2.1.1 Stratigrafi
Pada pengamatan ini diendapkan Breksi Monomik dari formasi Nglanggran dan
batupasir kerikilan dari Formasi Sambipitu. Breksi monomik dari Formasi Nglanggran
ini menunjukan puncak dari kejayaan OAF. Pada kenampakan lapangan terjadi
perulangan yang menjari antara breksi monomik dari batupasir. Dibagian utara lebih
didomonasi oleh breksi monomik dan ke bagian selatan terjadi perulangan antara
breksi monomik dan batupasir kerikilan sehingga dibagian selatan lapisan batupasir
kerikilan ini semakin tebal. Sehingga hubungan antara kedua formasi ini ialah
Hubungan menjari. Menurut Suyoto 1992, Formasi Nglanggran berumur miosin awal
(N6-N7) dan diendapkan dengan sistem gravity flow dilingkungan laut dalam dan
Formasi Sambipitu berumur miosen awal bagian atas - miosen tengah bagian bawah
(N7-N9) yang diendapkan dilaut dalam secara turbidit yang dibuktikan dengan
adanya struktur sedimen graded bedding. Formasi Sambipitu ini menggambarkan
akhir dari kejayaan OAF.
2.1.4 Sketsa/Profil
Gambar 2. 3 Foto kontak breksi monomik batupasir kerikilan (Arah kamera: N 167 E)
2.2.2 Stratigrafi
Lokasi pengamatan ini berada pada Formasi Oyo yang terendapkan selaras di atas
Formasi Sambipitu. Formasi Oyo terdiri dari batugamping. Penyebarannya meluas
hampir setengah bagian dari Pegunungan Selatan memanjang ke timur, membelok
ke arah utara di sebelah Perbukitan Panggung hingga mencapai bagian barat dari
daerah depresi Wonogiri – Baturetno. Di stopsite ini batugamping terlihat sebagai
batugamping berlapis karena sumbernya yang berasal dari terumbu, menunjukkan
sortasi butir dan pada bagian yang halus banyak dijumpai fosil jejak tipe burial yang
terdapat pada bidang permukaaan perlapisan ataupun memotong sejajar perlapisan.