Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 2 Nomor 3

Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality Service


Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSIA
Anugerah Medical Centre Kota Metro Tahun 2015
Analysis of Relations Time Services and Total Quality Service Factor To Patient
Satisfaction in Obstetrics and Gynecology Clinic of RSIA Anugerah Medical Centre Metro
City 2015

Fitriyuli Mayasari
Program Studi Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit Indonesia
Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

*Email: fitriyulimayasari@gmail.com

ABSTRAK

Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu Unit kerja di rumah sakit yang melayani pasien dengan berobat jalan
termasuk seluruh prosedur diagnostik serta terapeutik. Waktu tunggu merupakan salah satu hal penting yang akan
menentukan citra awal pelayanan rumah sakit. Salah satu alat untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen rumah
sakit adalah dengan Total Quality Service (TQS). Kepuasan pasien merupakan faktor utama dan tolak ukur
keberhasilan rumah sakit yang diberikan kepada pelanggan yang berdampak jumlah kunjungan meningkat dan
pasien yang puas cenderung akan kembali. Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan desain potong
lintang (cross sectional) dengan melakukan analisis korelasi yang menganalisa hubungan variabel dependen dan
variabel independen. Penelitian dilakukan dengan menghitung waktu tunggu poliklinik dan waktu pemeriksaan
dokter, kemudian dilakukan survey kuesioner TQS terhadap 135 responden. Hasil penelitian menyatakan bahwa
waktu tunggu poliklinik, waktu pemeriksaan dokter tidak mempengaruhi kepuasan pasien. Kualitas personil,
pelayanan administrasi, pengalaman perawatan medis, dan tanggung jawab sosial memiliki hubungan yang
signifikan dengan kepuasan pasien. Dan faktor tanggung jawab sosial merupakan variabel yang paling dominan
dan berpengaruh terhadap kepuasan pasien di RSIA AMC Metro.

Kata kunci: waktu tunggu, faktor Total Quality Service, kepuasan pasien.

ABSTRACT

Outpatient services is one of unit working in hospitals that serve patients with outpatient including all diagnostic
and therapeutic procedures. The waiting time is one important thing that will determine the initial image of
hospital services. One of the tools for identifying customer needs hospital is the Total Quality Service (TQS).
Patient satisfaction is a major factor and a measure of the success of the hospital which is given to customers who
impact the number of visits increased and patients are satisfied tend to be returned. This research is a quantitative
research with cross sectional design (cross-sectional) with correlation analysis to analyze the relationship the
dependent variable and independent variables. The study was conducted by calculating the waiting time and time
clinic doctor examination, then conducted a TQS questionnaire survey on 135 respondents. The study states that
the waiting time and the doctor’s examination time did not affect patient satisfaction. The quality of personnel,
administrative services, medical care experiences, and social responsibility has a significant relationship with
patient satisfaction. And the social responsibility factor is the most dominant variable and the effect on patient
satisfaction.

Keywords: waiting time, Total Quality Service factor, patient satisfaction.

Jurnal ARSI/Juni 2016 214


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 2 Nomor 3

PENDAHULUAN kinerja serta meningkatkan dan mempertahankan kualitas


pelayanan kesehatan adalah dengan menerapkan konsep
Rumah sakit dihadapkan pada tantangan besar untuk Total Quality Service (TQS). Konsep TQS
meningkatkan kualitas pelayanan. Serta kemampuan dikembangkan untuk menjamin bahwa produk atau jasa
untuk menyediakan pelayanan berkualitas dan tidak yang dihasilkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
mengabaikan efisiensi biaya operasional adalah TQS memfokuskan pada pelanggan yang ikut dilibatkan
merupakan tantangan internal bagi rumah sakit. Hal padapengembanganprosespelayananjasasedinimungkin.
tersebut juga berkaitan dengan kompleksitas dalam
pengelolaan tenaga-tenaga medis yang mempunyai Menurut Heizer dan Render (2005), TQS merupakan
otoritas tinggi dalam bekerja. Sedangkan tantangan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
eksternal berhubungan dengan terjadinya perubahan mencoba memaksimumkan daya saing organisasi
lingkungan bisnis rumah sakit yang cepat dan dinamis melalui perbaikan terus-menerus atau produk jasa,
sebagai akibat dari adanya globalisasi, dan perubahan manusia, proses dan lingkungannya. TQS menekankan
regulasi yang mempengaruhi standar mutu pelayanan pada komitmen manajemen untuk memiliki keinginan
rumah sakit. Agar rumah sakit mampu melaksanakan yang berkesinambungan bagi perusahaan untuk
fungsi yang sedemikian kompleks, rumah sakit harus mencapaikesempurnaandisegalaaspekbarangdanjasa
memiliki sumber daya yang profesional. Rumah sakit yang penting bagi konsumen. Para peneliti terdahulu
mempunyai tanggung jawab terhadap mutu pelayanan belumadayangmenyodorkankonsepdanalatyangbisa
diantaranya adalah rekruitmen terhadap sumber daya digunakan untuk menilai kendala-kendala potensial
manusiayangmempunyaikompetensidanjumlahyang penerapan TQS. Pada penelitan Andaleeb (1998) yang
cukup untuk memenuhi kriteria pelayanan kesehatan telah melakukan penelitian terhadap para manajer di
rumah sakit. Kepuasan muncul dari kesan pertama Hongkonguntukmengetahuikendala-kendalapotensial
pasien saat mendapatkan pelayanan rumah sakit dan penerapan TQS. Langkah awal yang dilakukan adalah
pencapaian yang besar dapat terletak pada tindakan- membuat daftar kendala potensial yang bersumber dari
tindakan kecil yang konsisten dilakukan rumah sakit. literatur dan dipadu dengan wawancara terhadap para
konsultan dan para praktisi bisnis berkualitas. Daftar
Seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan tersebut kemudian didiskusikan untuk menemukan
tingkat sosial-ekonomi masyarakat, maka tuntutan kendala-kendala potensial penerapan TQS. Lalu
terhadap pelayanan kesehatan juga semakin meningkat. melakukan pengembangan alat untuk mengukur dan
Jumlah sarana pelayanan kesehatan telah memperketat memperkirakan keberadaan kendala-kendala potensial
persaingan antara saranapelayanan kesehatanbaikmilik penerapan TQS yang ada di rumah sakit.
pemerintah maupun swasta. Persaingan yang terjadi
tidak hanya dari sisi teknologi pemeriksaan, akan tetapi Kepuasanpasienmerupakan faktorutama dan merupakan
persaingan yang lebih berat yaitu persaingan dalam tolak ukur keberhasilan sebagai hasil pelayanan yang
pelayanan kesehatan yang berkualitas (Ahmed, 2011). diberikan kepada pelanggan yang berdampak jumlah
kunjunganpasienmeningkat,danpasienyangpuasakan
Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu unit kerja di pelayanan cenderung akan kembali. Pemahaman yang
rumah sakit yang melayani pasien dengan berobat jalan baik dari setiap petugas rumah sakit tentang kepuasan
dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh pasiensehinggapetugasakanmemberikanlayanan yang
prosedur diagnostik serta terapeutik. Pelayanan rawat sebaik-baiknyadanmemberikankeputusanterhadappasien
jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan (Rowland, et al, 1992).
untuk pasientidak dalambentuk rawat inap.Rawatjalan
adalah cerminan dari suatu pelayanan yang diterima Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan yang dibuat
pelanggan dari rumah sakit (Donovan, 1994). Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar minimal
Salah satu alat untuk mengidentifikasi kebutuhan rawat jalan adalah sebagai berikut:
konsumen rumah sakit adalah dengan Total Quality 1. Dokter yang melayani pada Poliklinik Spesialis
Service (TQS). Untuk menjawab masalah kepercayaan harus 100 % dokter spesialis.
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan dalam
pengelolaanrumahsakit di Indonesia agardapat memperbaiki

Jurnal ARSI/Juni 2016 215


Fitriyuli Mayasari., Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality Service Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Kebidanan dan Kandungan RSIA Anugerah Medical Centre KotaVolume 2 Nomor
Metro Tahun 20153

2. Rumah sakit setidaknya harus menyediakan pelayanan Pelayanan rawat jalan menurut Keputusan Menteri
klinikanak,klinikpenyakitdalam,klinikkebidanan, Kesehatan pada Nomor 560/SK/Menkes/SK/IV/2003
dan klinik bedah. adalah tentang pelayanan pasien untuk observasi,
3. Jam buka pelayanan adalah pukul 08.00 – 13.00 diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan
setiap hari kerja, kecuali hari jumat pukul 08.00 – kesehatan lainnya tanpa menginap di rumah sakit.
11.00
4. Waktu tunggu untuk rawat jalan tidak lebih dari 60 Pelayanan Rawat Jalan Ditinjau dari SPM
menit
5. Kepuasan pelanggan lebih dari 90 %. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit Ibu Anak Anugerah Medical Centre (RSIA Minimal Rumah Sakit, standar minimal rawat jalan
AMC) Kota Metro sesuai dengan Surat Keputusan adalah sebagai berikut:
Kementerian Kesehatan dengan Nomor Penetapan Kelas 1. Dokter yang melayani pada Poliklinik Spesialis harus
HK.03.05/I/1313/2011termasuk dalam rumahsakitkhusus 100%dokterspesialis.
tipe C yang berlokasi di Jalan Kunang 15 Kota Metro 2. Rumahsakitsetidaknyaharusmenyediakanpelayanan
Propinsi Lampung. Tahun 2012 terdapat 11.932 pasien klinikanak,klinikpenyakitdalam,klinikkebidanan,dan
rawat jalan, pada 2013 menjadi 10.928 pasien, dan klinikbedah.
meningkatpada2014menjadi16.096pasien.SemulaRSIA 3. Jam buka pelayanan adalah pukul 08.00 – 13.00 setiap
AMC hanya melayani pasien umum, namun sejak Januari harikerja,kecuaiharijumatpukul08.00–11.00.
2014RSIAmelayanipasienBPJS.PasienRawatjalantahun 4. Waktu tunggu untuk rawat jalan tidak lebih dari 60
2014 terdiri atas pasien BPJS dan pasien umum dimana menit.
jumlahpasienBPJSsebanyak5.633(35%).(RekamMedik 5. Kepuasanpelangganlebihdari90%.
RSIA AMC Kota Metro, 2012-2014). Masyarakat yang
menggunakan layanan kesehatan di Rumah Sakit Ibu dan Waktu Tunggu
Anak Anugerah Medical Centre (RSIA AMC) Metro,
Lampung,tidakhanyaberasaldarikotaMetrodansekitarnya Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesi
saja, tapi juga berasal dari kabupaten lain, mengingat RSIA Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
AMC merupakan rumah sakit khusus Ibu dan Anak satu- Minimal Rumah Sakit, dikatakan bahwa waktu tunggu
satunyayangadadikotaMetro. adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar
sampai dilayani oleh dokter spesialis. Disebutkan pula
Berdasarkan pengamatan peneliti dan wawancara tidak bahwa standar waktu tunggu pasien rawat jalan adalah
terstruktur dengan pasien sebelum melakukan penelitian di kurang dari atau sama dengan 60 menit.
poliklinik Kebidanan dan Kandungan diketahui bahwa
pasienmengalamiwaktutungguyangmemanjanglebihdari Waktu Pelayanan
ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah, rata-rata pasien
menunggulebihdari60menit. Waktu pelayanan menurut Aditya (2002), waktu
pelayanan adalah waktuminimal yangdigunakan untuk
TINJAUAN PUSTAKA melayani pasien dari awal masuk tempat pendaftaran
sampai dengan pulang. Minimal sama dengan batas
Rumah Sakit waktustandarwaktuyaitu90menit.Denganpembagian
waktu: waktu tunggu pelayanan ≤ 60 menit, waktu
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia pemeriksaan dokter ≥15 menit, dan minimal 15 menit
Nomor 44 Tahun 2009 pasal 1 tentang rumah sakit, untuk administrasi dan pengambilan obat. Menurut
dikatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan Depkes RI (2007) yang dikutip oleh Sudarsono (2010),
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan standar waktu pelayanan dalam memeriksa pasien di ruang
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan periksayaituminimal15menit.Faktorpelayanandibagidua,
rawat inap, rawat jalan,dan gawat darurat. yaitu waktu tunggu dan waktu pemeriksaan, dalam waktu
pemeriksaan aspek dokter sangat mempengaruhi kepuasan
Pelayanan Rawat Jalan pasien.

Jurnal ARSI/Juni 2016 216


Fitriyuli Mayasari., Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality Service Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Kebidanan dan Kandungan RSIA Anugerah Medical Centre KotaVolume 2 Nomor
Metro Tahun 20153

Penerapan Konsep Total Quality Service (TQS) Kota Metro, mulai dari pasien datang ke ruang tunggu
poliklinik, kemudian diperiksa oleh dokter, dan sampai
TQS adalah suatu proses dimana etos komitmen pelayanan selesai diperiksa oleh dokter. Pengumpulan data
yang ditanamkan dalam perusahaan dimana hal tersebut dilakukan selama 1 minggu pada tanggal 3 Juni 2015
dengan sendirinya akan menggerakkan usaha para sampai dengan tanggal 9 Juni 201, mulai pukul 08.00
karyawannya untuk mengembangkan serta menjaga WIB hingga pukul 20.00 WIB. Populasi responden
kualitas pelayanan mereka. Tujuan dari TQS adalah adalah pasien yang berkunjung ke poliklinik spesialis
membangun rasa memiliki dalam memberikan pelayanan Kebidanan dan Kandungan RSIA AMC untuk dilakukan
yang prima. Pihak perusahaan tidak hanya memperhatikan pemeriksaan. Sehingga sampel pada penelitian ini adalah
kualitas pelayanannya, tetapi juga pihak manajemen harus berjumlah135orang.Jenisdatayangdikumpulkanpada
menentukanleveldarikualitastersebut(Zeithamlat,al,2000 penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
dalam Kosim 2004). TQS berfokus pada lima aspek
utama: Alatpengumpulandatapadapenelitianini menggunankan
1. Fokus pada pelanggan (customer focus) form isian waktu tunggu pasien yang dibagi menjadi:
2. Keterlibatan total (total involvement) a. Waktu tunggu poliklinik
3. Sistem pengukuran (measurement) b. Waktu pemeriksaan dokter
4. Dukungan sistematis (systematic support)
5. Perbaikan berkesinambungan Kemudian menggunakan form kuesioner TQS yang di
isi oleh responden setelah responden selesai dan keluar
Karakteristik Pasien dari ruang pemeriksan dokter. Teknik pengumpulan
datadilakukandenganmenghitungwaktutunggupasien
Menurut Kotler dan Keller (2009), keputusan pembeli di poliklinik dimulai sejak pasien datang di ruangtunggu
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor karakteristik poliklinik sampai pasien dipanggil masuk ke ruang
pribadi tersebut meliputi usia, pekerjaan dan keadaan pemeriksaan dokter. Kemudian dihitung juga waktu
ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup pemeriksaan oleh dokter, dihitung mulai pasien masuk
dan nilai. kedalam ruang pemeriksaan dokter sampai pasien
keluar dari ruang pemeriksaan dokter. Waktu tunggu
Kepuasan Pasien poliklinik dan waktu pemeriksan dihitung secara menit
dengan menggunakan jam digital yang dipakai oleh
Mengetahuikepuasanpasienataupelangganmerupakanhal peneliti. Setelah keluar dari ruang pemeriksaan, pasien
yangpentingbagisebuahinstitusi pelayananjasakhususnya akan mendapat lembar form kuesioner yang selanjutnya
rumah sakit. Pelanggan yang puas akan memakai kembali akan di isi oleh responden tersebut. Pengolahan data
jasa layanan tersebut dan juga akan memberitahukan atau dilakukan dengan tahapan (1) editing data, (2) coding
mengajakoranglain. (pemberian kode data), (3) processing (memasukkan
data), (4) cleaning (pembersihan data). Teknik yang
METODOLOGI PENELITIAN digunakan untuk menganilis data (Sugiyono,2007): (1)
analisisunivariat,(2)analisisbivariat(3)analisismultivariat.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik
dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mendapatkan gambaran mengenai waktu tunggu
pasien dan faktor-fakto dari TQS yang mempengaruhi 1. Analisis Univariat
kepuasan pasien. Desain penelitian yang digunakan
adalah desain cross sectional (potong lintang) dimana Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi
pengumpulan data untuk variabel independen dan umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.
variabel dependen dilakukan pada waktu yang sama. Berdasarkantabel1,diketahuibahwarespondendalam
Analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dengan kelompok usia yang lebih dari 25 tahun lebih banyak
menganalisa hubungan variabel independen dengan dari pada responden dalam kelompok usia kurang dari
variabel dependen. Penelitian dilakukan pada poliklinik samadengan25tahun.Respondenyangberpendidikan
spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Ibu SMA ke bawah lebih banyak dari pada yang
dan Anak Anugerah Medical Centre (RSIA AMC) berpendidikan setelah SMA. Responden yang tidak

Jurnal ARSI/Juni 2016 217


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 2 Nomor 3

bekerja/IRT lebih banyak dari pada responden yang (96,3%). responden yang diperiksa dokter
bekerja. Distribusi responden berdasarkan pembiayaan kurang dari 15 menit sebanyak Sedangkan
kesehatan tidak merata. Jumlah responden paling jumlah responden yang diperiksa dokter lebih
banyak melakukan pembiayaan kesehatan sendiri dari sama dengan 15 menit hanya 5 orang
sebanyak 72 orang (53,3%). Sedangkan jumlah (3,7%).
responden yang pembiayaan kesehatannya melalui
BPJS/Askesada63orang(46,7%). Diketahui dari tabel 5 bahwa rata-rata waktu
tunggu poliklinik di RSIA AMC adalah 88,39
a. Variabel Dependen menit, dan rata-rata waktu pemeriksaan dokter
adalah 6,69 menit.
Berdasarkan tabel2didapatkanrata-ratakepuasan
pasien terhadap perawatan medis danpengobatan Sebagian besar responden merasa infrastruktur
dokter sebesar 3,14. Hal tersebut menunjukkan rumah sakit baik. Jumlah responden yang merasa
sebagian besar responden berpendapat bahwa infrastrukturrumahsakitbaiksebanyak101orang
perawatan medis danpengobatan dokterdi RSIA (74,8%). Sedangkan jumlah responden yang
AMC baik dan paling berpengaruh terhadap merasa infrastruktur rumah sakit buruk ada 34
kepuasanpasiensecarakeseluruhandibandingkan orang(25,2%).
dengan dimensi kepuasan lain. Sedangkan
kepuasanpasien yangpalingrendahterdapatpada RespondenmerasaprosespelayananBerdasarkan
dimensi perawatan medis oleh perawat yaitu penelitian pada tabel 7 tampak sebagian besar
sebesar2,98. responden merasa kualitas personil rumah sakit
baik. Jumlah responden yang merasa kualitas
Indikator hasil ukur kepuasan pada penelitian personil rumah sakit baik sebanyak 85 orang
ini dibagi menjadi kategorik puas dan tidak (63%). Sedangkan jumlah responden yang
puas.Pembagianberdasarkan cut-offpointnilai merasakualitaspersonil rumahsakitburuk ada50
medianhasilpenelitian.Daritabel3menunjukkan orang(37%).
sebagian besar responden merasa puas. Jumlah
responden yang merasa puas sebanyak 110 Pada tabel 8, hasil penelitian tampak hampir
orang (81,5%). Sedangkan jumlah responden semua klinis rumah sakit baik. Jumlah
yang merasa tidak puas ada 25 orang (18,5%). responden yang merasa proses pelayanan
klinis rumah sakit baik sebanyak 129 orang
b. Variabel Independen (95,6%). Sedangkan jumlah responden yang
merasa proses pelayanan klinis rumah sakit
Berikutinihasilukurvariabelindependenyang buruk hanya 6 orang (4,4%).
terdiri dari waktu tunggu pelayanan dan faktor-
faktor TQS yang mempengaruhi kepuasan Pada tabel 9, sebagian besar responden merasa
pasien yang dibagi menjadi dua kategori pelayanan administrasi rumah sakit baik.
berdasarkan cut off nilaimedian hasil penelitan, Jumlah responden yang merasa pelayanan
yaitu kategori baik dan kategori buruk. administrasi rumah sakit baik sebanyak 101
orang (74,8%). Sedangkan jumlah responden
Hasilpenelitianpadatabel4menunjukkanbahwa yang merasa pelayanan administrasi rumah
lebihbanyakrespondenyangmenunggulebihdari sakit buruk ada 34 orang (25,2%).
60 menit. Jumlah responden yang menunggu Hasil penelitian pada tabel 10 sebagian besar
lebih dari 60 menit sebanyak 79 orang (58,5%). responden merasa indikator keselamatan
Sedangkan jumlah responden yang menunggu rumah sakit baik. Jumlah responden yang
kurang dari sama dengan 60 menit ada 56 orang merasa indikator keselamatan rumah sakit baik
(41,5%). sebanyak 109 orang (80,7%). Sedangkan
jumlah responden yang merasa indikator
Sebagian besar responden diperiksa dokter keselamatan rumah sakit buruk ada 26 orang
kurang dari 15 menit. Jumlah 130 orang (19,3%).

Jurnal ARSI/Juni 2016 218


Fitriyuli Mayasari., Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality Service Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Kebidanan dan Kandungan RSIA Anugerah Medical Centre KotaVolume 2 Nomor
Metro Tahun 20153

Dari hasi penelitian pada tabel 11, sebagian 15 menit. Sedangkan pada responden yang
besar respondenmerasakeseluruhan pengalaman diperiksa lebih dari sama dengan 15 menit ada
perawatan medis rumah sakit baik. Jumlah 5 orang (100%) yang merasa puas. Hasil uji
responden yangmerasa pengalaman perawatan statistik diperoleh nilai p=0,584 artinya p value
medis rumah sakit baik sebanyak 116 orang > alpha (0,05) maka dapat disimpulkan
(85,9%). Sedangkan jumlah responden yang hipotesis nol (Ho) diterima, dan hipotesis
merasa pengalaman perawatan medis rumah alternatif (Ha) ditolak atau tidak ada hubungan
sakit buruk ada 19 orang (14,1%). yang signifikan antara waktu pemeriksaan
dokter dengan kepuasan pasien (ditampilkan
Tampak bahwa hampir semua responden dalam tabel 14).
merasa tanggung jawab sosial rumah sakit
baik.Jumlahresponden yangmerasatanggung 3. HubunganInfrastrukturdenganKepuasan
jawab sosial rumah sakit baik sebanyak 123 Pasien di RSIA AMC Metro
orang (91,1%). Sedangkan jumlah responden
yang merasa tanggung jawab sosial rumah Hasil analisis hubungan antara infrastruktur
sakit buruk ada 12 orang (8,9%) (ditampilkan dengan kepuasan pasien diperoleh bahwa ada
dalam tabel 12). 25 orang (73,5%) yang merasa puas pada
mereka yang merasa infrastruktur rumah sakit
2. Analisis Bivariat ( Uji Chi Square) buruk. Sedangkan pada responden yang
merasa infrastruktur rumah sakit baik ada 85
1. Hubungan Waktu Tunggu Poliklinik orang (84,2%) yang merasa puas. Hasil uji
dengan Kepuasan Pasien di RSIA AMC diperoleh nilai OR = 1,91 artinya infrastruktur
Metro yangbaikmemilikipeluanguntukmemberikan
kepuasan pasien sebesar 1,91 kali lebih besar
Ada 64 orang (91%) yang merasa puas pada dibandingkan dengan infrastruktur yang buruk
mereka yang menunggu lebih dari 60 menit. di RSIA AMC Metro. Hasil uji statistik
Sedangkan pada responden yang menunggu diperoleh nilai p=0,261 artinya p value > alpha
kurang dari sama dengan 60 menit ada 46 (0,05) maka dapat disimpulkan tidak ada
orang (82,1%) yang merasa puas. Hasil uji perbedaan proporsi kepuasan pelanggan antar
diperoleh niali OR (odds rasio) 1,08 artinya infrastruktur, yang artinya hipotesis nol (Ho)
waktu tunggu poliklinik yang baik memiliki diterima, dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak
peluang untuk memberikan kepuasan pasien atau tidak ada hubungan yang signifikan antara
sebesar 1,08 kali lebih besar dibandingkan infrastruktur dengan kepuasan pasien
dengna waktu tunggu polilinik yang buruk. (ditampilkan dalam tabel 15).
Hasil uji statistik diperoleh nilai p=1 artinya
p.value ≤ alpha (0,05) maka dapat disimpulkan 4. Hubungan Kualitas Personil dengan
hipotesis nol (Ho) diterima, dan Hipotesis Kepuasan Pasien di RSIA AMC Metro
alternatif (Ha) ditolak atau tidak ada hubungan Hasil analisis hubungan antarakualitas personil
yang signifikan antara waktu tunggu poliklinik dengan kepuasan pasien diperoleh bahwa ada
dengan kepuasan pasien (ditampilkan dalam 32 orang (64%) yang merasa puas pada
tabel 13). mereka yang merasa kualitas personil rumah
sakit buruk. Sedangkan pada responden yang
2. Hubungan Waktu Pemeriksaan Dokter merasa kualitas personil rumah sakit baik ada
dengan Kepuasan Pasien di RSIA AMC 78 orang (91,8%) yang merasa puas. nilai
Metro OR=6,268, artinya responden yang merasa
kualitas personil rumah sakit baik memiliki
Hasilanalisishubunganantarawaktu pemeriksaan peluang 6,268 kali untuk merasa puas
dokter dengan kepuasan pasien diperoleh dibanding responden yang merasa kualitas
bahwa ada 105 orang (80,8%) yang merasa personil rumah sakit buruk. Hasil uji statistik
puas pada mereka yang diperiksa kurang dari diperoleh nilai p=0,0001 artinya p value ≤

Jurnal ARSI/Juni 2016 219


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 2 Nomor 3

alpha (0,05) maka dapat disimpulkan Ho 7. Hubungan Indikator Keselamatan dengan


ditolak, dan Ha diterima atau ada hubungan Kepuasan Pasien di RSIA AMC Metro
yang signifikan antara kualitas personil dengan
kepuasan pasien (ditampilkan dalam tabel 16). Hasil analisis hubungan antara indikator
keselamatan dengan kepuasan pelanggan
5. Hubungan Pelayanan Klinis dengan diperoleh bahwa ada 19 orang (73,1%) yang
Kepuasan Pasien di RSIA AMC Metro merasa puas pada mereka yang merasa
indikator keselamatan rumah sakit buruk.
Hasil analisis hubungan antara proses pelayanan Sedangkan pada responden yang merasa
klinis dengan kepuasan pasien diperoleh indikator keselamatan rumah sakit baik ada 91
bahwa ada 4 orang (66,7%) yang merasa puas orang(83,5%)yangmerasapuas.Hasilujinilai
pada mereka yang merasa proses pelayanan OR=1,86, artinya responden yang merasa
klinis rumah sakit buruk. Sedangkan pada indikator keselamatan rumah sakit baik
responden yang merasa proses pelayanan memiliki peluang 1,86 kali untuk merasa puas
klinis rumah sakit baik ada 106 orang (82,2%) dibanding responden yang merasa indikator
yang merasa puas. Hasil uji diperoleh nilai OR keselamatan rumah sakit buruk. Hasil uji
= 2,30 artinya pelayanan klinis yang baik statistik diperoleh nilai p=0,261 artinya p value
memiliki peluang untuk memberikan kepuasan > alpha (0,05), maka dapat disimpulkan Ho
pasiensebesar2,30kalilebihbesar dibandingkan diterima, dan Ha ditolak atau tidak ada
dengan pelayanan klinis yang buruk di RSIA hubungan yang signifikan antara indikator
AMC Metro. Hasil uji statistik diperoleh nilai keselamatan dengan kepuasan pasien
p=0,308 artinya p value > alpha (0,05) maka (ditampilkan dalam tabel 19).
dapat disimpulkan Ho diterima, dan Ha ditolak
atau tidak ada hubungan yang signifikan antara 8. Hubungan Pengalaman Perawatan Medis
pelayanan klinis dengan kepuasan pasien dengan Kepuasan Pasien di RSIA AMC
(ditampilkan dalam tabel 17). Metro

6. Hubungan Antara Pelayanan Administrasi Hasil analisis hubungan antara pengalaman


dengan Kepuasan Pasien di RSIA AMC perawatan medis dengan kepuasan pelanggan
Metro diperoleh bahwa ada 10 orang (52,6%) yang
merasa puas pada mereka yang merasa
Hasil analisis hubungan pada tabel 18 antara pengalaman perawatan medis rumah sakit
pelayanan administrasi dengan kepuasan buruk. Sedangkan pada responden yang
pelanggan diperoleh bahwa ada 22 orang merasa pengalaman perawatan medis rumah
(64,7%) yang merasa puas pada mereka yang sakit baik ada 100 orang (86,2%) yang merasa
merasa pelayanan administrasi rumah sakit puas (ditampilkan dalam tabel 20).
buruk. Sedangkan pada responden yang
merasa pelayanan administrasi rumah sakit 9. Hubungan Tanggung Jawab Sosial dengan
baik ada 88 orang (87,1%) yang merasa puas. Kepuasan Pasien di RSIA AMC Metro
Hasil uji nilai OR=3,70, artinya responden
yang merasa pelayanan administrasi rumah Dari tabel 21 hasil analisis hubungan antara
sakit baik memiliki peluang 3,70 kali untuk tanggung jawab sosial dengan kepuasan
merasa puas dibanding responden yang pelanggan diperolehbahwa ada3 orang(25%)
merasa pelayanan administrasi rumah sakit yang merasa puas pada mereka yang merasa
buruk. Uji statistik diperoleh nilai p=0,008 tanggung jawab sosial rumah sakit buruk.
artinya p value ≤ alpha (0,05) maka dapat Sedangkan pada responden yang merasa
disimpulkan Ho ditolak, dan Ha diterima atau tanggung jawab sosial rumah sakit baik ada
ada hubungan yang signifikan antara 107 orang (87%) yang merasa puas. Dari hasil
pelayanan administrasi dengan kepuasan analisis diperoleh nilai OR=20,06, artinya
pasien di RSIA AMC Metro. responden yang merasa tanggung jawab sosial

Jurnal ARSI/Juni 2016 220


Fitriyuli Mayasari., Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality Service Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Kebidanan dan Kandungan RSIA Anugerah Medical Centre KotaVolume 2 Nomor
Metro Tahun 20153

rumah sakit baik memiliki peluang 20,06 kali Pendidikan dan pengetahuan yang tinggi menuntut
untuk merasa puas dibanding responden yang pelayanan yang lebih baik. Pendidikan pasien dapat
merasa tanggung jawab sosial rumah sakit mempengaruhikepuasan akanpelayanan sesuai dengan
buruk. Hasil uji statistik diperoleh nilai nilai-nilai dan harapan pasien (Handayani, 2003).
p=0,0001 artinya p valeu ≤ alpha (o,05) maka Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin pasien
dapat disimpulkan Ho ditolak, dan Ha diterima kurang menunjukkan penyesuaian diri dengan
atau ada hubungan antara tanggung jawab informasi yang diperoleh dan kebiasaan rutin di rumah
sosial dengan kepuasan pasien di RSIA AMC sakit. Sebaliknya, semakin rendah pendidikan maka
Metro. pasien akan semakin patuh (Kosim, 2015). Responden
dalam penelitian ini lebih banyak yang berpendidikan
3. Analisis Multivariat SMA kebawah daripada berpendidikan setelah SMA.
Jumlah yang berpendidikan SMA kebawah ada 74
Variabel yang dominan dan paling berpengaruh orang, sedangkan jumlah responden yang berpendidikan
terhadap kepuasan pasien dapat dilihat pada ada setelah SMA ada 61 orang.
tabel 21 dengan menilai interpretasi dari nilai OR.
Sehingga dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: Dari hasil penelitian, dilihat dari pekerjaan responden,
1. Responden yang merasa tanggung jawab lebih banyak yang tidak berkerja atau ibu rumah tangga.
sosialrumahsakitbaikmemilikipeluang57,34 Jumlah responden yang tidak bekerja ada 91 orang, dan
kali untuk merasa puas dibanding responden responden yang bekerja ada 44 orang. Hal ini tentu
yang merasa tanggung jawab sosial rumah mempengaruhi pola pikir responden dalam memberikan
sakit buruk. penilaian berdasarkan perbandingan antara persepsi
2. Responden yang merasa kualitas personil dengan informasi yang diperoleh (Kosim, 2015).
rumah sakit baik memiliki peluang 14,98 kali
untuk merasa puas dibanding responden yang Dari hasil penelitian, dilihat dari pembiayaan kesehatan,
merasa kualitas personil rumah sakit buruk. ada 63 responden yang melakukan pembayaran dengan
3. Responden yang merasa pengalaman BPJS/Askes, dan ada 72 responden dengan biaya
perawatan medis rumah sakit baik memiliki sendiri. Penghasilan dapat mempengaruhi kepuasan
peluang2,90 kali untukmerasapuasdibanding pasien atas pelayanan kesehatan yang diberikan. Bagi
responden yangmerasa pengalaman perawatan pasien yang berpenghasilan tinggi dan merasa mampu
medis rumah sakit buruk. membayar maka tidak akan mudah merasa puas bila
pelayanan sesuai dengan harapannya, terkadangmereka
Karakteristik Responden lebih banyak menuntut. Sedangkan pasien dengan
pembiayaan kesehatan murah cenderung tidak banyak
Umur penting dalam suatu penelitian kepuasan. Seiring keluhan (Handayani, 2003).
bertambahnya usia maka pengalaman juga bertambah.
Usia lebih dari 25 tahun merupakan suatu periode Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah
kehidupan seseorang yang telah berkembang matang. Sakit Secara Keseluruhan di RSIA AMC Metro
Pasien yang muda biasanya memberikan kerjasama
yang baik, karena mereka memang dalam suatu masa Dari hasil penelitian, sebagian besar responden di
yang sedang berkembang dan menyesuaikan terhadap poliklinik kebidanan dan kandungan RSIA AMC
berbagai macam hubungan dan perkembangan tanggung merasa puas terhadap pelayanan rumah sakit secara
jawab. Dari hasil penelitian ini responden dalam keseluruhan. Ada 81,5% responden yang merasa puas,
kelompokusialebihdari25tahunlebihbanyakdaripada dan 18,5% responden yang merasa tidak puas. Sebagian
responden dalam kelompok usia kurang dari sama besar pasien merasa puas terhadap pelayanan rumah
dengan 25 tahun. Melihat usia yang dimiliki responden sakit secara keseluruhan, hal ini bisa saja dipengaruhi
tersebut menunjukkan bahwa responden telah mampu oleh kondisi psikologis pasien atau ibu yang sedang
untuk menilai mana pelayanan yang memuaskan dan hamil saat memeriksakan kandungannya di poliklinik
mana pelayanan yang tidak memuaskan di RSIA RSIAAMC.Kehamilanmerupakandambaansebagian
AMC. besar pasangan yang menikah “Happy babies begin
with happy pregnancy”, menyangkut hal itu terdapat

Jurnal ARSI/Juni 2016 221


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 2 Nomor 3

penelitian yang membuktikan bahwa kondisi psikologi 4. Indikator yang paling rendah menurut penilaian
dan emosi seorang ibu hamil sangat berpengaruh responden adalah kepuasan terhadap perawatan
terhadap pertumbuhan janin dalam kandungannya. medis yang diberikan oleh perawat. Rata- rata
penilaian responden adalah 2,98. Dari hasil
Kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit secara penelitian, responden mengungkapkan bahwa ada
keseluruhan pada penelitian ini adalah menilai indikator- perawat yang kurang ramah, kurang telaten, dan
indikator sebagai berikut : kurang dalam memberikan perhatian kepada
1. Kepuasan terhadap perawatan medis dan juga pasien. Adapun kepuasan pasien dapat dipengaruhi
pengobatan yang diberikan oleh dokter menempati oleh kepuasan yang berorientasi pada penerapan
urutan tertinggi dalam rata-rata penilaian kepuasan kode etik dan standar pelayanan, salah satunya
pasien, yaitu 3,14. Menurut Umar (1999), kepuasan meliputi hubungan antara perawat dan pasien
pelanggan adalah tingkat perasaan pelanggan setelah (Azwar, 1994). Kepuasan dan ketidakpuasan
membandingkandenganharapannya.Seorang yang layanan rumah sakit juga erat kaitannya dengan
merasa puas terhadap nilai yang diberikan oleh perawat dan petugas lain di rumah sakit (Jacobalis,
produk atau jasa kemungkinan besar akan menjadi 2009).
pelanggandalamwaktulama.Darihasilpenelitian,di
RSIA AMC ada tiga dokter spesialis obgyn yang Hubungan Waktu Tunggu Poliklinik dengan
praktek, dan masing-masing dokter telah mendapat Kepuasan Pasien di RSIA AMC Metro
hati dari tiap-tiap pasien. Responden sudah merasa
nyaman berobat dengan dokter spesialis obgyn Hasil analisis hubungan antara waktu tunggu poliklinik
tersebut, karena menurut pandangan pasien dokter dengan kepuasan pelanggan diperoleh bahwa ada 64
tersebut berkompeten, melayani pasien dengan baik, orang (91%) yang merasa puas pada mereka yang
mampu berkomunikasi yang efektif dan mudah menunggu lebih dari 60 menit. Sedangkan pada
dipahamioleh pasien. responden yangmenunggu kurangdarisama dengan 60
2. Indikator yang kedua pasien menilai kepuasan menit ada 46 orang (82,1%) yang merasa puas. Hasil uji
dalam hal kenyamanan yang dihubungkan dengan statistik diperoleh nilai p=1 maka dapat disimpulkan
lingkungan rumah sakit. Penilaian rata-rata pasien tidak ada hubungan yang signifikan antara waktu
adalah 3,06. Menurut Jacobalis (2009) kenyamanan tungggu poliklinik dengan kepuasan pelanggan. Dalam
dan kemudahan fasilitas dan lingkungan dapat penelitian ini meskipun waktu tunggu lama, namun
mempengaruhi kepuasan pasien. Dari hasil didapatkan pasien yang tetap merasa puas, hal ini
penelitian RSIA AMC Metro menurut pasien disebabkan karena pasien sudah ada pengalaman
sudah cukup bersih dan rapih, lokasi RS yang tidak sebelumnya, pasien sudah pernah berobat atau dirawat
dipinggir jalan utama membuat suasana yang sehingga sudah dapat merasakan pelayanan yang
nyaman dan tidak bising. Akses yang mudah diberikan oleh rumah sakit baikitu dari perawat maupun
dicapai juga merupakan salah satu nilai jual bagi dokter dan sudah merasa cocok dengan dokter spesialis
RSIA AMC. yang memeriksa. Kepuasan pada aspek komunikasi
3. Yangketigayaitukepuasanyangmelibatkanproses pada konsultasi sangat mempengaruhi aspek lain dari
di rumah sakit (misalnya pendaftaran, perawatan, interaksi antaratenaga kesehatan dengan pasien. Namun
waktu tunggu, pengobatan, pemulangan). Rata-rata demikian pihak manajemen rumah sakit juga perlu
responden menilai proses administrasi yaitu 2,99. melakukan perbaikan waktu tunggu yang lama ini
Pelayanan administrasi merupakan salah satu dengan membuat kebijakan dan teguran lisan kepada
indikator penting dalam mempengaruhi kepuasan dokter spesialis supaya memperbaiki jadwal praktek
pasien. Dari hasil penelitian, pelayanan yang dengan lebih disiplin dan tepat waktu, supaya pasien
melibatkan administrasi pasien ditangani dengan tidak lama menunggu dan juga untuk meningkatkan
segera, dan tidak berbelit-belit. Pasien pun mudah mutu pelayanan rumah sakit. Dalam hal waktu tunggu,
dalam membutuhkan informasi melalui telefon. dari penelitian petugas atau perawat kurang berinteraksi
Menurut Kotler dan Keller 2009 dalam Kosim dengan pasien yang sedang dalam masa tunggu, dengan
2015, apabila responden menilai pelayanan kondisi seperti itu maka akan menyebabkan lama
administrasi yang diberikan baik, maka kualitas pelayanan kesehatan dianggap kurang bermutu
pelayananakandipersepsikanbaikdanmemuaskan. (Syafruddin, 2011).

Jurnal ARSI/Juni 2016 222


Fitriyuli Mayasari., Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality Service Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Kebidanan dan Kandungan RSIA Anugerah Medical Centre Kota Volume 2 Nomor
Metro Tahun 20153

Hubungan Waktu Pemeriksaan Dokter Dengan Hubungan antara Infrastruktur dengan Kepuasan
Kepuasan Pasien di RSIA AMC Metro Pasien di RSIA AMC Metro

Hasil analisis hubungan antara waktu pemeriksaan Hasil analisis hubungan antara infrastruktur dengan
dokter dengan kepuasan pasien diperoleh bahwa ada kepuasan pasien diperoleh bahwa ada 25 orang (73,5%)
105orang(80,8%) yangmerasa puaspadamereka yang yangmerasa puaspadamereka yangmerasa infrastruktur
diperiksa kurang dari 15 menit. Sedangkan pada rumah sakit buruk. Sedangkan pada responden yang
responden yang diperiksa lebih dari sama dengan 15 merasa infrastruktur rumah sakit baik ada 85 orang
menit ada 5 orang (100%) yang merasa puas. Hasil uji (84,2%) yang merasa puas. Hasil uji statistik diperoleh
statistik diperoleh nilai p=0,584 artinya p value > alpha nilai p=0,261 artinya p value > alpha (0,05) maka dapat
(0,05) maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
yang signifikan antara waktu pemeriksaan dokter infrastruktur dengan kepuasan pasien.
dengan kepuasan pasien di RSIA AMC Metro. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pasien yang merasa Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang
puas pada waktu pemeriksaandokter buruk (<15 menit) mengaku tidak puas pada infrastruktur buruk, mereka
menganggap dokter spesialis yang memeriksa mereka beranggapan bahwa infrastruktur mengenai tempat
telah memberikan pelayanan dan penjelasan dengan pendaftaran terletak jauh dari poliklinik dan sarana
ramah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya, serta menyebrangi jalan yang dilalui oleh
yang dilakukan oleh Kurniawan (2012) yang meneliti kendaraan umum.
tentang lama waktu pemeriksaan di poliklinik spesialis,
bahwa tidak ada hubungan antara lama waktu Hubungan Kualitas Personil dengan Kepuasan
pemeriksaandokterdengankepuasanpasien.Hasilyang Pasien di RSIA AMC Metro
tidak signifikan antara waktu pelayanan dengan kepuasan
pasien dapat dijelaskan sebagai berikut, dimana kepuasan Hasil analisis hubungan antara kualitas personil dengan
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang kepuasan pasien diperoleh bahwa ada 32 orang (64%)
munculsetelahmembandingkan antara persepsi/kesannya yang merasa puas pada mereka yang merasa kualitas
terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan- personil rumah sakit buruk. Sedangkan pada responden
harapannya (Kotler, 1997), jadi dapat dikatakan pasien yang merasa kualitas personil rumah sakit baik ada 78
yang merasakan waktu pemeriksaan dokter kurang orang (91,8%) yang merasa puas. Hasil uji statistik
lama namun tetap merasa puas karena perasaan puas diperoleh nilai p=0,0001 maka dapat disimpulkan ada
seseorang itu berbeda-beda dan dipengaruhi oleh persepsi hubungan yang signifikan antara kualitas personil
dan kesan mereka setelah medapatkan pelayanan. Dalam dengan kepuasan pasien. Dari hasil penelitian,
hal ini pasien sudah merasa nyaman dan cocok dengan berdasarkan 14 pertanyaan yang diberikan, responden
dokter yangmemeriksa,danhaltersebutsesuaidenganhasil yangmenilaikualitaspersonilkurangbaikpalingbanyak
penelitian ini tentang dimensi kepuasan pasien yang paling pada dimensi pertanyaan waktu konsultasi dan periksa
tinggidiRSIAAMCadalahpadadimensiperawatanmedis oleh dokter cukup lama. Hal ini juga sesuai dengan hasil
dan pengobatan oleh dokter. Kemudian dapat juga penelitian ini yang menunjukkan bahwa waktu
dihubungkan dengan karakteristik pasien, dimana pemeriksaan dokter memberi hasil paling banyak pada
karakteristikindividumerupakan determinan dan indikator waktu pemeriksaan < 15 menit. Pasien yang mengaku
kualitas pelayanan kesehatan dan mempengaruhi puas pada kualitas personil buruk menganggap waktu
kepuasan pasien. Dari penelitian ini pendidikan responden konsultasi dan pemeriksaan dokter yang kurang lama,
lebih banyak yang berpendidikan ≤ SMA, pendidikan juga namun pasien tetap datang ke RSIA AMC karena
akan mempengaruhi penilaian seseorang terhadap menganggap dokter yang memeriksa mereka adalah
pelayanan kesehatan, semakin rendah pendidikan maka dokter yang kompeten dan terampil, serta menjelaskan
pasienakansemakinpatuh(Kosim,2015) diagnosa dengan jelas.

Jurnal ARSI/Juni 2016 223


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 2 Nomor 3

HubunganProsesPelayananKlinisdenganKepuasan pada penelitian ini yaitu prosedur pendaftaran dan


Pasien di RSIA AMC Metro pemulangan relatif cepat. Proses pelayanan administrasi
tidak berbelit-belit.
Hasil analisis hubungan antara proses pelayanan klinis
dengan kepuasan pelanggan diperoleh bahwa 66,7% Bagian penerimaan pasien di rumah sakit mempunyai
responden yang merasa puas pada mereka yang merasa pengaruh dan nilai penting walaupun belum ada
proses pelayanan klinis rumah sakit buruk. Dan 82,2% tindakan-tindakan pelayanan medis khusus kepada
responden merasa puas pada proses pelayanan klinis pasien. Kesan pertama akan memberikan arti tersendiri
rumah sakit baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai bagi pasien untuk melalui proses selanjutnya. Dalam hal
p=0,308 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan kemudahan membuat perjanjian dengan dokter, pihak
yang signifikan antara proses pelayanan klinis dengan manajemen mungkin perlu menyediakan kemudahan
kepuasan pelanggan. Hasil penelitian menunjukkan layanan berupa sistempendaftaran dengan appointment.
bahwapasien yangmengakupuaspadapelayananklinis Sehingga pasien dapat memilih waktu dan dokter yang
buruk menganggap bahwa informasi penyakit tidak sesuai dengan keinginan mereka. Tentunya dokter
diberikan secara detail namun mereka tetap merasa puas spesialis pun harus mendukung dan berkomitmen pada
karena sudah nyaman dengan dokter yang memeriksa. jadwal yang telah ditentukan.
Sehingga mereka tetap kembali berobat ke RSIA AMC
denganmemilihdokter yangsesuaidengan kenyamanan Hubungan IndikatorKeselamatan dengan Kepuasan
pasien.Meskipundemikiantentunya hal yangmembuat Pasien di RSIA AMC Metro
ketidakpuasan pasien dalam hal proses pelayanan klinis
harus tetap di evaluasi oleh rumah sakit, dokter perlu Hasil analisis hubungan antara indikator keselamatan
memberikan waktu untuk memberikan penjelasan dengan kepuasan pelanggan diperoleh bahwa ada
penyakit ataukondisipasiendengan detailsupaya pasien 73,1% yang merasa puas pada mereka yang merasa
jelas akan kondisinya, peran perawat pun sangat penting indikator keselamatan rumah sakit buruk. Sedangkan
dalam membantu dokter yaitu dengan selalu pada responden yang merasa indikator keselamatan
mendampingi dokterpada saatpemeriksaanpasien serta rumah sakit baik ada 83,5% yang merasa puas. Hasil uji
bersikap sabar dan perhatian terhadap pasien, sehingga statistik diperoleh nilai p=0,261 artinya p value > alpha
pasien merasa diperhatikan dan dilayani dengan baik. (0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan
yang signifikan antara indikator keselamatan dengan
Hubungan Pelayanan Administrasi dengan kepuasan pasien di RSIA AMC. Hasil penelitian ini
Kepuasan Pasien di RSIA AMC Metro menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara indikator keselamatan dengan kepuasan pasien,
Hasil analisis hubungan antara pelayanan administrasi namun rumah sakit tetap harus selalu mengutamakan
dengan kepuasan pelanggan diperoleh bahwa ada keselamatan pasien dalam segala hal. Rumah sakit perlu
64,7% yang merasa puas pada mereka yang merasa memperhatikan keamanan pasien dengan menyediakan
pelayanan administrasi rumah sakit buruk. Dan 87,1% pegangantangandilorong/koridorrumahsakitdandikamar
responden yang merasa pelayanan administrasi rumah mandi,menyediakantempatcucitanganpadaruangtunggu
sakit baik yang merasa puas. Hasil uji statistik diperoleh poliklinik, di setiap pintu ruang rawat inap, sebagai
nilai p=0,008 maka dapat disimpulkan ada hubungan pencegahan dan hygiene serta langkah awal mengajarkan
antara pelayanan administrasi dengan kepuasan perilakuhidupsehatkepadapasiendankeluargapasienserta
pelanggan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien tenagamedisdiRSIAAMCkhususnya.
yang mengaku puas pada pelayanan administrasi yang
burukmenjawabtentangtidakmudahuntukmelakukan Hubungan Pengalaman Perawatan Medis dengan
perjanjian dengan dokter spesialis, namun mereka tetap Kepuasan Pasien di RSIA AMC Metro
merasa puas karena mendapatkan pelayanan proses
administrasi yang cepat. Hasil analisis hubungan antara pengalaman perawatan
medisdengankepuasanpelanggandiperolehbahwaada
Proses administrasi adalah persiapan baik untuk masuk, 52,6% yang merasa puas pada mereka yang merasa
selama dalam perawatan, maupun pemulangan pasien. pengalaman perawatan medis rumah sakit buruk.
tanggapan responden terhadap pelayanan administrasi Sedangkan pada responden yang merasa pengalaman

Jurnal ARSI/Juni 2016 224


Fitriyuli Mayasari., Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality Service Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Kebidanan dan Kandungan RSIA Anugerah Medical Centre KotaVolume 2 Nomor
Metro Tahun 20153

perawatan medis rumah sakit baik ada 86,2% yang yang diperiksa kurang dari 15 menit yang merasa
merasa puas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,002 puas. Komunikasi dan diskusi secara terbuka
artinya p value ≤ alpha (0,05) maka dapat disimpulkan memungkinkan pasien memperoleh penjelasan
ada hubungan yang signifikan antara pengalaman yang jelas dan lengkap dapat berpengaruh terhadap
perawatan medis dengan kepuasan pasien di RSIA mutu pelayanan yang berhubungan dengan
AMC Metro. kepuasan. Pasien juga akan merasa puas jika
memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai
Hasil penelitianmenunjukkansebagian besar responden dengan yang diharapkan.
akan merekomendasikan rumah sakit ini kepada 4. Kepuasanpasienterhadappelayananrumahsakitdi
anggota keluarga lain atau teman. Menurut Kotler RSIA AMC Metro secara keseluruhan yang paling
(1997) konsumen yang terpuaskan akan menjadi mempengaruhi adalah dimensi kepuasan terhadap
pelanggan mereka dan akan melakukan pembelian perawatan dokter.
ulang,mengatakanhal-halyangbaiktentangperusahaan 5. Kualitaspersonil,pelayananadministrasi, pengalaman
kepada orang lain, kurang memperhatikan merek perawatan medis dan tanggung jawab sosial di
ataupun iklan produk pesaing, membeli produk yang RSIA AMC Metro termasuk dalam kategori baik
lain dari perusahaan yang sama. Kepuasan pasien yang dan paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
berhubungan dengan kenyamanan, keramahan dan 6. Kualitas personil, pelayanan administrasi,
kecepatan pelayanan dapat berpengaruh langsung pengalaman perawatan medis,dan tanggung jawab
maupun tidak langsung terhadap kualitas pelayanan sosial memiliki hubungan yang signifikan dengan
(Jacobalis,2009). kepuasan pasien di RSIA AMC Metro.
7. Faktor tanggung jawab sosial merupakan variabel
KESIMPULAN AN SARAN yang paling dominan dan berpengaruh terhadap
kepuasan pasien di RSIA AMC Metro.
Kesimpulan
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut : Dari penelitian yang telah dilakukan di RSIA AMC,
1. Karakteristik responden di instalasi rawat jalan maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
poliklinik kebidanan dan kandungan adalah,
sebagian besar berusia > 25 tahun, yaitu sebanyak 1. Manajemen rumah sakit sebaiknya segera melakukan
77,8%. Pendidikan responden lebih banyak ≤ perbaikan waktu tunggu, yaitu dengan teguran
SMA, yaitu 54,8%. Pekerjaan responden sebagian kepada dokter supaya memperbaiki jadwal praktek
besar ibu rumah tangga atau tidak bekerja, yaitu dengan datang tepat waktu sesuai dengan jam yang
67,4%. Pembiayaan kesehatan yang lebih banyak telah ditentukan dan disepakati. Dapat juga
digunakan oleh responden adalah biaya sendiri, melakukan diskusi terlebih dahulu dengan dokter
yaitu 53,3 %. Karakteristik individu merupakan tentang hal-hal apa yang membuat dokter tersebut
determinan dan indikator kualitas pelayanan tidak datang tepat waktu sehingga membuat waktu
kesehatan dan mempengaruhi kepuasan pasien. tunggu poliklinik menjadi lama, dan juga apa yang
2. Waktu tunggu poliklinik tidak mempengaruhi menyebabkan waktu pemeriksaan dokter kurang
kepusan pasien. Diketahui ada 91% responden lama.
yang menunggu lebih dari 60 menit yang merasa
puas. 2. Perbaikan dan penjadwalan ulang jam praktek
Kepuasanseseorangmunculsetelah membandingkan dokter. Peneliti memberi masukan supaya di
antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja yang evaluasi kembali jadwal dokter, dengan membagi
telah di dapat. Kepuasan pasien juga dapat jadwal bagi dokter jaga di poliklinik dan dokter jaga
dipengaruhi oleh pendidikan seseorang, dimana di ruangan. Apabila penjadwalan tidak dibagi,
semakin rendah pendidikan maka pasien akan dikhawatirkan jika ada pasien yang membutuhkan
semakin patuh. tindakan di ruang perawatan atau ruang operasi,
3. Waktu pemeriksaan dokter tidak mempengaruhi maka dokter yang sedang praktek di poliklinik akan
kepuasan pasien. Diketahui ada 80,8% responden lebih mengutamakan pasien di ruangan tindakan,

Jurnal ARSI/Juni 2016 225


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 2 Nomor 3

sehingga pasien di poliklinik semakin menunggu Dahlan,M.Sopiyudin.(2010).BesarSampeldanCaraPengambilanSampeldalamPenelitian


KedokterandanKesehatan.SalembaMedika.
lama untuk diperiksa, padahal mereka juga Dansky,K.H.,(1997).PatientSatisfactionwithAmbulatoryHealthcareServices:WaitingTime
memiliki hak sama dalam pemberian pelayanan. andFillingTime.HospitalandHealthServicesAdministration.ProQuest.
David (2014). Hubungan Keterlambatan Kedatangan Dokter Terhadap Kepuasan Pasien di
Kemudian untuk jadwal dokter yang praktek paruh Instalasi Rawat Jalan. Magister Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran
UniversitasBrawijaya,Malang.
waktu, lebih baik dibuat penjadwalan ulang sesuai Donovan,M,&TheodoreA.Matson.(1994).OutpatientCaseManagement:StrategiesforA
dengan rata-rata waktu yang selama ini bisa NewReality byAmericanHospitalPublishing,inc.anAmericanHospitalAsssociation
Company.
dijalankan oleh dokter tersebut. Harper PR, Gamlin HM. (2003). Reduced Oupatient Waiting Times with Improved
3. Dalam ruang tunggu poliklinik pihak manajemen AppointmentScheduling :aSimulationModelling ApproachorSpectrum,25 :207-
222
juga dapat membuat inovasi supaya pasien tidak Handayani, Sri,E., (2003). AnalisisPengaruh Karakteristik Pasien Terhadap Kepuasan Pasien
bosan menunggu, mengingat pasien juga biasanya Dalam Hal Mutu Pelayanan Kesehatan di Unit Rawat Inap Puskesmas Maos
Kabupaten Cilacap. Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro
datang lebih awal dari jadwal praktek dokter, yaitu Semarang.
denganmenyediakanlayananwifigratis,memberikan Irmayanti,Meliono,dkk.,(2007).MPKTModul1.LembagaPenerbitanFEUI,Jakarta.
J.B. Suharjo B. Cahyono (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktik
penyuluhan atau konseling tentang kesehatan Kedokteran,Yogyakarta;Kanisius;2008.L
misalnya kesehatan ibu dan anak, tentang kehamilan, Kaltz,G.etal.(1982).AmbulatoryCareandRegionalizationinMulti-institutionalhealthSysytem.
AnAspenPublication.
tentang ASI dan menyusui, tentang gizi dan lain- Karassavidou,E.,Glaveli,(2009).QualityinNhsHospitals:NooneKnowsBetterThanPatients.
lain,kemudianmenyediakan bacaan-bacaanseperti MeasuringBusinessExcellenceJ,13(1):34-46
Khairani,L.,(2010).Faktor-faktorYangMempengaruhiKepuasanPasienRawatJalanRSUD
majalah kesehatan atau jurnal-jurnal kesehatan. PasamanBarat.Tesis.FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasAndalas.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan
MinimalRumahSakit.Jakarta.
4. Evaluasi kembali lokasi dari tempat pendaftaran. Kurniawan,Fransiscus,N.H.,(2012).KecepatanWaktuPelayananRumahSakitBerpengaruh
Peneliti menyarankan kepada manajemen rumah TerhadapKepuasanPasien.StikesRSBaptisKediri.
Kosim,Dania.,(2015).AnalisisFaktorTotalQualityServiceYangMempengaruhiKepuasan
sakit untuk memindahkan ruang pendaftaran ke PasiendiRuangPerawatanIbuRSIABuahHatiCiputattahun2014.
ruang konsultasi gizi yang lokasinya lebih dekat Kotler,P.(1997).ManajemenPemasaran.Jakarta.PT.Prenhallindo
Mardiah, F, Poni., (2013). The Analysis of Appointment System to reduce Outpatient Waiting
dengan poliklinik dan mudah dijangkau, serta tidak TimeatIndonesia’sPublicHospital.HumanResourcesManagement,ITB,Bandung.
jauh dari tempat parkir, dan mudah dicari. Ruang McGahon, H. (2013). Service Improvement: Reducing Physiotherapy Outpatient Waiting
Times.CumbriapartnershipJournalofResearchPravticeandLearning.
konsultasi gizi sendiri selama ini penggunaannya Munawaroh, Siti (2011). Analisis Hubunan Karakteristik dan Kepuasan Pasien dengan
sangat jarang. Kalaupun akan ada konsultasi gizi, Loyalitas Pasien di RSUA Dr.Sutomo Ponorogo. Fakultas Ilmu Kesehatan,
UniversitasMuhammadiyahPonorogo.
bisa di lakukan di poliklinik anak. Mursyida, F.Rikhly. (2011). Kepuasan Ibu Hamildan Persepsi KualitasPelayanan Antenatal
CarediPuskesmasTanjungKabupatenSampangMadura.FKMUNDIP.
NajmuddinAF.,IbrahimIM,ImailSR(2010).SimulationModelingandAnalysisofMultiphase
5. Untuk meningkatkan kompetensi dan pelayanan PatientFlowinObstetricsandGynecologyDepartmentinSpecialistCentre.ASM’10
bagi perawat, rumah sakit sebaiknya memberikan Proceedingsofthe4thInternationalConferenceonAppliedMathematics,Simulation,
Modeling,125–130.Pubmed.
pelatihan-pelatihan asuhan keperawatan baik diluar Nosek, R, Antony, J.P.W., (2001). Queuing Theory and CustomerSatisfaction :A Review of
rumah sakit maupun di dalam rumah sakit. Therminology, Trends, and Applicationsto Pharmacy Practice. Hospital Pharmacy,
36.4
Memberikanedukasikepadatenaga medisdannon Ratnamiasih, Ina. (2012). Kompetensi SDM dan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit. Fakultas
medis supaya selalu berpenampilan rapi, ramah, EkonomiUniversitasPasundan.Bandung.Vol.11,No1.Hal.49-57.
Rustiyanto, E., (2010). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Teritegrasi. ( l ed ) :
sopan dan perhatian kepada pasien tanpa GosyenPublishing
Shi,L.,andLindstrom,S.(2007).ManagingHumanResourcesinHealthCareOrganizations–
membeda-bedakan pelayanan. HumanResourcesintheHealthCareSector.USA:JonesandBartlettPublishers,Inc.
Sugiyono.(2010).MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdanR&D.Bandung:Alfabeta.
Sulistyaningsih,(2012).Metodologi PenelitianKebidananKuantitatif-Kualitatif.Edisipertama,
DAFTAR PUSTAKA cetakankedua.GrahaIlmu,Yogyakarta.
Syafruddin(2011).GambaranLamaPelayananPadaUnitRawatJalanBerdasarkanKetepatan
AdibA. Yahya.(2006). Konsepdan ProgramPatientSafetydalamKonvensiNasionalMutu Waktu, Keterampilan Petugas, Serta Kelengkapan Sarana di Unit Rawat Jalan RS
RumahSakitkeIV. TidoreSelatan
Azwar, Azrul. (1994). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan (Aplikasi Prinsip Lingkaran Tjiptono(1999).Prinsip-PrinsipTotalQualityService.Yogyakarta.
PemecahanMasalah).Jakarta:YayasanPenerbitanIkatanDokterIndonesia. Toh, L. Shuet (2011). Patient Waiting Time As a Key Performance Indicator at Orthodontic
Arlym.,L.(2010).AnalisisKepuasanPasienTerhadapPelayananInstalasiRawatJalanRumah SpecialistClinicsInSelangor.MalaysianJournalofPublicHealthMedicine.
Sakit Ketergantungan Obat Jakarta Tahun 2010. Depok. Fakultas Kesehatan Umar I., Oceh M.O., and Umar A.S., (2011). Patient Waiting Time in a Tertiary Health
Masyarakat,UniversitasIndonesia. InstitutioninNorthernNigeria.JournalofPublicHealthandEpidemiology
Brewster,C.,Farndale,E.,Ommeren,J.V.(2000).HRcompetenciesandprofessionalstandards, Utama, S. (2005). Memahami fenomena kepuasan pasien rumah sakit. Jurnal Manajemen
HR Competencies and Professional Standards Project, Cranfield School of Kesehatan.09(1),1-7
Management,CranfieldUniversity,UK WijewickramaAK.,TakakuwaS.,(2006).SimulationAnalysisofanOutpatientDepartmentof
Chen BL, Li ED, Yamawuchi K, Kato K, Naganawa S, Miao WJ. (2010). Impact of InternalMedicineinaUniversityHospital.Proceedingsofthe2006WinterSimulation
Adjustment Measures on Reducing Outpatient Waiting Time in a Community Conference,425–432
Hospital.ApplicationofaComputerSimulation.Chin.Med.Pubmed. Wijono, H,Djoko(1999)manajemenmutupelayanankesehatan.AirlanggaUniversityPress.
Chilgren, A.A. (2008). Manager and The New Definition of Quality. Journal of Healthcare Vol.1
Management,53(4):221 Yu Q, Yang K (2008). Hospital Registration Waiting Time Reduction Through Process
Redesign.InternationalJournalofSixSigmaadCempetitiveadvantage.

Jurnal ARSI/Juni 2016 226


Fitriyuli Mayasari., Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality Service Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Kebidanan dan Kandungan RSIA Anugerah Medical Centre KotaVolume 2 Nomor
Metro Tahun 20153

ZhuZc,HengBH,TeowKL(2010).AnalysisofFactors CausingLongpatientWaitingTime Zhuetal.,(2010).AnalysisofFactorsCausingLongPatientWaitingTimeandClinicOvertime


andClinicOvertimeinOutpatientClinics.JMedSyst,inPress. inOutpatientClinics.PublisedOnline.SpringerScienceBusinessMedia.

Tabel 1. Karakteristik Responden


Karakteristik Jumlah Persentase %
USIA :
≤ 25 tahun 30 22,2
>25 tahun 105 77.8
TINGKAT PENIDIKAN :
≤ SMA 74 54,8
>SMA 61 45,2
PEKERJAAN :
Tidak Bekerja/IRT 91 67,4
Bekerja 44 32,6
PEMBIAYAAN
KESEHATAN :
BPJS/ASKES 63 46,7
Biaya Sendiri 72 53,3

Tabel 2. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah Sakit Secara


Keseluruhan

No. Dimensi Kepuasan Rata-rata


1 Yang melibatkan proses di RS (Administrasi) 2,99
2 Perawatan medis dan pengobatan oleh dokter 3.14
3 Perawatan medis oleh perawat 2,98
4 Kenyamanan lingkungan rumah sakit 3,06

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Pasien


Kepuasan Pasien Jumlah Persentase (%)
Tidak Puas 25 18.5
Puas 110 81.5

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Tunggu Pelayanan


No. Variabel Waktu Tunggu Pelayanan Jumlah Persentase%
Waktu Tunggu Poliklinik
1 1. Buruk (>60 menit) 79 58,5
2. Baik (≤60 menit) 56 41,5
Waktu Pemeriksaan Dokter
2 1. Buruk (<15 menit) 130 96,3
2. Baik (≥15 menit) 5 3,7

Tabel 5. Mean Waktu Tunggu Pelayanan RSIA AMC


No. Waktu Tunggu Pelayanan Mean (menit)
1 Waktu Tunggu Poliklinik 88,39
2 Waktu Pemeriksaan Dokter 6,69

Jurnal ARSI/Juni 2016 227


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 2 Nomor 3

Tabel 6. Distribusi Persepsi Responden Berdasarkan Infrastuktur


Infrastuktur Jumlah Persentase (%)
Buruk 34 25.2
Baik 101 74.8

Tabel 7. Distribusi Persepsi Responden Berdasarkan Kualitas Personil

Kualitas Personil Jumlah Persentase (%)


Buruk 50 37
Baik 85 63

Tabel 8. Distribusi Persepsi Responden Berdasarkan Proses Pelayanan Klinis

Proses Pelayanan Klinis Jumlah Persentase (%)


Buruk 6 4.4
Baik 129 95.6

Tabel 9. Distribusi Persepsi Responden Berdasarkan Pelayanan Administrasi

Pelayanan Administrasi Jumlah Persentase (%)


Buruk 34 25.2
Baik 101 74.8

Tabel 10. Distribusi Persepsi Responden Berdasarkan Indikator Keselamatan


Indikator Keselamatan Jumlah Persentase (%)
Buruk 26 19.3
Baik 109 80.7

Tabel 11. Distribusi Persepsi Responden Berdasarkan Keseluruhan Pengalaman


Perawatan Medis
Pengalaman Perawatan Medis Jumlah Persentase (%)
Buruk 19 14.1
Baik 116 85.9

Tabel 12. Distribusi Persepsi Responden Berdasarkan Tanggung Jawab Sosial


Tanggung Jawab Sosial Jumlah Persentase (%)
Buruk 12 8.9
Baik 123 91.1

Jurnal ARSI/Juni 2016 228


Fitriyuli Mayasari., Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality Service Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Kebidanan dan Kandungan RSIA Anugerah Medical Centre KotaVolume 2 Nomor
Metro Tahun 20153

Tabel 13. Hubungan Waktu Tunggu Poliklinik dengan Kepuasan Pasien


Kepuasan Pasien
Waktu Tunggu Total OR
Tidak Puas Puas P value
Poliklinik (95% CI)
n % n % n %
Buruk
15 19 64 91 79 100
(>60 menit)
Baik 1,08 1
10 17,9 46 82,1 56 100
(≤60 menit) (0,45-2,61)
Total 25 18,5 110 81,5 135 100

Tabel 14. Hubungan Waktu Pemeriksaan Dokter dengan Kepuasan Pasien


Kepuasan Pelanggan
Waktu Pemeriksaan Total OR
Tidak Puas Puas P value
Dokter (95% CI)
n % n % n %
Buruk
25 19,2 105 80,8 130 100
(<15 menit)
Baik 0,584
0 0 5 100 5 100
(≥15 menit)
Total 25 18,5 110 81,5 135 100

Tabel 15. Hubungan Infrastruktur dengan Kepuasan Pasien


Kepuasan Pelanggan
Total OR
Infrastruktur Tidak Puas Puas P value
(95% CI)
n % n % n %
Buruk 9 26,5 25 73,5 34 100
Baik 1,91
16 15,8 85 84,2 101 100 0,261
(0,75-4,85)
Total 25 18,5 110 81,5 135 100

Tabel 16. Hubungan Kualitas Personil dengan Kepuasan Pasien


Kepuasan Pelanggan
Kualitas Total OR
Tidak Puas Puas P value
Personil (95% CI)
n % n % n %
Buruk 18 36 32 64 50 100
Baik 6,27
7 8,2 78 91,8 85 100 <0,0001
(2,389-16,45)
Total 25 18,5 110 81,5 135 100

Tabel 17. Hubungan Pelayanan Klinis dengan Kepuasan Pasien


Kepuasan Pasien
Proses Pelayanan Total OR
Tidak Puas Puas P value
Klinis (95% CI)
n % n % n %
Buruk 2 33,3 4 66,7 6 100
Baik 2,30
23 17,8 106 82,2 129 100 0,308
(0,39-13,34)
Total 25 18,5 110 81,5 135 100

Jurnal ARSI/Juni 2016 229


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 2 Nomor 3

Tabel 18. Hubungan Pelayanan Administrasi dengan Kepuasan Pasien


Kepuasan Pasien
Pelayanan Total OR
Tidak Puas Puas P value
Administrasi (95% CI)
n % n % n %
Buruk 12 35,3 22 64,7 34 100
Baik 3,70
13 12,9 88 87,1 101 100 0,008
(1,48-9,20)
Total 25 18,5 110 81,5 135 100

Tabel 19. Hubungan Indikator Keselamatan dengan Kepuasan Pasien


Kepuasan Pelanggan
Indikator Total OR
Tidak Puas Puas P value
Keselamatan (95% CI)
n % n % n %
Buruk 7 26,9 19 73,1 26 100
Baik 1,86
18 16,5 91 83,5 109 100 0,261
(0,68-5,08)
Total 25 18,5 110 81,5 135 100

Tabel 20. Hubungan Pengalaman Perawatan Medis dengan Kepuasan Pasien


Kepuasan Pelanggan
Pengalaman Total OR
Tidak Puas Puas P value
Perawatan Medis (95% CI)
n % n % n %
Buruk 9 47,4 10 52,6 19 100
Baik 5,63
16 13,8 100 86,2 116 100 0,002
(1,98-15,97)
Total 25 18,5 110 81,5 135 100

Tabel 21. Hasil Seleksi Variabel Independen dengan Uji Regresi Logistik

No. Variabel P-Value OR


1 Kualitas Personil 0,001 15,01
2 Pelayanan Administrasi 0,987 0,99
3 Pengalaman Perawatan Medis 0,102 2,91
4 Tanggung Jawab Sosial 0,000 57,56

Jurnal ARSI/Juni 2016 230

Anda mungkin juga menyukai