TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit dan asuhan
keperawatan anak dengan demam typhoid. Konsep penyakit yang akan diuraikan definisi,
etiologi dan cara penanganan secara medis. Asuhan keperawatan akan diuraikan masalah –
masalah yang muncul pada penyakit demam typhoid dengan melakukan asuhan keperawatan
Demam Tifoid adalah infeksi sistemik akut pada saluran pencernaan yang
Demam typoid adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada
aliran darah yang disebabkan oleh Bakteri Salmonella Thyposa atau Salmonella
paratyphi A, B, C. Pada penyakit demam tifoid ini masa inkubasi dihitung mulai saat
pertama kali kuman ini masuk kemudian ‘tidur’ sebentar untuk kemudian menyerang
tubuh kita, masa ini berlangsung 7-12 hari. pada awal penyakit ini penderita
mengalami keluhan berupa anoreksia, rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri
otot, lidah kotor, gangguan perut mulas dan sakit (Akhsin, 2011).
2.1.2 Etiologi
Penyebab demam tifoid adalah bakteri Salmonella typhi. Salmonela adalah bakteri
gram negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagela, dan tidak membentuk spora.
Kuman ini mempunyai tiga antigen yang penting untuk pemeriksaan laboratorium,
yaitu:
1) Antigen O (somatik)
2) Antigen H (flagela). Dan
3) Antigen K (selaput)
Bakteri ini akan mati pada pemanasan 57oC selama beberapa menit
luar dinding sel yang dinamakan endotoksin. Bakteri ini akan mati pada pemanasan
Masa tunas demam tifoid berlangsung 10-14 hari. Gejala-gejala klinis yang timbul
sangat bervariasi dari ringan sampai dengan yang berat, dari asimtomatik hingga
gambaran penyakit yang khas disertai komplikasi hingga kematian (Widodo, 2010).
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit ini pada awalnya sama
dengan penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan
yaitu setinggi 39℃ hingga 40℃, sakit kepala, pusing, pegel-pegel, anoreksia,
mual muntah, perut kembung, dan merasa tidak enak, sedangkan diare dan
kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor, tenggorokan
2. Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari.
Pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam). Lidah tampak kering merah mengkilat. Nadi semakin cepat sedangkan
tekanan darah menurun dan diare menjadi lebih sering yang kadang-kadang
3. Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsur-angsur turun dan kembali normal diakhir minggu. Hal ini
terjadi bila tanpa kompikasi atau berhasil diobati. Bila keadaan membaik gejala-
gejala akan berkurang dan temperature mulai turun. Meskipun demikian justru
pada saat ini komplikasi perdarahan dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat
Menurut Deden dan Tutik (2010) tanda gejala demam thypoid yaitu:
1. Tanda
a. Demam : khas demam 3 minggu, sifat febris remitent dan suhu tidak seberapa
tinggi. Minggu I : suhu meningkat setiap hari, menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Minggu II : pasien terus dalam
berada dalam keadaan demam. Minggu III : suhu tubuh berangsur turun dan
kering dan pecah-pecah, lidah tertutup selaput putih kotor, ujung dan tepi
kemerahan, jarang di sertai tremor, anoreksia, mual dan perasaan tidak enak
tekan perabaan. Bisa disertai konstipasi, kadang normal, dapat terjadi diare
d. Bintik merah pada kulit (roseola) akibat emboli basil dalam kapiler kulit.
e. Epistaksis
2. Gejala
Prodormal : tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, tidak bersemangat
1. Usus halus adalah saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar, yang
merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter pylorus sampai katup ileosekal,
a. Duodenum disebut juga usus 12 jari panjangnya 25-30 cm, berbentuk sepatu kuda
b. Yeyenum adalah kelanjutan dari duodenum yang panjangnya kurang lebih 1-1,5 m.
c. Ileum merentang sampai menyatu dengan usus besar dengan panjang 2-2,5 m.
lekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan
Ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang yang
bernama orifisium ileoseikalis, orifisium ini diperkuat oleh sfingter, ileoseikalis dan
pada bagian ini terdapat katub valvula seikalis atau valvula baukini yang berfungsi
untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali ke ileum.
Mukosa usus halus, yaitu permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan
mukosa dan mikrovilli memudahkan pencernaan dan absorpsi, lipatan ini dibentuk
oleh mukosa dan sub mukosa yang memperbesar permukaan usus. Pada
penampang melintang villi dilapisi oleh epitel dan kripta yang menghasilkan
dalam pencernaan.
Pergerakan usus halus dipicu oleh peregangan dan secara reflek dikendalikan oleh
Gerakan ini berupa gerakan kontriksi dan relaksasi yang bergantian dari
cincin-cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi segmen-segmen dan
mendorong kimus bergerak maju mundur dari satu segmen yang relaks ke
segmen lain. Gerakan segmental memisahkan beberapa segmen usus dari yang
lain, hal ini memungkinkan isi lumen yang cair bersentuhan dengan dinding
b. Peristaltic, yaitu kontraksi ritmis otot polos longitudinal dan sirkuler yang
a. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-
b. Secara selektif mengabsorbsi produk digesti dan juga air, garam dan vitamin.
Didalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang
e. Lipase usus yang memecah monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol
4. Absorbsi Makanan
Makanan yang telah dicerna oleh berbagai getah pencerna yaitu ludah, getah
lambung, getah pancreas, dan sukus enterikus menjadi bentuk yang sederhana
(protein menjadi asam amino, lemak menjadi gliserol dan asam lemak,
halus melalui dua saluran yaitu pembuluh kapiler darah dan saluran limfe di vili
usus halus, dan oleh vena porta di bawa kehati untuk mengalami beberapa
perubahan.
usus halus melalui 2 (dua) saluran yaitu pembuluh kapiler dalam darah dan
saluran limfe yang berada disebelah dalam permukaan vili usus. Sebuah vilus
berisi lacteal, pembuluh darah epithelium dan jaringan otot yang diikat bersama
oleh jaringan limfoid seluruhnya diliputi membrane dasar dan ditutup oleh
epithelium.
Jalur dalam absorbsi, diusus halus melalui jalur absorbtif, yaitu produk-produk
seperti monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol, juga air, elektrolit,
duodenum dan yeyenum. Hanya sedikit yang berlangsung diileum kecuali garam-
2.1.6 Patofisiologi
dikenal dengan 5F yaitu: food (makanan), finger (jari tangan/kuku), fomitus (muntah),
fly (lalat), dan melalui feses. Feses dan muntah pada penderita thypoid dapat
menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat dimana lalat akan hinggap di makanan yang
dimakan oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan
kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman
salmonella thypi masuk ke tubuh orangyang sehat melalui mulut. (Deden dan Tutik,
2010)
lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung (HCL) dan sebagian
lagi lolos masuk ke usus halus bagian distal (usus bisa terjadi iritasi) dan
(bakterimia) primer. Selanjutnya melalui aliran darah dan jaringan limpoid menuju
limfa dan hati. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, yang
mencapai organ lain terutama usus halus sehingga terjadi peradangan yang
Semula disangka munculnya demam dan gejala toksemia (darah yang beracun) pada
membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena
salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen
Thypoid menurut Andra dan Yessie (2013) ini di bagi atas 2 bagian, yaitu :
a. Menembus dinding usus masuk ke dalam darah. Diphagosititis oleh kuman RES
(Reticule Endothelil System) dalam hepar dan lien disini kuman berkembangbiak
dan masuk kedalam darah lagi dan menimbulkan infeksi di usus lagi.
b. Bacil melalui toncil secara Lymphogen dan Haemophogen masuk kedalam hepar
dan lien, bacil mengeluarkan toxin, toxin inilah yang menimbulkan gejala klinis
1. Typhus Abdominalis
2. DHF
3. Malaria
4. TBC
5. Pneumonia
2.1.8 Komplikasi
b. Perforasi usus : biasa terjadi pada minggu ketiga bagian distal illeum.
Perforasi yang tidak disertai peritonitis terjadi bila ada udara di rongga
peritonium dengan tanda pekak hati menghilang, terdapat udara dihati dan
c. Peritonitis : gejala akut abdoomen yang ditemui nyeri perut hebat, dinding
Masukan nutrisi kurang : dehidrasi dan asidosis, dan perspirasi : suhu tubuh
tinggi.
Pemeriksaan laboraturium :
SGOT serta SGPT, pada keadaan demam thypoid biasanya meningkat dan akan
trombopoeses berkurang.
3. Biakan/kultur empedu : basil salmonella typosa ditemukan pada darah (minggu I),
faeses dan urin. Hasil (+) untuk menegakkan diagnosa, hasil (-) menentukan
4. Pemeriksaan widal
dengan suspensi antigen salmonela typosa. Hasil positif bila terjadi reaksi
aglutinasi.
b. Cara dengan mengencerkan serum, maka kadar zat anti dapat ditentukan,
aglutinasi.
c. Untuk mendiagnosa diperlukan titer zat anti terhadap antigen O yang bernilai
1/200/ lebih atau menunjukkan kenaikan yang proresif, sedangkan titer zat anti
terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna karena titer H
infeksi subklinis.
2.1.10 Pencegahan
Menurut Zulkoni (2011) bila seseorang menderita penyakit ini kemungkinan besar
makanan atau minuman yang dikonsumsi tercemar bakteri. Hindari jajanan di pinggir
jalan yang sanitasinya kurang bersih atau telur ayam yang dimasak setengah matang
pada kulitnya tercemar kotoran ayam yang mengandung bakteri salmonella thyposa,
kotoran, atau air kencing dari penderita tipes. Usaha yang bisa dilakukan untuk
dilakukan vaksinasi, kini sudah ada vaksin tipes atau tifoid yang disuntikkan
c. Pemberantasan lalat.
Perawatan khusus :
2.1.11 Penatalaksanaan
1. Medik
c. Istirahat selama demam s/d 2 minggu (7-14 hari) mencegah perdarahan usus,
setelah suhu normal kembali (bed rest total), boleh duduk ,bila tidak panas
tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas. Susu 2x satu gelas. Diit typhoid
akut : “bubur saring”,setelah demam turun diberi bubur kasar 2 hari, kemudian
nasi tim dan nasi biasa (setelah bebas dari demam 7 hari).
1) Kloramfenikol dosis tinggi yaitu 100 mg/kgBB/hari oral atau IM/IV bila
di anjurkan
2) Tiamfenikol
3) Kotrimoxazol
Menurut Deden dan Tutik (2010) masalah keperawatan yang perlu diperhatikan
adalah:
sayuran, labu siam / wortel dimasak lunak sekali. Tahu, telur setengah
kebutuhan. Diberikan setiap 3 jam termasuk ekstra sari uah, bubur kacang
hijau dihaluskan.
karena perspirasi. Pasien menjadi gelisah, selaput lender mulut dan bibir kering
dan pecah-pecah. Untuk menurunkan suhu dengan terapi obat, istirahat mutlak
(bed rest), mobilisasi bertahap dan pengaturan ruangan yang cukup ventilasi.
1. Pasien dengan bibir kering lidah kotor : perawatan mulut 2x sehari, oleskan
3. Pasien dengan sonde : perawatan mulut dan diberikan minum agar selaput
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal,
1. Ginjal
mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi ginjal,
garam.
rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui
mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang
2. Kulit
proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang
dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Pada proses pelepasan panas dapat
dalam kulit. Proses pelepasan panas lainya dapat dilakukan melalui cara
lebih dingin).
diturunkan dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah
melalui aktivitas otot, suhu lingkungan, dan kondisi suhu tubuh yang panas.
3. Paru
insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan
4. Gastrointestinal
kondisi normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100 – 200 ml/hari.
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis,
yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hamper 90% dari total berat badan
tubuh. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan,
kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari
total berat bada, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total
berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Persentase cairan tubuh
bervariasi, bergantung pada faktor usia, lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin. Jika
lemak tubuh sedikit, maka cairan dalam tubuh lebih besar. Wanita dewasa
mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria karena pada wanita
dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding pada pria (Alimul, 2006).
1. Asupan cairan
Asupan cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ±2500 cc
per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari
2. Pengeluaran cairan
Pengeluaran cairan dalam kondisi normal adalah ±2300 cc. jumlah air
yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal (berupa urin), sebanyak
±1500 cc per hari pada orang dewasa. Pengeluaran cairan dapat pula dilakukan
Menurut Alimul (2006) kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh
faktor-faktor :
1. Usia.
2. Temperatur.
melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
3. Diet.
4. Stres.
5. Sakit.
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usu halus bagian distal, sedangkan organ
asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pancreas. Ketiga organ ini
1. Karbohidrat
melalui enzim ptyalin yang ada dalam air ludah. Amilum diubah menjadi
belas jari mengandung amilase. Dengan demikian, sisa amilum yang belum
maltosa. Maltosa ini kemudian diteruskan ke dalam usus halus. Usus halus
Setelah berada dalam usus halus, seluruhnya diubah menjadi monosakarida oleh
enzim-enzim tadi.
Disakarida dan monosakarida mempunyai sifat mdah larut dalam air sehingga
dapat diserap melewati dinding usus/ mukosa usus mengikuti hokum difusi
darah. Proses penyerapan yang tidak memerlukan tenaga dan mengikuti hokum
2. Lemak
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung, karena dalam mulut tidak ada
sebagian kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian diangkut
melalui getah bening dan selanjutnya masuk ke dalam peredaran darah untuk
kemudian tiba di hati. Sintesis kembali terjadi dalam saluran getah bening,
gliserol asam lemak. Asam lemak mempunyai sifat empedu, asam lemak yang
teremulsi ini mampu diserap melewati dinding usus halus. Penyerapan
3. Protein
protease baru terdapat dalam lambung, yaitu pepsin, yang mengubah protein
Kemudian, tripsin dalam usus dua belas jari yang berasal dari pankreas
mengubah sisa protein yang belum sempurna menjadi albuminosa dan pepton.
Dalam usus halus, albuminosa dan pepton seluruhnya diubah oleh enzim pepsin
Protein yang telah diubah ke dalam bentuk asam amino mempunyai sifat
larut dalam air. Seperti halnya hidrat arang, asam amino yang mudah larut
dalam air juga dapat diserap secara pasif dan langsung memasuki pembuluh
darah.
4. Mineral
diserap dengan mdah melalui dinding usus halus secara difusi pasif maupun
transportasi aktif.
atau adanya diet rendah kadar mineral. Hormone adalah zat yang memegang
peranan penting dalam mengatur mekanisme aktif ini. Penyerapan dapat lebih
penyerapan kalsium. Mineral dipakai dalam berbagai hal. Beberapa dari mineral
adalah komponan esensial dari jaringan tubuh, sedang yang lainnya esensial
5. Vitamin
lebih kecil sehingga dapat diserap dengan efektif. Beberapa penyerapan vitamin
Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh sistem transportasi aktif
yang juga membawa lemak ke seluruh tubuh, sedang vitamin yang larut dalam
mencegah xerophtalmia.
neuritis.
nafsu makan.
protein.
mencegah anemia.
kesembuhan jaringan
memudahkan
asam folat.
terbentuk dikulit
akibat pemanasan
sinar matahari.
utama.
protein.
kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
merupakan sumber protein yang paling murah, tiak dijadikan bahan makanan
3. Kebiasaan
makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut
merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan makan ikan
4. Kesukaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
Diit TKTP (tinggi kalori tinggi protein), tidak mengandung banyak serat, tidak
merangsang dan tidak menimbulkan gas. Susu 2x satu gelas. Diit typhoid akut :
“bubur saring”,setelah demam turun diberi bubur kasar 2 hari, kemudian nasi
tim dan nasi biasa (setelah bebas dari demam 7 hari). Pemberian bubur saring
perfurasi usus. Untuk penderita dengan kesadaran menurun : makanan cair lewat
2.4.1 Pendahuluan
Suhu tubuh relatif konstan. Hal ini diperlukan untuk se-sel tubuh agar
dapat berfungsi secara efektif. Normalnya suhu tubuh berkisar 36-37 ⁰C. Suhu
tubuh dapat diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang diproduksi dengan
panas yang hilang dari tubuh. Kulit merupakan organ tubuh yang bertanggung
jawab untuk memelihara suhu tubuh agar tetap normal dengan mekanisme
tertentu.
Panas diproduksi tubuh melalui proses metabolisme, aktivitas otot, dan
sekresi kelenjar. Produksi panas dapat meningkat atau menurun dipengaruhi oleh
suatu sebab, misalnya karena penyakit ataupun stres. Suhu tubuh terlalu ekstrim,
baik panas atau dingin yang ekstrim, dapat menyebabkan kematian. Oleh karena
itu, perawat perlu membantu klien apabila mekanisme homeostasis tubuh, untuk
antaranya adalah karena cedera, demam, dan infeksi. Meningkatnya BMR ini
2. Aktivitas otot.
4. Termogenesis kimia.
sel-sel otot sehingga meningkatkan aktvitas otot. Selain itu, produksi sejumlah
panas juga dapat diperoleh melalui rangsangan saraf simpatis terhadap lemak
coklat.
5. Demam.
rata-rata 120 % untuk setiap peningkatan suhu 10 ⁰C. Hal tersebut berarti
terjadi.
tubuh terdiri atas tiga bagian yaitu reseptor yang terdapat pada kulit dan bagian
tubh lainnya, integrator di dalam hipotalamus, dan efektor sistem yang mengatur
mempunyai lenih banyak reseptor untuk dingin dan hangat dibanding reseptor
yang terdapat pda organ lain seperti lidah, saluran pernapasan, maupun organ
visera lainnya. Bila kulit menjadi dingin melebihi suhu tubuh, maka ada tiga
proses yang perlu dilakukan untuk meningkatkan suhu tubuh. Ketiga proses
panas.
1. Pengertian
atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang
memerlukan.
2. Jenis
a. Kompres hangat
b. Kompres dingin
c. Mengurangi kongesti
c. Pascatonsillectomy
d. Radang, memar
5. Cara pemberian kompres hangat :
Menurut Priharjo yang dijelaskan oleh Mubarak, nyeri adalah perasaan tidak
nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat
sepenuhnya dimengerti. Akan tetapi, bisa tidaknya nyeri dirasakan dan hingga
derajat mana nyeri tersebut mengganggu dipengaruhi oleh interaksi antara sistem
1. Nyeri perifer
a. Nyeri superfisial: rasa nyeri yang muncul akibat rangsangan pada kulit dan
mukosa.
b. Nyeri viseral: rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi pada reseptor nyeri di
c. Nyeri alih: nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh dari jaringan
penyebab nyeri.
2. Nyeri sentral
Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis, batang otak, dan
thalamus.
3. Nyeri psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya atau nyeri yang timbul akibat
1. Nyeri akut
Nyeri yang berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Munculnya gejala
2. Nyeri kronis
Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri bisa diketahui atau
tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya tidak dapat disembuhkan.
disertai konstipasi, kadang normal, dapat terjadi diare (Deden & Tutik, 2010).
inflamasi local pada jaringan tempat kuman tersebut berkembang biak seperti di
daerah : hati, plak peyeri, limpa dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial
2.6 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian ini meliputi bio – psiko – sosio –
spiritual. Dalam proses pengkajian ada 2 tahap yang perlu dilalui yaitu
a. Pengumpulan Data
data) dari klien yang meliputi unsure bio – psiko – spiritual yang komprehensif
secara lengkap dan relevan untuk mengenal klien agar dapat memberi arah kepada
tindakan keperawatan.
1) Identitas
status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal MRS, dan diagnosa
medis.
2) Keluhan utama
Pasien mengeluh Perasaan tidak enak badan, pusing, nyeri kepala, lesu dan
Kaji mengenai keluhan yang dirasakan oleh klien, misalnya nyeri pada
epigastrium, mual, muntah, peningkatan suhu tubuh, sakit kepala atau pusinh,
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami oleh klien, baik yang ada
hubungannya dengan saluran cerna atau tidak, kemudian kaji tentang obat-
obatan yang biasa dikonsumsi oleh klien, dan juga kaji mengenai riwayat
5) Pemeriksaan fisik
pemeriksaan ini merupakan bagian penting dalam menilai dari sistem tubuh
(3) Suhu tubuh: hipertemia. Suhu tubuh anak >37,5°C (Hidayat, 2006).
(4) Berat badan pada anak dengan demam dapat ditemukan penurunan
Kepala
merata/tidak.
Palpasi: ada tidaknya nyeri. Pada klien thypoid terdapat nyeri dan pusing
Muka : Bagaimana bentuk wajah, pucat atau tidak, ada oedem atau tidak.
c) Pemeriksaan mata
d) Pemeriksaan hidung
Keadaan hidung bersih/tidak, ada/tidak pernafasan cuping hidung, ada sinus/ tidak
e) Pemeriksaan mulut
Bentuk mulut, membran mukosa kering/ lembab, lidah kotor/ tidak, apakah ada
kemerahan/ tidak pada lidah, apakah ada gangguan dalam menelan, apakah ada
f) Telinga
g) Leher
Pada pemeriksaan leher dinilai ada tidaknya distensi vena jugularis, ada tidaknya
h) Pemeriksaan thorak
Bagaimana bentuk dada, simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah ada
i) Pemeriksaan adomen
Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulit kering/ tidak, apakah terdapat nyeri
tekan pada abdomen kuadran mana, apakah perut terasa kembung, lakukan
j) Genetalia
Pada pemeriksaan genetalia ini dilihat ada tidaknya kelainan bentuk, oedema dan
k) Anus
l) Integumen
Kaji warna kulit, integritas kulit utuh/tidak, turgor kulit kering/ tidak, apakah ada
a. Analisa Data
sehingga dapat ditarik kesimpulan masalah yang timbul dan untuk selanjutnya
2. Diagnosa Keperawatan
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada
keletihan
3. Perencanaan
a. Diagnose keperawatan 1 :
Kriteria hasil :
Intervensi :
2. Pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen pada tempat tidur
sesuai kebutuhan
b. Diagnose keperawatan 2 :
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada
Kriteria hasil :
6) BB meningkat
Intervensi :
simpanan energy
c. Diagnose keperawatan 3 :
Kriteria hasil :
5) TTV stabil
Intervensi :
dirasakan
dan kebisingan.
5. Tingkatkan istirahat
d. Diagnose keperawatan 4 :
Kriteria hasil :
Intervensi :
1. Awasi masukan dan keluaran perkiraan kehilangan cairan yang tidak terlihat
R/ memberikan informasi tentang keseimbangan cairan dan kontrol penyakit
cairan usus
e. Diagnose keperawatan 5 :
metabolisme, keletihan
Kriteria hasil :
Intervensi :
pengunjung
tertentu
4. Berikan aktifitas hiburan yang tepat seperti nonton TV, dengar radio, dll
f. Diagnosa keperawatan 5
Kriteria hasi :
Intervensi :
penyakitnya
4. Tingkatkan kepatuhan pada kebiasaan sehat: tidur 7/8 jam perhari, sarapan
pagi
R/ kepatuhan pada kebiasaan tidur dan sarapan pagi dapat membantu proses
penyembuhan
3. Pelaksanaan
diberikan kepada klien sesuai dengan rencana keperawatan yang telah diterapkan
keperawatan selama 3x24 jam dengan intervensi memantau suhu klien, memantau
suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen pada tempat tidur sesuai kebutuhan,
memberikan kompres hangat pada lipatan paha, aksila, menganjurkan klien untuk
berhubungan dengan tidak ada nafsu makan, mual, dan kembung, dilakukan tindakan
nyeri dilakukan tindakan keperawatan selama waktu 3x24 jam dengan intervensi
durasi dan frekuensi, mengajarkan tehnik relaksasi pada klien, mengontrol lingkungan
yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu, membantu klien menemukan posisi
analgetik.
Pada diagnosa keperawatan resiko kurangnya volume cairan berhubungan
dengan kurangnya intake cairan, dan peningkatan suhu tubuh dilakukan tindakan
keperawatan selama waktu 3x24 jam dengan intervensi, mengawasi masukan dan
keluaran perkiraan kehilangan cairan yang tidak terlihat, mengobservasi kulit kering
cairan parenteral.
meningkatkan tirah baring dan berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung ,
aktifitas hiburan yang tepat seperti nonton TV, dengar radio, dll
3x24 jam dengan intervensi mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga,
memberi kesempatan bertanya dan libatkan dalam perawatan, memberi pujian dan
meningkatkan kepatuhan pada kebiasaan sehat: tidur 7/8 jam perhari, sarapan pagi.
4. Evaluasi
diberikan atau dilaksanakan dengan berpegang teguh pada tujuan yang ingin dicapai.
Pada bagian ini ditentukan apakah perencanaan sudah tercapai atau belum, dapat
juga timbul masalah baru. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan semua masalah yang timbul teratasi sehingga tidak ada problem baru
lagi.
2.7 Kerangka Masalah
Kuman
Kumansalmonella
salmonella t dimusnahkan
Dimusnahkanoleh
oleh
typhimasuk
yang masukke ke saluran
saluran Lolosdari
lolos dariasam
asamlambung
lambung asam lambung
asam lambung
gastrointestinal
gastrointestinal
Pembuluh
Pembuluhlimfe
limfe bakteri
Bakterimasuk
masukusus
usushalus
halus
Peredarandarah
Peredaran darah masuk
Masuk retikuloendotelial
retikuloendothelial
(bekteremia (RES)
(RES) terutama hati
terutama hati dan
dan limfa
limfa
primer)
Berkembangbiak
Berkembangbiakdihati
di masuk
Masukkealiran
ke alirandarah
darahdan limfa
(bakteremia
hati dan limfa (bakterima
sekunder) sekunder)
Empedu
empedu Endotoksin
endotoksin
Rongga
Rongga usus pada usus
kelenjar pada kel.
limfoid halus Terjadi
Trjadi kerusakan
kerusakan sel
sel
Limfoid halus
Hepatomegali
hepatomegali Splenomegali
splenomegali mempengaruhi pusat
Mempengaruhi pusat
termoregulasi
termoregulator di
dihipotalamus
hipotalamus
Lase
Laseplak
plakpeyer Penurunan peningkatan
Penurunan/ / peningkatan
peyere mobilitas usus
mobilitas usus ketidakefektifan
Ketidakefektifan
termoregulasi
termoregulasi
Erosi
erosi Penurunan / peningka
Penurunan/ Resiko kekurangan
Resiko
peristalticperistaltic
peningkatan usus volume cairan
kekurangan
Nyeri
nyeri usus volume cairan
Konstipasi / diare
Konstipasi/ Peningkatan
Peningkatanasam
diare lambung
asam lambung
Perdarahanmassif
Perdarahan masif