Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A), termasuk Tindak Pidana Perdagangan
Orang (TPPO) merupakan masalah global yang terkait Hak Asasi Manusia (HAM) dan
ketimpangan gender. Permasalahan ini masih menjadi ‘fenomena gunung es’, yaitu kasus
KtP/A dan TPPO yang teridentifikasi di pelayanan kesehatan dasar dan rujukan serta
kepolisian belum menggambarkan jumlah seluruh kasus yang ada di masyarakat. Hal
tersebut disebabkan sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa kasus KtP/A
merupakan “aib” dan masalah “domestik” dalam keluarga, yang tidak pantas diketahui
orang lain. Sedangkan untuk kasus TPPO, sebagian besar masyarakat belum memahami
tentang TPPO sehingga menganggap hal tersebut wajar dan tidak pantas dilaporkan,
terutama jika pelaku merupakan keluarga sendiri, sehingga diselesaikan secara
kekeluargaan.

Menurut World Health Organization (WHO), sedikitnya satu diantara lima penduduk
perempuan di dunia, semasa hidupnya pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual
yang dilakukan oleh laki-laki. Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) merupakan penyebab
kematian urutan ke-10 terbesar bagi perempuan usia subur pada tahun 1998. Data dari
cataan tahunan Komisi Nasional Perempuan Indonesia tercatat peningkatan kasus dari
tahun 2011 sebanyak 119.107 kasus menjadi 321.752 kasus KtP.

Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan kasus KtP, KtA dan
trafficking secara bermakna, berdasarkan laporan Lembaga yang terkait. Kekerasan
tersebut, bisa berbentuk kekerasan seksual, kekerasan fisik dan kekerasan psikis.

Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk mengatasi permasalahan KtP/A termasuk


TPPO. Hal ini dapat dilihat dengan berbagai dukungan kebijakan terkait permasalahan
tersebut, antara lain: Undang-Undang nomor 7 tahun 1984 tentang ratifikasi Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the
Elimination of All Forms of Discrimination Againts Women /CEDAW); Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT);
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-undang nomor 21 tahun 2007
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang yang mengatur hak korban
untuk memperoleh rehabilitasi kesehatan dan sosial, pemulangan dan reintegrasi sosial
apabila korban mengalami penderitaan fisik dan psikis.

Pada tahun 2015 BAPENAS telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak
(RAN-PA) 2015-2019 yang didalamnya memuat penjabaran lebih rinci atas pelaksanaan

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 untuk mencapai
sasaran pembangunan perlindungan anak. Sejalan dengan hal tersebut Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Anak pada tahun yang sama telah meluncurkan Strategi
Nasional Penghapusan Kekerasan terhadap Anak 2016-2020 (STRANAS PKTA 2016-2020)
untuk mencegah dan merespon segala bentuk kekerasan terhadap anak secara sistematis,
terintegrasi, berbasis bukti, terkoordinasi, partisipatoris, dan berbasis pada kepentingan
terbaik bagi anak.Kemudian pada tahun 2013, diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kewajiban Pemberi Layanan Kesehatan untuk Memberikan
Informasi atas Adanya Dugaan Kekerasan terhadap Anak.

Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan bagi


korban KtP/A melalui sosialisasi/pelatihan/orientasi secara berjenjang di 34 provinsi
dalam upaya Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (PP-
KtP/A). Namun kegiatan tersebut masih dilaksanakan secara terpisah antara
penatalaksanaan korban kekerasan terhadap perempuan dengan anak. Oleh karena itu
sejak tahun 2013 Kementerian Kesehatan berupaya melakukan integrasi kurikulum dan
modul pelatihan KtP dan KtA. Upaya ini sesuai dengan adanya perubahan struktur
organisasi sesuai dengan Permenkes No 64/ Menkes/ Per/ VIII/ 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Hal ini dilakukan untuk mendukung
pengembangan Puskesmas mampu tatalaksana PP-KtP dan PP-KtA yang telah
dilaksanakan sejak tahun 2003 dan kedepannya akan diintegrasikan menjadi Puskesmas
mampu tata laksana PP-KtP/A.

Dengan demikian, dalam upaya pengembangan Puskesmas PP-KtP/A dan Rumah Sakit
yang memiliki unit Pusat Kesehatan Terpadu/PKT atau Pusat Pelayanan Terpadu/PPT,
perlu dilakukan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan di Puskesmas dan Rumah
Sakit agar mampu tata laksana melalui pelatihan pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A,
termasuk TPPO. Agar pelatihan tersebut diselenggarakan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan maka disusun kurikulum pelatihan sebagai acuan.

B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A, termasuk TPPO menggunakan nilai-
nilai yang menjiwai, mendasari, dan memberikan identitas pada sistem pelatihan sebagai
berikut:
1. Prinsip Andragogy (pembelajaran bagi orang dewasa), yaitu bahwa selama pelatihan
peserta berhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai kegiatan tatalaksana kasus
KtP/A termasuk TPPO
b. Didorong untuk menyampaikan ide, dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks
pelatihan.
c. Setiap orang mempunyai martabat yang sama dan dihargai sebagai manusia,
sehingga tidak dipermalukan, dilecehkan dan diabaikan.

2. Berorientasi kepada peserta, di mana peserta berhak untuk:

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 2
a. Mendapatkan 1 paket bahan ajar tentang pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A,
termasuk TPPO
b. Menggunakan modal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki masing-masing
peserta tentang pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A, termasuk TPPO dalam
proses pembelajaran, serta melakukan peningkatan agar sesuai dengan standar
yang sudah ditetapkan.
c. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi, menguasai materi dan
dapat memberikan umpan balik yang konstruktif.
d. Memiliki keinginan memperbaiki kinerja melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan.
e. Berperan serta aktif pada setiap kegiatan.
f. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
yang dialami.
g. Melakukan evaluasi (bagi penyelenggara maupun fasilitator) dan dievaluasi tingkat
kemampuannya dalam pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A, termasuk TPPO
h. Melakukan rencana tindak lanjut.

3. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk:


a. Mencapai penguasaan materi yang ditetapkan.
b. Meningkatkan keterampilan langkah demi langkah untuk memperoleh kompetensi
dalam pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A, termasuk TPPO.
c. Mendapatkan penilaian tentang keberhasilannya mencapai kompetensi yang
ditetapkan pada akhir pelatihan.

4. Learning by doing dan learning by experience yang memungkinkan peserta untuk:


Berkesempatan melakukan berbagi pengalaman mengenai pelayanan kesehatan bagi
korban KtP/A, termasuk TPPO menggunakan metode pembelajaran antara lain
demonstrasi/peragaan, studi kasus, bermain peran dan praktik baik secara individu
maupun kelompok.

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 3
BAB II
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI

A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai pelaksana pada tatalaksana kasus
KtP/A termasuk TPPO.

B. Fungsi
Untuk melaksanakan peran sebagai pelaksana pada tatalaksana kasus KtP/A termasuk
TPPO maka peserta mempunyai fungsi:
1. Melaksanakan deteksi dini kasus-kasus KtP/A termasuk TPPO
2. Melaksanakan penanganan kasus KtP/A termasukTPPO serta rujukannya.

C. Kompetensi
Untuk menjalankan fungsinya, peserta memiliki kompetensi dalam:
1. Menjelaskan aspek hukum dan etika KtP/A termasuk TPPO
2. Melakukan deteksi dini terhadap korban KtP/A termasuk TPPO
3. Melakukan tata laksana korban KtP/A termasuk TPPO sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan
4. Melakukan jejaring dan mekanisme rujukan pelayanan KtP/A termasuk TPPO
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan KtP/A termasuk TPPO

Kompetensi Dokter Kompetensi Perawat/Bidan


1. Menjelaskan aspek hukum dan etika 1. Menjelaskan aspek hukum dan etika
KtP/A termasuk TPPO KtP/A termasuk TPPO
2. Melakukan deteksi dini terhadap korban 2. Melakukan deteksi dini terhadap korban
KtP/A termasuk TPPO KtP/A termasuk TPPO
3. Melakukan tata laksana korban KtP/A 3. Melakukan tata laksana korban KtP/A
termasuk TPPO sesuai dengan termasuk TPPO sesuai dengan
kompetensi: kompetensi:
a. Melakukan tatalaksana penanganan a. Melakukan tatalaksana penanganan
medis korban KtP/A medis korban KtP/A
b. Membuat Visum et Repertum b. Membuat Rape kit
c. Melakukan tatalaksana psikososial c. Melakukan tatalaksana psikososial
kasus kekerasan kasus kekerasan
4. Melakukan jejaring dan mekanisme 4. Melakukan jejaring dan mekanisme
rujukan pelayanan KtP/A termasuk TPPO rujukan pelayanan KtP/A termasuk
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan TPPO
pelayanan KtP/A termasuk TPPO 5. Melakukan pencatatan dan pelaporan
pelayanan KtP/A termasuk TPPO

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 4
BAB III
TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan tatalaksana kasus KtP/A
termasuk TPPO di Puskesmas dan Rumah Sakit sesuai dengan standar.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
1. Menjelaskan aspek hukum dan etika KtP/A termasuk TPPO
2. Melakukan deteksi dini terhadap korban KtP/A termasuk TPPO
3. Melakukan tatalaksana korban KtP/A termasuk TPPO sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan
4. Melakukan jejaring dan mekanisme rujukan pelayanan KtP/A termasuk TPPO
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan KtP/A termasuk TPPO

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 5
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM

Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka disusun materi yang akan diberikan secara rinci
pada tabel berikut:

NO MATERI NAKES WAKTU JML


dr Prwt/ T P PL
Bdn
A. Materi dasar
1. Kebijakandan Strategi Pelayanan Kesehatan 2 0 0 2
Kasus KtP/A, Termasuk TPPO

2. Konsep Kekerasan Berbasis Gender dan KtP/A, 2 0 0 2


termasuk TPPO dan Pemenuhan Hak-Hak
Korban

Sub Total 4 0 0 4
B Materi Inti
1. Aspek hukum dan etika KtP/A, termasuk TPPO 1 2 0 3
2. Deteksi Dini KtP/A, termasuk TPPO 2 3 0 5
3. Tata laksana korban KtP/A termasuk TPPO: 4 8 0 12

4. Jejaring dan mekanisme rujukan Korban 1 2 0 3


KtP/A termasuk TPPO
5. Pencatatan dan pelaporan pelayanan KtP/A 1 2 0 3
termasuk TPPO
Sub Total 9 17 0 26
C. Materi Penunjang
1. Building Learning Commitment (BLC) 0 3 0 3
2. Rencana Tindak lanjut (RTL) 0 1 0 1
3. Anti Korupsi 2 0 0 2
Sub Total 2 4 0 6
Jumlah 15 21 0 36

Ket: T= Teori; P = Penugasan; PL = Praktik Lapangan; 1 JPL = 45 menit

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 6
BAB V
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

Nomor : MD-1
Materi : Kebijakan dan strategi pelayanan kesehatan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak (KtP/A) dan Tindak Pidana
Perdagangan Orang (TPPO)
Waktu : 2 Jpl (T: 2 Jpl; P: 0 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami kebijakan dan strategi pelayanan kesehatan kasus KtP/A, termasuk
TPPO

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan


Metode Alat Bantu/Media Referensi
(TPK) Subpokok Bahasan
Setelah mengikuti materi
peserta mampu:  Kementerian Kesehatan. 2014.
1. Menyebutkan kebijakan 1. Kebijakan global dan  Curah  LCD Pedoman Pengembangan
global dan nasional dalam
nasional dalam PP- pendapat  Laptop Puskesmas Mampu Tata Laksana
PP-KtP/A, termasuk TPPO  Ceramah  Bahan tayang Kasus Kekerasan Terhadap
KtP/A, termasuk TPPO.
Tanya jawab  Flipchart Perempuan dan Anak. Jakarta.
 Spidol Kemenkes RI.
2. Menjelaskan kebijakan dan 2. Kebijakan dan strategi  Modul/  Kementerian Kesehatan. 2015.
strategi sektor kesehatan sektor kesehatan Handout Pedoman Pelayanan dan
terkait PP-KtP/A, termasuk terkait PP-KtP/A, Rujukan Kasus Kekerasan
TPPO termasuk TPPO Terhadap Perempuan dan Anak
(KtP/A) Bagi Petugas Kesehatan.
Jakarta. Kemenkes RI.
3. Menjelaskan tugas dan 3. Tugas dan peran sektor
peran sektor kesehatan kesehatan dalam upaya  Kementerian Kesehatan. 2015.
dalam upaya penanganan penanganan KtP/A Buku Pedoman Deteksi Dini,
KtP/A termasuk TPPO. termasuk TPPO. Pelaporan dan Rujukan Kasus
Kekerasan dan Penelantaran
Anak. Jakarta.Unicef.
Nomor : MD-2
Materi : Konsep kekerasan berbasis gender, KtP/A termasuk TPPO serta Pemenuhan Hak-hak korban
Waktu : 2 Jpl (T: 2 Jpl; P: 0 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami konsep kekerasan berbasis gender, KtP/A termasuk TPPO serta
pemenuhan hak-hak korban
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Alat
Metode Referensi
(TPK) Subpokok Bahasan Bantu/Media
Setelah mengikuti materi
peserta mampu:
1.Menjelaskan jenis kelamin, 1. Jenis kelamin, gender, dan  Curah pendapat  LCD  Depkes RI dan UNFPA, 2004.
gender dan bentuk bentuk ketidak setaraan  Ceramah tanya  Laptop Modul Pelatihan
ketidaksetaraan gender gender: jawab  Flipchart Penanggulangan Kekerasan
a. Pengertian jenis kelamin  Spidol terhadap Perempuan di Daerah
b. Pengertian gender  Bahan tayang Krisis/Situasi Konflik. Jakarta.
c. Bentuk ketidaksetaraan  Modul/  Depkes RI dan Yayasan Pulih,
Gender Handout 2006. Modul Pelatihan
2.Menjelaskan pengertian Pencegahan dan Penanganan
KtP/A termasuk TPPO, 2.Pengertian KtP/A termasuk Kekerasan terhadap Perempuan
dampak tindak kekerasan TPPO dan dampak tindak (PP-KtP) di Bidang Kesehatan.
dan sunat perempuan kekerasan: Jakarta.
a. Pengertian kekerasan  Depkes RI, 2008. Buku Pintar
terhadap perempuan, Gender: Panduan Pelayanan
anak dan tindak pidana Sensitif Gender bagi Petugas
perdagangan orang Kesehatan. Jakarta.
b. Dampak tindak  IOM, 2007. The IOM Handbook
kekerasan terhadap on Direct Assistance for Victims
Perempuan dan Anak of Trafficking. Geneva.
c. Sunat perempuan

3. Menjelaskan hak-hak
korban kekerasan 3. Hak-hak korban kekerasan
terhadap perempuan dan terhadap perempuan dan
anak termasuk korban anak termasuk korban
TPPO sesuai dengan TPPO sesuai dengan
kebutuhan dan kebutuhan dan perundang-
perundang-undangan undangan yang berlaku
yang berlaku
Nomor : MI-1
Materi : Aspek hukum dan etika kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
Waktu : 3 Jpl (T: 1 Jpl; P: 2 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami aspek hukum dan etik KtP/A termasuk TPPO

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan


Metode Alat Bantu/Media Referensi
(TPK) Subpokok Bahasan
Setelah mengikuti materi
peserta mampu:
1. Menjelaskan aspek 1. Aspek hukum kekerasan  Curah  LCD  UU RI Nomor 23 Tahun 2004
hukum terhadap terhadap perempuan pendapat  Laptop tentang Penghapus an Kekeras
perempuan  Ceramah tanya  Flipchart an dalam Rumah Tangga
2. Aspek hukum kekerasan jawab  Spidol  UU RI Nomor 13 Tahun 2006
2. Menjelaskan aspek terhadap anak  Diskusi  Bahan tayang tentang Perlindungan Saksi dan
hukum kekerasan kelompok  Modul/ Korban
terhadap anak 3. Aspek hukum tindak (PB1,2,3 dan 4) Handout  UU RI Nomor 21 Tahun 2007
pidana perdagangan  Petunjuk Diskusi tentang Pemberantasan Tindak
3. Menjelaskan aspek tindak oang (TPPO) kelompok Pidana Perda gangan Orang
pidana perdagangan  Kitab Undang-undang Hukum
orang (TPPO) 4. Etika pemberian Pidana
informasi dan  Kitab Undang-undang Hukum
4. Menjelaskan etika perlindungan saksi Acara Pidana
pemberian informasi dan pada kasus KtP/A
perlindungan saksi pada termasuk TPPO
kasus KtP/A termasuk
TPPO
Nomor : MI-2
Materi : Deteksi dini kekerasan terhadap perempuan dan anak (KtP/A) termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO)
Waktu : 5 Jpl (T: 2 Jpl; P: 3 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan deteksi dini terhadap korban kekerasan perempuan dan anak

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan


Metode Alat Bantu/Media Referensi
(TPK) Subpokok Bahasan
Setelah mengikuti materi  Development of the women
peserta mampu: abuse screening tool for use in
1. Melakukan skrining kasus 1. Skrining kasus  Curah  LCD family practice. (1996). Family
kekerasan terhadap kekerasan terhadap pendapat  Laptop Medical, 28. 422-28. Brown, J.B,
perempuan dan anak perempuan dan anak:  Ceramah tanya  Flipchart Lent, B.L., Brett, P, Sas, G.
a.Skrining kasus jawab  Spidol Pederson, I.
kekerasan terhadap  Latihan kasus  Bahan tayang  Intimate Partner Violence and
perempuan (PB 1)  Modul/ Handout Sexual Violence Victimization
b Skrining kasus  Bermain peran  Petunjuk Latihan Assessment Instruments for Use
kekerasan terhadap (PB 2) kasus in Healthcare Settings: Version 1.
anak  Lembar kasus 2007. Basile KC, Hertz MF, Back
 Formulir deteksi SE. Atlanta (GA): Centers for
2. Melakukan penggalian 2.Penggalian informasi dini tindak keke Disease Control and Prevention,
informasi kekerasan kekerasan terhadap rasan dalam National Center for Injury
terhadap perempuan dan perempuan dan anak: rumah tangga Prevention and Control.
anak a. Faktor risiko KtP/A
 Video wawancara  Direktorat Jenderal Bina
termasuk TPPO Kesehatan Masyarakat.
 Kertas gambar
b. Cara menggali 2008.Informasi Kesehatan
 Krayon
informasikekerasan Reproduksi Pedoman
 Boneka
terhadap Pencegahan dan Penanganan
perempuan dan  Petunjuk Bermain
Kekerasan Terhadap Perempuan
anak peran dan
di Tingkat Pelayanan Dasar.
skenario
Jakarta. Departemen kesehatan.
Nomor : MI-3
Materi : Tatalaksana korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO)
Waktu : 12 Jpl (T: 4 Jpl; P: 8 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan tata laksana korban KtP/A terrmasuk TPPO
Kelas Dokter
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Subpokok
Metode Alat Bantu/Media Referensi
Khusus(TPK) Bahasan
Setelah mengikuti materi
peserta mampu:
1.Melakukan tatalaksana 1. Tatalaksana penanganan medis  Curah  LCD  Kementerian Kesehatan,
penanganan medis korban KtP/A: pendapat  Laptop 2009.Pedoman Pelayanan
korban KtP/A a. Prinsip umum layanan  Ceramah tanya  Bahan tayang Terpadu Korban Kekerasan
korban jawab  Modul/ terhadap Perempuan dan
b. Anamnesis  Bermain peran Handout Anak di Rumah Sakit.
c. Pemeriksaan fisik (PB 1b; PB 3)  Flipchart  Kementerian Kesehatan,
d. Pemeriksaan seksual  Latihan kasus  Spidol 2010.Pedoman
e. Pemeriksaan (PB 1 c,d,e,f  Petunjuk Pengembangan Puskesmas
penunjang/laboratorium dan PB 2) Bermain peran Mampu Tatalaksana Kasus
2.Membuat Visum et f. Penatalaksanaan medis
 Skenario Kekerasan terhadap
Repertum (VeR) sesuai
Bermain peran Perempuan dan Anak.
dengan aspek medikolegal 2.Visum et Repertum (VeR)
 Petunjuk  Kementerian Kesehatan,
dalam penanganan kasus sesuai dengan aspek
Latihan kasus 2015.Pedoman Pelayanan
KtP/A medikolegal dalam
 Lembar kasus dan Rujukan Kasus
penanganan kasus KtP/A
3. Melakukan tatalaksana  Gambar- Kekerasan terhadap
termasuk TPPO:
psikososial korban KtP/A gambar/Foto Perempuan dan Anak bagi
a. Aspek medikolegal
Petugas Kesehatan.
b. Pembuatanvisum et
repertum

3.Tatalaksana psikososial korban


KtP/A:
a. Pemeriksaan kesehatan
jiwa/psikologis
b. Penatalaksanaan kondisi
kesehatan jiwa kekerasan
pada perempuan
c. Penatalaksanaan kondisi
kesehatan jiwa kekerasan
pada anak

Kelas Perawat/Bidan
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Subpokok Metode Alat Bantu/Media Referensi
Khusus(TPK) Bahasan
Setelah mengikuti
materi peserta mampu:
1.Melakukan tatalaksana 1. Tatalaksana penanganan medis  Curah  LCD  Kementerian Kesehatan.
penanganan medis korban KtP/A: pendapat  Laptop 2009.Pedoman Pelayanan
korban KtP/A a.Prinsip umum layanan korban  Ceramah tanya  Bahan tayang Terpadu Korban Kekerasan
b. Anamnesis jawab  Modul/ terhadap Perempuan dan
c. Pemeriksaan fisik  Bermain peran Handout Anak di Rumah Sakit.
d.Pemeriksaan seksual (PB 1b; PB 3)  Flipchart  Kementerian Kesehatan.
e.Pemeriksaan  Latihan kasus  Spidol 2010.Pedoman
penunjang/laboratorium (PB 1c,d dan e)  Petunjuk Pengembangan Puskesmas
f.Penatalaksanaan medis  Latihan (PB 2) Bermain peran Mampu TatalaksanaKasus
2.Membuat Rape kit
 Skenario Kekerasan terhadap
dalam penanganan 2.Pembuatan Rape kit dalam
Bermain peran Perempuan dan Anak.
kasus KtP/A penanganan kasus KtP/A termasuk
 Petunjuk  Kementerian Kesehatan,
TPPO
3.Melakukan tatalaksana Latihan kasus 2015.Pedoman Pelayanan
psikososial korban 3.Tatalaksana psikososial korban  Lembar kasus dan Rujukan Kasus
KtP/A KtP/A:  Gambar- Kekerasan terhadap
a.Pemeriksaan kesehatan gambar/Foto Perempuan dan Anak bagi
jiwa/psikologis  Amplop- Petugas Kesehatan.
b.Penatalaksanaan kondisi amplop dan
kesehatan jiwa kekerasan pada kelengkapan
perempuan pembuatan
c.Penatalaksanaan kondisi rape kit
kesehatan jiwa kekerasan pada
anak
Nomor : MI-4
Materi : Jejaring dan mekanisme rujukan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak (KtP/A)
Waktu : 3 Jpl (T: 1 Jpl; P: 2 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan jejaring dan mekanisme rujukan korban kekerasan terhadap
perempuan dan anak (KtP/A)

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Subpokok


Metode Alat Bantu/Media Referensi
(TPK) Bahasan
Setelah mengikuti materi
peserta mampu:
1.Mengidentifikasi jejaring 1. Jejaring pelayanan korban  Curah  LCD  Kementerian Kesehatan,
pelayanan korban kekerasan terhadap pendapat  Laptop 2009.Pedoman Pelayanan
kekerasan terhadap perempuan dan anak (KtP/A)  Ceramah Tanya  Bahan tayang Terpadu Korban Kekerasan
perempuan dan anak jawab  Modul/ terhadapPerempuan dan
(KtP/A)  Latihan (PB 1) Handout Anak di RS.
 Bermain peran  Flipchart  Kementerian Kesehatan,
2. Melakukan mekanisme 2. Mekanisme rujukan korban (PB 2)  Spidol 2010.Pedoman
rujukan korban kekerasan kekerasan terhadap  Petunjuk Pengembangan Puskesmas
terhadap perempuan dan perempuan dan anak (KtP/A): Latihan. Mampu Tatalaksana Kasus
anak (KtP/A) a. Rujukan medis  Petunjuk Kekerasan terhadap
b. Rujukan non medis Bermain peran Perempuan dan Anak.
 Skenario  Kementerian Kesehatan,
Bermain peran 2015.Pedoman Pelayanan
dan Rujukan Kasus
Kekerasan terhadap
Perempuan dan Anak bagi
Petugas Kesehatan.
Nomor : MI-5
Materi : Pencatatan dan Pelaporan
Waktu : 3 Jpl (T: 1 Jpl; P: 2 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan kasus KtP/A termasuk TPPO

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Subpokok


Metode Alat Bantu/Media Referensi
(TPK) Bahasan
Setelah mengikuti materi
peserta mampu:
1.Melakukan pencatatan 1. Pencatatan pelayanan kasus  Curah  LCD  Kementerian Kesehatan.
pelayanan kasus KtP/A KtP/A termasuk TPPO pendapat  Laptop Pemantauan Wilayah
termasuk TPPO  Ceramah tanya  Bahan tayang Setempat Kesehatan Ibu
jawab  Modul/ dan Anak (PWS KIA).
2.Melakukan pelaporan 2. Pelaporan pelayanan kasus  Latihan kasus Handout  Kementerian Kesehatan
pelayanan kasus KtP/A KtP/Atermasuk TPPO (PB 1 dan 2)  Flipchart Sistem Pencatatan dan
termasuk TPPO  Spidol Pelaporan Terpadu
 Petunjuk Puskesmas (SP2TP).
Latihan  Kementerian PPA. Modul
 Form dan Manual Book Simfoni
pencatatan PPA.
(Register)
 Form Manual
Book Simfoni
PPA
Nomor : M P -1
Materi : Membangun Komitmen Belajar (BLC)
Waktu : 3 Jpl (T: 0 Jpl; P: 3 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti sesi peserta mampu membangun komitmen belajar selama pelatihan berlangsung

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Subpokok


Metode Alat Bantu/Media Referensi
Khusus(TPK) Bahasan
Setelah mengikuti materi
peserta mampu:
1. Melakukan perkenalan 1. Perkenalan dan pencairan  Permainan  LCD  Depkes RI. Pusdiklat
dan pencairan diantara diantara peserta, fasilitator  Variasi metode  Laptop Kesehatan. 2004.Kumpulan
peserta, fasilitator dan dan panitia. perkenalan  Alat/Perleng Games dan Energizer.
panitia.  Diskusi kelompok kapan per - Jakarta.
(PB 2) mainan  Kemenkes RI. 2009.Modul
2. Merumuskan 2. Harapan peserta terhadap  Bahan tayang BLC. Pelatihan IPP.
kesepakatan tentang pelatihan, nilai, norma,  Flipchart  Depdikbud. Balai
harapan peserta kekhawatiran mencapai  Whiteboard Pengembangan Kegiatan
terhadap pelatihan, nilai, harapan dan kontrol kolektif  Spidol Belajar Jayagiri Lembang
norma, kekhawatiran yang disepakati ver sama Bandung. Ditjen Pendidikan
mencapai harapan dan sebagai komitmen belajar Luar Sekolah. Pemuda dan
kontrol kolektif yang Olahraga. 1991. Metode
disepakati bersama Pemanasan.
sebagai komitmen belajar

3. Menetapkan organisasi 3. Organisasi kelas


kelas
Nomor : M P -2
Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Waktu : 1 Jpl (T: 0 Jpl; P:1Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mempelajari materi peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut (RTL) setelah kembali ke tempat tugas

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Subpokok


Metode Alat Bantu/Media Referensi
Khusus (TPK) Bahasan
Setelah mengikuti materi
peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian, 1. Pengertian, tujuan dan ruang  Curah pendapat  LCD  Kementerian Kesehatan,
tujuan dan ruang lingkup lingkup RTL  Ceramah Tanya  Laptop 2009.Pedoman Pelayanan
RTL jawab  Flipchart Terpadu Korban Kekerasan
 Latihan (PB 3)  Spidol terhadapPerempuan dan
2. Menjelaskan langkah- 2. Langkah-langkah dan  Bahan tayang Anak di RS.
langkah dan format formatpenyusunan RTL.  Petunjuk  Kementerian Kesehatan,
penyusunan RTL. Latihan 2010.Pedoman
Penyusunan Pengembangan Puskesmas
3. Menyusun RTL 3. Penyusunan RTL RTL Mampu Tatalaksana Kasus
Kekerasan terhadap
Perempuan dan Anak.
 Kemenkes RI, 2009, Modul
RTL, Pelatihan Intervensi
Perubahan Perilaku (IPP).
Nomor : M P-3
Materi : Anti Korupsi
Waktu : 2 Jpl (T: 0 Jpl; P:2Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mempelajari materi peserta mampu memahami tentang anti korupsi

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Subpokok


Metode AlatBantu/Media Referensi
Khusus(TPK) Bahasan
Setelah mempelajari materi
peserta mampu:
1.Menjelaskan konsep 1.Konsep Korupsi:  Curah pendapat  LCD  UU No 20 Tahun 2001
korupsi a. Definisi Korupsi  Ceramah Tanya  Laptop tentang Perubahan Atas UU
b. Ciri-ciri Korupsi jawab  Flipchart No 31 Tahun 1999 tentang
c. Bentuk/Jenis Korupsi
 Pemutaran film;  Spidol Pemberan tasan Tindak
d. Tingkatan Korupsi
e. Faktor Penyebab Korupsi
video  Bahan tayang Pidana Korupsi.
 Film terkait  Inpres No 1 Tahun 2013.
f. Dasar Hukum tentang
Korupsi (Dokumenter/  Kepmenkes No
kartun/ 232/Menkes/SK/VI/2013.
2. Menjelaskan konsep anti 2.Konsep Anti korupsi: animasi) tentangStrategi Komunikasi
korupsi a. Definisi Anti Korupsi Pekerjaan dan Budaya Anti
b. Nilai-nilai Anti Korupsi Korupsi.
c. Prinsip-prinsip Anti
Korupsi

3. Menjelaskan upaya 3.Upaya pencegahan korupsi


pencegahan korupsi dan dan pemberantasan korupsi:
pemberantasan korupsi a. Upaya Pencegahan Korupsi
b. Upaya Pemberantasan
Korupsi
c. Strategi Komunikasi Anti
Korupsi.

4. Tatacara pelaporan dugaan


4. Menjelaskan tata cara pelanggaran tindak pidana
pelaporan dugaan korupsi:
pelanggaran tindak a. Laporan
pidana korupsi. b. Pengaduan
c. Tatacara Penyampaian
pengaduan

5.Gratifikasi:
5. Menjelaskan gratifikasi a. Pengertian Gratifikasi
b. Aspek Hukum Gratifikasi
c. Gratifikasi merupakan
Tindak Pidana Korupsi
d. Contoh Gratifikasi
e. Sanksi Gratifikasi
BAB VI
DIAGRAM ALIR DAN POSES PEMBELAJARAN

Pre Test

Pembukaan

Membangun Komitmen Belajar

Pengetahuan dan Keterampilan


Wawasan :
1. Aspek hukum dan Etika KtP/A termasuk TPPO
E 1. Kebijakan dan
2. Deteksi Dini KtP/A, termasuk TPPO
V Strategi
3. Tata Laksana korban KtP/A, termasuk TPPO
A Pelayanan
Kesehatan
4. Jejaring dan Mekanisme Rujukan
L 5. Pencatatan dan Pelaporan
Kasus KtP/A,
U Termasuk TPPO
A 2 Konsep Metode:
S Kekerasan
I Berbasis  Ceramah Tanya  Bermain peran
Gender dan Jawab  Diskusi
KtP/A, termasuk  Curah Pendapat kelompok
TPPO  Latihan/exercise  Simulasi
danPemenuhan
Hak-Hak Korban
3 Anti Korupsi

Metode:
 Ceramah tanya
jawab
 Curah Pendapat

RTL

Post Test& Evaluasi Penyelenggaraan

Penutupan

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 21
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Pre Tes
Sebelum acara pembukaan, dilakukan pre tes terhadap peserta yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserta dalam
melaksanakan kegiatan KtP/A, termasuk TPPO.

B. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses pembukaan
pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan
2. Pengarahan sekaligus pembukaan
3. Perkenalan peserta secara singkat
4. Pembacaan doa

C. Membangun Komitmen Belajar


Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan.
Kegiatannya antara lain:
1. Penjelasan oleh pelatih/fasilitator tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang
akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar.
2. Perkenalan antara peserta dengan para pelatih/fasilitator dan dengan panitia
penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan
perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.
3. Mengemukakan harapan, kekhawatiran dan komitmen kelas masing-masing peserta
selama pelatihan.
4. Kesepakatan antara para pelatih/fasilitator, penyelenggara pelatihan dan peserta
dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas,
kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.

D. Pemberian wawasan
Setelah Membangun Komitmen Belajar, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi
sebagai dasar pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.
Materi tersebut yaitu:
1. Kebijakan dan Strategi Pelayanan Kesehatan Kasus KtP/A, termasuk TPPO
2. Konsep Kekerasan Berbasis Gender dan KtP/A, termasuk TPPO dan Pemenuhan Hak-
Hak Korban
3. Anti Korupsi

E. Pembekalan Pengetahuan dan Keterampilan


Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada
kompetensi yang akan dicapai oleh peserta.
Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan
semua peserta untuk berperan aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu ceramah
tanya jawab, curah pendapat, bermain peran, diskusi kelompok, dan simulasi.

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 22
Pengetahuan dan keterampilan meliputi materi:
1. Aspek hukum dan Etika KtP/A termasuk TPPO
2. Deteksi Dini KtP/A, termasuk TPPO
3. Tata Laksana korban KtP/A, termasuk TPPO
4. Jejaring dan Mekanisme Rujukan
5. Pencatatan dan Pelaporan

Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, pelatih/fasilitator melakukan kegiatan


refleksi dimana pada kegiatan ini pelatih/fasilitator bertugas untuk menyamakan persepsi
tentang materi yang sebelumnya diterima sebagai bahan evaluasi untuk proses
pembelajaran berikutnya.
Pada pembahasan materi Inti 3. Tata Laksana Korban KtP/A termasuk TPPO, kelas peserta
dokter dan kelas peserta perawat/bidan dipisah. Pada pembahasan materi Inti 4 dan Materi
Inti 5, peserta dokter dan peserta perawat/bidan bergabung kembali.

F. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


RTL dilakukan oleh peserta dengan tujuan untuk merumuskan tindak lanjut peserta di
tempat kerjanya setelah mengikuti pelatihan.

G. Evaluasi Peserta (Post Test) dan Evaluasi Penyelenggaraan


Evaluasi peserta diberikan setelah semua materi disampaikan dan sebelum penutupan
dengan tujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta setelah
mengikuti pelatihan. Evaluasi penyelenggaraan dilakukan untuk mendapatkan masukan dari
peserta tentang penyelenggaraan pelatihan tersebut dan akan digunakan untuk
penyempurnaan penyelenggaraan pelatihan berikutnya.

H. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh pejabat
yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pembagian sertifikat.
3. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
4. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang.
5. Pembacaan doa.

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 23
BAB VII
PESERTA DAN PELATIH

A. Peserta
1. Kriteria
(1) Peserta puskesmas, yaitu pengelola program PP-KtPA dari puskesmas yang sama,
berjumlah 2 orang, terdiri dari:
a. Satu orang dokter umum
b. Satu orang perawat atau bidan
(2) Peserta rumah sakit, yaitu dokter dan perawat/bidan dari rumah sakit yang sama,
berjumlah 2 orang, terdiri dari:
a. Satu orang dokter yang bertugas di IGD
b. Satu orang perawat atau bidan yang bertugas di IGD
Dengan kriteria diutamakan pegawai tetap dan tidak akan dimutasi dalam kurun waktu
2 (dua) tahun setelah pelatihan dan bersedia mengkuti pelatihan secara penuh.
2. Jumlah
Jumlah peserta dalam satu angkatan ini adalah 30 orang.

B. Pelatih
Kriteria Pelatih
1. Berpengalaman dalam bidang PP-KtP/A termasuk TPPO.
2. Menguasai materi yang akan dilatihkan.
3. Telah mengikuti dan dinyatakan lulus pada pelatihan bagi pelatih (TOT) Penanganan
Kekerasan terhadap Anak, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal/TPPK/
Widyaswara dasar / memiliki pengalaman dalam melatih.
4. Berpengalaman menjadi pelatih/fasilitator pada pelatihan sejenis yang dilaksanakan oleh
Kemenkes.

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 24
BAB VIII
PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN

A. Penyelenggara
Penyelenggara pelatihan ini adalah Direktorat Kesehatan Keluarga berkoordinasi dengan
pengelola program kegiatan kesehatan reproduksi di pusat atau daerah dengan
pengampuan dari BBPK/Bapelkes/Instansi Diklat yang terakreditasi.

B. Tempat Penyelenggaraan
Pelatihan diselenggarakan di institusi pelatihan yang telah terakreditasi atau instansi yang
memiliki fasilitas ruang, sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran.

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 25
BAB IX
EVALUASI

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui kemajuan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
dicapai peserta, penilaian proses pembelajaran, dan penyelenggaraan kegiatan pelatihan. Hasil
evaluasi tersebut dapat digunakan untuk menilai efektivitas pelatihan dan memperbaiki
pelaksanaan berikutnya.

A. Evaluasi terhadap Peserta


Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui:
1. Penjajagan awal melalui pre test.
2. Penjajagan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta terhadap materi yang
telah diterima melalui post test.
3. Penilaian terhadap kehadiran pada setiap sesi pembelajaran.

B. Evaluasi terhadap Fasilitator


Evaluasi terhadap fasilitator dilakukan melalui pengisian lembar penilaian fasilitator oleh
peserta setiap selesai sesi pembelajaran, untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta
terhadap kemampuan fasilitator dalam menyampaikan pengetahuan dan atau keterampilan
kepada peserta dengan baik, dapat dipahami dan diserap peserta, meliputi:
1. Penguasaan materi
2. Ketepatan waktu
3. Sistematika penyajian
4. Penggunaan metode dan alat bantu pelatihan
5. Empati, gaya dan sikap kepada peserta
6. Pencapaian Tujuan Pembelajaran Umum
7. Kesempatan tanya jawab
8. Kemampuan menyajikan
9. Penampilan dan kerapihan pakaian
10. Kerjasama antar tim pengajar

C. Evaluasi terhadap Penyelenggara Pelatihan


Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Obyek evaluasi adalah
pelaksanaan administrasi dan akademis, yang meliputi:
1. Tujuan pelatihan
2. Relevansi program pelatihan dengan tugas
3. Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta di tempat kerja
4. Manfaat pelatihan bagi peserta/instansi
5. Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan
6. Pelayanan sekretariat terhadap peserta
7. Pelayanan akomodasi dan lainnya
8. Pelayanan konsumsi
9. Pelayanan komunikasi dan informasi

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 26
BAB X
SERTIFIKAT

Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kepada setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan
dengan ketentuan kehadiran minimal 95% berhak mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan
oleh instansi penyelenggara, dengan angka kredit 1 (satu) yang ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang dan panitia penyelenggara.

Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 27

Anda mungkin juga menyukai