Anda di halaman 1dari 9

MANAGEMEN ASUHAN KEPERAWATAN Ny.

W DENGAN MASALAH
PERDARAHAN ANTENATAL DI RUANG MELATI 1
RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA

Pembimbing Rumah Sakit: Arie Tika, S. Kep. Ns


Pembimbing Akademik: Sulastri, S.Kp., M.Kes.

Disusun oleh:
Dyah Ayu Nurjanah
J210150019

PROFRAM PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
A. Pengertian
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat
tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007). Kista
adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi
cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006).Kista ovarium merupakan
suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan
yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari
lapisan terluar dari ovarium (Agusfarly, 2008). Kista ovarium adalah
pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk
seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat
bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk,
dkk. 2005).

B. Penyebab
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang
nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista
ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.
Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak
terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam
ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka
saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa
kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang
nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa
darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah
kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan
abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista
Dermoid.
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa
factor pemicu yaitu gaya hidup tidak sehat. Diantaranya
1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2. Zat tambahan pada makanan
3. Kurang olah raga
4. Merokok dan konsumsi alkohol
5. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
6. Sering stress
7. Zat polutan
8. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker,
yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena
makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu
atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu
gen pemicu kanker.

C. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang
rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur
1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada
oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat
terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan
multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,
dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai
dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia
yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh
ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas
yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada
sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikelfolikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.
Kistakista itu sendiri bukan menjadi problem utama dan diskusi tentang
penyakit tersebut diluar cakupan artikel ini.

D. Pathway
E. Komplikasi Penyakit
Menurut Manuaba ( 1998:417 ) komplikasi dari kista ovarium yaitu :
1. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan
memerlukan tindakan yang cepat.
2. Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
3. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu
aktifitas seharihari.
4. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista
tumpah kedalam rungan abdomen.
5. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45
tahun.
F. Penatalaksanaan
1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan
bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista
ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen
dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang
diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan
gurita abdomen sebagai penyangga.
4. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang
pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan
kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi
napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti
tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. ( Lowdermilk.dkk.
2005:273 )
5. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk
mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound)
yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan
ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh
dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali
lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi
cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut.
6. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
7. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
8. Foto Rongen
Berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks, selanjutnya pada kista
dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi pada kista.

G. Data Fokus
Pengkajian
Yaitu suatu kegiatan mengumpulkan dan mengorganisasikan data yang
dikumpulkan dari berbagai sumber dan merupakan dasar untuk tindakan dan
keputusan yang diambil pada tahap-tahap selanjutnya. Adapun pengkajiannya
meliputi :
1. Biodata
Meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab dan identitas masuk.
2. Riwayat kesehatan
Meliputi keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat kesehatan keluarga dan riwayat sosial ekonomi.
3. Status Obstetrikus, meliputi :
a. Menstruasi : menarche, lama, siklus, jumlah, warna dan bau
b. Riwayat perkawinan : berapa kali menikah, usia perkawinan
c. Riwayat persalinan
d. Riwayat KB
e. Pengkajian pasca operasi rutin, menurut (Ingram, Barbara, 1999)
4. Kaji tingkat kesadaran
5. Ukur tanda-tanda vital
6. Auskultasi bunyi nafas
7. Kaji turgor kulit
8. Pengkajian abdomen
a. Inspeksi ukuran dan kontur abdomen
b. Auskultasi bising usus
c. Palpasi terhadap nyeri tekan dan massa
d. Tanyakan tentang perubahan pola defekasi
e. Kaji status balutan
9. Kaji terhadap nyeri atau mual
10. Kaji status alat intrusif
11. Palpasi nadi pedalis secara bilateral
12. Evaluasi kembajinya reflek gag
13. Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan lamanya
waktu di bawah anestesi.
14. Kaji status psikologis pasien setelah operasi
15. Data penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah lengkap (NB, HT,
SDP)
b. Terapi : terapi yang diberikan pada post operasi baik injeksi maupun
peroral

H. Pemeriksaan Fisik

I. Analisis yang Bisa Dilakukan


Data Etiologi Masalah
Keperawatan
DS : Klien mengatakan Kista Ovarium Gangguan rasa
bahwa dia merasa nyeri pada ↓ nyaman: nyeri
luka di perutnya. Operasi abdomen
P : Klien merasa nyeri karena ↓
adanya luka post operasi. Luka Insisi
Q : Klien mengatakan ↓
nyerinya seperti Diskontinuitas Jaringan
berdenyutdenyut. ↓
R : Klien merasakan nyeri di Nyeri
perutnya.
S : Skala nyeri yang dialami
klien adalah 2 (sedang).
0 : Tidak nyeri
1: Nyeri ringan
2 : Nyeri sedang
3: Nyeri berat
4: Nyeri tak tertahankan
T : nyerinya sejak 2 hari yang
lalu setelah dilakukan operasi
dan nyerinya kadangkadang
Muncul

DO :
-Klien masih terlihat
meringis kesakitan ketika
bergerak.
- Skala nyeri 2 (sedang).
- TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 85 kali/menit
T : 36,5 oC
R : 20 kali/menit
DS : - Kista Ovarium Resiko infeksi

DO : Luka post Op Pembedahan

Invasi kuman sekunder

Resiko infeksi
DO : klien menyatakan Kista Ovarium Ansietas
Kecemasannya ↓
Operasi
DS : klien terlihat tidak tenang ↓
Kurang pengetahuan

Ansietas
DS : Klien mengatakan Kista Ovarium Gangguan nutrisi
mual, muntah. ↓ kurang dari
Pembesaran ovarium kebutuhan tubuh
DO : ↓
- Klien hanya memakan Menekan organ perut
seperempat dari porsi yang ↓
disediakan Rasa sebah di perut
- Klien tampak tidak nafsu ↓
makan Anoreksi, mual, muntah
- BB menurun (1kg dalam ↓
seminggu) 64kg menjadi 63 Intake tidak adekuat
kg ↓
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
DS : Kista Ovarium Resiko konstipasi
- Klien mengatakan sudah 2 ↓
hari tidak BAB Operasi
-Klien mengatakan ↓
ada rasa untuk BAB namun Imobilitas
tidak keluar ↓
-Klien mengatakan Peristaltik usus ↓
sebelumnya tidak pernah ↓
seperti ini Resiko konstipasi

DO :
-Klien tampak kurang
beraktivitas
-Klien kelihatan takut
untuk beraktivitas
-Klien terlihat terbaring lemah
di tempat tidur

J. Asuhan Keperawatan
K. Pencegahan Diri Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan
L. Alat-Alat yang dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai