Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN PEMASARAN

“Marketing Plan Ellsa Batik”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Manajemen Pemasaran


DOSEN
Haddy Suprapto, DR., MS.
Danang Yudhiantoro, SE., Msi.
EM-F

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Ajeng Permata Sari (141170188)


Helmi Fairuz Ikbal (141170197)
Bagus Ganjar Lugina (141170217)
Ellsa Damantika (141170220)
Yanuar Prima Syukri (141170222)

PROGRAM STUDI DI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan dan perkembangan zaman mengakibatkan masyarakat sebagai
pelaku kehidupan terus bersaing dan berpacu dalam upaya memenuhi kebutuhan yang
menjadi tuntutan dan demi kelangsungan hidupnya.Dalam pemenuhan kebutuhan
hidup yang sering disebut dengan tuntutan ekonomi tentunya membutuhkan sarana
dan prasarana.Usaha kerajinan batik yang didirikan oleh Suhada pada tahun 1997
merupakan usaha kelanjutan dari usaha batik yang dirintis oleh ayah mertua yaitu
Hardi Trimanto(65 thn) Sejak tahun 1970.Berawal dari kondisi ekonomi masyarakat
yang sebagaian besar bermatapencaharian sebagai petani, Hardi Trimanto warga Desa
Jarum merasa prihatin dengan kondisi pertanian yang sulit dikembangkan.Beliau
mempunyai 5 putra yaitu Sri Mulyani (40 thn),Sajino (35 thn),Marsita (33
thn),Giyanto (30 thn),dan Suyati (27 thn) yang merupakan istri dari Suhada (38
thn).Untuk mencukupi kebutuhan hidup Hardi Trimanto mengandalkan dari hasil
pertanian.Musim kemarau yang panjang,menyebabkan tanah pertanian tidak bias lagi
digarap karena lahan kering dan gersang sehingga meskipun para petani tetap
bertanam, hasilnya tidak mencukupi kebutuhan hidup yang semakin meningkat.
Pada tahun 1965 Hardi Trimanto menjadi buruh di daerah Bayat mencari
penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya dan bekerja sebagai tukang
batik selama 5 tahun.Dengan mempunyai sedikit pengetahuan dan kemampuan
membatik yang terbatas kemudian mencoba mengembangkan sendiri dan membuka
usaha karena beliau tidak mau selamanya menjadi buruh batik.Pengetahuan tentang
batik ditularkan kepada 5 putranya agar mereka berusaha mandiri.Pada saat itu Hardi
Trimanto membuat batik kain dengan warna dan motif yang masih sederhana.Hasil
kerajinan yang dihasilkan kemudian dicoba untuk dijual di Yogyakarta.Usaha yang
dilakukan semakin lama semakin meningkat,banyak pengerajin Yogyakarta yang
memesannya.Hal itu tentu saja menjadikan tekad untuk lebih mengembangkan
usahanya.Media batik yang semula dibuat diatas kain kemudian dikembangkan diatas
kayu.Meskipun kerajinan kayu tidak diproduksi sendiri dan sebatas pengerjaan
finishing dengan teknik batik usaha ini berkembang dan lebih meningkat.Kerajinan
kayu seabagai media batik dibeli dari perajin kayu di Gunungkidul
Berawal dengan hal tersebut Suyati dan Suhada menekuni kerajinan batik
kayu.Dari 5 putra Hardi Trimanto Suyati satu satunya yang mengembangkan usaha
batik kayu dan yang lain mengembangkan batik tulis.Pada tahun 1997 Suhada
mencoba mengembangkan usaha mandiri dengan melanjutkan usaha batik yang telah
dirintis oleh ayah mertuanya yaitu kerajinan batik kayu.Meskipun pemasaran saat itu
masih tergantung pada penitipan di Yogyakarta,semakin lama Suhada banyak pesanan
dari berbagai daerah antara lain Bali dan Solo sampai sekarang,sehingga produk2
batik kayu yang dihasilkan mayoritas dipasarkan ke Bali meskipun banyak juga yang
dipasarkan ke Solo dan Yogyakarta.Usaha yang dikembangkan oleh Suhada mampu
mengangkat kegiatan ekonomi di Desa Jarum.Semula wanita Desa Jarum banyak
yang tidak mempunyai kegiatan, dengan bekerja sebagai tukang batik mereka dapat
membantu mendapatkan penghasilan untuk menambah ekonomi keluarga.
Guna menambah pengetahuan tentang membatik Suhada beserta pekerjanya
mengikuti perlatihan tentang batik di Yogyakarta. Usaha ini mengerjakan kerajinan
batik pada kerajinan kayu mentah. Bahan baku mentah didatangkan dari Bobung,
Putat Gunung Kidul, dari Bantul,Solo,Malang,dan Bali. Produk yang dikerjakan
dengan teknik batik antara lain bentuk sandal theklek, nampan, kotak perhiasan, rekal
atau tempat baca Al Qur’an, kapstok, mangkok, topeng, dakon, patung loroblonyo,
souvenir dan perabot seperti piring, alas gelas, alas mangkok,tempat buah dan lainya
yang terbuat dari berbagai jenis kayu yaitu kayu Pule, kayu Sengon, kayu Mahoni,
kayu Wadang, kayu Gamarina dan Kayu Swar. Warna yang digunakan pada batik
kayu diproduksi Suhada dengan menggunakan warna sintetis yaitu Naptol dan
Indigosol. Warna yang dipakai mengikuti trend warna yang biasanya berganti
misalnya hijau, coklat, merah marun tergantung pesanan. Apabila pemesan
memberikan contoh warna penawaran mengikuti dan menyesuaikan Teknik
pewarnaan yaitu dengan teknik celup dan colet, tergantung pada warna yang dipakai.
Tenaga kerja untuk produksi batik kayu dibagi menjadi 2 yaitu tenaga dalam
dan tenaga luar. Tenaga dalam artinya tenaga yang bekerja di rumah produksi yang
bertempat di rumah Suhada atau tenaga tetap berjumlah 9 orang, sedangkan tenaga
luar artinya dalam mengerjakan batik mereka mambawa kerumah masing-masing
yang berjumlah 20 orang . bagian-bagian pekerja sudah ditetapkan mulai dari awal
sampai finishing yaitu pengamplasan bahan mentah,desain, proses penyantingan,
pewarnaan, perlodoan, sampai finishing dengan melamin. System pengupahan
menggunakan dua system yaitu system borong untuk pekerja seperti menyanting
bagai pekerja luar atau tidak tetap maupun tenaga tetap, sedangkan untuk pekerja
yang menggunakan sisitem harian yaitu untuk pekerja pewarnaan, pelodoan dan
finishing.
BAB II
TENTANG PERUSAHAAN

A. PROFIL PERUSAHAAN
Nama : Ellsa Batik
Jenis Usaha : Kerajinan Batik
Jenis Produk : Kain Batik dan Accesoris Batik
Nama Produk : Ellsa Batik
Diresmikan : 23 Desember 1997
Alamat : KR. Gumuk, Jarum, Bayat, Klaten, Indonesia 57462

B. VISI PERUSAHAAN
“Melestarikan batik tulis,dan memperkenalkan batik tulis pada masyarakat luas dan
dunia”

C. MISI PERUSAHAAN
“Menyejahterakan keluarga dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat
sekitar serta menjadi motivasi bagi pelaku bisnis yang baru merintis usahanya”

D. TUJUAN PERUSAHAAN
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga/masyarakat.
2. Menambah pendapatan bagi masyarakat sekitar.
3. Menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
4. Melestarikan warisan nenek moyang.
5. Memperkenalkan batik tulis dalam kemasan modern
BAB III
KONSEP BISNIS

A. Executive Summary
Saat ini Indonesia memiliki pasar yang potensial dalam produk pakaian.
Bertambahnya jumlah penduduk dan berubahnya gaya hidup merupakan salah satu hal
yang menyebabkan hal tersebut. Penduduk Indonesia konsumtif serta selektif dalam
memilih pakaian, dikarenakan kepekaan mereka terhadap produk-produk yang lebih
menarik minat dan perhatian. Maka dari itu perusahaan makanan saat ini berkembang
begitu pesat.
Ellsa Batik merupakan perusahaan batik yang berdiri sejak 23 Desember 1997. Ellsa
Batik juga sudah terkenal dengan produk kain batiknya. Ellsa Batik juga berupaya untuk
meningkatkan perekonomian warga sekitar dengan merekrut warga sekitar untuk
membantu usahanya. Ellsa Batik berlokasi di KR. Gumuk, Jarum, Bayat, Klaten,
Indonesia 57462. Dengan keunikan dari produk yang dihasilkan, banyak konsumen yang
berminat membeli produk Ellsa Batik. Selain itu dengan peluang yang dimiliki Ellsa
Batik yang berupa masih luasnya pangsa pasar kain batik karena belum banyak yang
menjual produk tersebut. Dengan adanya peluang terseut diharapkan Ellsa Batik dapat
meningkatkan profit yang tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan.

B. Environmental Analysis
1. The Marketing Environment
a. Competitive Forces :
Dalam lingkup desa sendiri terdapat 22 pengrajin diantaranya pengrajin batik
kayu dan batik kain . Dari sekian pengrajin masing-masing memiliki ciri khas
tersendiri, memiliki selera motif dan warna masing-masing. Ini juga menjadi
pesaing bagi Ellsa Batik untuk tetap mempertahankan ke eksisannya dengan ciri
khasnya warna yang tegas ,motif elegan dan batikan yang halus sehingga memberi
kesan wibawa dan mewah.
Alternatif strategi bersaing yang tepat untuk diterapkan oleh Ellsa Batik
Klaten , dikaitkan dengan kondisi/situasi umum yang dihadapi Ellsa Batik saat ini,
posisi bisnis pada saat ini serta strategi bersaing yang sudah diterapkan oleh Ellsa
Batik. Untuk mengetahui kondisi perusahaan, posisi perusahaan dalam industri,
strategi yang harus dilakukan untuk mengantisipasi posisinya di lingkungan
industri serta kemampuannya dalam mengelola sumber daya dalam rangka
penciptaan nilai perusahaan yang akan menjadi nilai lebih perusahaan
dibandingkan pesaingnya. Ellsa Batik mempunyai kekuatan yang tinggi dari faktor
internalnya dan mempunyai peluang yang tinggi dari faktor eksternalnya, sehingga
strategi yang cocok untuk adalah Strategi S-O (Strength– Opportunity) dimana
perusahaan mendukung strategi agresif yaitu meraih peluang yang ada dengan
memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya. Dalam mengantisipasi posisi
perusahaan di lingkungan industri, maka alternatif strategi yang disarankan adalah
Strategi Diferensiasi dengan cakupan persaingan yang luas. Hal ini sesuai dengan
kemampuan serta sumber daya umum yang diperlukan sebagai syarat dalam
menerapkan strategi bersaing generik, yang telah dimiliki oleh Ellsa Batik dimana
Ellsa Batik berusaha menjadi unik dalam industrinya.

b. Economic Forces
Melihat keadaan ekonomi di Indonesia saat ini yang bagus dan semakin
membaik. Konsumen dalam membeli keripik Ellsa Batik terbilang tinggi.
Konsumen merasa optimis dengan kondisi ekonomi saat ini. Buying power juga
tergantung dengan kondisi keuangan konsumen.

c. Political Forces
Perubahan politik tidak mempengaruhi bisnis dari Ellsa Batik. Sehingga jika
ada pameran dan pelatihan, salah satu binaan dipanggil untuk mengikuti pameran
dan pelatihan tersebut. Tindakan yang dilakukan perusahaan dalam rangka
menjalin hubungan baik dengan pemerintah yaitu bekerja sama dengan pemerintah
dengan memberikan pelatihan kepada umkm lainnya dan pelatihan kepada
masyarakat serta bekerja sama dengan dinas industry dan perdagangan
mengadakan pameran. Sedangkan tindakan yang dilakukan pihak perusahaan
dengan pihak pesaing adalah UMKM lain yang juga memproduksi produk yang
sama.

d. Legal and Regulatory Forces


Perubahan perundang-undangan tidak berpengaruh pada bisnis yang kami
jalankan namun tidak menutup kemungkinan apabila suatu saat akan berpengaruh
pada bisnis ini.
e. Technological Forces
Perubahan teknologi tidak berpengaruh terhadap target market bisnis kami
karena kosumen Ellsa Batik lebih banyak yang membeli secara langsung tanpa
melalui teknologi media online. Dengan teknologi kami dapat dengan mudah
mengelola bisnis secara optimal. Kami juga dapat mengelola bisnis dari proses
produksi hingga ke pemasaran produksi tersebut dapat lebih mudah dan cepet serta
lebih efisien dibandingkan sebelum kami menggunakan teknologi terbaru.
Perubahan teknologi berpengaruh dalam hal pemasaran.

f. Sociocultural Forces
Sesuai yang kami ketahui bahwa masyarakat tegolong konsumtif dan tertarik
dengan sesuatu yang berbeda dan unik maka produk Ellsa Batik akan lebih
digemari dari pada produk yang lain.

2. Target Market
a. Identification
 Karakteristik Demografi
1. Jenis kelamin: pria dan wanita
2. Usia: 21 – 30 tahun
3. Pendidikan: semua jenjang pendidikan
4. Pendapatan: menengah ke atas
5. Pekerjaan: semua kalangan
 Karakteristik Geografi
Kabupaten Klaten terletak di antara gunung Merapi dan pegunungan Seribu
dengan ketinggian 75-160 meter diatas permukaan laut yang terbagi menjadi
wilayah Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah
berbukit di bagian selatan.
 Karakteristik psychographic
Ellsa Batik memposisikan diri kepada perusahaan dan kaula muda sebagai
perusahaan yang menjual kemeja dan kaos kombinasi antara fashion jaman
sekarang dengan unsur batik. Ellsa Batik juga berusaha agar dapat di ingat oleh
konsumen sebagai perusahaan yang menjual kemeja dan kaos di toko online
yang unik dan tidak kuno sehingga menimbulkan brand image pada benak
konsumen.
 Karakteristik penggunaan produk
Berdasarkan karakteristik penggunaan produk yaitu rata-rata untuk digunakan
untuk keperluan acara formal, seragam pegawai, dan gaya hidup.
b. Needs Analysis
Pada masa kini kebanyakan konsumen pemakai batik menginginkan batik
dengan nilai tinggi, elegant dan memberikan kesan berwibawa tetapi tetap
fashionable dengan harga terjangkau. Sesuai dengan tujuan perusahaan Ellsa Batik
yang memproduksi batik tulis dengan motif, warna, model baju yang fashionable.
Batik yang terkenal di pasaran ada beberapa macam, seperti : batik tulis, batik cap,
batik printing. Sebagian orang memilih batik printing dan batik cap, kenapa?
karena batik cap dan printing harganya jauh lebih murah dibandingkan batik tulis.
Batik cap dan batik printing bisa lebih murah karena proses pembuatannya hanya
di cap / seperti fotocopy. Meskipun begitu batik tulis paling dicari-cari oleh pecinta
batik dan masyarakat menengah keatas. Batik tulis membawa nilai jual yang lebih
tinggi karena seni dari batik itu sendiri begitu kental dan terlihat lebih mewah /
elegan . Batik tulis proses pembuatannya dengan cara dicanting dikit demi sedikit
oleh pembatik sehingga detail dari setiap motif lebih rapii dan bagus. Pelanggan
Ellsa Batik menargetkan pasaran dikalangan menengah hingga menengah keatas
dari kwalitas dan lain-lain juga sangat diperhatikan sehingga mestipun batik yang
dikenal masyarakat kampungan (kurang modern) Ellsa Batik akan membuktikan
bahwa batik bisa dikemas modern .

3. Current Market Objectives and Performance


a. Review of Marketing Objectives
Mengenalkan produk Ellsa Batik ke seluruh kalangan masyarakat, menciptakan
brand awareness produk Ellsa Batik, dan menyampaikan nilai produk ke
masyarakat. Tujuan tersebut konsisten dilaksanakan sejak Ellsa Batik berdiri
hingga sekarang meskipun ada berbagai tuntutan jaman.
b. Performance Analysis
Semakin banyak hasil produksi semakin meningkat keuntungannya namun jika
dihitung per item keuntungan dapat dikatakan menurun,
C. SWOT Analysis
1. Strength and Weakness
a. Strength
1) Menyediakan produk fashion lokal berupa kaos dan berbagai macam baju
wanita dan kemeja dengan adanya ornamen batik tulis disetiap produk.
2) Batik yang diproduksi asli batik tulis
3) Layanan yang diberikan selaama 24 jam dan mudah dijangkau karena
menggunakan sistem online berupa website pribadi
4) Layanan COD (Cash on Delivery) khusus wilayah Klaten dan Sekitarnya
5) Layanan Request Mode bagi para konsumen yang ingin membuat desain
sendiri tanpa tambahan biaya.
b. Weakness
1) Keterbatasan sumber daya manusia yang belum berpengalaman.
2) Kesulitan dalam menyediakan pewarna sintetis.
3) Dalam pencampuran warna harus tepat supaya memperoleh hasil warna yang
maksimal.
4) Nama merek dagang yang belum dikenal masyarakat.
5) Keterbatasan modal yang dimiliki .
6) Kurangnya kepercayaan konsumen terhadap produk baru yang dibeli secara
online karena tidak dapat melihat secara langsung bagaimana kualitas produk
yang tawarkan.
2. Opportunities and Threats
a. Opportunities
Dengan menargetkan kalangan menengah batik tulis dapat lebih mudah dipasarkan
karena kebanyakan orang menengah keatas pemakai batik lebih memilih batik tulis
karena nilai seni yang dikandung sangat kental. Batik tulis juga memiliki ciri khas
tersendiri terlihat kalem dan elegant. Batik tulis Ellsa Batik juga eksklusif karena
seluruh produksinya tidak ada yang sama , satu motif satu baju dan warna kecuali
pesan seragam. Ini menjadi peluang tersendiri untuk Ellsa Batik sehingga
produknya tidak akan ada yang menyamai. Produk- produknya dijamin kualitasnya
dan pembatiknya juga pembatik yang sudah teruji kualitasnya.
b. Threats
Ancaman yang dihadapi Ellsa Batik yaitu banyak pesaing bermunculan dan stok
untuk kain seragam / baju seragam masih terbatas jadi harus pesan terlebih dahulu,
pemasaran online juga belom maksimal dikarenakan owner tinggal beda kota
karena sedang mengambil kuliah S1.
3. Matching Strengths to Opportunities/Converting Weakness and Threats
a. SWOT MATRIX (S – O)
Strategi ini menggunakan seluruh kekuatan untuk menguasai pasar dengan
memanfaatkan peluang yang dimiliki perusahaan.
1. Dengan adanya Ellsa Batik memudahkan kebutuhan pokok masyarakat dan
sekarang pakaian batik sudah digunakan instasi –instasi untuk pakain dinas atau
resmi
b. SWOT MATRIX (S – T)
Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman.
1. Ellsa Batik memiliki produk yang berbeda dari para pesaing namun hal tersebut
masih bisa di tiru oleh pihak lain, maka dari itu Ellsa Batik memiliki berbagai
macam desain sehingga sangat sulit untuk di tiru.
c. SWOT MATRIX (W – O)
Strategi dalam meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan
menggunakan peluang-peluang yang yang ada.
1. Ellsa Batik terdapat pesaing yang lebih besar dan harganya murah. Namun dengan
bahan baku yang banyak dan harga cukup terjangkau jadi tidak meningkatkan
harga jual.
d. SWOT MATRIX (W – T)
Strategi yang meminimalkan kelemahan serta ancaman yang ada bagi perusahaan.
1. Produk Ellsa Batik dengan design kemasan yang kurang menarik serta mudah
ditiru dan produk pesaing dengan harga yang lebih murah dapat membuat
konsumen berpikir dua kali untuk membeli produk Ellsa Batik.

D. Marketing Objectives
Tindakan yang spesifik dan terukur dengan time frame untuk memenuhi tujuan
pemasaran adalah penjualan perbulan. Tindakan yang akan kita lakukan tersebut
didukung oleh kekuatan yang kita miliki dan diharapkan dapat merebut peluang yang ada.
Tindakan yang akan kita lakukan tersebut dapat meminimalkan kelemahan dan mengatasi
ancaman yang ada. Tujuan tersebut konsisten dengan visi dan misi perusahaan.
E. Marketing Strategis
1. Target Market
Terkait dalam demografi target pasar dari Ellsa Batik adalah anak-anak muda seperti
mahasiswa dan mahasiswi, berusia 21-30 tahun dan perusahaan yang ingin membuat
seragam para pegawainya. Beberapa kelompok segmen pasar dari Ellsa Batik seperti
Seperti anak muda, mahasiswa, dan pegawai kantoran.

F. Marketing Mix
a. Produk
Atribut produk merupakan alat bagi perusahaan untukmenciptakan nilai konsumen
yang tinggi karena itu konsumen perlu merasakan atau mengalami terlebih dahulu
fitur produk ini untuk sampai pada tahap evaluasi.Menurut Tjiptono (2008:104)
atribut produk meliputi :
1. Labeling berkaitan dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu
produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Menurut
Stanton, (Tjiptono, 2008:107), secara garis besar terdapat 3 macam label, adalah:
 Band Label yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada
kemasan.
 Grade Label yaitu label yang mengidentifikasi kualitas produk dengan suatu
huruf,
angka, atau kata.
 Descriptive Label yaitu label yang memberikan informasi obyektif mengenai
penggunaan, konstruksi / pembuatan, perawatan / perhatian, dan kinerja
produk,
serta karakteristik-karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk.
Dari ketiga macam label ini, Ellsa Batik hanya menggunakan bagian Band Label saja. Ellsa
Batik memberikan Band Label pada setiap Produk yang dibuat dan juga disetiap kemasannya.
karena ini juga bisa dapat menguntungkan Ellsa Batik untuk masyarakat dapat mengetahui
inilah produk yang dibuat oleh Ellsa Batik.
2. Merek
Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, warna, desain, gerak, atau
kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan
diferensiasi terhadap produk pesaing. Untuk menjual produk kepada konsumen, penulis
menggunakan nama Ellsa Batik.
b. Price
Menurut kotler dan Armstrong (2010, p314) “Price is the amount of money
charged for a product or services” artinya harga merupakan nilai uang yang
dibayarkan untuk suatu barang atau jasa. Menurut Fred R. David (2010:201), ada
lima pemangkukepentingan (stakeholder) mempengaruhi keputusan penetapan
harga:
• Konsumen
• Pemerintah
• Pemasok
• Distributor
• Pesaing
Kadang, sebuah organisasi akan menjalankan strategi ke depan untuk meraih
pengendalian yang lebih baik atas harga yang dibebankan kepada konsumen.
Harga Produk
Harga produk - produk dari Ellsa Batik sangat terjangkau . Untuk harga baju mulai
Rp. 120.000,00 hingga Rp. 500.000,00 sangat terjangkau karena Ellsa Batik
menjual dengan harga grosir . Untuk harga kain dibagi menjadi 2 ,kain dengan
warna sintetis dan kain dengan warna alam. Kain dengan warna sintetis harga
mulai Rp. 250.000,00 - Rp. 700.000,00 sedangkan kain dengan warna alam dimulai
dari harga Rp. 350.000 - Rp. 1.000.000 . Dan untuk harga accesoris sepeti gelang ,
shall, topeng, kotak perhiasan, dll. dimulai dari harga Rp. 5.000,00 - Rp
150.000,00.
c. Place
Ellsa batik dalam menjual barangnya melalui saluran pemasaran langsung yaitu
dari Ellsa Batik langsung ke konsumen. Karena penjualan dengan harga grosir
kadang juga ada beberapa pemilik toko yang mengambil barang dari Ellsa Batik
untuk dijual kembali dikotanya.
d. Promotion
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:63) menyatakan bahwa “promosi adalah
aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan
membelinya”. Menurut Hatimul Nembah (2011,p206) prmosi adalah rangsangan
jangka pendek untuk mendorong pembelian. Kalau iklan memberi alasan untuk
membeli maka promosi memberi alasan untuk membeli sekarang. Promosi adalah
sebuah cara perusahaan untuk menjual, mengingatkan, dan menaikan minat
konsumen untuk membeli produk dari perusahaan itu sendiri. Promosi juga bagian
terpenting dari bauran pemasaran yang berperan untuk menjual sebuah produk.
Ellsa Batik mempromosikan barang dengan penilaian mulut kemulut dari
pelanggan dan melalui sosial media (Instagram dan facebook @ellsa_batik).
G. Marketing Implementation
1. Marketing Organization
Unit pemasaran cenderung difungsikan kepada jenis produk. Pembuatan produk
dilakukan setiap hari. Yang bertanggung jawab adalah Bapak Suhada. Sedangkan
untuk meningkatkan kebutuhan karyawan dapat melalui: Memberikan pelatihan dan
penyuluhan kepada karyawan, dan juga karyawan saling bertukar pikiran untuk
memecahkan masalah bersama-sama yang ada agar dapat terselesaikan dengan baik
2. Activities, Responsibility, and Timetable for Completion
a. Product Activities
Pengolahan bahan baku hingga menjadi produk jadi, yang bertanggung jawab
adalah Bapak Suhada. Target Penyelesaiannya bergantung pada banyak sedikitnya
bahan baku yang ada.
b. Pricing Activities
Aktivitas penetapan harga produk, yang memiliki tanggung jawab dalam penetapan
harganya adalah Ibu Suratmi. Target penyelesaian yaitu penentuan harga
berdasarkan pada perhitungan berbagai harga dari bahan baku yang digunakan dan
biaya tenaga kerja.
c. Distribution Activities
Aktivitas distribusi dilakukan pada dua buah toko yang bertempat di Klaten dan
Bali, yang bertanggung jawab adalah Bapak Suhada.
d. Promotion Activities
Aktivitas promosi nya hanya berupa dari mulut ke mulut. Ellsa Batik juga
mengikuti pameran serta memasarkan lewat internet. Kegiatan promosi dipimpin
langsung oleh Bapak Suhada.

H. Evaluation and Control


1. Performance Standarts and Financial Controls Product Activities
a. Product Activites
Aktivitas produksi tidak bisa ditentukan jumlahnya karena bergantng pada banyak
sedikitnya bahan baku yang tersedia, biaya produksi tergantung harga bahan baku
pada saat itu. Melakukan perbaikan apabila tidak sesuai dengan standar yang
dipatok perusahaan. Selain itu melakukan quality control setelah produk jadi.
b. Pricing Activities
Proses penetapan harga barang untuk dijual retail, harga ditetapkan saat produk itu
selesai diproduksi. Melakukan evaluasi harga produk apabila harga pasar bahan
baku yang digunakan mengalami perubahan. Antisipasi dengan pengawasan
terhadap fluktuasi harga bahan baku.
c. Distribution Activities
Pengelolaan Toko yang bertempat di daerah Klaten dan Bali.

I. Monitoring Procedures
Untuk meraih kesuksesan, Ellsa Batik memonitoring kegiatan pemasarannya,
melakukan pengawasan langsung dari proses produksi hingga proses pendistribusian
dan pemasaran produk.
Selain itu pihak perusahaan juga melakukan marketing audit yang ditekankan
pada promosi. Pihak perusahaan merasa kondisi saat ini masih banyak masyarakat
yang belum mengetahui tentang produk Ellsa Batik. Oleh karena itu pihak perusahaan
giat melakukan promosi melalui berbagai media.

Anda mungkin juga menyukai