Anda di halaman 1dari 7

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA


MEDIS

DIABETES MELITUS DI RUANG ANGGREK

RSUD Dr. SOEROTO

NGAWI

Oleh :

MARYUNI

NIM. 015.13.11.664

PROGRAM STUDI D – III KEPERAWATAN

AKPER PEMKAB NGAWI

2013
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Diabetes Mellitus atau kencing manis sepertinya bukan


merupakan fenomena baru bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat mulai
terbiasa mendengar vonis dokter yang menyatakan bahwa dirinya, keluarga
atau bahkan teman mereka mengidap diabetes atau kencing manis. Penyakit
Diabetes Mellitus (DM) menjadi salah satu penyakit tidak menular yang
prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes melitus
merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner & Suddarth, 2001).
Diabetes Melitus (DM ) adalah penyakit metabolik (kebanyakan herediter)
sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik oleh karena adanya
“disfungsi” sel beta pankreas atau ambilan glukosa di perifer atau keduanya
( DM Tipe 2) atau kurangnya insulin absolut ( DM Tipe 1) ( Tjokroprawiro,
2007).

Menurut laporan lembaga kesehatan dunia (WHO), jumlah penderita DM


di dunia pada bulan november 1993 sebanyak 100 juta lebih dengan
prevalensi sebesar 6 %. Laporan terakhir oleh McCarty (dkk) diperkirakan
sedikitnya jumlah penderita DM di dunia pada tahun 2010 sebanyak 239,3 juta
dan hingga tahun 2020 diperkirakan menjadi 300 juta, DM terdapat di seluruh
dunia, namun lebih sering (terutama tipe 2) terjadi di negara berkembang.
Analisis dari beberapa pusat kegiatan DM di seluruh indonesia menunjukkan
bahwa prevalensi DM di indonesia kurang lebih 1,5 %, sehingga pada saat ini
diperkirakan minimal terdapat 4-5 juta. Di RSU Dr. Soetomo surabaya tahun
2003 tercatat sebanyak 39.875 penderita DM. Di RSUD Dr Soeroto Ngawi
pada bulan Juni – November tahun 2013 tercatat sebanyak ... penderita DM (
Tjokroprawiro, 2007).

Diabetes mellitus terjadi akibat kekurangan hormon insulin yang


diproduksi oleh kelenjar pankreas baik secara relatif (DM Tipe 2) maupun
secara absolut (DM Tipe 1) . Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh
gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses secara sempurna,
akibatnya kadar glukosa di dalam darah akan meningkat ( hiperglikemia).
Gula yang meliputi polisakarida, oligosakarida, disakarida, dan monosakarida
merupakan sumber tenaga yang menunjang keseluruhan aktivitas manusia.
Seluruh gula ini akan diproses menjadi cadangan tenaga oleh hormon insulin
tersebut. Karenanya, penderita diabetes mellitus (diabetisi) biasanya akan
mengalami lesu, kurang tenaga, berat badan menurun secara cepat, selalu
merasa haus, sering buang air kecil terutama pada malam hari, dan penglihatan
menjadi kabur. Selain itu komplikasi dari hiperglikemia jangka panjang dapat
berupa gangren, retinopati, neuropati, infark miokard, dan penyakit vaskuler
perifer ( Brunner & Suddarth, 2001).

Peran perawat pada klien diabetes melitus meliputi aspek promotif,


preventif, kuratif dan rehabilitatif. Secara promotif perawat dapat memberikan
penjelasan pada klien tentang penyakit Diabetes Melitus mulai dari penyebab
sampai dengan komplikasi yang akan terjadi bila tidak segera ditangani.
Kemudian pada aspek preventif perawat memberikan penjelasan bagaimana
cara penyebaran penyakit Diabetes Melitus. Secara kuratif perawat berperan
memberikan obat-obatan sebagai tindakan kolaborasi dengan tim dokter.
Aspek rehabilitatif meliputi peran perawat dalam memperkenalkan pada
anggota keluarga cara merawat pasien dengan Diabetes Melitus dirumah, serta
memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kadar gula darah.

1.2 Rumusan masalah

Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis
akan melakukan kajian lebih lanjut dengan malakukan asuhan keperawatan
diabetes melitus dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut “
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Diagnosa Medis
Diabetes Melitus di ruang Anggrek RSUD Dr. Soeroto Ngawi“?.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan pada klien


dengan diagnosa diabetes mellitus di ruang Anggrek RSUD Dr.
SOEROTO Ngawi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengkaji klien dengan diagnosa diabetes mellitus di ruang Anggrek


RSUD Dr. SOEROTO Ngawi.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan diagnosa


diabetes mellitus di ruang Anggrek RSUD Dr. SOEROTO Ngawi.

3. Merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa


diabetes mellitus di ruang Anggrek RSUD Dr. SOEROTO Ngawi..

4. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa


diabetes mellitus di ruang Anggrek RSUD Dr. SOEROTO Ngawi

5. Mengevaluasi klien dengan diagnosa diabetes mellitus di ruang


Anggrek RSUD Dr. SOEROTO Ngawi..

6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan diagnosa


diabetes mellitus di ruang Anggrek RSUD Dr. SOEROTO Ngawi..

1.4 Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi
manfaat :
1. Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
pengetahuan khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada klien diabetes
mellitus.

2. Secara praktis, tugas akhir ini akan bermanfaat bagi :

a. Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di Rumah
Sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan klien diabetes
mellitus dengan baik.

b. Profesi kesehatan

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan


pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada klien
diabetes mellitus.

c. Peneliti berikutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan
keperawatan pada klien diabetes mellitus.

1.5 Metode penulisan

1. Metode

Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa


atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi
kepustakaan yang mempelajari, mengumpulkan, membahas dan dengan
studi pendekatan proses keperawatan dengan langkah – langkah
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Metode pengumpulan data secara langsung antara perawat dan klien.


Disini perawat (pewawancara) mendapatkan respon langsung dari
klien melalui tatap muka dan pertanyaan yang diajukan. Data
wawancara adalah semua ungkapan klien, tenaga kesehatan, atau orang
lain yang berkepentingan termasuk keluarga, teman, dan orang
terdekat klien (Asmadi, 2008).

b. Observasi

Metode pengumpulan data melalui pengamatan visual dengan


menggunakan panca indra. Unsur terpenting dalam observasi adalah
mempertahankan obyektivitas penilaian (Asmadi, 2008).

c. Pemeriksaan

Merupakan proses inspeksi tubuh dan sistem tubuh guna menentukan


ada atau tidaknya penyakit yang didasarkan pada hasil pemeriksaan
fisik dan laboratorium (Asmadi, 2008).

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang didapatkan dari klien untuk menggali
informasi mengenai masalah kesehatan klien (Setiadi, 2012).

b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data atau informasi yang didapat dari orang tua,
suami atau istri, teman klien atau orang terdekat klien (Setiadi, 2012).

c. Data tersier
Data yang diperoleh dari catatan klien, riwayat penyakit klien,
konsultasi, hasil pemeriksaan diagnostik, catatan medis dari anggota
tim kesehatan lain, perawat lain, kepustakaan (Setiadi, 2012).
4. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan


dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.

1.6 Sistematika penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami
studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Bagian awal, memuat halaman judul, persetujuan komisi pembimbing,


pengesahan, kata pengantar dan daftar isi.

2. Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing – masing bab terdiri dari
sub bab berikut :

BAB 1 : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, tujuan,


manfaat penelitian, dan sistematika penulisan studi kasus.

BAB 2 : Tinjauan Pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut


medis dan asuhan keperawatan klien dengan diagnosa diabetes
melitus, serta kerangka masalah.

BAB 3 : Tinjauan Kasus, berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian,


diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

BAB 4 : Pembahasan, berisi tentang perbandingan antara teori dengan


kenyataan yang ada dilapangan.

BAB 5 : Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.

3. Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

Anda mungkin juga menyukai