Anda di halaman 1dari 33

TUGAS “KOMUNIKASI PEMERINTAHAN”

GOOD GOVERNMENT DAN GOOD GOVERNANCE

OLEH : KELOMPOK XIII

ELVINA (C1G118057)

BILLY (C1G118007)

MITRA (C1G118039)

PUTRI YANTI NURFAIDIN (C1G118123)

ILMU PEMERINTAHAN (A)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
PEMBAHASAN

A.Pengertian Good Government


Good government adalah suatu kesepakatan menyangkut pengaturan negara
yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani, dan swasta. Good
government juga merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, pengurus (pengelola perusahaan), pihak kreditur, pemerintah,
karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang
berkaitan dengan hak-hak atau kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu system
yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.
1.1 Maksud dan Tujuan
Menggunakan dan melaksanakan kewenangan politik, ekonomi dan
administratif agar dapat diselenggarakan dengan baik. Oleh sebab itu dalam
prakteknya, konsep good government harus ada dukungan komitmen dari semua
pihak yaitu negara (state)/pemerintah (government), swasta (private) dan masyarakat
(society).
1.2 Dasar-dasar Hukum / Prinsip
Berikut adalah dasar-dasar hukum atau prinsip dalam good government :
Akuntabilitas: Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala
bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
Pengawasan: Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan
masyarakat luas
Daya Tanggap: Meningkatkan kepekaan para penyelenggaraan pemerintahan
terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali.
profesionalisme: Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggaraan
pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan
biaya terjangkau.
efisiensi & efektivitas: Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal & bertanggung
jawab.
transparansi: Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam
memperoleh informasi.
kesetaraan: Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraannya.
wawasan ke depan: Membangun daerah berdasarkan visi & strategis yang jelas &
mengikuti-sertakan warga dalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga
merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya.
partisipasi: Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam
menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut
kepentingan masyarakat, baik secara langsung mapun tidak langsung.
Penegakan Hukum: Mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak
tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat.

1.3 Penerapan
Penerapan good government pernah terjadi di Indonesia yaitu saat
pemerintahan Kabinet Persatuan Nasional Gus Dur –Mega baik dalam pembentukan
maupun dalam pelaksanaannya ada pengaruh besar dari pemikiran good government.

1.4 Manfaat
Manfaat dari good government adalah :
1. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang
didasarkan pada asa transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta
kesetaraan dan kewajaran.
2. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
3. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional
sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan
pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
1.5 Keuntungan Penggunaan E-Government
Masyarakat di kota besar yang sibuk dan kadang-kadang lokasi tempat
tinggalnya cukup jauh dengan kantor pelayanan. maka dengan diimplementasikannya
e-government, masyarakat tetap dapat mengakses informasi dan layanan publik.
Dengan adanya fasilitas tersebut, masyarakat diharapkan akan menjadi lebih
produktif karena masyarakat tidak perlu antri dalam waktu lama hanya untuk
menyelesaikan sebuah perizinan seperti saat ini. Suatu hal yang perlu diingat adalah,
bahwa menerapkan e-government sama sekali tidak sama dengan menjadikan kantor-
kantor pemerintahan sebagai lingkungan high-tech (teknologi tinggi). Melainkan e-
government bertujuan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
membuat layanan pemerintah lebih dekat pada orang-orang yang menggunakan
layanan-layanan tersebut, yaitu masyarakat.
Dengan adanya on line system ini, masyarakat dapat memanfaatkan banyak
waktunya untuk melakukan aktivitas yang lain sehingga diharapkan produktifitas pun
dapat meningkat, baik tingkat daerah maupun tingkat nasional. Dapat dikatakan
bahwa secara garis besar e-government mempunyai banyak keuntungan, antara lain:
(1) Peningkatan kualitas pelayanan. Pelayanan publik dapat dilakukan selama 24 jam,
berkat adanya teknologi internet. (2) Dengan menggunakan teknologi online, banyak
proses yang dapat dilakukan dalam format digital, hal ini akan banyak mengurangi
penggunaan kertas (paperwork) proses akan menjadi lebih efisien dan hemat. (3)
Database dan proses terintegrasi (akurasi data lebih tinggi. mengurangi kesalahan
identitas dan Iain-lain). (4) Semua proses dilakukan secara trans-paran, karena semua
proses berjalan secara online.
Selain keuntungan di atas. keuntungan lain-nya adalah, masyarakat dapat
mengakses pemerintah dengan cepat, dan linkage antardaerah bisa mudah terkontrol.
Bahkan ada kesempatan untuk saling promote, bagaimana bisa mengontrol daerahnya
dengan lebih cepat. Hanya saja, e-government untuk negara sebesar Indonesia,
dengan lebih dari 14 ribu pulau, sulit menciptakan satu platform yang baku. Satu
platform tidak bisa digeneralisasi untuk semua. Misalnya yang diterapkan untuk
Jakarta mungkin tidak akan pas untuk Papua ataupun Sulawesi. Jadi, setiap daerah
punya satu pandangan yang bisa mendaiam terhadap daerahnya.
Untuk masyarakat, selain kemudahan akses, keuntungan lain yang didapat
masih banyak. Contoh di Malaysia. Ada KTP yang bentuknya seperti kartu kredit. Ini
disebut “kartu pintar”. Di sini ada chip yang berisi semua data mengenai pemegang
kartu, dari nama, golongan darah. nama ibu dan saudara kandung, sampai data-data
lainnya. Keuntungannya bagi masyarakat, dia cukup memiliki satu kartu untuk
mengakses semuanya. Misalnya waktu mengisi bensin tapi tidak membawa uang.
kartu ini bisa digunakan sebagai kartu kredit atau kartu debit. Jadi, tak perlu bawa
KTP, SIM, kartu kredit, atau kartu ATM yang berbeda-beda. Satu kartu untuk
semuanya. Keuntungan lain, umpamanya untuk membuat surat kelakuan baik, tak
perlu repot-repot harus membuat surat mulai RT, RW, kelurahan, dan baru kemudian
ke kepolisian. Cukup satu kartu ini saja.
Keberhasilan penerapan e-government dipengaruhi beberapa hal, antara lain
peran pemerintah pusat, hasil uji coba e-government dengan meniru praktek terbaik
dari pemerintahan daerah lain, dan adanya organisasi pelatihan independen yang
bertugas mempelajari implementasinya. Demikian hasil studi yang dilakukan oleh
perusahaan aplikasi SAP dengan dua organisasi nirlaba asal Inggris, yaitu
Improvement and Development Agency (IDeA) dan Society of IT Management
(Socitm).
Indonesia sebagai negara kesatuan memiliki sumberdaya alam yang berlimpah
dan tersebar, dan dihuni oleh lebih dari 210 juta penduduk dari berbagai suku, agama
dan budaya. Indonesia juga mempunyai posisi geopolitik yang sangat strategis karena
berada di antara dua benua dan dua samudera. Berbagai potensi tersebut harus
dikelola secara baik bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Untuk itu
pemerintah perlu meningkatkan kewenangan pemerintah daerah melalui
pemberianotonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Penanganan sangat
sentralistik selama lebih dari 30 tahun ternyata hanya mencipiakan ketidakadilan.
Sumberdaya nasional hanya dimanfaatkan oleh kelompok tertentu. Akibatnya tumbuh
kecemburuan sosial antar daerah yang mengancam kesatuan dan persatuan nasional.
Salah satu tujuan pemberian otonomi adalah untuk meningkatkan kualitas
pelayanan masyarakat. Untuk itu pemerintah daerah dituntut memahami secara lebih
baik kebutuhan masyarakat yang terdiri dari berbagai lapisan. Pemerintah daerah
harus melibatkan seluruh unsur masyarakat dalam proses pembangunan. Tata-
pemerintahan di daerah harus diselenggarakan secara partisipatif. Penyelenggaraan
pemerintahan yang eksklusif hanya melibatkan unsur pemerintah dan/atau legislative
akan membuat masyarakat tidak peduli pada pembangunan. Hal ini lebih lanjut akan
menyebabkan keberlanjutan pembangunan menjadi sangat rapuh dan rentan.
Partisipasi masyarakat dapat terwujud seiring dengan tumbuhnya rasa percaya
masyarakat kepada para penyelenggara pemerintahan di daerah. Rasa percaya ini
akan tumbuh apabila masyarakat memperoleh pelayanan dan kesempatan yang setara
(equal). Tidak boleh ada perlakuan yang didasari atas dasar perbedaan pria-wanita,
kaya-miskin, kesukuan dan agama. Pembedaan perlakuan atas dasar apapun dapat
menumbuhkan kecemburuan dan mendorong terjadinya konflik sosial di masyarakat.
Otonomi daerah juga bertujuan untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan
kreatifitas local, agar daerah dapat lebih mandiri dan mampu berkompetisi secara
sehat. Prakarsa masyarakat termasuk prakarsa dunia usaha dapat berkem-bang jikaada
situasi kondusif, situasi yang memberikan rasa aman dan kepastian hukum. Untuk itu
penyelenggara pemerintahan dituntut taat hukum secara konsisten dan sungguh-
sungguh. Ketidakpastian hukum mendorong masyarakat bersikap apatis. Bagi dunia
usaha tiadanya kepastian hukum dan rasa aman dapat mengurangi minat berinvestasi,
sesuatu yang sangal diperlukan bagi pembangunan daerah.
Kewenangan otonomi daerah harus dilaksanakan secara bertanggung jawab.
Artinya sebagai konsekuensi dari pemberian hak dan kewenangan, pe
nyelenggara pemerintahan dituntut melaksanakan tugas dan kewajiban secara
profesional agar tujuan otonomi daerah dapat terwujud penuh. Dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya penyelenggara pemerintahan harus sadar untuk tidak hanya
berorientasi pada hasil tetapi juga pada kebenaran dan kewajaran dalam proses
pencapaiannya. Setiap upaya yang menggunakan sumberdaya masyarakat, perlu
diselenggarakan secara transparan. Penyelenggaran pemerintahan daerah yang
bertanggung jawab dan transparan akan menumbuhkan rasa percaya masyarakat pada
pemerintah daerah.
Good government maksudnya adalah pemerintah yang baik dan benar. Baik
dan benar di sini tentu saja meliputi berbagai bidang dan tidak mengacu pada satu
bidang tertentu. Untuk mewujudkan hal itu, selain memilih para wakil rakyat yang
terbaik, dan yang amat penting dan menentukan ialah memilih Presiden/Wakil
Presiden yang mumpuni. Dengan terpilihnya para anggota legislatif yang terbaik, dan
Presiden/Wakil Presiden yang terbaik pula, maka bangsa ini akan memasuki satu era
baru yaitu “Indonesia Baru”, yang mempunyai pemerintah yang baik (Good
Goverment) dan tata pemerintahan yang baik (Good Governance). Pemerintah yang
baik, akan bisa membawa negara ke arah yang lebih baik.
Setiap negara pastilah mempunyai masalah-masalah misalnya saja masalah
dalam negeri ataupun masalah internasiona, dan untuk keluar dari masalah-masalah
tersebut dibutuhkan para pemimpin negara yang baik dan benar. Jika masalah sudah
dapat teratasi maka negara tersebut akan berkembang menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Dalam keadaan apapun, bangsa ini harus tetap memelihara persatuan dan
kesatuan, tidak boleh terpecah belah apalagi bercerai berai karena perbedaan suku,
agama, etnis, budaya, dan sebagainya karena bangsa Indonesia mempunyai motto
Bhinekka Tuggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Bangsa dan
negara ini harus tetap utuh, bersatu, dan maju dari Pemerintah yang dapat membuat
rakyatnya hidup makmur (good goverment).
Permasalahan pemerintah yang kurang baik dan benar adalah Kurangnya
komunikasi antara pemerintah dengan rakyatnya, sehingga sering menimbulkan
masalah masalah baru yang tak kunjung terselesaikan bahkan Lembaga-lembaga
hukum negara lebih membela pemerintah walaupun semua bukti terruju pada
pemerintah itu sendiri dan memojokan rakyat. Hal ini menunjukan bahwa
INDONESIA belum memiliki Good Goverment. Walaupun begitu pemerintah sudah
berusaha secara maksimal untuk menjadi Good Goverment tapi kenapa juga usaha
yang sudah lama dilakukan belum nampak sama sekali Hasilnya padahal semua janji
manis telah di berikan kepada seluruh rakyat serta uang negara yang begitu
banyaknya telah dikeluarkan demi terciptanya Good Goverment di Indonesia.
Cara yang tepat untuk menghapus dan menghindari jauh-jauh pendapat
masyarakat itu adalah dengan menjadi negara yang good goverment. Yaitu
menjunjung tinggi nila-nilai pancasila, UUD 1945, mendahulukan kepentingan
masyarakat (publik) dibandingkan kepentingan pribadi (pemerintah), membuat
kebijakan-kebijakan publik yang sesuai dengan pendapat masyarakat dan tidak
memihak pada salah satu pihak sehingga tidak adanya kesenjangan sosial yang terjadi
diantara pemerintah dan masyarakat. Tetapi bukan hanya dari pihak pemerintah saja
yang harus merubah kebiasaan buruk untuk menjadi negara yang memiliki good
goverment melainkan rakyat juga harus ikut serta. Peran rakyat disini juga tidak kalah
pentingnya. Rakyat dapat melakukan hal-hal yang benar dengan menaati peraturan
perundang-undangan yang berlaku di indonesia dengan cara membayar pajak tepat
waktu, menggunakan fasilitas umum selayaknya, senang menggunakan produk dalam
negeri, lebih pintar membaca situasi kondisi dan keadaan politik, mebuka diri dengan
hal-hal yang baru.
1.6 Prinsip- prinsip good government
Kunci utama memahami good goverment adalah pemahaman atas prinsip-
prinsip di dalamnya. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah
bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good goverment. Prinsip-prinsip
good goverment antara lain:
1. Partisipasi Masyarakat Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam
pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga
perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut
dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta
kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.
2. Tegaknya Supremasi Hukum Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa
pandang bulu, termasuk di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi
manusia.
3. Transparansi
Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses
pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak
yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat
dimengerti dan dipantau.
4. Peduli pada Stakeholder Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan
harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.
5. Berorientasi pada Konsensus Tata pemerintahan yang baik menjembatani
kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus
menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan
bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.
6. Kesetaraan
Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
7.Efektifitas dan Efisiensi Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga
membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan
sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
8.Akuntabilitas
Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi
masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-
lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggung jawaban tersebut berbeda satu
dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
9.Visi Strategis Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan
jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta
kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut.
Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan,
budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.
Menurut Santosa, untuk mencapai Good Governance, maka elemen-elemen
negara yang meliputi pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat maupun lembaga
peradilan harus berfungsi optimal dan efektif. Masyarakat sipil harus mampu
menjalankan peranannya sebagai penyalur aspirasi rakyat dan public watchdog.
Sektor swasta harus diberikan jaminan bahwa kegiatan ekonomi dapat berjalan
dengan baik, dan menaati norma-norma sosial serta aturan hukum. Dengan demikian,
good governance mensyaratkan lima hal, sebagai berikut:
· Lembaga perwakilan yang mampu menjalankan fungsi kontrol yang optimal
terhadap penggunaan kekuasaan negara dan keberadaan wakil rakyat yang aspiratif
akan sangat menentukan penyelenggaraan pemerintah yang efisien, tidak korup dan
selalu berorientasi pada aspirasi rakyat (yang diwakilinya).
· Pengadilan yang independen merupakan komponen strategis dari sistem
penegakan hukum dan rumah keadilan bagi korban ketidakadilan untuk mendapatkan
pemulihan hak yang terlanggar.
· Aparatur pemerintah (birokrasi) yang memiliki integritas yang kokoh dan
responsif terhadap kebutuhan masyarakat (strong, reliable and responsive
bureaucracy).
· Masyarakat sipil yang kuat sehingga mampu melaksanakan fungsi kontrol publik
(strong and participatory civil society).
· Desentralisasi dan lembaga perwakilan di daerah yang kuat (democratic
desetralization). Karena kebijaksanaan publik produk desentralisasi akan lebih
partisipatoris dan aspiratif.
Tolak ukur ciri-ciri pemerintahan yang baik yang memiliki visi tentang
keterbatasan daya dukung ekosistem, adalah pengakuan terhadap 8 (delapan)
parameter dalam kebijaksanaan pemerintahan, yaitu:

1. Pemberdayaan, pelibatan masyarakat dan akses informasi;

2. Transparansi;

3. Desentralisasi yang demokratis;

4. Pengakuan terhadap keterbatasan daya dukung ekosistem dan keberlanjutan;

5. Pengakuan hak masyarakat adat dan masyarakat setempat;

6. Konsistensi dan harmonisasi;

7. Kejelasan (clarity);

8. Daya penegakan (enforceability).

Menurut Koesnadi dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik di bidang


lingkungan hidup maka perlu diperhatikan asas-asas umum pemerintahan yang baik
(the principles of good administration) yang meliputi asas-asas: (a) Kepastian hukum;
(b) Keseimbangan; (c) Kesamaan; (d) Bertindak cermat; (e) Motivasi untuk setiap
keputusan; (f) Jangan mencampuradukkan kewenangan; (g) Permainan yang layak;
(h) Keadilan atau kewajaran; (i) Menanggapi harapan yang ditimbulkan; (j)
Meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal; (k) Perlindungan atas
pandangan hidup; (l) Kebijakan; dan (m) Penyelenggaraan kepentingan umum.

1.7.Pilar-Pilar good goverment

Good Goverment hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga


yang melibatkan kepentingan publik. Jenis lembaga tersebut adalah sebagai berikut :

1.Negara
a. Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil
b. Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan
c. Menyediakan public service yang efektif dan accountable
d. Menegakkan HAM
e. Melindungi lingkungan hidup
f. Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik
2.Sektor Swasta
a. Menjalankan industri
b. Menciptakan lapangan kerja
c. Menyediakan insentif bagi karyawan
d. Meningkatkan standar hidup masyarakat
e. Memelihara lingkungan hidup
f. Menaati peraturan
g. Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat
h. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
3.Masyarakat Madani
a. Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi
b. Mempengaruhi kebijakan publik
c. Sebagai sarana cheks and balances pemerintah
d. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah
e. Mengembangkan SDM
f. Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat

1.8.Rukun- rukun good government


1. Pertanggungjawaban (responsibility)
Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham juga
kepada stake holder.
2. Transparansi (transparency)

Pemerintahan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.

3. Akuntabilitas (accountability)

Pemerintahan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan


dan wajar.
4. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness )

Dalam melaksanakan kegiatannya, pemerintahan harus senantiasa memperhatikan


kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas
kesetaraan dan kewajaran
5. Independensi (Independency)

Pemerintah harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ


pemerintahan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

1.9.Agenda Good Goverment

Good Goverment sebagai suatu gerakan adalah segala daya upaya untuk
mewujudkan suatu pemerintahan yang baik. Oleh karena itu gerakan good goverment
harus memiliki agenda yang jelas. Untuk kasus Indonesia, agenda good goverment
harus disesuaikan dengan kondisi riil bangsa saat ini, yang meliputi:
1. Agenda Politik
Krisis politik yang melanda bangsa Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan
sistim politik yang kurang demokratis. Oleh karena itu perlu dilakukan pembaharuan
politik yang menyangkut masalah-masalah penting seperti:
a. Amandemen UUD 1945 Sebagai sumber hukum dan acuan pokok
penyelenggaraan pemerintahan, amandemen UUD 1945 harus dilakukan untuk
mendukung terwujudnya good goverment seperti pemilihan presiden langsung,
memperjelas susunan dan kedudukan MPR dan DPR, kemandirian lembaga
peradilan, kemandirian kejaksaan agung dan penambahan pasal-pasal tentang hak
asasi manusia.
b. Perubahan Undang-Undang Politik dan Undang-Undang Keormasan yang lebih
menjamin partisipasi dan mencerminkan keterwakilan rakyat.
c. Reformasi agraria dan perburuhan
d. Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI
e. Penegakan supremasi hukum
2. Agenda Ekonomi
Krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi
akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh. Mengingat begitu
banyak permasalahan ekonomi di Indonesia, perlu dilakukan prioritas-priotitas
kebijakan. Prioritas yang paling mendesak untuk pemulihan ekonomi saat ini antara
lain:
a. Agenda Ekonomi Teknis
- Otonomi Daerah. Pemerintah dan rakyat Indonesia telah membuat keputusan
politik untuk menjalankan otonomi daerah yang esensinya untuk memberikan
keadilan, kepastian dan kewenangan yang optimal dalam pengelolaan sumber daya
daerah guna memungkinkan daerah dapat mengaktualisasikan segala potensi yang
dimilikinya. Agar pelaksanaan otonomi daerah ini berjalan tanpa gejolak dibutuhkan
serangkaian persiapan dalam bentuk strategi, kebijakan program dan persiapan
institusi di tingkat pusat dan daerah.
- Sektor Keuangan dan Perbankan. Permasalahan terbesar sektor keuangan saat
ini adalah melakukan segala upaya untuk mengembalikan fungsi sektor perbankan
sebagai intermediasi,serta upaya mempercepat kerja BPPN. Hal yang harus dilakukan
antara lain tidak adanya dikhotomi antara bankir nasional dan bankir asing, lebih
diperlukan kinerja yang tinggi, tidak peduli apakah hal itu dihasilkan oleh bankir
nasional ataupun asing, perlu lebih mendorong dilakukannya merger atau akuisisi,
baik di bank BUMN maupun swasta, pencabutan blanket guarantee perlu dipercepat,
namun dilakukan secara bertahap, mendorong pasar modal dan independensi
pengawasan (Bapepam), perlunya penegasan komitmen pemerintah dalam hal kinerja
BPPN.
- Kemiskinan dan Ekonomi Rakyat. Pemulihan ekonomi harus betul-betul
dirasakan oleh rakyat kebanyakan. Hal ini praktis menjadi prasarat mutlak untuk
membantu penguatan legitimasi pemerintah, yang pada giliranya merupakan bekal
berharga bagi percepatan proses pembaharuan yang komprehensif menuju Indonesia
baru.

b. Agenda Pengembalian Kepercayaan


- Hal-hal yang diperlukan untuk mengembalikan atau menaikkan kepercayaan
terhadap perekonomian Indonesia adalah kepastian hukum, jaminan keamanan bagi
seluruh masyarakat, penegakkan hukum bagi kasus-kasus korupsi, konsistensi dan
kejelasan kebijakan pemerintah, integritas dan profesionalisme birokrat, disiplin
pemerintah dalam menjalankan program, stabilitas sosial dan politik, dan adanya
kepemimpinan nasional yang kuat.

3. Agenda Sosial

Masalah sosial yang cukup krusial dihadapi bangsa Indonesia akhir-akhir ini
adalah konflik yang disertai kekejaman sosial luar biasa yang menghancurkan
kemanusiaan dan telah sampai pada titik yang membahayakan kelanjutan kehidupan
dalam bentuk kekerasan komunal dan keterbuangan sosial dengan segala variannya.
Oleh karena itu masyarakat bersama pemerintah harus melakukan tindakan
pencegahan terhadap daerah lain yang menyimpan potensi konflik. Bentuk
pencegahan terhadap kekerasan komunal dapat dilakukan melalui; memberikan
santunan terhadap mereka yang terkena korban konflik, mencegah berbagai
pertikaian vertikal maupun horizontal yang tidak sehat dan potensial mengorbankan
kepentingan bangsa dan mencegah pula segala bentuk anarkhi sosial yang terjadi di
masyarakat.

4. Agenda Hukum

Hukum merupakan faktor penting dalam penegakan good goverment. Dapat


dipastikan, good government tidak akan berjalan mulus di atas sistim hukum yang
lemah.
Posisi dan peran hukum di Indonesia berada pada titik nadir, karena hukum saat
ini dianggap sebagai komiditi daripada lembaga penegak keadilan. Kenyataan ini
yang membuat ketidakpercayaan dan ketidaktaatan pada hukum oleh masyarakat.
Untuk memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap hukum dalam
rangka mewujudkan good goverment diperlukan langkah-langkah kongkret dan
sistimatis,yaitu:
a) Reformasi Konstitusi. Untuk menata kembali sistim hukum yang benar perlu
diawali dari penataan konstitusi yang masih banyak mengandung celah kelemahan.
b) Penegakan Hukum. Reformasi di bidang penegakkan hukum yang bersifat
strategis dan mendesak untuk dilakukan adalah; pertama, reformasi Mahkamah
Agung dengan memperbaiki sistim rekrutmen (pengangkatan), pemberhentian,
pengawasan dan penindakan yang lebih menekankan aspek transparansi dan
partisipasi masyarakat. Perbaikan tersebut harus dilakukan oleh Komisi Yudisial
Independen.Kedua, reformasi Kejaksaan. Untuk memulihkan kinerja kejaksaan saat
ini perlu dilakukan fit and proper test terhadap Jaksa Agung dan pembantunya sampai
eselon II. Selain itu untuk mengawasi kinerja kejaksaan perlu dibentuk sebuah komisi
Independen Pengawas Kejaksaan.
c) Pemberantasan KKN. Untuk memberantas KKN diperlukan setidaknya dua cara;
pertama adalah upaya pencegahan yang dilakukan dengan cara memberi jaminan
hukum bagi perwujudan pemerintahan terbuka (open government).Sedangkan yang
kedua adalah upaya penanggulangan (setelah korupsi muncul) yaitu dapat diatasi
dengan mempercepat pembentukan Badan Independen Anti Korupsi.
d) Sumbangan Hukum dalam Mencegah dan Menanggulangi Disintegrasi Bangsa
Pengakuan identitas terhadap nilai-nilai lokal, pemberian kewenangan dan
representasi yang lebih luas kepada daerah, pemberdayaan kemampuan masyarakat
dan akses pengelolaan terhadap sumber daya alam lokal menjadi isu penting yang
sangat stategis di dalam menciptakan integritas sosial, karena selama lebih dari tiga
dekade masyarakat selalu ditempatkan sebagai obyek, tidak diakui berbagai
eksistensinya dan diperlakukan tidak adil.
e) Pengakuan Terhadap Hukum Adat dan Hak Ekonomi Masyarakat. Untuk
menjamin hak-hak masyarakat hukum adat, maka diperlukan proses percepatan di
dalam menentukan wilayah hak ulayat adat secara partisipatif.
f) Pemberdayaan Eksekutif, Legislatif dan Peradilan
Untuk lebih meningkatkan representasi kepentingan daerah di tingkat nasional, perlu
dilakukan rekomposisi keanggotaan utusan daerah, di mana keterwakilan rakyat di
daerah secara kongkret diakomodasi melalui pemilihan anggota utusan daerah secara
langsung oleh rakyat. Sistim pemilihan langsung juga dilakukan untuk para pejabat
publik di daerah khususnya gubernur, bupati/walikota.

Penerapan penegak hukum harus dilakukan secara kontekstual dengan


menggunakan kebijakan ‘selektive enforcement’ sehingga keadilan memang berasal
dari rasa keadilan yang hidup di masyarakat.
B.PENGERTIAN GOOD GOVERNANCE

Menurut bahasa Good Governance berasal dari dua kata yang diambil dari
bahasa inggris yaitu Good yang berarti baik, dan governance yang berarti tata
pemerintahan. Dari pengertian tersebut good governance dapat diartikan sebagai tata
pemerintahan yang baik, atau pengelolaan/ penyelenggaraan kepemerintahan yang
baik.Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut
pengaturannegara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta
untuk mewujudkankepemerintahan yang baik secara umum. Arti good dalam good
governance mengandung pengertian nilai yang menjunjung tinggi keinginan rakyat,
kemandirian, aspek fungsional dan pemerintahan yang efektif dan efisien.
Governance (tata pemerintahan) mencakup seluruhmekanisme, proses, dan lembaga-
lembaga dimana warga dan kelompok masyarakatmengutarakan kepentingan mereka,
menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban danmenjembatani perbedaan-
perbedaan di antara mereka.Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat
tergantung dari ketiga lembagayang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah
(government), dunia usaha (swasta),dan masyarakat. Ketiga domain itu harus saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.Ketiga lembaga ini harus menjaga
kesinergian dalam rangka mencapai tujuan, karena ketigadomain ini merupakan
sebuah sistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.Ada kaitan erat
antara governance (tata pemerintahan) dengan government (pemerintah),dimana
government (pemerintah) lebih berkaitan dengan lembaga yang mengemban
fungsimemerintah dan mengemban fungsi mengelola administrasi pemerintahan.
Kalau TataPemerintahan (Governance) lebih menggambarkan pada pola hubungan
yang sebaik-baiknyaantar elemen yang ada. Dengan demikian cakupan tata
Pemerintahan (Governance) lebih luasdibandingkan dengan Pemerintah
(Government), karena unsur yang terlibat dalam TataPemerintahan mencakup semua
kelembagaan yang didalamnya ada unsur Pemerintah(Government).

Hubungan antara Pemerintah (Government) dengan Tata Pemerintahan


(Governance) bisa diibaratkan hubungan antara rumput dengan padi. Jika hanya
rumput yang ditanam, maka padi tidak akan tumbuh. Tapi kalau padi yang ditanam
maka rumput dengan sendirinya akan juga turut tumbuh. Jika kita hanya ingin
menciptakan pemerintah (Government) yang baik,maka tata pemerintahan
(Governance) yang baik tidak tumbuh. Tapi jika kita menciptakanTata Pemerintahan
(Governance) yang baik, maka pemerintah (Government) yang baik jugaakan
tercipta.Lembaga yang kedua yaitu dunia usaha (swasta) yang mampu mempengaruhi
ataumenunjang terbentuknya pemerintahan yang baik. Dunia usaha berperan dalam
meningkatkannilai pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara, semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi duniausaha maka semakin maju juga perekonomian negara.
Sedangkan peran negara disini sebagai pengontrol pihak swasta agar tidak semaunya
sendiri dalam melakukan kebijakan-kebijakan.Misalnya pemerintah menetapkan nilai
jual terendah dan tertinggi suatu barang tertentu.Masyarakat sebagai lembaga ketiga
sangat berpengaruh dalam konsep good governmentini, karena masyarakat adalah
indikasi yang paling nyata untuk mengetahui apakah suatunegara itu sejahtera atau
tidak. Masyarakat berperan sebagai pengontrol pemerintah apabilaterjadi
penyelewengan-penyelewengan dalam melaksanakan pemerintahanyya. Sedangkan
pemerintah harus memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan
kesejahteraanrakyat. Misalnya pembangunan fasilitas-fasilitas umum dan kebijakan-
kebijakan yang lainnya,yang berhubungan dengan kepentingan umum.Hubungan
antara dunia usaha dengan masyarakat dapat dilihat dari aktivitas pasar,dimana disitu
saling ketergantunagan antara keduanya. Dunia usaha membutuhkan
konsumen(masyarakat) untuk tetap dapat melangsungkan dan mengembangkan
usahanya. Begitu jugadengan masyarakat sangat tergantung dengan dunia usaha
untuk dapat melangsungkan danmemenuhi kebutuhannya. Semua lembaga-lembaga
pembentuk governance saling terkaitantara yang satu dengan yang lainnya. Apabila
ada salah satu yang tidak melaksanakan perannya dengan baik maka good governance
sulit untuk diwujudkan.Citra pemerintahan buruk yang di tandai dengan saratnya
tindakan korupsi, kolusi dannepotisme ( KKN ) telah melahirkan sebuah fase sejarah
politik bangasa indonesia dengan

semangat reformasi. Istilah Good Governance secara berangsur menjadi


populer baik dikalangan pemerintahan, swasta maupun masyarakat secara umum. Di
Indonesia, istilah inisecara umum di terjemahkan dengan pemerintahan yang
baik.Konsep pemerintahan terus berkembang sejalan dengan perkembangan
kebudayaan dan peradaban manusia. Dalam perkembangan penyelanggaraan
pemerintahan, saat sekarang dikembangkan suatu bingkai baru penyelenggaraan
pemerintahan yang di sebut goodgovernance. Sebagai suatu konsep yang banyak di
populerkan pada era 1990-an, goodgovernance di artikan dan di definisikan secara
beraneka ragam. Ada yangmenghubungkannya dengan pelaksanaan hak asasi
manusia dan ada pula yang melihatnyasebagai bagian dari prasyarat pembangunan
berkelanjutan. Namun suatu hal yang mendasar,good governance hanya akan di
jumpai pada system politik yang bersifat demokaratis.Rodhes (1996, 653)
menyatakan bahwa governance menegaskan suatu perubahan dalammakna
pemerintahan, yang menunjukkan suatu proses pemerintahan yang baru atau
suatukondisi yang berubah dari penguasaan yang tertata atau metode baru dengan
mana masyarakatdi perintah. Levefre (1998) menyatakan bahwa governance
memaparkan sistem aktor dan bentuk baru tindakan publik yang di dasarkan pada
fleksibilitas, kemitraan, dan partisipasisukarela.Istilah Good Governance pertama kali
di populerkan oleh lembaga dana international,seperti Word Bank, UNDP dan IMF
karena berpandangan bahwa setiap bantuan internationaluntuk pembangunan negara-
negara di dunia, terutama negara berkembang, sulit berhasil tanpaadanya Good
Governance di negara sasaran tersebut. Good Governance dapat di artikansebagai
tindakan atau tingkah laku yang di didasarkan kepada nilai-nilai yang
bersifatmengarahkan. Dengan demikian ranah Good Governance tidak terbatas
kepada negara dan birokrasi pemerintahan saja, tetapi juga pada ranah masyarakat
sipil yang di presentasikanoleh organisasi non-pemerintah sebagai lembaga swadaya
masyarakat (LSM) dan juga sektorswasta. Singkatnya, tujuan terhadap Good
Governance tidak selayaknya hanya di tujukankepada penyelanggara negara atau
pemerintahan, melainkan juga pada masyarakat di luarstruktur birokrasi pemerintahan
yang secara getol dan bersemangat menurut penyelenggaranGood governance pada
negara.

isi lain memaknai Good Governance sebagai penerjemahan konkrit dari


Demokrasi.Tegasnya, menurut taylor, Good Governance adalah pemerintahan
demokratis seperti yang di praktikkan dalam negara-negara demokrasi maju di Eropa
Barat dan Amerika misalnya.Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan di anggap
sebagai suatu sistem pemerintahanyang baik karena paling merefleksikan sifat-sifat
Good Governance yang secara normatif dituntut kehadirannya bagi suksesnya suatu
bantuan badan-badan Dunia. Ia merupakan alternatifdari sistem pemerintahan yang
lain seperti totalitarinisme komunis atau militer yang sempat populer di negara-
negara dunia ketiga di masa perang dingin

2.1 Pengertian Good Governance Menurut Para Ahli

1. Bank Dunia

Good Governance ialah suatu konsep pada penyelenggaraan manajemen


pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi dan investasi yang langka dan pencegahan
korupsi baik secara politik maupun administrative, menjalankan disiplin anggaran
serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas
kewiraswastaan.
2. Mardiasmo

Good Governance yaitu salah satu konsep pendekatan yang berorientasi kepada
pembangunan sector public oleh pemerintahan yang sangat baik.

3. Bintoro Tjokroamidjojo

Good Governance yakni sebuah bentuk manajemen pembangunan, yang juga disebut
administrasi pembangunan, yang menempatkan peran pemerintah sentral yang
menjadi agent of change dari suatu masyarakat yang berkembang di dalam negara
berkembang.

4. PP No. 101 tahun 2000

Good Governance merupakan suatu pemerintahan yang dapat mengembangkan dan


menetapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan
prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh
seluruh masyarakat.

5. Nugroho

Government ini sangat indentik pada pengelolaan atau pengurus dengan makna
spesifik atau pengurus negara.

6. United Nation Development Program (UNDP)

Good Governance adalah suatu hubungan yang dalam sinergis dan konstruktifnya ada
di antara swasta dan masyarakat.
2.2.Urgensi Good Governance

Good gavernance adalah pemerintahan yang baik dalam standar proses dan
maupunhasil-hasilnya, semua unsur pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak
saling berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat dan terlepas dari gerakan-
gerakan anarkisyang dapat menghambat proses pembangunan. Dikategorikan
pemerintahan yang baik, jika pembangunan itu dapat dilakukan dengan biaya yang
sangat minimal menuju cita-citakesejahteraan dan kemakmuran, memperlihatkan
hasil dengan indikator kemampuan ekonomirakyat meningkat, kesejahteraan
spritualitasnya meningkat dengan indikator masyarakat rasaaman, tenang, bahagia
dan penuh dengan kedamaian.Pada era sekarang ini Indonesia terasa sangat perlu
untuk menerapkan konsep-konsepgood governance dalam segala aspek
kepemerintahannya. Menurut Lingkaran SurveiIndonesia (LSI) yang melakukan
survei pada saat peringatan satu tahun pemerintahan presidenSusilo Bambang
Yudhoyono disebutkan bahwa pemerintahan SBY menghasilkan dua rapor biru dan
empat rapor merah.Empat angka merah itu diberikan untuk kinerja hubungan
internasional, kinerja ekonomi,kinerja hukum dan kinerja politik. Kinerja
pemerintahan SBY dalam hubungan internasionaldinilai sangat buruk karena konflik
antara Indonesia-Malaysia yang penangananya yang sangat buruk. Sedangkan dua
angka biru didapat dalam bidang keamanan dan sosial, bidangkeamanan contohnya
penyelesaian konflik di Aceh, sedangkan dalam bidang sosial tanggapmenghadapi
bencana.Dengan fakta survei tersebut good governance seyogyanya diterapkan di
negaraIndonesia ini supaya cita-cita bangsa indonesia menjadi negara yang makmur
segeraterwujud. Good governance ini harus di dukung oleh semua lembaga yang
menyusungovernance itu sendiri.Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan arti
penting atau keurgensian dari Goodgovernance di Indonesia yaitu:

a. Memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Masih banyaknya korupsi dan
penyimpangan dalam penyelenggaraan negara di Indonesia memicu munculnya Good
Governance 10 reformasi dengan salahsatu issue reformasi yang fundamental yaitu
recoveryeconomy dari unsur KKN dengan cara menjalankan Goodgovernace di
Indonesia.

b.Memperbaiki sistem pemerintahan atau tata kenegaraan yang selama ini bobrok
dandi gerogoti unsur KKN, sehingga terwujud suatu pemerintahan yang bersih
yangsesuai dengan keinginan warganegara indonesia.

c.Pelayanan publik, salah satu tugas pokok pemerintahan adalah memberikan


pelayanan publik seperti pelayanan jasa kepada masyarakat. Pelayanan publik
initidak hanya di tekankan kepada pemerintah, tetapi juga pada sektor swasta
gunamemenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat.

d.Pelaksanaan otonomi daerah kebijakan otonomi daerah merupakan harapan besar


bagi proses demokrasi dan sekaligus kekhawatiran akan kegagalan program
tersebut.Alas an lain adalah masih belum optimalnya pelayanan birokrasi
pemerintahan dan juga sektor swasta dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan
publik. Ini menjadisalah satu sebab utama mengapa Goodgovernance mendapatnya
relevansinya diIndonesia.

e.Perwujudan nilai demokrasi. Negara indonesia menganut paham Demokrasi


pancasilasebagai falsafah hidup bernegara. Goodgovernance mampu merefleksikan
nilai-nilaidemokrasi karena dalam konsep goodgovernance pada dasarnya
menekankankesetaraan antara lembaga-lembaga negara, baik di tingkat pusat maupun
daerahsektor swasta dan msyarakat madani.

f.Terselenggarahnya good governance merupakan prasyarat utama


mewujudkanaspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan
negara.
g.Pengelolaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang dirumuskan
bersamaoleh pemerintah dan komponen masyarakat.

2.3.Prinsip – Prinsip Good Governance

1.Akuntabilitas(Bertanggung jawab)

Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat


bertanggungjawab kepada publik dan lembaga stakeholders. Atau bisa
dikatakansebagai pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang
memberinyakewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Gunanya adalah
untukmengontrol dan menutup peluang terjadinya penyimpangan seperti KKN.
Indikatorminimal akuntabilitas antara lain :

Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur


pelaksanaan.

Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian dalam


melaksnakantugas.

Adanya output dan income yang terukur

2.Keterbukaan (transparasi )Affan Gaffar

menegaskan bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan


berwibawa sesuai dengan cita-cita good governance seluruh mekanisme
pengelolaannegara harus di lakukan secara terbuka. Aspek mekanisme pengelolaan
negara yangharus di lakukan secara terbuka adalah:

Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan

Kekayaan pejabat publik


Pemberian penghargaan

Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan

Kesehatan

Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik

Keamanan dan ketertiban

Kebijakan dan ketertiban

Kebijakan strategis untuk pecerahan kehidupan masyarakat.

3.Partisipasi

Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, serta


memberidorongan bagi warga untuk menyampaikan pendapat secara langsung atau
tidaklangsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memberi manfaat yang
sebesar- besarnya bagi masyarakat luas.

4.Penegak Hukum (Rule of law )

Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan


kebijakan publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum, kerangka hukum
harus adil dandilaksanakan tanpa perbedaan terutama hukum hak asasi manusia.
Prosesmewujudkan cita good governance, harus di imbangi dengan komitmen
untukmenegakkan rule of law, dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut :

a.Supremasi hukum ( the supremasi of law )

b.Kepastian hukum (legal certainly)

c.Hukum yang responsive


d.Penegak hukum yang kosisten dan non-diskriminatif

e.Indenpendensi peradilan

5.Daya Tanggap (responsif )

Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap persoaalan-


persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakatnya
janganmenunggu mereka menyampaikannya keinginannya, tetapi mereka secara
proaktifmempelajari dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat, untuk
kemudianmelahirkan berbagai kebijakan strategis guna memenuhi kepentingan
umum.

6.Orientasi konsensus/kesepakatan

Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk


memperoleh pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.

7.Kesetaraan keadilan (equity )

Proses pengelolaan pemerintah harus memberikan peluang, kesempatan,


pelayananyang sama dalam koridor kejujuran dan keadilan. Tidak seorang atau
sekelompokorangpun yang teraniaya dan tidak memperoleh apa yang menjadi
haknya. Pola pengelolaan pemerintah seperti ini akan memperoleh legitimasi yang
kuat dari publicdan akan memperoleh dukungan serta partisipasi yang baik dari
rakyat.

8.Efektivitas (effectiveness ) dan efesiensi (efficiency )

Pemerintahan yang baik juga harus memenuhi kriteria efektuvitas dan


efesiensi,yakni berdayaguna dan berhasilguna. Kriteria efektivitas biasanya di ukur
dengan parameter produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan
masyarakatdari berbagai kelompok dan lapisan sosial. Sedangkan efesiensi biasanya
di ukurdengan rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan
semuamasyarakat.

9.Visi strategis (strategic vision )

Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa


yangakan datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam kerangka
perwujudangoodgovernance, karena perubahan dunia dengan kemajuan teknologinya
yang begitucepat.

2..4 Karakteristik Good Governance

 Adanya partisipasi masyarakat.


 Adanya aturan hukum yang adil tanpa pandang bulu.
 Pemerintah bersifat transparan.
 Pemerintah mempunyai daya tanggap terhadap berbagai pihak.
 Pemerintah berorientasi pada konsesus untuk mencapai kesepakatan.
 Menerapkan prinsip keadilan.
 Pemerintah bertindak secara efektif dan efisien.
 Segala keputusan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik atau bersifat
akuntabilitas.
 Penyelenggaraan pembangunan bervisi strategis.
 Adanya kesalingketerkaitan antarkebijakan.
2.5 Asas – Asas Good Governance

1. Asas Kepastian Hukum

Asas dalam suatu negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan


perundang-undangan, kepatuhan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan negara.

2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara

Menjadi salah satu landasan keteraturan, keserasian, keseimbangan dalam


pengabdian penyelenggaraan negara.

3. Asas Kepentingan Umum

Asas yang bisa mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang


aspiratif, akomodatif, dan selektif. Maksudnya asas ini menghendaki pemerintah
harus mengutamakan kepentingan umum terlebih dahulu.

4. Asas Keterbukaan

Asas yang dapat membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperolah
informasi yang benar , jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara
dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan
rahasia negara.

5. Asas Proporsoionalitas

Asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban


Penyelenggara Negara.
6. Asas Profesionalitas

Asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan


ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Asas Akuntabilitas

Asas yang dapat menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggaraan negera harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Asas Efisiensi

Penggunaan pada sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang
optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan
berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.

9. Asas Efektivitas

Dalam pencapaian suatu tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang
tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari
beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran
keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
2.6 Aspek – Aspek Good Governance

 Hukum atau Kebijakan merupakan salah satu aspek yang ditujukan pada
perlindungan kebebasan.
 Administrative Competence and Transparency merupakan salah satu
kemampuan membuat perencanaan dan melakukan implementasi secara
efisien, kemampuan melakukan penyederhanaan organisasi, penciptaan
disiplin, dan model administratif keterbukaan informasi.
 Desentralisasi yakni sebuah desentralisasi regional dan dekonsentrasi di
dalam departemen.
 Penciptaan Pasar yang Kompetitif ialah suatu penyempurnaan mekanisme
pasar, peningkatan peran pengusaha kecil, dan segmen lain dalam sektor
swasta, deregulasi, dan kemampuan pemerintahan melakukan kontrol
terhadap makro ekonomi.

2.7. Implementasinya Di Indonesia

Di era pemerintahan orde baru, salah satu citra buruk pemerintahan ditandai
dengansaratnya KKN telah membuat fase sejarah dalam kehidupan perpolitikan
bangsa Indonesia,sebagai kelanjutannya muncullah reformasi. Di antara isu reformasi
yang diwacanakan oleh para elit politik adalah good governance Konsep good
governance secara bertahap menjadisemboyan yang populer di kalangan
pemerintahan, swasta dan masyarakat pada umumnya.Sehingga jadilah ide good
gavernancemenjadi suatu harapan dan konsep yang diusung olehsemua lapisan
masyarakat umum di republik ini. Namun yang menjadi pertanyaan kita smua,apakah
konsep good governance sudah di laksanakan dan dijalankan di negara indonesia
ini?Untuk menjawab pertanyaan ini dapat ditelusuri dari indikator di bawah ini,
seandainyaindikator di bawah ini sudah terpenuhi dan tercukupi maka dapat
dipastikan bahwa goodgovernance sudah terlaksana di indonesia ini. Sebenarnya
indikator ini adalah tugas daridomain/lembaga yang pembentuk good governance itu
sendiri. Indikator tersebut antara lain:

a)Pemerintah

Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil.

Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan.

Menyediakan public service yang efektif dan accountable.

Menegakkan HAM.

Melindungi lingkungan hidup.

Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.

b)Sektor Swasta (Dunia Usaha)

Menjalankan industri

Menciptakan lapangan kerja

Menyediakan insentif bagi karyawan

Meningkatkan standar hidup masyarakat

Memelihara lingkungan hidup

Menaati peraturan

Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat

Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM


c)Masyarakat Madani

Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi

Mempengaruhi kebijakan publik

Sebagai sarana cheks and balances pemerintah

Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintaH

Mengembangkan SDM

Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat

Anda mungkin juga menyukai