PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A), termasuk Tindak Pidana Perdagangan
Orang (TPPO) merupakan masalah global yang terkait Hak Asasi Manusia (HAM) dan
ketimpangan gender. Permasalahan ini masih menjadi ‘fenomena gunung es’, yaitu kasus
KtP/A dan TPPO yang teridentifikasi di pelayanan kesehatan dasar dan rujukan serta
kepolisian belum menggambarkan jumlah seluruh kasus yang ada di masyarakat. Hal
tersebut disebabkan sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa kasus KtP/A
merupakan “aib” dan masalah “domestik” dalam keluarga, yang tidak pantas diketahui
orang lain. Sedangkan untuk kasus TPPO, sebagian besar masyarakat belum memahami
tentang TPPO sehingga menganggap hal tersebut wajar dan tidak pantas dilaporkan,
terutama jika pelaku merupakan keluarga sendiri, sehingga diselesaikan secara
kekeluargaan.
Menurut World Health Organization (WHO), sedikitnya satu diantara lima penduduk
perempuan di dunia, semasa hidupnya pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual
yang dilakukan oleh laki-laki. Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) merupakan penyebab
kematian urutan ke-10 terbesar bagi perempuan usia subur pada tahun 1998. Data dari
cataan tahunan Komisi Nasional Perempuan Indonesia tercatat peningkatan kasus dari
tahun 2011 sebanyak 119.107 kasus menjadi 321.752 kasus KtP.
Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan kasus KtP, KtA dan
trafficking secara bermakna, berdasarkan laporan Lembaga yang terkait. Kekerasan
tersebut, bisa berbentuk kekerasan seksual, kekerasan fisik dan kekerasan psikis.
Pada tahun 2015 BAPENAS telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak
(RAN-PA) 2015-2019 yang didalamnya memuat penjabaran lebih rinci atas pelaksanaan
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 untuk mencapai
sasaran pembangunan perlindungan anak. Sejalan dengan hal tersebut Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Anak pada tahun yang sama telah meluncurkan Strategi
Nasional Penghapusan Kekerasan terhadap Anak 2016-2020 (STRANAS PKTA 2016-2020)
untuk mencegah dan merespon segala bentuk kekerasan terhadap anak secara sistematis,
terintegrasi, berbasis bukti, terkoordinasi, partisipatoris, dan berbasis pada kepentingan
terbaik bagi anak.Kemudian pada tahun 2013, diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kewajiban Pemberi Layanan Kesehatan untuk Memberikan
Informasi atas Adanya Dugaan Kekerasan terhadap Anak.
Dengan demikian, dalam upaya pengembangan Puskesmas PP-KtP/A dan Rumah Sakit
yang memiliki unit Pusat Kesehatan Terpadu/PKT atau Pusat Pelayanan Terpadu/PPT,
perlu dilakukan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan di Puskesmas dan Rumah
Sakit agar mampu tata laksana melalui pelatihan pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A,
termasuk TPPO. Agar pelatihan tersebut diselenggarakan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan maka disusun kurikulum pelatihan sebagai acuan.
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A, termasuk TPPO menggunakan nilai-
nilai yang menjiwai, mendasari, dan memberikan identitas pada sistem pelatihan sebagai
berikut:
1. Prinsip Andragogy (pembelajaran bagi orang dewasa), yaitu bahwa selama pelatihan
peserta berhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai kegiatan tatalaksana kasus
KtP/A termasuk TPPO
b. Didorong untuk menyampaikan ide, dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks
pelatihan.
c. Setiap orang mempunyai martabat yang sama dan dihargai sebagai manusia,
sehingga tidak dipermalukan, dilecehkan dan diabaikan.
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 2
a. Mendapatkan 1 paket bahan ajar tentang pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A,
termasuk TPPO
b. Menggunakan modal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki masing-masing
peserta tentang pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A, termasuk TPPO dalam
proses pembelajaran, serta melakukan peningkatan agar sesuai dengan standar
yang sudah ditetapkan.
c. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi, menguasai materi dan
dapat memberikan umpan balik yang konstruktif.
d. Memiliki keinginan memperbaiki kinerja melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan.
e. Berperan serta aktif pada setiap kegiatan.
f. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
yang dialami.
g. Melakukan evaluasi (bagi penyelenggara maupun fasilitator) dan dievaluasi tingkat
kemampuannya dalam pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A, termasuk TPPO
h. Melakukan rencana tindak lanjut.
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 3
BAB II
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai pelaksana pada tatalaksana kasus
KtP/A termasuk TPPO.
B. Fungsi
Untuk melaksanakan peran sebagai pelaksana pada tatalaksana kasus KtP/A termasuk
TPPO maka peserta mempunyai fungsi:
1. Melaksanakan deteksi dini kasus-kasus KtP/A termasuk TPPO
2. Melaksanakan penanganan kasus KtP/A termasukTPPO serta rujukannya.
C. Kompetensi
Untuk menjalankan fungsinya, peserta memiliki kompetensi dalam:
1. Menjelaskan aspek hukum dan etika KtP/A termasuk TPPO
2. Melakukan deteksi dini terhadap korban KtP/A termasuk TPPO
3. Melakukan tata laksana korban KtP/A termasuk TPPO sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan
4. Melakukan jejaring dan mekanisme rujukan pelayanan KtP/A termasuk TPPO
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan KtP/A termasuk TPPO
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 4
BAB III
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan tatalaksana kasus KtP/A
termasuk TPPO di Puskesmas dan Rumah Sakit sesuai dengan standar.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
1. Menjelaskan aspek hukum dan etika KtP/A termasuk TPPO
2. Melakukan deteksi dini terhadap korban KtP/A termasuk TPPO
3. Melakukan tatalaksana korban KtP/A termasuk TPPO sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan
4. Melakukan jejaring dan mekanisme rujukan pelayanan KtP/A termasuk TPPO
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan KtP/A termasuk TPPO
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 5
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka disusun materi yang akan diberikan secara rinci
pada tabel berikut:
Sub Total 4 0 0 4
B Materi Inti
1. Aspek hukum dan etika KtP/A, termasuk TPPO 1 2 0 3
2. Deteksi Dini KtP/A, termasuk TPPO 2 3 0 5
3. Tata laksana korban KtP/A termasuk TPPO: 4 8 0 12
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 6
BAB V
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
Nomor : MD-1
Materi : Kebijakan dan strategi pelayanan kesehatan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak (KtP/A) dan Tindak Pidana
Perdagangan Orang (TPPO)
Waktu : 2 Jpl (T: 2 Jpl; P: 0 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami kebijakan dan strategi pelayanan kesehatan kasus KtP/A, termasuk
TPPO
3. Menjelaskan hak-hak
korban kekerasan 3. Hak-hak korban kekerasan
terhadap perempuan dan terhadap perempuan dan
anak termasuk korban anak termasuk korban
TPPO sesuai dengan TPPO sesuai dengan
kebutuhan dan kebutuhan dan perundang-
perundang-undangan undangan yang berlaku
yang berlaku
Nomor : MI-1
Materi : Aspek hukum dan etika kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
Waktu : 3 Jpl (T: 1 Jpl; P: 2 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami aspek hukum dan etik KtP/A termasuk TPPO
Kelas Perawat/Bidan
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Subpokok Metode Alat Bantu/Media Referensi
Khusus(TPK) Bahasan
Setelah mengikuti
materi peserta mampu:
1.Melakukan tatalaksana 1. Tatalaksana penanganan medis Curah LCD Kementerian Kesehatan.
penanganan medis korban KtP/A: pendapat Laptop 2009.Pedoman Pelayanan
korban KtP/A a.Prinsip umum layanan korban Ceramah tanya Bahan tayang Terpadu Korban Kekerasan
b. Anamnesis jawab Modul/ terhadap Perempuan dan
c. Pemeriksaan fisik Bermain peran Handout Anak di Rumah Sakit.
d.Pemeriksaan seksual (PB 1b; PB 3) Flipchart Kementerian Kesehatan.
e.Pemeriksaan Latihan kasus Spidol 2010.Pedoman
penunjang/laboratorium (PB 1c,d dan e) Petunjuk Pengembangan Puskesmas
f.Penatalaksanaan medis Latihan (PB 2) Bermain peran Mampu TatalaksanaKasus
2.Membuat Rape kit
Skenario Kekerasan terhadap
dalam penanganan 2.Pembuatan Rape kit dalam
Bermain peran Perempuan dan Anak.
kasus KtP/A penanganan kasus KtP/A termasuk
Petunjuk Kementerian Kesehatan,
TPPO
3.Melakukan tatalaksana Latihan kasus 2015.Pedoman Pelayanan
psikososial korban 3.Tatalaksana psikososial korban Lembar kasus dan Rujukan Kasus
KtP/A KtP/A: Gambar- Kekerasan terhadap
a.Pemeriksaan kesehatan gambar/Foto Perempuan dan Anak bagi
jiwa/psikologis Amplop- Petugas Kesehatan.
b.Penatalaksanaan kondisi amplop dan
kesehatan jiwa kekerasan pada kelengkapan
perempuan pembuatan
c.Penatalaksanaan kondisi rape kit
kesehatan jiwa kekerasan pada
anak
Nomor : MI-4
Materi : Jejaring dan mekanisme rujukan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak (KtP/A)
Waktu : 3 Jpl (T: 1 Jpl; P: 2 Jpl; PL: 0)
TPU : Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan jejaring dan mekanisme rujukan korban kekerasan terhadap
perempuan dan anak (KtP/A)
5.Gratifikasi:
5. Menjelaskan gratifikasi a. Pengertian Gratifikasi
b. Aspek Hukum Gratifikasi
c. Gratifikasi merupakan
Tindak Pidana Korupsi
d. Contoh Gratifikasi
e. Sanksi Gratifikasi
BAB VI
DIAGRAM ALIR DAN POSES PEMBELAJARAN
Pre Test
Pembukaan
Metode:
Ceramah tanya
jawab
Curah Pendapat
RTL
Penutupan
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 21
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Pre Tes
Sebelum acara pembukaan, dilakukan pre tes terhadap peserta yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserta dalam
melaksanakan kegiatan KtP/A, termasuk TPPO.
B. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses pembukaan
pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan
2. Pengarahan sekaligus pembukaan
3. Perkenalan peserta secara singkat
4. Pembacaan doa
D. Pemberian wawasan
Setelah Membangun Komitmen Belajar, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi
sebagai dasar pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.
Materi tersebut yaitu:
1. Kebijakan dan Strategi Pelayanan Kesehatan Kasus KtP/A, termasuk TPPO
2. Konsep Kekerasan Berbasis Gender dan KtP/A, termasuk TPPO dan Pemenuhan Hak-
Hak Korban
3. Anti Korupsi
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 22
Pengetahuan dan keterampilan meliputi materi:
1. Aspek hukum dan Etika KtP/A termasuk TPPO
2. Deteksi Dini KtP/A, termasuk TPPO
3. Tata Laksana korban KtP/A, termasuk TPPO
4. Jejaring dan Mekanisme Rujukan
5. Pencatatan dan Pelaporan
H. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh pejabat
yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pembagian sertifikat.
3. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
4. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang.
5. Pembacaan doa.
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 23
BAB VII
PESERTA DAN PELATIH
A. Peserta
1. Kriteria
(1) Peserta puskesmas, yaitu pengelola program PP-KtPA dari puskesmas yang sama,
berjumlah 2 orang, terdiri dari:
a. Satu orang dokter umum
b. Satu orang perawat atau bidan
(2) Peserta rumah sakit, yaitu dokter dan perawat/bidan dari rumah sakit yang sama,
berjumlah 2 orang, terdiri dari:
a. Satu orang dokter yang bertugas di IGD
b. Satu orang perawat atau bidan yang bertugas di IGD
Dengan kriteria diutamakan pegawai tetap dan tidak akan dimutasi dalam kurun waktu
2 (dua) tahun setelah pelatihan dan bersedia mengkuti pelatihan secara penuh.
2. Jumlah
Jumlah peserta dalam satu angkatan ini adalah 30 orang.
B. Pelatih
Kriteria Pelatih
1. Berpengalaman dalam bidang PP-KtP/A termasuk TPPO.
2. Menguasai materi yang akan dilatihkan.
3. Telah mengikuti dan dinyatakan lulus pada pelatihan bagi pelatih (TOT) Penanganan
Kekerasan terhadap Anak, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal/TPPK/
Widyaswara dasar / memiliki pengalaman dalam melatih.
4. Berpengalaman menjadi pelatih/fasilitator pada pelatihan sejenis yang dilaksanakan oleh
Kemenkes.
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 24
BAB VIII
PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN
A. Penyelenggara
Penyelenggara pelatihan ini adalah Direktorat Kesehatan Keluarga berkoordinasi dengan
pengelola program kegiatan kesehatan reproduksi di pusat atau daerah dengan
pengampuan dari BBPK/Bapelkes/Instansi Diklat yang terakreditasi.
B. Tempat Penyelenggaraan
Pelatihan diselenggarakan di institusi pelatihan yang telah terakreditasi atau instansi yang
memiliki fasilitas ruang, sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 25
BAB IX
EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui kemajuan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
dicapai peserta, penilaian proses pembelajaran, dan penyelenggaraan kegiatan pelatihan. Hasil
evaluasi tersebut dapat digunakan untuk menilai efektivitas pelatihan dan memperbaiki
pelaksanaan berikutnya.
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 26
BAB X
SERTIFIKAT
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kepada setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan
dengan ketentuan kehadiran minimal 95% berhak mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan
oleh instansi penyelenggara, dengan angka kredit 1 (satu) yang ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang dan panitia penyelenggara.
Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban KtP/A, Termasuk TPPO Bagi Petugas Kesehatan 27