TINJAUAN PUSTAKA
penyakit dan asuhan keperawatan pasien hepatitis. Konsep penyakit yang akan
yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap
sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang
bulan.
2. Hepatitis kronis: gangguan-gangguan yang terjadi > 6 bulan dan
hepatitis virus akut. Virus E dan D diketahui sebagai hepatitis virus non-
peradangan pada hati yang disebabkan oleh infeksi virus atau reksi toksik
1. Anatomi hepar
coklat dengan berat 1000 – 1800 gram. Hati terletak dalam rongga
dewasa yang kurus tepi bawah hati mungkin teraba satu jari di
Hepar mempunyai dua lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri.
masuk ke hepar dan 2/3 berasal dari vena porta. Arteri hepatika
perusakan hemoglobin.
2.1.3 Etiologi
1. Infeksi
a. Virus
c. Parasit (malaria)
2. Non infeksi
a. Obat-obatan
c. Alcohol
2. Virus hepatitis B
3. Virus hepatitis C
4. Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus
Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
5. Virus hepatitis E
6. Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini.
1. Masa tunas
minggu.
kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan
3. Fase Ikterik
suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sclera
pada seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1 – 2
minggu.
4. Fase Penyembuhan
penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
minggu.
e. Nyeri sendi
memanjang.
1. Hepatitis A
Gejala awal ISPA ringan (flu dengan demam ringan), pra ikterik:
dapat timbul ikterus (puncak hari 10), ikterus pada sklera dan kulit,
2. Hepatitis B
3. Hepatitis C
4. Hepatitis D
5. Hepatitis E
2.1.6 Patofisiologi
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-
bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobule dan unit ini
hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon system imun
dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya,
hepar normal.
tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
dalam hati. Selain itu terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya
2010).
2. Hepatitis alkoholik
3. Gagal jantung, baik kanan maupun kiri
2.1.8 Komplikasi
yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak
1. Kolestatis
yaitu:
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
1) Urobilirubin direk
3) Bilirubin urine
4) Urobilinogen urine
5) Urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
2) Albumin serum
3) Globulin serum
4) HbsAG
c. Waktu protombin
3) LDH/ HDL
4) Ammonia serum
2. Radiologi
a. Foto
2.1.10 Pencegahan
1. Pencegahan umum
jangan sampai pasien atau orang lain tertusuk jarum yang telah
Terkontaminasi”.
sterilitasnya.
A.
“Terkontaminasi”.
3. Setiap kali pasien hepatitis B akan kontak dengan darah pasien atau
penyakitnya.
donor darah.
1. Hepatitis A
tempat tersebut selama 3 bulan dan 0,06 ml/kg setiap 5 bulan jika
b. Homoseksual aktif
2.1.11 Penatalaksanaan
2. Vitamin K
4. Anti-emetik
2008).
1. Intoleransi aktivitas
2. Kebutuhan nutrisi
3. Nyeri
4. Hipertermi
(Doenges, 2000).
tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya
yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Mubarak,
2005).
interaksi antara sistem rangka tubuh dan sistem saraf serta interpretasi
1. Nyeri perifer
c. Nyeri alih: nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh dari
2. Nyeri sentral
3. Nyeri psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya atau nyeri yang timbul
1. Nyeri akut
diketahui.
2. Nyeri kronis
Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri bisa
Nyeri pada kasus hepatitis termasuk dalam jenis nyeri viseral karena rasa
Wartonah, 2006).
paru-paru.
1. Pergerakan.
2. Membentuk postur.
2. Sel saraf atau neuron membawa impuls dari bagian tubuh satu ke
lainnya.
berjalan dari saraf motorik ke sel otot melalui sinaps dengan bantuan
neutransmiter asetilkolin.
2. Transmisi neuromuscular
pembentukan asetilkolin.
3. Eksitasi-kontraksi Couplin
Merupakan mekanisme molekuler peristiwa kontraksi. Adanya
sehingga terjadi ikatan antara aktin dan myosin serta kontraksi otot
terjadi.
aktivitas tubuh.
asesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usu halus bagian
distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan,
dalam mulut melalui enzim ptyalin yang ada dalam air ludah.
lambung. Dari lambung hidrat arang dikirim terus ke usus dua belas
tadi.
2. Lemak
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung, karena dalam mulut
selektif.
3. Protein
Kemudian, tripsin dalam usus dua belas jari yang berasal dari
seluruhnya diubah oleh enzim pepsin menjadi asam amino yang siap
untuk diserap.
Protein yang telah diubah ke dalam bentuk asam amino
mempunyai sifat larut dalam air. Seperti halnya hidrat arang, asam
amino yang mudah larut dalam air juga dapat diserap secara pasif
4. Mineral
aktif ini. Penyerapan dapat lebih jauh dipengaruhi oleh isi sistem
pencernaan.
5. Vitamin
cukup.
Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh sistem transportasi
transportasi aktif.
mencegah xerophtalmia.
neuritis.
nafsu makan.
protein.
mencegah anemia.
kesembuhan jaringan
memudahkan
penyerapan zat besi dan
asam folat.
terbentuk dikulit
akibat pemanasan
sinar matahari.
utama.
protein.
1. Pengetahuan
2. Prasangka
3. Kebiasaan
daerah, terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis
sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena
4. Kesukaan
5. Ekonomi
1. Tujuan diet
2. Syarat diet
45 kkal/kg BB.
melalui feses.
kontraindikasi.
f. Bentuk makanan lunak bila ada keluahan mual dan muntah, atau
seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan
nangka.
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam
mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi
2. Kulit
3. Paru
bernapas.
4. Gastrointestinal
hamper 90% dari total berat badan tubuh. Sementara itu, sisanya
dari total berat bada, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita
dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat
lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin. Jika lemak tubuh sedikit, maka
cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria karena pada wanita dewasa
1. Asupan cairan
±2500 cc per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau
2. Pengeluaran cairan
air yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal (berupa
pencernaan (feses).
pada respons klien, baik lokal maupun sitemik. Tanda infeksi lokal
meliputi:
2. Kalor atau panas, merupakan sifat dari reaksi infeksi yang hanya
ujung saraf.
2. Reservoir
3. Pintu keluar
4. Metode penyebaran
a. Penyebaran langsung
vektor.
salurang pernapasan.
5. Pintu masuk
tubuh hospes malalui rute yang sama seperti saat keluar dari
reservoir.
(Mubarak, 2008)
terhadap infeksi. Bayi baru lahir memiliki sistem imun yang imatur
penuaan.
tidak hanya bekerja menghancurkan sel kanker, tetapi juga sel yang
menyintesis antibodi.
1. Periode inkubasi
2. Periode prodromal
3. Periode sakit
patogenitas kuman.
4. Periode konvalensi
2.7 Konsep Dasar Stres dan Adaptasi (Tarwoto & Wartonah, 2006)
Stress merupakan bagian dari kehidupan yang mempunyai efek
muncul. Respon yang tidak disadari pada saat tertentu disebut respon
koping. Perubahan dari suatu keadaan dari respon akibat stressor disebut
perubahan situasi.
stressor (misalnya kalau menginjak paku maka secara reflex kaki akan
Dalam proses GAS terdapat tiga fase: pertama, reaksi peringatan ditandai
pupil; kedua, fase resisten dimana fungsi kembali normal, adanya LAS,
krisis.
1. Cemas ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir
2. Cemas sedang
napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia,
diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan
tidak enak.
3. Cemas berat
hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang
ancaman meningkat.
4. Panik
Pada tahap ini lahan persepsi telah terganggu sehingga individu tidak
Respon panik seperti napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi sakit
4. Masalah biaya.
5. Kurang informasi.
7. Masalah pengobatan.
Menurut Asmadi (2008) yang dikutip dari Yura dan Wals (1983),
proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang
1. Pengkajian
keperawatan.
a. Pengumpulan Data
keperawatan.
1) Identitas
digunakan.
5) Pemeriksaan Fisik
d) Pemeriksaan mata
dan faring.
f) Pemeriksaan leher
tiroiditis.
dan ketiak.
h) Pemeriksaan paru-paru
paru.
i) Pemeriksaan jantung
bradikardi.
j) Pemeriksaan abdomen
Pada pemeriksaan abdomen kemungkinan ditemukan
k) Pemeriksaan integumen
gerak.
dan anus.
cenderung tidur.
b. Analisa Data
keperawatan.
Data Subjektif:
Data Objektif:
b) Mual muntah.
(2013)
Data Subjektif: -
Data Objektif:
b) Kulit kering
c) Urin pekat
f) Ketidakmampuan berkonsentrasi
g) Turgor kulit jelek
(2013)
Data Subjektif:
Data Objektif:
Data Subjektif:
penyakitnya.
Data Objektif:
a) Banyak bertanya.
b) Meminta informasi.
Data Subjektif:
Data Objektif:
Data Subjektif:
Data Objektif:
Data Subjektif:
orang lain.
tubuh.
Data Objektif:
2. Diagnosa Keperawatan
2013).
2013).
3. Perencanaan
a. Diagnosa keperawatan 1:
Intervensi:
2000).
radio, membaca.
hati.
(Doenges, 2000).
2000).
(Doenges, 2000).
Wartonah, 2006).
aktivitas.
aktivitas.
Wartonah, 2006).
2006).
16) Berikan pendidikan kesehatan tentang perubahan gaya
pegerakan.
b. Diagnosa keperawatan 2:
(Doenges, 2000).
(Doenges, 2000).
dibutuhkan.
2000).
2006).
2006).
2006).
Wartonah, 2006).
dan diare.
(Doenges, 2000).
2000).
Wartonah, 2006).
Wartonah, 2006).
infeksi.
rumah sakit.
(Doenges, 2000).
2000).
(Doenges, 2000).
1) Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji,
indikasi.
(Doenges, 2000).
penyakit.
R/ kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi karena tipe
2013).
Wartonah, 2006).
setiap 2 jam.
nyaman.
jelas.
tidur.
Wartonah, 2006).
menit.
penyimpangan perilaku.
Wartonah, 2006).
15) Lakukan teknik relaksasi: teknik napas dalam dan
membaca.
2006).
yang panas.
2006).
mengurangi nyeri.
teknik relaksasi.
pengurang nyeri.
indikasi.
tidak dikontraindikasikan.
4. Pelaksanaan
yang telah ditetapkan tergantung pada situasi dan kondisi klien saat
itu.
bantu pegerakan.
sebelum makan jika ada indikasi, membantu klien makan jika tidak
mengkaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan
air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji, menghindari sabun
indikasi.
dan irama nadi, tekanan vena sentral, tekanan darah, frekuensi napas,
dikontraindikasikan.
5. Evaluasi
cairan tidak terjadi, resiko tinggi infeksi tidak terjadi, resiko tinggi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan.