Anda di halaman 1dari 30

Konsep Keluarga, Konsep Merokok, Konsep Keperawatan Keluarga

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Pengertian

 Menurut Baylon dan Maglaya ( 1978)

Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah,
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, didalam peranya masing – masing menciptkan dan
mempertahankan kebudayaan. (Baylon dan Maglaya, dikutip Nasrul Effendi, 1998:
32).

 Menurut Departemen Kesehatan RI (1988)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan .

 Menurut Dufall dan Logan (1986)

Keluarga adalah sekumpulan dengan ikatan perkawinan, dan adopsi yang bertujuan
untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perekembangan
fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga.

2.1.2 Tipe keluarga

 Tipe keluarga tradisioanal

 Keluarga inti ( Nuclear Family) yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak (kandung atau angkat)

 Keluarga besar ( Extended Fanily) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga
lain yang mempunyai hubungan darah misal kakek, nenek, paman dan bibi

 Keluarga Dyad yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak
 Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak ( kandung atau angkat ) karena perceraian atau kematian

 Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa

 Keluarga Usila yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia
lanjut.

 Tipe keluarga nontradisional

 Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup
serumah.

 Orang tua (ayah – ibu) yang tida ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama
dalam satu rumah tangga.

 Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah
tangga.

 Tipe keluarga ( Nasrul Efendy)

 Keluarga Inti ( Nuclear Family)

 Keluarga Besar ( Extendet Family)

 Keluarga Berantai ( Serial Family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

 Keluarga Duda / Janda ( Single Family)

 Keluarga Berkomposisi ( Composite Family) yaitu keluarga yang perkawinanya


poligami dan hidup secara bersama

 Keluarga Kabisat ( Cabitation Family) yaitu dua orang yang hidup satu rumah
tanpa pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.

 Tipe keluarga ( M.M.Friedmen)

 Keluarga inti
 Keluarga pasangan suami istri bekerja

 Keluarga tanpa anak

 Keluarga Besar

 Keluarga dengan orang tua tunggal

 Ibu remaja tidak menikah

 Bujangan remaja yang hidup sendiri

 Keluarga dengan orang tua tiri

 Keluarga binuklir

2.1.3 Peranan dalam keluarga

Adapun peranan dalam keluarga menurut Nasrul Effendi sebagai berikut:

 Peranan Ayah

Ayah sebagai suami dar istri dan anak – anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya

 Peranan Ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkunganya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya

 Peranan anak

Anak – anak melaksanakan peranaan psikososial sesuai dengan tingkat


perkembangan baik fisikl, mantal, sosial dan spiritual.

2.1.4 Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga, yaitu:

 Fungsi Afektif
Fungsi afektif behubungan erat dengan faktor internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Faktor afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan melaksanakan faktor afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim positif.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan faktor afektif
adalah:

Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota keluarga

1) Saling menghargai antar anggota keluarga

2) Ikatan antar amggota keluarga dan identifikasi serta penyesuaian pada berbagai
aspek kehidupan anggota keluarga

 Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.

 Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah


sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini
sedikit terkontrol

 Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh


anggota keluarga seperti kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat berlindung
(rumah)

 Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktik asuhan kesehatan, yaitu untuk
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang
sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi
status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga malaksanakan pemeliharaan
kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan

Tugas kesehatan keluarga (Friedmen)


1) Mengenal masalah kesehatan

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

3) Memeberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

4) Mempertahankan dan menciptakan susana rumah yang sehat

5) Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan


masyarakat

 Fungsi Religius

Memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga dalam kehidupan


beragama, menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
kehidupan ini dan kehidupan lain setelah di dunia ini.

 Fungsi Ekonomis

Mencari sumber kehidupan ( dapat memenuhi kebutuhan keluarga )

 Fungsi Rekreatif

Menciptakan suasana menyenankan ( tercapai keseimbangan kepribadian masing –


masing anggota keluarga )

 Fungsi Biologis

Menerusklan keturunan sebagai genersi penerus.

 Fungsi Pendidikan

1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan ketrampilan dan


membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.

2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan di masa yangh akan datang dalam


memenuhi kebutuhanya sebagai orang dewasa.

Asih : memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan pada anggota
keluarganya sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia
dan kebutuhannya.

Asah : memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menjadi manusia


yang dewasa, yang mandiri dalam mempersiapkan masa depanya.
Asuh : menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatan
selalu terpelihara, sehingga di harapkan menjadikan mereka anak – anak yang sehat
baik fisik, mental, spiritual.

 Fungsi Psikologis

- Memberi kasih sayang dan rasa aman

- Memrerikan perhatian di antara anggota keluarga

- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

- Memberikan identitas keluarga

2.1.5 Tahap perkmbangan keluarga

 Tahap perkembangan pasangan baru

1. Membina hubungan intim

2. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial

3. Mendiskusikan rencana memiliki anak

 Tahap perkembangan keluarga child bearing ( kelahiran anak pertama )

1. Persiapan menjadi orang tua

2. Adaptasi dengan perubahan

3. Mempertahankan hubungan dengan pasangan

 Tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah

1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga ( kebutuhan tempat tinggal, privacy, dan


rasa aman )

2. Membantu anak untuk bersosialisasi

3. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga

4. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak

5. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga


6. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbang anak

 Tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah

1. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang meningkat

2. Mengontrol perilaku anak

3. Mempertahankan keintiman pasangan

4. Mendidik dan mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya

 Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja

1. Memberi kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

2. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dengan ortu, hindari


perdebatan, permusuhan dan kecurigaan

 Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa ( pelepasan )

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2. Mempertahankan keintiman pasangan

3. Membantu ortu suami / istri yang sedang sakit dan memasuki manula

4. Membantu anak ,mandira di masyarakat

5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

 Tahap perkembangan keluarga dengan usia pertengahan

1. Mempertahankan kesehatan

2. Mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan anak - anak

3. Meningkatkan keakraban pasangan

 Tahap perkembangan keluarga dengan usia lanjut

1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan


2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan

3. Mempertahankan keakraban pasutri dan saling merawat

4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

5. Melakukan life review

2.1.6 Struktur Keluarga

 Pola dan proses komunikasi

1. Bersifat terbuka dan jujur

2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga

3. Berfikir positif

4. Tidak mengulang – ulang isu dan pendapat sendiri

 Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang di harapkan sesuai dengan posisi sosial yang
di harapkan

Posisi status adalah posisi idividu dalam masyarakat

Contoh:sebagai istri, suami, anak.

 Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan ( potensial/Aktual ) dari individudalam


mengendalikan

 Nilai – nilai keluarga

1. Nilai merupakan suatu sistem,sikap dan kepercayaan secara sadar atau tidak
untuk mempersatukan anggota keluarga dalam suatu budaya

2. Nilai merupakan suatu pedoman perilaku dan perkembangan norma dan


peraturan
3. Norma adalah kumpulan dari perilaku yang dapat dipelajari,dibagi dan
ditularakn dengan tujuan untuk menyelesaiakn masalah.

Macam-macam struktur keluarga

1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi melalui jalur garis ayah

2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi melaui jalur garis ibu

3. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang timggal bersama keluarga sedarah
dari suami

4. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersam akeluarga sedarah
dari istri

5. Keluarga Keyakinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan


keluarga dan sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami – istri

Ciri-ciri stuktur keluarga

1. Terorganisasi yaitu salin hubungan,saling ketergantungan antar anggota keluarga

2. Adanya keterbatasan yaitu setiap anggota keluarga mempunyai kebebasan tetapi


juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi tugasny masing-masing

3. Adanya perbedaan dan kekeluargaan yaitu setiap anggota keluarga mempunyai


peranan dan fungsi masing-masing

Pemegang kekuasaan

1. Patrilokal: yang memegang kekuasaan dan dominan adalah pihak ayah

2. Matrilokal: yang memegang kekuasaan dan dominant adalah pihak ibu

3. Equalitarian: yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu

2.1.7 Stress dan Koping

1. Stressor jangka pendek ( < dari 6 bulan) yang dirasakan keluarga


2. stressor jangka panjang ( > dari 6 bulan ) yang saat ini dirasakan keluarga

3. Cara keluarga mengatasi stress

4. Strategi koping yang digunakan keluarga untuk mengatasi stressor tersebut.

5. Apakah keluarga berbeda – beda dalam cara - cara koping terhadap masalah –
masalah mereka sekarang

Ciri – ciri keluarga Indonesia

1. Suami istri sebagai pengambil krputusan

2. Merupakan satu kesatuan yang utuh

3. Bertanggung jawab

4. Pengambil kuputusan

5. Meneruskan nilai – nilai budaya bangsa

6. Ikatan kekeluargaan sangat erat

7. Mempunyai semangat gotong royong

Pola kehidupan keluarga Indonesia :

 Daerah Tradisional

1. Tradisional

2. Agraris

3. Tenang

4. Sederhana

5. Akrab

6. Menghormati orang lain


 Daerah Perkotaan

1. Dinamika

2. Rasional

3. Konsumtif

4. Demokratif

5. Individual

6. Terlihat kehidupan politik

2.2 Konsep Merokok

2.2.1 Definisi

Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya
kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan berbagai
kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan.

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya
yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

2.2.2 Kandungan

Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4 000 bahan kimia
beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini setiap sedutan
itu menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah
bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat
(acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga
(DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di
“kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan banyak lagi.
Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan karbon monoksida.
Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi
penyebab kanker (karsinogen)..

Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung dan strok.
Hampir satu perempat mangsa penyakit jantung adalah hasil puncak dari tabiat
merokok. Di Malaysia, sakit jantung merupakan menyebab utama kematian
sementara strok adalah pembunuh yang keempat.

Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh
kenderaan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun hewan, yang
akan membawa kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula dari hidung, mulut,
tekak, saluran pernafasan, paru-paru, saluran penghazaman, saluran darah, jantung,
organ pembiakan, sehinggalah ke saluran kencing dan pundi kencing, yaitu apabila
sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari badan.

2.2.3 Jenis-Jenis Rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan
pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan
penggunaan filter pada rokok.

Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

 Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

 Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

 Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas

 Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.

 Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

 Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan
cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
 Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,
cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.

Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

 Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara
digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.

 Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan


mesin.

Rokok berdasarkan penggunaan

 Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.

 Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat
gabus.

2.2.4 Tipe Perokok

Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih
dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi.
Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak
bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 –
21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan
menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun
pagi.

Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang
merasakan penambahan rasa yang positif. menambahkan ada 3 sub tipe ini :

a. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang


sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.

b. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.


c. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada
perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan
tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit
saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan
jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang
menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah,
cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok
bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak
enak.

3. Perilaku merokok yang pecandu, mereka yang sudah pecandu akan menambah
dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya
berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah
malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia
menginginkannya.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok


sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena
benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang
tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali
tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang
terdahulu telah benar-benar habis

2.2.5 Bahaya Rokok

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih
jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya
yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang
bukan perokok.

Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4.000 senyawa kimia, 200 diantaranya
beracun dan 43 lagi pemicu kanker.

Efek racunnya terhadap sang perokok dibandingkan yang tidak merokok yaitu :
 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan

 4x menderita kanker esophagus

 2x kanker kandung kemih

 2x serangan jantung

Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal
jantung, serta tekanan darah tinggi.

1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya
beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi

tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida,
dsb.

2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu
kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan.
Semaki n pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke
udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih
berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.

3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat
candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan
memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.

4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin,
sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk
membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan
rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok
sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok
yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup
pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di
tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.

5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk
merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam
ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja
merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang
lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat
dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi
sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki
persepsi yang berbeda dalam hal ini.

2.2.6 Upaya Pencegahan

Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting


untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam
diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka
mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman,
media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.

Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh
dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program
tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini
dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang
berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk
kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesan-pesan yang
disampaikan meliputi:

 Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru, karena kamu
mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat keputusan sendiri.

 Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu mulai


belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.

Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu merokok. Kamu bisa
menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.

Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek
maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu
sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang lain (misal: orangtua)
Daftar pustaka

1. http://www.sitepalace.com/ramisa/bahayarokok.htm

2. http://bahayarokok.blogspot.com/

3. http://www.e-psikologi.com/remaja

4. http://www.pjnhk.go.id/content/view/175/31/

5. http://organisasi.org/efek-bahaya-asap-rokok

6. http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok
2.3 Konsep Hipotensi

2.3.1 Definisi

Hipotensi merupakan suatu sindrom klinis yang terjadi jika sirkulasi darah arteri
tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan, dengan tekanan
darah sistole Kurang dari 100 mmHg

2.3.2 Etiologi

Hipotensi dapat disebabkan oleh:

1. Faktor genetik

2. Status gizi yang kurang

3. Aktivitas berlebih

4. Kurang istirahat

5. serta bisa disebabkan oleh syok, diantaranya :

a. Syok hipovolemik

1). Kehilangan darah / syok hemorargic

1. Hemorargik external : Trauma perdarahan gastrointestinal


2. Hemorargik internal : Hematoma, hematorax / hemoperitonium

2). Kehilangan plasma

1). Luka bakar

2). Dermatitis akfoliatif

3). Kehilangan cairan dan elektrolit

(1). Eksternal : muntah, diare, keringat yang berlebih

(2). Internal : Pankreatitis, asites


b. Syok kardiogenik

1). Disritmia

2). Kegagalan pompa jantung

3). Disfungsi katub akut

4). Ruptur septum ventrikel

c. Syok obstruktif

1). Penyakit pericardium

2). Tumor jantung

3). Penyakit katub obstruktif

d. Syok distributif

1). Syok septik

2). Syok anafilaktif

3). Syok hemorargic

4). Obat – obat vasodilator

2.3.3 Gejala klinis

1. Tekanan darah sistemik rendah dan takikardia, puncak tekanan darah sistolik <
100 mmHg atau > 10% dibawah tekanan darah yang telah diketahui.

2. Keringat dingin

3. Pusing berkunang – kunang

4. Badan lemah

5. Hipoperfusi perifer, vasokontriksi, kulit dingin, lembab dan cyanosis

6. Status mental terganggu, kebingungan, agitasi, koma

7. Oliguria atau anuria : < 0,5 ml /kg BB/jam.

8. Asidosis metabolik
Pemantauan hemodinamik :

1. Tekanan darah arteri.

2. Tekanan vena sentral

3. Tekanan arteri pulmonal

4. Pengukuran tambahan, pengukuran jumlah urin dan suhu kulit.

2.3.4 Penatalaksanaan

Pasien diletakkan pada posisi terlentang denga kaki ditinggikan, lalu :

1. Bebaskan jalan nafas

2. Mengembalikan cairan

3. Pertahankan frekuensi urin

Bila masih lemah bawa ke puskesmas terdekat

2.3.5 Pencegahan

1. Makan – makanan yang bergizi dan mengandung natrium dan zat bezi

2. Banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas berlebihan

3. Minum air minimal 8 gelas per hari

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

2.4.4 Pengkajian

Data umum

a) Identitas

Pengkajian data umum keluarga adalah identitas yang meliputi nama KK,
Umur, alamat, pekerjaan KK, pendidikan KK, komposisi keluarga dan kemudian
dikaji status imunisasi, silsilah keluarga, tipe keluarga, suku bangsa, agama yang
dianut, sumber pendapatan, harta yang dimiliki, dan aktivitas rekreasi.
b) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

c) Latar belakang budaya ( ETNIS )

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya


suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan :

 Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga

 Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat
homogen ,uraikan)

 Kebiasaan diet dan berbusana (Tradisional atau Modern)

 Struktur kekuasaan keluarga Tradisional atau Modern

 Bahasa (bahasa – bahasa yang digunakan di rumah )

 Penggunaan jasa – jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi.(Apakah


keluarga mengunjungi pelayanan praktisi,terlibat dalam praktik – praktik pelayanan
kesehatan tradisional,atau memiliki kepercayaan tradisional asli dalam bidang
kesehatan.

d) Identifikasi Religius

Mengkaji agama tang dianut keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.

 Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragama mereka.

 Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau organisasi
keagamaan.

 Agama yang dianut oleh keluarga

 Kepecayaan – kepercayaan dan nilai – nilai keagamaan yang dianut dealam


kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan.
e) Status ekonomi

Status ekonomi keluarga di tentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainya selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang
dimiliki oleh keluarga:

 Jumlah pendapatan perbulan

 Sumber – sumber pendapatan perbulan

 Jumlah pengeluaran perbulan

 Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga

 Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluaranya

f) Aktivitas rekreasi atau waktu luang

Aktivitas rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan saja keluarga pergi bersama-
sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun juga penggunaan waktu
senggamg keluarga.

Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga berdasarkan tahap


kaehidupan keluarga berdasarkan dufall,di tentuikan dengan anak tertua dari
keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas sesuai tahapan
perkembangan ,sedangkan riwayat keluarga adalah mengkaji riwayat kesehatan
keluarga dan riwayat kesehatan keluarga.

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing, anggota keluarga, status
imunisasi, dan sumber pelayanan yang digunakan.

d) Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari anak suami dan
istri

Pengkajian Lingkungan

a) Karakteristik rumah

Bagaimana luas rumah, tipe, jumlah ruangan, jendela, pemanfatan ruangan,


peletakan perabot, jenis septic tank, jarak septic tank dari sumber air minum, serta
denah rumah.

b) Karakteristik komunitas RW dan tetangga

Meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat,


budya yang mempengaruhi kesehatan

c) Mobilitas geografi keluarga

Ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah – pidah tempat dan lama keluarga
tinggal di daerah ini.

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mrngenai waktu yang di gunakan oleh keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluargayang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan
masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga

Meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang di miliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Yang mencakup fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari
keluarga dan fasilitas sosial dan dukungan dari masyarakat setempat.

Struktur keluarga

a) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

b) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi lain untuk


mengubah perilaku.

c) Struktur peran

Menjelaskan peran masing – masing keluarga.

d) Nilai dan norma keluarga

Nilai dan norma yang di anut dalam keluarga yangberhubungan dengan kesehatan.

Fungsi keluarga.

a) Fungsi afektif

Gambaran diri anggota keluarga, perasan memiliki dan dimiliki, dukungan keluarga,
bagaimana kehangatan keluarga tercipta, bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.

b) Fungsi sosial

Hubungan dan interaksi dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga disiplin,
norma, budaya, dan perilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan

Cara keluarga menyediakan makanan, pakaian pelindungan serta merawat anggota


keluarga yanng sakit, kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas
perkembanan keluarga.
d) Fungsi reproduks.

Jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga, metode


apa untuk mengendalikan jumlah anggota keluarga

e) Fungsi ekonomi

Sejauh manakeluarga mengenal kebutuhan sandang, pangan, dan papan.

Sejauh mana anggota keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya untuk meningkatkan status kesehatan keluarga.

Stres dan koping keluarga

a) Stresor jangka pendek (< 6 bulan ) yang di rasakan keluarga.

b) Stressor jangka panjang( > 6 bulan ) yang saat ini terjadi pada keluarga.

c) Cara keluarga mengatasi stressor

d) Stategi koping keluarga

e) Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara – cara koping terhadap masalah -
masalah mereka sekarang.

Pemeriksaan fisik

a) Keluhan utama

b) Riwayat penyakit dahulu

c) Riwayat penyakit sekarang

d) Pemeriksaan fisik

 Keadaan umum

 Sistem pernafasan

 Sistem kardiovaskuler

 Sistem persyarafan
 Sistem perkemihan

 Sistem pencernaan Sistem muskuloskeletal dan integumen

Harapan keluarga

Tanyakan harapan keluarga mengenai petugas kesehatan.

2.4.5 Diagnosa keperawatan

a) Pengertian

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga atau


masyarakat yang di peroleh melalui suatu proses analkisa data dan analisis cermat
sistematis.memberikan dasar untuk menetapkan tindakan – tindakan dimana perawat
bertanggung jawab melaksanakanya ( Shoemaker 1984)

b) Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan Nanda 1995 ( Friedman


1995)

1. Diagnosa keperawatan pada masalah lingkungan

 Kerusakan penatalaksanaan pemeliharasan rumah

 Resiko terhadap cidera

 Resiko terjadi infeksi ( penularan penyakit)

2. Diagnosa keperawatan keluargapada masalah struktur komunikasi.

 Komunikasi keluarga disfungsional

3. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran

 Berduka dan di antisipasi

 Berduka disfungsional

 Isolasi sosial
 Perubahan dalam proses keluargha

 Potensial peningkatan menjadi orang tua

 Perubahan menjadi orang tua

 Perubahanpenampilan peran

 Kerusakan penampilan peran

 Gangguan citra tubuh

4. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif

 Perubahan proses keluarga

 Perubahan menjadi orang tua

 Potensial peningkatan menjadi orang tua

 Berduka yang di antisipasi

 Koping keluarga tidak efektif atau menurun

 Kopinbg keluarga tidak efektif , ketidak mampuan

 Resiko terhadap tindakan kekerasan

5. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah sosial

 Perubahan proses keluarga

 Perilaku mencari bantuan kesehatan

 Konflik peran orang tua

 Perubahan mewnjadi orang tua

 Potensial peningkatan menjadi orang tua

 Perubahan pemeliharaan kesehatan

 Perubahan pemeliharaan kesehatan

 Kurang pengetahuan
 Isolasi sosial

 Kerusakan interaksi sosial

 Resiko terhadap tindakan kekerasan

 Ketidak patuhan gangguan identitas pribadi

6. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan

 Perubahan pemeliharaan kesehatan

 Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

 Perilaku mencari pertolongan kesehatan

 Ketidak efektifan penatalak sanaan aturan terapiutik keluarga

 Resiko terhadap penularan penyakit

7. diagnosa keperawatan keluarga pada masalah kopimg

 Potensial peningkatan kopimg keluarga

 Koping keluarga tidak efektif,menurun

 Koping keluarga tidak efektif,ketidakmampuan

 Resiko terhadsap tindakan kekerasan

c) Menetapkan Prioritas Masalah

Menetapkan prioritas masalah / diagnosa keperawatan keluarga adalah dengan


menggunakan skala prioritas dari Baylon dan Maglaya: 1978.

No. Kriteria Score Bobot

1. Sifat masalah

Skala » Aktual 3

Resiko 2

Keadaan sejahtera / diagnosa sehat 1


2. Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala » Mudah 2

Sebagian 1

Tidak dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah

Skala » Tinggi 3

Cukup 2

Rendah 1

4. Menonjolnya masalah

Skala » Masalah dirasakan dan harus segera diganti 2

Ada masalah tetapi tidak perlu diganti 1

Masalah tidak dirasakan 0

Scoring :

 Tentukan Score untuk setiap kriteria

 Score dibagi dengan makna / nilai tertinggi dikali dengan bobot.

Score
X Bobot
Angka tertinggi

 Jumlahkan score untuk semua kriteri

2.4.6 Rencana keperawatan

1. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada Tn.A berhubungan dengan


ketidaktahuan tentang bahaya merokok

1) Lakukan pendekatan dengan keluarga

R/ Pendekatan dengan keluarga akan memepermudah menggali informasi


2) Kaji masalah lebih fokus pada masalah

R/ untuk mengetahui tindakan yang perlu dilakukan

3) Berikan informasi yang dibutuhkan keluarga sesuai dengan kemampuan


keluarga

R/ informasi yang diberikan dan tidak sesuai dengan kemampuan keluarga

4) Ajarkan dengan media langsung mengenai bahaya dan dampak merokok

R/ keluarga diharapakan dapat mendemostrasikan dengn benar.

2. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang salah ( hipotensi ) berhubungan dengan


kurangnya pengetahuan keluarga dalam perawatan hipotensi dirumah.

1). Lakukan pendekatan dengan keluarga

R/ pendekatan dengan keluarga aknan memepermudah menggali informasi

2). Kaji kesiapan keluarga menjadi orang tua

R/ keharmonisan dan kerja sama dalam memelihara / menjadi indikator kesiapan


keluarga menjadi orang tua

3). Kaji sejauh mana pengetahuan keluarga merawat bayi

R/ pengetahuan cukup indikator kesiapan keluarga menjadi orang tua.

4). Ajarkan cara – cara yang benar dalammerawat bayi,memeberi susu dan merawat
tali pusat

R/ keluarga dapat mendemostrasikan dengan baik sehingga keluarga mandiri

Anda mungkin juga menyukai