Anda di halaman 1dari 33

BUKU PANDUAN

PRAKTEK KLINIK
PROGRAM PENDIDIKAN FISIOTERAPI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


MOHAMMAD NATSIR TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

Sistem Kesehatan Nasional merumuskan bahwa pembangunan nasional


bidang kesehatan bertujuan tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan diselenggarakan
oleh semua komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya melalui prinsip-prinsip perikemanusiaan, pemberdayaan dan
kemandirian masyarakat, adil dan merata, serta pengutamaan manfaat.

Hasil pembangunan kesehatan nasional menunjukkan perbaikan pada


berbagai indikator, seperti peningkatan umur harapan hidup, penurunan angka
kematian ibu karena proses maternal, penurunan angka kematian bayi, dan
sebagainya. Namun demikian masih ada permasalahan yakni adanya disparitas
derajat kesehatan, dan beban ganda penyakit yakni makin meningkatnya
prevalensi penyakit tidak menular sementara angka penyakit menular masih
tinggi yang ditandai fenomena transisi epidemiologi-demografi, serta
meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dengan berbagai penyakit degenerasi
yang
menyertainya. Begitu pula dengan masalah disabilitas yang membutuhkan
perhatian yang lebih besar.
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (physics,
elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi.

Fisioterapi didasari pada teori ilmiah dan dinamis yang diaplikasikan


secara luas dalam hal penyembuhan, pemulihan,
pemeliharaan, dan promosi fungsi gerak tubuh yang optimal, meliputi; mengelola
gangguan gerak dan fungsi, meningkatkan kemampuan fisik dan fungsional
tubuh, mengembalikan, memelihara, dan mempromosikan fungsi fisik yang
optimal, kebugaran dan kesehatan jasmani, kualitas hidup yang berhubungan
dengan gerakan dan kesehatan, mencegah terjadinya gangguan, gejala, dan
perkembangan, keterbatasan kemampuan fungsi, serta kecacatan yang mungkin
dihasilkan oleh penyakit, gangguan, kondisi, ataupun cedera.

Dalam pelayanan kesehatan, organisasi perdagangan dunia (WTO) dalam


putaran Uruguay 1986-1994 mencatat fisioterapis termasuk jasa professional
dalam perdagangan bebas dunia. Fisioterapis sebagai profesi sebagaimana
disosialisasikan oleh WHO tentang Classifying Health Worker pada The
International Standard Classification of Occupation (ISCO 2008) tercatat dalam
occupation group sebagai physiotherapy dengan ISCO Code 2264.

Saat ini pelayanan fisioterapi di Indonesia tidak saja dapat diakses pada
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat rujukan, namun sudah dapat dijumpai pada
beberapa fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dasar/primer (Data Dasar
Puskesmas 2013) termasuk praktik mandiri, sehingga dibutuhkan pengaturan dan
penyesuaian agar aksesibilitas dan mutu pelayanan fisioterapi dapat
dipertanggungjawabkan, memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus memenuhi
tuntutan perkembangan pelayanan kesehatan termasuk perkembangan akreditasi
fasilitas pelayanan kesehatan.

Guna menjawab hal tersebut di atas, perlu adanya penyesuaian terhadap


beberapa regulasi yang ada agar sesuai dengan kebutuhan pelayanan, lebih
berfokus pada pasien, serta mampu diaplikasikan sebagai perangkat akreditasi
pada semua tingkat fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan kepada masyarakat.
BAB II

RUANG LINGKUP

A. KOMKORDIK

a. Dalam rangka kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan


kedokteran maka dibentuk suatu Komite Koordinasi Pendidikan
(Komkordik).

b. Keanggotaan Komkordik terdiri dari unsur – unsur perwakilan yang


berasal dari rumah sakit dan Fakultas serta dibantu dengan staf pelaksana
administrasi (tenaga non edukatif) sebagai sekretariat Komkordik.
c. Ketua dan anggota Komkordik di tetapkan oleh Direktur RSUD M. Natsir.

d. Komkordik Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur


Rumah Sakit.

e. Fungsi dari Komkordik adalah menyelenggarakan manajemen /


pengelolaan pendidikan / praktik klinik kedokteran rumah sakit.
Tugas pokok Komkordik terdiri dari :

1) Menyusun kebijakan / SOP/ prosedur tetap / petunjuk teknis yang


berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan / praktik klinik di rumah
sakit.

2) Menyusun program / perencanaan serta melakukan monitoring dan


evaluasi pelaksanaan pendidikan / praktik klinik di rumah sakit.

3) Melaksanakan proses administrasi / manajemen untuk menunjang


pelaksanaan pendidikan / praktik klnik di rumah sakit.

4) Memfasilitasi kegiatan pelaksanaan pendidikan / praktik klinik di


rumah sakit.

5) Merekapitulasi dan mengusulkan pembayaran jasa pelayanan ke bagian


keuangan rumah sakit setelah disetujui oleh koordinator pelaksana.
6) Melaporkan secara berkala kegiatan pelaksanaan pendidikan praktik
klinik di rumah sakit ke Direktur Rumah Sakit dan dekan.
Melaksanakan proses evaluasi di setiap akhir kepaniteraan, termasuk evaluasi nilai
akhir pelanggaran kedisiplinan mahasiswa dan evaluasi terhadap dosen luar biasa
atau dokter pendidik / pembimbing klinik.

B. Tujuan Praktek Kerja di Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan salah satu tempat yang dapat digunakan oleh
mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan ilmu
yang telah di perolehnya di lingkungan kampus, terutama penerapan yang
berhubungan langsung dengan pasien
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mempunyai wawasan luas dan mampu melakukan
pemeriksaan dan piñatalaksanaan fisioterapi yang baik dan benar pada
setiap kondisi untuk menunjang kegiatan Komprehensif.
2. Manfaat Praktek Kerja di Rumah Sakit
a. Diperolehnya pengalaman tentang standar operasional praktek alat-alat
modalitas fisioterapi baik yang bersifat elektroterapeutik, mekanis,
manual terapi serta komunikasi.
b. Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui langsung bagaimana sistem
kerja alat-alat fisioterapi terhadap pasien.
c. Diperolehnya pengalaman dalam bekerja sama dengan berbagai bidang
profesi kesehatan lainnya, seperti sesama mahasiswa maupun instansi
terkait, rehabilitas medic, dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya
dalam rangka menanggulangi permasalahan yang terjadi dilapangan.
3. Kompetensi / Target Ketrampilan Praktik Kerja Fisioterapi
a. Menerapkan fisioterapi dalam memenuhi kebutuhan manusia
akan gerak dan fungsi.
b. Menerapkan tindakan fisioterapi pada berbagai kondisi/keadaan
pasien/klien.
c. Menerapkan konsep - konsep manejemen dalam pengelolaan
fisioterapi, pasien/klien secara menyeluruh dan bekerja sama dengan
tim kesehatan/rehabilitasi lainnya.
d. Menggunakan hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pelayanan
fisioterapi.
e. Melaksanakan tindakan fisioterapi berdasarkan etika dan tanggung
jawab/wewenangnya.
f. Melaksanakan pendidikan kepada pasien/klien/masyarakat dalam
usaha meningkatkan gerak dan fungsi dan mencegah kecacatan
pasien/klien, keluarga dan masyarakat.
C. Persiapan

1. Persiapan administrasi

a) Prodi telah mendapatkan persetujuan semua yang berhubungan dengan


rencana anggaran administrasi untuk pelaksanaan PKL.
b) Prodi telah mendapatkan surat izindari tempat pelaksanaan kegiatan
praktek PKL, yang telah ditentukan serta sudah menandatangani nota
Kesepahaman kerjasama (MoU) antara prodi DIII Fisioterapi dengan
tempat kegiatan PKL Minimal satu bulan sebelum PKL dilaksanakan.
2. Persiapan di tempat PKL

a) Memberikan buku pedoman dan kerangka acuan pelaksanaan kegiatan


PKL kepada pembimbing di tempat pelaksanaan PKL
b) Mengadakan kegiatan persamaan persepsi antara pihak institusi dengan
pihak tempat pelaksanaan kegiatan PKL
c) Membuat berita acara, daftar hadir, notulensi serta dokumentasi semua
kegiatan persamaan Persepsi
D. Pelaksanaan Kegiatan dan Pembekalan bagi peserta PKL

Sebelum mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL, mahasiswa memperoleh


pembekalan berupa materi-materi teori dan praktikum.
Pembekalan adalah proses pengayaan (pendalaman) materi-materi yang telah
diperoleh dari pengalaman belajar atau materi-materi yang sudah dilakukan di
lapangan tetapi belum pernah diperoleh pada kegiatan yang dilaksanakan di
Institusi baik pengetahuan, ketrampilan dan cara-cara pemecahan masalah
melalu diskusi.

Tujuan dari pembekalan agar mahasiswa mendapat pengetahuan materi


sesuai dengan kerangka acuan yang telah disusun, serta memperoleh review
dari mata kuliah terkait. Disamping itu peserta didik diberikan masukan
mengenai aturan, sistem dan syarat untuk mengikuti kegiatan serta informasi
yang terkait dengan PKL.

E. Proses Bimbingan

Bimbingan dilakukan setiap hari oleh pembimbing dari pendidikan atau


dari Rumah Sakit ( CE). Pembimbing dari lahan / Rumah Sakit ( Cinical
Educator ) adalah seseorang yang ditunjuk oleh Rumah Sakit yang
merupakan tenaga kependidikan yang bertugas memberikan pembelajaran
laboratorium dan klinik/lapangan dalam rangka mencapai kompetensi.Tenaga
instruktur memiliki kualifikasi diantaranya adalah Pendidikan minimal D III
Fisioterapi dengan pengalaman layanan fisioterapi minimal 5 tahun dan
mempunyai sertifikat instruktur klinik.
F. Kerangka Konsep Pre Klinik Mahasiswa Prodi Fisioterapi

Mahasiswa Instalasi Instalasi


Fisioterapi RS RS

Evaluasi
Fisioterapi

Intervensi Planning Diagnosa Assesment


Fisioterapi Fisioterapi Fisioterapi Fisioterapi
Kerangka konsep yang digunakan adalah langkah-langkah uang dilakukan
mahasiswa fisioterapi dalam melakukan kerja praktek klinik di Rumah Sakit.

G. Uraian Pelaksanaan Pre Klinik Fisioterapi

Mahasiswa melakukan praktek Pre Klinik dengan tujuan agar mahasiswa


mampu mengetahui tindakan Assesment Fisioterapis, Diagnosa Fisioterapis,
Planning Fisioterapi, Intervensi Fisioterapi dan meng- Evaluasi Fisioterapi
kepada pasien secara benar dan tepat di lapangan.
H. Mekanisme Bimbingan PKL

Pembimbing harus sesuai dengan surat tugas yang diberikan direktur.


1. Pembimbing harus datang pada saat mahasiswa melakukan praktek keerja
lapangan
2. Bimbingan dapat dilaksanakan secara terjadwal maupun insendentil sesuai
kebutuhan di lapangan
I. Pembimbing Lapangan

Pembimbing lapangan adalah seseorang yang ditunjuk oleh Pimpinan Rumah


Sakit untuk memberikan bimbingan praktek.
Tugas Pembimbing Lapangan :
1. Mengorientasikan mahasiswa sebelum masuk ruangan.
2. Memberikan pengarahan-pengarahan tentang tugas dan tanggung jawab
serta peraturan-peraturan yang ada di instansi terkait untuk
mempersiapkan dan mengarahkan mahasiswa sebelum kegiatan dimulai.
3. Memberikan pengetahuan dasar tentang Modalitas alat-alat fisioterapi
4. Memberikan pengetahuan dasar yang berhubungan dengan operasional
dan penerapan alat fisioterapi secara langsung ke pasien.
5. Memberikan tutorial minimal 2 kali selama praktek
6. Melakukan evaluasi dengan diskusi, ujian lisan dan praktek, seminar kaus
didepan seluruh fisioterapis dan tenaga kesehatan lainnya (rehabilitas
medic, perawat, dokter, dll) pada minggu terakhir praktek
BAB III

TATA LAKSANA

A. Kegiatan utama mahasiswa di lahan praktek kerja lapangan


Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Lapangan diharapkan dapat menjadi
sarana dalam pencapaian kompetensi utama lulusan D III Fisioterapi
diantaranya sebagai berikut :
Standar kompetensi umum D III Fisioterapi
Secara umum, kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa selama menjalani
praktek kerja lapangan adalah :
1. Komunikasi terapeutik
2. Mengetahui proses pengkajian penyakit pada kasus muskulo non bedah,
neuromuskuler dan respirasi yang ditangani oleh fisioterapi
3. Mengetahui proses asuhan fisioterapi pada kasus muskulo non bedah,
neuromuskuler dan respirasi yang meliputi Assesment Fisioterapi,
Pemeriksaan Fisioterapi, Diagnosa Fisioterapi, Planning Fisioterapi,
Intervensi Fisioterapi dan Meng-Evaluasi Fisioterapi. Kompetensi yang
harus dicapai oleh mahasiswa selama praktek kerja lapangan adalah :
a. Membuat laporan status klinis fisioterapi yang diterapkan pada muskulo
non bedah, neuromuskuler dan respirasi yang ditangani oleh fisioterapi.
b. Mengetahui proses assessment melalui interview dan pemeriksaan fisik
pada pasien dibawah pengawasan pembimbing.
c. Mendiskusikan dan menegakkan diagnosa yang ditegakkan dengan
pembimbing dari hasil assessment dan pemeriksaan.
d. Melakukan rencana asuhan fisioterapi sesuai dengan diagnose yang di
dapat dan membuat tujuan yang akan dicapai.
e. Melakukan tindakan fisioterapi sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
f. Menganalisa hasil evaluasi fisioterapi yang telah dilakukan.
B. Indikator Hasil Belajar
1. Mahasiswa mampu meyebutkan dan mengenal defenisi diagnosis dari kasus
yang dikelola.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian fisik dan teknik yang benar.
3. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian fisik dan teknik yang benar.
4. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan spesifik yan perlu dilakukan
terhadap klien dan sesuai dengan teknik yang benar.
5. Mahasiswa mampu membuat rencana membuat rencana tindakan fisioterapi.
6. Mahasiswa mampu pengaplikasikan rencana tindakan fisioterapi yang
ditulis tersebut dengan tepat.
7. Mahasiswa mampu melakukan persiapan pasien sebelum dilakukan
prosedur penatalaksanaan fisioterapi
8. Mahasiswa mampu melakukan pengevaluasian kajian sebelum dilakukan
terapi dengan sesudah diberikannya terapi.
9. Mahasiswa mampu membuat perumusan rencana tindakan fisioterapis
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
10. Mahasiswa mampu memberikan home program sebagai tindak lanjut
proses fisioterapi yang dilakukan secara mandiri oleh pasien
11. Mahasiswa mampu mengaplikasikan sikap professional, komunikasi
teraupetik : mengawali / mengakhiri pertemuan dengan kontrak, memelihara
komunikasi selama berinteraksi dengan klien / keluarga terutama saat
melakukan prosedur tindakan fisioterapi.
12. Mahasiswa mampu melakukan intervensi fisioterapi menggunakan
modalitas fisioterapi sesuai prosedur terapi.
13. Mahasiswa mampu memantau keefektifan dari modalitas fisioterapi
dengan cara melakukan evaluasi sebelum dan sesudah terapi dilaksanakan.
C. Penugasan Selama Praktek
1. Tugas Individu
a. Membuat laporan studi kasus minimal 3 macam.
b. Setiap mahasiswa wajib membuat evaluasi diri atau laporan kegiatan
setiap hari.
c. Ketentuan mahasiswa untuk penugasan tugas individu.
1) Masing-masing klien atau pasien tanggung jawab dari mahasiswa
yang mengambil kasusnya
2) Pengambilan studi kasus tidak boleh sama antara satu mahasiswa
dengan yang lainnya
3) Setiap mahasiswa wajib membuat laporan studi kasus lengkap
4) Laporan pendahuluan, laporan-laporan studi kasus wajib dikumpul
paling lambat
5) Bagi mahasiswa yang terlambat mengumpulkan tugas akan
dikurangi nilainya
6) Untuk pembimbing akademik tugas dimasukkan ke bagiann evaluasi
akademik.
2. Tugas Kelompok
a. Melakukan seminar kelompok
b. Membuat makalah laporan praktek di setiap lahan praktek.
c. Melakukan seminar kasus fisioterapi kelolaan kelompok pada akhir
praktek rumah sakit.
d. Ketentuan untuk penugasan tugas kelompok :
1) Kasus fisioterapi kelolaan kelompok yang akan diseminarkan dibuat
dalam bentuk makalah lengkap yang mencakup riwayat penyakit,
teoritis dan tinjauan kasus lengkap (mulai dari pengkajian sampai
evaluasi).
2) Sebelum melaksanakan seminar, mahasiswa harus
mengkonsultasikan makalah pada pembimbing akademik dan
pembimbing rumah sakit.
3) Seminar kasus fisioterapi kelompok diadakan 1 (satu) kali selama
mahasiswa praktek di rumah sakit dan dilaksanakan pada minggu
terakhir mahasiswa praktek.
4) Makalah seminar harus diserahkan ke tangan pembimbing klinik dan
akademik 2 hari sebelum kegiatan diadakan
5) Proses seminar dan penyuluhan akan mendapatkan penilaian sesuai
dengan ketentuan yang ada.
D. Laporan Hasil Kegiatan PKL
Mahasiswa menyerahkan laporan kegiatan bersamaan dengan selesainya
Praktek Kerja Lapangan yang telah disetujui oleh pembimbing Rumah Sakit,
setiap laporan diserahkan sebanyak 2 (dua) eksemplar yang terdiri dari 1 (satu)
untuk RSUD M. Natsir dan 1 (satu) untuk Prodi. D III Fisioterapi.
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Evaluasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan


Pada tahap evaluasi, penilaian kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini
dilakukan oleh pembimbing lahan praktek (RSUD M. Natsir. Proses evaluasi
dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi mahasiswa dalan
menerapkan asuhan fisioterapi dan menentukan kelulusan mahasiswa dalam
satu siklus praktek kerja lapangan fisioterapi.
B. Metode Evaluasi
1. Evaluasi Mandiri (terlampir)
2. Evaluasi Kelompok (terlampir)
C. Cakupan dan Bobot Evaluasi
Cakupan Bahan Evaluasi Bobot
Evaluasi Proses Laporan Studi Kasus 20 %
Pemahaman / Diskusi 10 %
PenampilanKlinik / 10 %
Kinerja klinik

Seminar 10 %
Pencapaian kompetensi 20 %
Evaluasi Akhir Ujian Presentasi di 30 %
kampus

TOTAL 100 %

D. Ujian Praktek
1. Ketentuan Ujian
a. Kelompok yang bisa mengikuti ujian adalah kelompok mahasiswa yang telah
memenuhi semua penugasan pada praktek Fisioterapi
b. Waktu pelaksanaan ujian dilakukan setelah selesai praktek klinik fisioterapi di
Rumah Sakit
c. Kelompok Mahasiswa mempersiapkan diri dan berada ditempat ujian sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan
d. Kelompok Mahasiswa yang sudah berada di ruangan ujian paling lambat 45
menit sebelum ujian dimulai dengan pakaian dinas yang rapi.
e. Kasus-kasus yang akan diujikan adalah kasus yang telah ditangani selama
praktek di rumah sakit
f. Penguji ujian praktek terdiri dari 3 penguji
g. Kelompok Mahasiswa Mahasiswa menyiapkan sendiri alat-alat dan bahan
praktek yang diperlukan saat ujian
h. Kelompok Mahasiswa yang gagal ujian praktek, tidak diberikan kesempatan
untuk melakukan ujian ulangan
E. Evaluasi Ujian
Penilaian terhadap hasil ujian praktek mahasiswa dapat di kategorikan menjadi 2
kelompok yaitu :
1. Lulus
Jika nilai akhir ujian mencapai 70 % dari total nilai minimal 70
2. Tidak Lulus / HER
Jika nilai akhir praktek mahasiswa tidak mencapai ketentuan diatas (nilai < 70)
F. Kriteria Kelulusan
Mahasiswa dinyatakan lulus apabila :
a. Kehadiran 100 %
b. Mendapatkan nilai > 70
c. Memenuhi peraturan dan tatatertb yang berlaku, baim peraturan dan tata tertib
peaktek maupun akademik
d. Memenuhi target kompetensi minimal
Contoh Form Supervisi
Format Penilaian Supervisi D3 Fisiotrapi

Di RSUD M.Natsir
Nama :
Jurusan :
Instansi :

SUPERVISI
NO KOMPETENSI CI
Tinggi Moderat Moderat Rendah
Tinggi

1 Komunikasi terapeutik √

Mengetahui proses pengkajian


2 penyakit pada kasus muskulo non √
bedah, neuromuskuler dan pediatri
yang ditangani oleh fisioterapi

Mengetahui proses asuhan


fisioterapi pada kasus muskulo non
bedah, neuromuskuler dan pediatri
3 yang meliputi Assesment fisioterapi, √
pemeriksaan fisioterapi, diagnose,
diagnosa fisioterapi, planning
fisioterapi, intervensi fisoterapi dan
meng-evaluasi fisoterapi.

Membuat laporan status klinis


fisoterapi yang ditetapkan pada
4 muskulo non bedah, neuromuskuler √
dan pediatri yang ditangani oleh
fisioterapi

Mengetahui proses assessment


5 melalui interview dan pemeriksaan √
fisik pada pasien dibawah
pengawasan pembimbing
Mendiskusikan diagnosayang
6 ditegakan dengan pembimbing dari √
hasil assessment dan pemeriksaan

Melakukan rencana asuhan


7 fisioterapi sesuai dengan diagnose √
yang di dapat dan membuat tujuan
yang akan dicapai

Melakukan tindakan fisioterapi


8 sesuai dengan perencanaan yang di √
buat

9 Menganalisa hasil evaluasi √


fisioterapi yang telah dilakukan

CI Lapangan

( )
Format Studi Kasus :

LAPORAN STATUS KLINIK


NAMA MAHASISWA : ……………………………………………………

N.I.M : …………………………………………………....
TEMPAT PRAKTIK : ……………………………………………………
PEMBIMBING : ……………………………………………………

Tanggal pembuatan laporan : …………………………

Kondisi / Kasus : FT A/B/C/D

I. KETERANGAN UMUM PENDERITA


Nama: ……………………………………………….
Umur : ……………………………………………….
Jenis Kelamin : ……………………………………………….
Agama : ……………………………………………….
Pekerjaan : ……………………………………………….
Alamat : ……………………………………………….
No. RM : ……………………………………………….

II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT


(Diagnosis medis, catatan klinis, medika mendosa, hasil lab, foto ronsen, dll)
Diagnosis medis : …………………………………………………………………
Catatan Klinis: …………………………………………………………………
Medika mentosa : …………………………………………………………………
Foto rontgen: …………………………………………………………………
Hasil Labor: …………………………………………………………………
SEGI FISIOTERAPI
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

1. Keluhan Utama dan Riwayat Penyakit Sekarang


a. Keluhan Utama
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
b. Riwayat Penyakit Sekarang
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
2. Riwayat Keluarga dan Status Sosial
a. Riwayat Keluarga
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
b. Lingkungan Kerja
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
c. Aktivitas Sosial
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
3. Riwayat Penyakit Dahulu dan Penyerta
a. Riwayat penyakit dahulu
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
b. Riwayat penyakit penyerta
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
• Tekanan Darah : ………………………………….
• Denyut Nadi: ………………………………….
• Pernapasan : ………………………………….
• Temperatur : ………………………………….
• Kesadaran : ………………………………….

• Status Gizi: ………………………………….

2. Pemeriksaan Fisioterapi
a. Inspeksi / Observasi
Statis
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
Dinamis
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
b. Palpasi
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
c. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Gerak Aktif
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
Gerak Pasif
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
Gera isometric
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
d. Pemeriksaan Kekuatan Otot
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
e. Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS)
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
f. Neurological Test
(Pemeriksaan reflek, myotom tes, dermaton tes dll)
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
g. Pemeriksaan Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
h. Tes Khusus
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
i. Pengumpulan Data tertulis pemeriksaan
penunjang (Rontgen, MRI, CT-scan, dan Labor)
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
C. UNDERLYING PROCESS
(CLINICAL REASONING)
D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
Problematika Fisioterapi
1. Impairment
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….

2. Functional Limitation
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
3. Disability / Participation restriction
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
E. PROGRAM FISIOTERAPI

1. Tujuan Jangka Panjang


…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
2. Tujuan Jangka Pendek
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
3. Teknologi Intervensi Fisioterapi
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
F. RENCANA EVALUASI
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
G. PROGNOSIS
1. Quo ad Vitam : ……………………………………………………….
2. Quo ad Sanam : ……………………………………………………….

3. Quo ad Fungsionam: ……………………………………………………….


4. Quo ad Cosmeticam: ……………………………………………………….

H. PELAKSANAAN TERAPI
(Hari/tanggal, terapi yang diberikan, edukasi)
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
I. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
J. HASIL TERAPI AKHIR
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….

Solok, …………………………..
Mengetahui,
Pembimbing, Praktikan

( ) ( )

Catatan Pembimbing :
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
Contoh format penilaian

FORMAT PENILAIN SEMINAR MAHASISWA

Nama mahasiswa :
NIM :
Rumah Sakit :
Nama CI :
NO KOMPONEN YANG DINILAI NILAI
BOBOT NILAI
Seminar (Presentasi)
1 a. Makalah
1. Sistematika penulisan
2. Kelengkapan isi
3. Kejelasan materi
4. Daftar pustaka
5. Sesuai dengan hasil praktek lapangan
2 b. Presentasi
1. Ketepatan waktu
2. Kejelasan penyajian
3. Penguasaan materi
3 c. Tanya jawab
1. Ketepatan menjawab
2. Kemampuan argumentasi
3. Sesuai dengan preaktek lapangan
4. Penampilan professional dalam menjawab
Jumlah
Nb : Rentang Nilai Solok,

A:>80 CI Lapangan
B:65–79
C:55–64
D:<54 ……………………..
Contoh logbook pembimbing

LOGBOOK PEMBIMBING KLINIK


RSUD M.NATSIR

NAMA :

NIP :

BAGIAN :

Mengetahui

Dosen Pembimbing Kepala

INSTALASI..........................

(………………………) (………………………………)
AKTIVITAS PEMBIMBING KLINIK

Laporan Kasus/ Laporan Pribadi/ Penyuluhan Kesehatan / Bedsite Teaching/Mini-


CEX

No Tanggal Jenis KegiatanMateri TTD

Ketua Kelompok

Tanggal selesai

Diketahui Kepala Instalasi ……………….


RSUD M.Natsir
……………………………………..

Diketahui Ketua Komkordik RSUD M.Natsir

Dr. Yulson, SpS


Tata Cara Penggunaan Logbook Pembimbing Klinik

1. Logbook Pembimbing klinik adalah laporan kegiatan mengajar CI selama


membimbing mahasiswa sebagai laporan mengajar masing-masing CI. CI
memiliki kewajiban melaporkan proses bimbingan dan mengajar di bagian
masing-masing. Buku logbook pembimbing klinik ini dilaporkan selama 1
bulan sekali.
2. Mahasiswa yang diwakili oleh Ketua Kelompok mengisi daftar kehadiran
di logbook pembimbing klinik pada setiap pelaksanaan
pembelajaran/bimbingan klinik yang terdiri dari laporan pribadi, laporan
kasus, penyuluhan Kesehatan,bedside teaching, Mini-CEX serta
bimbingan lainnya.
3. Logbook pembimbing klinik yang telah terisi diserahkan ke bagian
KOMKORDIK
4. Logbook yang telah di rekap selama 1 periode/stase oleh sekertaris
Komkordik diberikan kembali kepada CI yang akan melaksanakan
penilainnya.
5. Jika logbook pembimbing telah terisi penuh dan Jika sudah lengkap buku
logbook akan ditandatangani oleh Ketua Komkordik.

4.4. Hak dan Kewajiban Pembimbing Klinik

Hak Pembimbing Klinik

a. Pembimbing Klinik berhak diangkat menjadi CI melalui SK Direktur .


b. Pembimbing Klinik berhak memperoleh kredit poin sesuai dengan
keahliannya di dalam pendidikan klinik untuk kenaikan pangkat.
c. Pembimbing klinik berhak mendapatkan insentif sesuai dengan peraturan
yang berlaku
d. Pembimbing klinik berhak menggunakan fasilitas yang telah disediakan
oleh di RSUD M.Natsir untuk kepentingan pendidikan
e. Pembimbing Klinik berhak mendapatkan pelatihan mengenai pendidikan
klinik

Kewajiban Pembimbing Klinik

a. Pembimbing Klinik wajib membimbing dan melibatkan mahasiswa dalam


konteks asuhan perawatan pasien untuk mencapai kompetensi.
b. Pembimbing Klinik wajib menilai proses (penilaian formatif) serta
memberi feedback (umpan balik) kepada mahasiswa.
c. Pembimbing klinik wajib menyerahkan lembar penilaian formatif kepada
koordinator pendidikan bagian paling lambat 3 hari setelah habis siklus
praktek.

METODE PENILAIAN (ASSESSMENT)

Mini-Clinical Evaluation Exercise (Mini-CEX)


Mini-CEX adalah metode penilaian berdasarkan hasil observasi langsung
terhadap performance peserta didik (Mahasiswa) pada saat berinteraksi dengan
pasien dalam setting klinik nyata (Norcini et al. 1995).

Perawat/Bidan/Nakes Lainnnya melakukan ketrampilan klinik seperti:


anamnesis, pemeriksaan klinik yang relevan dengan keluhan pasien, mengevaluasi
diagnosis, rencana, Implementasi pasien.

Waktu yang diperlukan untuk penilaian dengan metode ini relative singkat
yaitu observasi saat berinteraksi dengan pasien sekitar 15 menit, diikuti dengan
pemberian feedback sekitar 5-10 menit.

Konten yang dinilai ada 7 butir, antara lain: ketrampilan anamnesis,


pemeriksaan fisik, professionalism, clinical judgment (penalaran klinik dalam
menegakan diagnosis klinik), konseling/ edukasi pasien, pengaturan waktu dan
kompetensi secara keseluruhan.
Skala penilaian menggunakan skala likert 1 – 9, dengan 1 – 3 jauh di bawah
kompetensi yang diharapkan, 4 – 5 mendekati kompetensi yang diharapkan, 6-7
sesuai kompetensi yang diharapkan, 8 – 9 melampaui kompetensi.

Penilaian dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan di poliklinik,


bangsal dan UGD. Form peniliaian Mini-CEX dapat dilihat dilampiran.

Direct Observation of Procedural Skills (DOPS)

Metode penilaian ini bertujuan untuk menilai ketrampilan procedural yang


dilakukan oleh mahasiswa berdasarkan pengamatan langsung oleh pembimbing
klinik di setting nyata (tempat yang memungkinkan dilakukannya prosedur
tersebut dengan pasien nyata) (Wragg et al.).

Waktu yang diperlukan untuk melakukan penilaian dengan metode ini


adalah 15 menit untuk obeservasi dan 5 menit untuk pemberian feedback.

Skala penilian;

1 – 3 : jauh dibawah level kompetensi yang diharapkan

4 – 5 : mendekati level kompetensi yang diharapkan

6 – 7 : kompetensi sesuai dengan yang diharapkan

8 – 9 : kompetensi melebihi yang diharapkan

Case Based Discussion


Merupakan metode penilaian berdasarkan diskusi kasus dan bukan
berdasarkan observasi langsung. Mahasiswa memilih dua kasus pasien yang sudah
ada dan membuat laporan kasus tersebut untuk diajukan kepada
pembimbing/penguji klinik, kemudian pembimbing/penguji memilih satu kasus
untuk didiskusikan dan dilakukan eksplorasi lebih dalam satu atau beberapa aspek
dari kasus tersebut : pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan rujukan,
terapi, follow-up, rencana pengelolaan dan profesionalisme.
Tujuan dari metode ini adalah untuk menilai keterampilan penalaran klinik
(clinical reasoning). Waktu yang diperlukan: 20 menit (termasuk pemberian
feedback).

LOGBOOK/LEMBAR KEGIATAN HARIAN

MAHASISWA/ADL (Activity of Daily Living)

DI TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA


LAPANGAN (PKL)
NAMA RUMAH SAKIT :…………

INSTALASI :………….

HARI/ JAM TANDA JENIS KEGIATAN VOLUME JAM TANDA


No YANG
TANGGAL DATANG TANGAN KEGIATAN PULANG TANGAN
DILAKUKAN
1

PEMBIMBING LAHAN

(....................................)

Anda mungkin juga menyukai