Anda di halaman 1dari 4

BAB I

MASALAH AIR DI LINGKUNGAN DESA LINGSAR

1.1 Pendahuluan

Air merupakan unsur dasar yang penting bagi stabilitas ekosistem. Air juga
merupakan sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi hidup dan kehidupan,
tidak hanya manusia tetapi juga makhluk hidup lain beserta lingkungannya.
Ketersediaan sumber daya air bervariasi baik jumlah maupun mutunya. Fungsi dan
manfaat air memerlukan berbagai upaya peningkatan dan perlindungan air agar
berdaya guna dan berhasil guna1. Pertumbuhan penduduk, krisis air, dan masalah
lingkungan menimbulkan kesulitan dalam upaya menjamin kesamaan akses dan
ketersediaan sumber daya air yang berkelanjutan. Kebutuhan manusia akan air
selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu karena meningkatnya intensitas
dan ragam kebutuhan akan air.

Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia.


Menurut Kodoatie (2008) “air merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk
membutuhkan air. Ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak
diperlukan”. Indonesia merupakan Negara kepulauan, sehingga sebagian besar
wilayahnya merupakan lautan. Meskipun terdiri atas perairan, kondisi ini masih
belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya,
mayoritas masyarakat Indonesia menyalahgunakan perairan dengan
mencemarinya.

Sebenarnya, ekosistem air dapat melakukan ‘rehabilitasi’ secara alami apabila


terjadi pencemaran air. Namun kemampuan rehabilitasi ini ada batasnya. Oleh
karena itu, setidaknya harus ada upaya untuk pencegah dan penanggulangan
pencemaran air. Cara mengatasi pencemaran air dapat dilakukan mulai dari
pengenalan dan pengertian yang baik oleh perilaku masyarakat. Cara mengatasi
pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan membuang sisa-
sisa makanan dan bahan organic ke dalam tong sampah dan jangan dibuang di
sungai.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Permasalahan Air Di Daerah Lingsar?

1.2.2 Bagimana cara mengatasi Permasalahan tersebut?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui permasalahan air Di lingkungan sekitar


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan Air Di Lingsar

Kebiasaan sebagian masyarakat yang membuang sampah dan buang besar di kali
itu mengakibatkan terjadi pencemaran. Berdasarkan hasil pemantauan dan
pengujian kualitas air menunjukkan bahwa sejumlah kali di Pulau Lombok sudah
tercemar

Kondisi sejumlah kali di Provinsi Nusa Tenggara Barat kini semakin


memprihatinkan. Saat ini kali sudah berubah fungsi sebagai "bak sampah". Bahkan
menjadi "jamban" tempat buang air besar.

Kebiasaan sebagian masyarakat yang membuang sampah dan buang besar di kali
itu mengakibatkan terjadi pencemaran. Berdasarkan hasil pemantauan dan
pengujian kualitas air menunjukkan bahwa sejumlah kali di Pulau Lombok sudah
tercemar.

Ironisnya air kali yang sudah tercemar itu masih dimanfaatkan oleh sebagian
masyarakat Desa Lingsar untuk keperluan mandi cuci kakus atau "MCK". Mereka
tidak memahami bahwa air kali yang sudah tercemar itu akan menimbulkan
berbagai penyakit.

Hasil pemantauan dan pengujian kualitas air sungai yang dilakukan Badan
Lingkungan Hidup dan Penelitian Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan
tingkat pencemaran hampir seluruh sungai di daerah ini memprihatinkan.

Di kali Jangkuk yang membelah kota Mataram, yang cukup menonjol untuk
parameter di atas nilai baku mutu adalah indikator bahan-bahan organik yang ada
di sungai adalah, indikator bahan kimia, biologi dan indikator kandungan
Eschericia coli (E-coli).
BAB III

SOLUSI

3.1 Solusi Pencemaran Air DI Desa Lingsar

Dalam upaya mencegah semakin meningkatnya pencemaran sungai Kepala Desa


Lingsar menginisiasi program restorasi sungai dengan melakukan pembersihan
sungai dan lingkungan secara berkala setiap hari jum’at.

Selain itu, ada beragam tindakan lain selain tindakan preventif yang bisa kita
lakukan. Berikut ini beberapa tindakan yang dapat kita lakukan oleh masyarakat
sebagai Cara mengatasi pencemaran air , yaitu:

1. Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang
kurang berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat.
2. Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang
ramah lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
3. Kurangi konsumsi obat-obatan kimia berbahaya. Obat-obatan kimia yang
berbahaya seperti pestisida, dan obat nyamuk cair merupakan salah satu
penyebab rusaknya ekosistem air
4. Tidak menggunakan sungai untuk mencuci mobil, truk, dan sepeda motor.
5. Tidak menggunakan sungai untuk wahana memandikan hewan ternak dan
sebagai tempat kakus.
6. Jangan membuang sampah rumah tangga di sungai/danau. Kelola sampah
rumah tangga dengan baik dan usahakan menanam pohon di pinggiran
sungai/danau.
7. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
8. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk
meningkatkan konservasi air bawah tanah

Anda mungkin juga menyukai