumpulan data menggunakan
Ada beberapa guru penjasorkes angket. Metode survei merupakan
tidak membuat Program Tahunan (Prota) penelitian yang biasa dilakukan dengan
dan Program Semester (Prosem). Justru subjek yang banyak, dimaksudkan untuk
guru ini masih muda, apabila seorang guru mengumpulkan pendapat atau informasi
masih muda usianya akan lebih aktif dalam mengenai status gejala pada waktu
melaksanakan tugasnya. Guru tersebut penelitian berlangsung. Berdasarkan hal
dalam melaksanakan adminstrasi tersebut di atas, penelitian ini bertujuan
pembelajaran mengaku hanya disetiap untuk mengetahui pelaksanaan
akhir semester saja. Pelaksanaan administrasi pembelajaran guru
administrasi pembelajaran tidak hanya penjasorkes tingkat sekolah dasar negeri
dilakukan di akhir semester, ada beberapa se-Kecamatan Wates Kabupaten Sleman
administrasi pembelajaran yang harus tahun 2016/2017.
dibuat sebelum melaksanakan kegiatan Teknik pengumpulan data dalam
belajar mengajar. penelitan ini menggunakan instrumen yang
Dijumpai juga ada beberapa guru berbentuk angket. Angket berbentuk
penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di pernyataan dengan 4 alternatif jawaban
kecamatan Wates kabupaten Kulon Progo dan responden tinggal memilih dengan
dalam membuat administrasi pembelajaran cara checklist atau memberi tanda (√) pada
hanya mengcopy dari teman sejawatnya. penyataan yang sesuai keadaan dan
Terutama yang paling terlihat sangat kenyaaan sebenarnya.
mencolok ialah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sama persis. Mulai
dari materi, pendahuluan seperti kegiatan
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 7 
 

Waktu dan Tempat Penelitian penjasorkes tingkat SD Negeri se-


Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo
Penelitian ini dilaksanakan pada yang dalam penelitian ini menjadi subjek.
bulan Februari 2017. Penelitian ini Mekanisme pengumpulan data sebagai
dilakukan di semua Sekolah Dasar Negeri berikut.
yang secara administrasi sekolahnya 1. Peneliti mencari data guru penjasorkes
berada di bawah naungan UPTD tingkat SD Negeri se-Kecamatan
Kecamatan Wates, dengan jumlah 29 Wates Kabupaten Kulon Progo tahun
Sekolah Dasar Negeri, yaitu 1) SD Negeri 2016/2017.
1 Bendungan, 2) SD Negeri 1 Kuluwaru, 2. Peneliti menentukan jumlah subjek
3) SD Negeri 1 Triharjo, 4) SD Negeri 2 penelitian.
Wates, 5) SD Negeri 4 Bendungan, 6) SD 3. Peneliti menyebarkan angket kepada
Negeri 5 Bendungan, 7) SD Negeri 6 responden/guru penjasorkes tingkat
Bendungan, 8) SD Negeri 4 Wates, 9) SD SD Negeri se-Kecamatan Wates
Negeri 5 Wates, 10) SD Negeri Beji, 11) Kabupaten Kulon Progo.
SD Negeri Conegaran, 12) SD Negeri 4. Peneliti mengumpulkan angket yang
Darat, 13) SD Negeri Dukuh, 14) SD telah disebar dan melakukan transkrip
Negeri Gadingan, 15) SD Negeri Giripeni, hasil pengisian angket.
16) SD Negeri Graulan, 17) SD Negeri 5. Setelah memperoleh data peneliti
Jurangjero, 18) SD Negeri Karangwuni, mengambil kesimpulan dan saran.
19) SD Negeri Kasatrian, 20) SD Negeri
Kulwaru Kulon, 21) SD Negeri Mangunan Instrumen dan Teknik Pengumpulan
Baru, 22) SD Negeri Kali Kepek, 23) SD Data
Negeri Pepen, 24) SD Negeri Percobaan 4
Wates, 25) SD Negeri Punukan, 26) SD Instrumen dalam penelitian ini
Negeri Sanggrahan, 27) SD Negeri Sogan, menggunakan kuisoner yang berbentuk
28) SD Negeri Sumberan, dan 29) SD angket. Menurut Sugiyono (2013: 172) ,
Negeri Terbah Sari. angket digunakan bila responden
jumlahnya besar dapat membaca dengan
Subjek Penelitian baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal
yang sifatnya rahasia. Metode
Subjek atau populasi dalam pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah guru pendidikan penelitian ini adalah instrumen berupa
jasmani olahraga dan kesehatan yang ada angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan
di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan yang relevan dengan tujuan
Wates Kabupaten Kulon Progo yang penelitian.Tujuan dari teknik ini adalah
berjumlah 31 guru dari 29Sekolah Dasar untuk memperoleh data mengenai
negeri. pelaksanaan administrasi pembelajaran
guru pendidikan jasmani olahraga dan
Prosedur kesehatan tingkat Sekolah Dasar Negeri
se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon
Teknik dalam pengumpulan data Progo.
yang akan dipergunakan adalah dengan Angket dalam penelitian ini
memberikan angket kepada guru bersifat tertutup. Tujuan dari angket
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 8 
 

tertutup dalam penelitian ini agar terdapat Setelah data sudah terkumpul,
kesamaan jawaban masing-masing kemudian langkah selanjutnya adalah data
respondeng sehingga proses pengolahan dibuat atau disajikan ke dalam bentuk
datanya lebih mudah. Angket yang frekuensi, lalu data tersebut diategorikan
digunakan dalam penelitian ini dan disajikan ke dalam bentuk diagram.
menggunakan angket yang sudah ada, Pengkategorian disusun menggunakan 5
yaitu yang di buat oleh Sulistyawati (2015) kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi,
yang memiliki validitas 0,666 dan sedang, rendah, sangat rendah. Kriteria
reliabilitas sebesar 0,991. pengkategorian skor menggunakan rumus
Saifuddin Azwar (2010: 43) yaitu:
Teknik Analisis Data
Tabel 2. Kriteria pengkategorian skor
Dalam penelitian ini, peneliti Norma Kategori
menggunakan teknik analisis data Sangat
M + 1,5 SD < X
deskriptif kuantitatif dengan persentase Tinggi
sebagai perhitunganya. Menurut B. M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD Tinggi
Syarifudin (2010: 112), cara mengubah M - 0,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD Sedang
skor/ nilai ke dalam bentuk persentase, M – 1,5 SD < X ≤ M – 0,5 SD Rendah
Sangat
yaitu dengan rumus : X ≤ M – 1,5 SD
Rendah
Keterangan :
M = Mean (rerata)
Keterangan : SD = Standar deviasi
% = Persentase
∑X = skor X hitung HASIL PENELITIAN DAN
∑ Maks = skor maksimal ideal PEMBAHASAN

Untuk mengetahui kriteria setiap Penelitian ini dilaksanakan pada


faktor data dalam pensekoran, maka bulan Februari 2017 dengan subjek seluruh
dilakukan pengkategorian sesuai dengan guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri di
instrumen. Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo
yang secara administrasi naungan
Tabel 1. Pembobotan skor jawaban sekolahnya dibawah UPTD pendidikan
Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon
Butir Alternatif Jawaban Progo Provinsi Yogyakarta, dengan rincian
perny- sebanyak 31 guru Penjasorkes dari 29
Tidak
ataan Selalu Sering Jarang
Pernah Sekolah Dasar Negeri. Peneliti
Positif 4 3 2 1 menggunakan instrumen angket untuk
Negatif 1 2 3 4 memperoleh data penelitian yang
jumlahnya 40 butir pernyataan dengan opsi
Keterangan : Tabel pemberian bobot skor jawaban sangat setuju (SS), setuju (S),
jawaban tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS), setiap butir pernyataan diberi skor
1-4. Konstrak dalam penelitian ini adalah
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 9 
 

Pelaksanaan Admninistrasi Pembelajaran


12 11 Kurang
Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan 10 Sekali
10
Kesehatan Tingkat SD Negeri Se- (KS)
Kurang
8 7 (K)

Frekuensi
Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo
6 Sedang
dengan 3 faktor penilaian, yaitu faktor (S)
4 3
perencanaan pembelajaran, faktor Baik (B)
2
pelaksanaan pembelajaran, dan faktor 0
0
evaluasi pembelajaran. Kemudian data
ditabulasi, diskor, dianalisis, dan
dikategorikan sesuai dengan rumus
Gambar 1. Histogram Pelaksanaan
pengkategoriannya yaitu sangat baik
Administrasi Pembelajaran Guru
sekali, baik, cukup baik, kurang, dan
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
kurang sekali. Data di analisis dengan
Kesehatan Tingkat Sekolah Dasar
menggunakan bantuan program komputer
Negeri se-Kecamatan Wates
MS Excel dan diperoleh hasil skor tertinggi
Kabupaten Kulon Progo Tahun
154, skor terendah 119, rerata/mean
2016/2017
144,06, standar deviasi (SD) 8,86. Apabila
Berdasarkan tabel dan diagram
data disajikan dalam bentuk distribusi
batang diatas menunjukkan bahwa
frekuensi, maka dapat disajikan sebagai
pelaksanaan administrasi pembelajaran
berikut :
guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan tingkat SD Negeri Se-
Tabel 5. Norma Penilaian Pelaksanaan
Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo
Administrasi Pembelajaran Guru
tahun 2016/2017 terdapat 0% (0 guru)
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
pada kategori baik sekali, 32,26% (10
Kesehatan Tingkat Sekolah Dasar
guru) pada kategori baik, 35,48% (11
Negeri se-Kecamatan Wates
guru) pada kategori cukup baik, 22,58% (7
Kabupaten Kulon Progo Tahun
guru) pada katagori kurang dan 9,68% (3
2016/2017
guru) pada kategori kurang sekali.
Interval Skor Kategori F %
X ≥ 157,35 Baik 0 0
Secara lebih Secara lebih rinci
Sekali penelitian yang bertujuan mengetahui
148,49 ≤ X < Baik 10 32,26 pelaksanaan administrasi pembelajaran
157,35 guru pendidikan jasmani olahraga dan
139,63 ≤ X < Cukup 11 35,48 kesetan memiliki 3 faktor penilaian
148,49 Baik
didalamnya, kemudian dijabarkan dari
130,77 ≤ X < Kurang 7 22,58
139,63 hasil penelitian yang diperoleh, sebagai
X < 130,77 Kurang 3 9,68 berikut:
Sekali 1. Faktor Perencanaan Pembelajaran
Jumlah = 31 100 % Pelaksanaan administrasi
pembelajaran guru pendidikan jasmani
Apabila data pada tabel di atas ditampilkan olahraga dan kesehatan berdasarkan faktor
dalam bentuk diagram batang, maka akan perencanaan pembelajaran diukur
tampak gambar seperti berikut: menggunakan angket yang berjumlah 13
butir pernyataan dengan skor antara 1-4.
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 10 
 

Setelah data ditabulasi, diskor dan Berdasarkan tabel dan diagram


dianalisis menggunakan program MS Excel batang diatas menunjukkan bahwa faktor
diperoleh skor tertinggi 52, skor terendah perencanaan pembelajaran terdapat 0% (0
39, rerata/mean (M) 48,83, standar deviasi guru) pada kategori baik sekali, 35,48%
(SD) 2,92. Apabila data ditampilkan dalam (11 guru) pada kategori baik, 41,94% (13
bentuk deskripsi frekuensi maka sebagai guru) pada kategori cukup baik, 12,90% (4
berikut : guru) pada katagori kurang dan 9,68% (3
guru) pada kategori kurang sekali.
Tabel 4. Norma Penilaian Faktor 2. Faktor Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran Dalam Pelaksanaan administrasi
Mempengaruhi Pelaksanaan pembelajaran guru pendidikan jasmani
Administrasi Pembelajaran Guru olahraga dan kesehatan berdasarkan faktor
Pendidikan Jasmani Olahraga dan pelaksanaan pembelajaran diukur
Kesehatan tingkat Sekolah Dasar menggunakan angket yang berjumlah 17
Negeri se-Kecamatan Wates butir pernyataan dengan skor antara 1-4.
Kabupaten Kulon Progo Tahun Setelah data ditabulasi, diskor dan
2016/2017 dianalisis menggunakan program MS
Excel diperoleh skor tertinggi 52, skor
Interval Kategori
F % terendah 39, rerata/mean (M) 48,83,
Skor standar deviasi (SD) 2,92. Apabila data
X ≥ 53,21 Baik Sekali 0 0 ditampilkan dalam bentuk deskripsi
50,29 ≤ X < Baik 11 35,48 frekuensi maka sebagai berikut :
53,21
47,37 ≤ X < Cukup Baik 13 41,94
Tabel 5. Norma Penilaian Faktor
50,29
Pelaksanaan Pembelajaran Dalam
44,45 ≤ X < Kurang 4 12,90
47,37 Mempengaruhi Pelaksanaan
X < 44,45 Kurang Sekali 3 9,68 Administrasi Pembelajaran Guru
Jumlah = 31 100 Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan tingkat Sekolah Dasar
Apabila data pada tabel diatas ditampilkan Negeri se-Kecamatan Wates
dalam bentuk diagram batang, maka akan Kabupaten Kulon Progo Tahun
tampak seperti sebagai berikut: 2016/2017

14 13 Kurang
Interval Kategori
F %
12 11 Sekali Skor
(KS) X ≥ 53,21 Baik Sekali 1 3,23
10 Kurang
(K)
Frekuensi

8
Sedang
50,29 ≤ X Baik 11 35,48
6
4 (S) < 53,21
4 3
Baik (B) 47,37 ≤ X Cukup Baik 10 32,26
2 < 50,29
0
0 44,45 ≤ X Kurang 5 16,13
< 47,37
X < 44,45 Kurang Sekali 4 12,90
Gambar 2. Diagram Faktor Perencanaan
Jumlah = 31 100
Pembelajaran.
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 11 
 

Apabila data faktor fasilitas diatas Pembelajaran Guru Pendidikan


disajikan dalam bentuk diagram, maka Jasmani Olahraga dan Kesehatan
sebagai berikut : tingkat Sekolah Dasar Negeri se-
Kecamatan Wates Kabupaten Kulon
Progo Tahun 2016/2017
12 11 Kurang
10 Sekali
10 (KS) Interval Kategori
Kurang F %
8 (K) Skor
Frekuensi

6 5 Sedang X ≥ 53,21 Baik Sekali 0 0


4
(S) 50,29 ≤ X < Baik 14 45,16
4

2 1
Baik 53,21
(B)
0 47,37 ≤ X < Cukup Baik 7 22,58
50,29
44,45 ≤ X < Kurang 7 22,58
47,37
Gambar 3. Diagram Faktor Pelaksanaan
X < 44,45 Kurang Sekali 3 9,68
Pembelajaran
Jumlah = 31 100
Berdasarkan tabel dan diagram batang
di atas menunjukkan bahwa faktor Apabila data faktor prosedur evaluasi
pelaksanaan pembelajaran terdapat 3,23 (1 pembelajaran di atas disajikan dalam
guru) pada kategori baik sekali, 35,48% bentuk diagram, maka sebagai berikut :
(11 guru) pada kategori baik, 32,26% (10
guru) pada kategori cukup baik, 16,13% (5
16 Kurang
guru) pada katagori kurang dan 12,90% (4 14
Sekali
14
guru) pada kategori kurang sekali. 12
(KS)
Kurang
10 (K)
Frekuensi

8 7 7
3. Faktor Evaluasi Pembelajaran Sedang
6 (S)
Pelaksanaan administrasi 4 3
Baik (B)
pembelajaran guru pendidikan jasmani 2 0
olahraga dan kesehatan berdasarkan faktor 0

evaluasi pembelajaran diukur


menggunakan angket yang berjumlah 10
butir pernyataan dengan skor antara 1-4. Gambar 4. Diagram Faktor Evaluasi
Setelah data ditabulasi, diskor dan Pembelajaran
dianalisis menggunakan program MS Excel
diperoleh skor tertinggi 40, skor terendah Berdasarkan tabel dan diagram batang
28, rerata/mean (M) 35,83, standar deviasi di atas menunjukkan bahwa faktor evaluasi
(SD) 3,48. Apabila data ditampilkan dalam pembelajaran terdapat 0 (0 guru) pada
bentuk deskripsi frekuensi maka sebagai kategori baik sekali, 45,16% (14 guru)
berikut : pada kategori baik, 22,58% (7 guru) pada
kategori cukup baik, 22,58% (7 guru) pada
Tabel 6. Norma Penilaian Faktor Evaluasi katagori kurang dan 9,68% (3 guru) pada
Pembelajaran Dalam Mempengaruhi kategori kurang sekali.
Pelaksanaan Administrasi
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 12 
 

Pembahasan Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan


menunjukan bahwa pelaksanaan bahwa besarnya pelaksanaan administrasi
administrasi pembelajaran guru pendidikan pembelajaran guru Pendidikan Jasmani
jasmani olahraga dan kesehatan tingkat SD Olahraga dan Kesehatan tingkat Sekolah
negeri se-Kecamatan Wates Kabupaten Dasar Negeri se-Kecamatan Wates
Kulon Progo tahun 2016/2017 pada Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016/2017,
katagori cukup baik yaitu sebesar 35,48 %. untuk kategori “baik sekali” sebesar 0 %
1. Faktor Evaluasi Pembelajaran (0 guru); kategori “baik” sebesar 32,36 %
Berdasarkan hasil penelitian  yang (10 guru); kategori “cukup baik” sebesar
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa 35,48 % (11 guru); kategori “kurang”
sebagian besar guru pendidikan jasmani sebesar 22,58 % (7 guru); dan kategori
olahraga dan kesehatan tingkat SD negeri “kurang sekali” sebesar 9,68 % (3 guru).
se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 144,06
Progo pada faktor evaluasi pembelajaran pelaksanaan administrasi pembelajaran
adalah faktor yang paling berpengaruh guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
dengan kategori baik yaitu sebesar Kesehatan tingkat Sekolah Dasar Negeri
45,16%. se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon
Progo dalam kategori “cukup baik”.
2. Faktor Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian  yang Saran
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar guru pendidikan jasmani Berdasarkan kesimpulan penelitian
olahraga dan kesehatan tingkat SD negeri di atas, saran yang dapat disampaikan
se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon yaitu:
Progo pada faktor pelaksanaan 1. Perlunya sistem manajemen
pembelajaran adalah faktor yang paling pendidikan yang baik agar program
berpengaruh nomer dua dengan kategori pembelajaran Penjasorkes di Sekolah
baik yaitu sebesar 35,48%. Dasar Negeri se-Kecamatan Wates
Kabupaten Kulon Progo agar dapat
3. Faktor Perencanaan Pembelajaran berjalan secara maksimal sesuai tujuan
Berdasarkan hasil penelitian  yang pembelajaran yang telah ditetapkan
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebelumnya.
sebagian besar guru pendidikan jasmani 2. Kelompok Keja Guru (KKG)
olahraga dan kesehatan tingkat SD negeri Penjasorkes SD di Kecamatan Wates
se-Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Kabupaten Kulon Progo hendaknya
Progo pada faktor perencaan mengadakan kegiatan seminar yang
pembelajaran adalah faktor yang paling berkaitan dengan tema seputar
rendah dengan kategori cukup baik yaitu penyusunan administrasi pembelajaran
sebesar 41,94%. dengan mendatangkan pakar/ ahli
yang berkompeten. Seminar yang
diadakan tentunya akan dapat
menambah wawasan/ pengetahuan
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 13 
 

seputar penyusunan administrasi Kebudayaan Republik Indonesia


pembelajaran dari bapak ibu guru No. 22 Tahun 2016 tentang
Penjasorkes . Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta.
3. Kepada para peneliti di bidang
____.(2016). Peraturan Menteri
administrasi pembelajaran yang akan Pendidikan dan Kebudayaan
melakukan penelitian dalam tema Republik Indonesia No. 23 Tahun
yang sama, diharapkan agar 2016 tentang Standar Proses
menggunakan sampel yang lebih besar Pendidikan Dasar dan Menengah.
dengan variabel-variabel yang lain. Jakarta.
Sehingga diharapkan hasil penelitian Saekhan Muchith. (2008). Pembelajaran
Kontekstual. Semarang: Rasail
yang di dapat akan lebih maksimal
Media Group.
hasilnya. Slamet Riyanto. (2011). Identifikasi
Administrasi Guru Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Jasmani SD/MI Se-Kecamatan
Lendah Kabupaten Kulon Progo.
B. Syarifudin. (2010). Panduan TA Skripsi Tidak di Terbitkan.
Keperawatan dan Kebidanan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Dengan SPSS. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Grafindo Litera Media. Soenarjo. (2002). Teori Belajar dan
Dimyati dan Mudjiono. (2015). Belajar Pembelajaran. Jakarta: UT.
dan Pembelajaran. Jakarta: PT Sugihartono, dkk. (2013). Psikologi
Rineka Cipta. Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Dini Rosdiani. (2014). Perencanaan Press.
Pembelajaran dalam Pendidikan Sugiyono. (2011). Statistika Untuk
Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Alvabeta CV. _______. (2013). Metode Penelitian
Dwi Siswoyo. (2013). Ilmu Pendidikan. Kuantitatif, Kualitatif, dan
Yogyakarta: UNY Press. Kombinasi (Mixed Methods).
E. Mulyasa. (2006). Menjadi Guru Bandung: Alfabeta.
Profesional Menciptakan Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur
Pembelajaran Kreatif dan Penelitian Suatu Pendekatan
Menyenangkan. Bandung: PT Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Rosdakarya. Sulistyawati. (2015). Pelaksanaan
Elis Ratnawulan, dkk. (2015). Evaluasi Administrasi pembelajaran
Pembelajaran. Bandung: CV Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Pustaka Setia. Kesehatan tingkat Sekolah Dasar
Hartati Sukirman. (2007). Administrasi Negeri Se-Kecamatan Sleman
dan Supervisi Pendidikan. Kabupaten Sleman tahun
Yogyakarta: UNY Press. 2015/2016. Skripsi Tidak di
Husamah, dkk. (2016). Belajar & Terbitkan. Fakultas Ilmu
Pembelajaran. Malang: Keolahragaan Universitas Negeri
Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.
Malang. Suparlan. (2006). Guru Sebagai Profesi.
Moh.UzerUsman. (2006). Menjadi Guru Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Profesional. Bandung: PT Remaja Syaiful Sagala. (2013). Konsep dan Makna
Rosdakarya. Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Pemerintah Republik Indonesia. (2016).
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 14 
 

UU No 14 tahun 2005, Permendiknas No Implementasi. Yogyakarta:


16 tahun 2007. Profesi Guru. Pedagogik.
Jakarta: Depsiknas. Umi Kulsum & Moh. Januar. (2014).
Zainal Arifin Ahmad. (2012). Perencanaan
Pembelajaran dari Desain sampai
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 15 
 
Pelaksanaan Administrasi Pembelajaran… (Hilda) 16 
 

Anda mungkin juga menyukai