Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LAPORAN SETIAP STOP SITE

2.1 Lokasi Pengamatan 1


Lokasi pengamatan 1 merupakan pengamatan batas antara Formasi Nglanggran
dengan Formasi Sambipitu dan berada pada Kali Mbayann, Desa Putat, Sambipitu
dengan koordinat X: 441719, Y: 9130186, Z: 157 m.
2.1.1 Litologi
Pada bagian hulu sungai dijumpai litologi breksi monomik dari Formasi Nglanggran,
ketika berjalan semakin ke hilir maka dijumpai litologi konglomerat dan pebble
sandstone dari formasi Sambipitu.
Litologi dari Formasi Nglanggran berupa breksi monomik, dengan warna: hitam,
struktur: massif, ukuran butir: pasir kasar (5-1mm) – bongkah (>256mm), derajat
pembundaran: menyudut – agak membulat, derajat pemilahan: terpilah buruk,
kemas: terbuka, komposisi: fragmen (andesit), matriks (batupasir ukuran kasar-
sangat kasar), semen (silika), nama batuan: Breksi Monomik. Dengan deskripsi
fragmen andesit berupa batuan beku intermediet vulkanik, warna: abu-abu
kehitaman, struktur: massif, derajat kristalisasi: hipokristalin, derajat granulisasi:
afanitik – fanerik sedang, bentuk kristal: subhedral, relasi: inequigranular (vitroverik),
komposisi, Kuarsa 30 %, Piroksen 20% , Hornblend 15%, Biotit 15%, Masa Dasar
20%, nama batuan: Andesit. Litologi dari Formasi Sambipitu adalah batupasir
kerikilan, dengan waran: coklat gelap, ukuran butir: kerakal (9-16mm), derajat
pembundaran: menyudut, derajat pemilihan: terpilah buruk, kemas: terbuka,
komposisi: fragmen (andesit), matriks (batupasir ukuran kasar), semen (silika), nama
batuan: Batupasir Kerikilan.

2.1.1 Stratigrafi
Pada pengamatan ini diendapkan Breksi Monomik dari formasi Nglanggran dan
batupasir kerikilan dari Formasi Sambipitu. Breksi monomik dari Formasi Nglanggran
ini menunjukan puncak dari kejayaan OAF. Pada kenampakan lapangan terjadi
perulangan yang menjari antara breksi monomik dari batupasir. Dibagian utara lebih
didomonasi oleh breksi monomik dan ke bagian selatan terjadi perulangan antara
breksi monomik dan batupasir kerikilan sehingga dibagian selatan lapisan batupasir
kerikilan ini semakin tebal. Sehingga hubungan antara kedua formasi ini ialah
Hubungan menjari. Menurut Suyoto 1992, Formasi Nglanggran berumur miosin awal
(N6-N7) dan diendapkan dengan sistem gravity flow dilingkungan laut dalam dan
Formasi Sambipitu berumur miosen awal bagian atas - miosen tengah bagian bawah
(N7-N9) yang diendapkan dilaut dalam secara turbidit yang dibuktikan dengan
adanya struktur sedimen graded bedding. Formasi Sambipitu ini menggambarkan
akhir dari kejayaan OAF.

2.1.4 Sketsa/Profil

Gambar 2. 1 Sketsa penampang kontak breksi monomik dan batupasir kerikilan

2.1.5 Sejarah Geologi


Formasi Ngelanggeran terbentuk pada saat Oligo-Miosen pada saat kejayaan
gunung api Tersier yang dicirikan dengan material vulkanik breksi monomik dengan
fragmen andesit-basaltik yang mencirikan batuan vulkanik pada afinitas kalk alkali,
Formasi ngelanggeran diendapkan pada lingkungan laut dalam yang dicirikan
dengan adanya massive sandstone. Kemudian masa kejayaan gunung api berakhir
dan terbentuk ndapan laut dalam dengan litologi breksi yang merupakan fragmen
dari Formasi Ngelanggeran dan terdapat batupasir karbonatan. Formasi ini disebut
Formasi Sambipitu yang diendapkan secara menjari dengan Formasi Ngelanggeran
2.1.6 Foto-foto

Gambar 2. 2 Foto Singkapan breksi monomik (Arah kamera: N 75 E)

Gambar 2. 3 Foto kontak breksi monomik batupasir kerikilan (Arah kamera: N 167 E)

2.2 Lokasi Pengamatan 2


Lokasi pengamatan 2 merupakan pengamatan perselingan batupasir dan napal
pada Formasi Oyo dan berada pada Kali Oyo, Desa Bunder, Wonosari dengan
koordinat X: 4499908, Y: 9127503, Z: 135 m.
2.2.1 Litologi
Pada lokasi pengamatan ini terdapat singkapan batugamping klastik dengan warna:
coklat terang, struktur: perlapisan, ukuran butir: rudit (>4mm), komposisi: allochem
(interklas), matriks (kalsit), semen (karbonat), nama batuan: Rudstone.

2.2.2 Stratigrafi
Lokasi pengamatan ini berada pada Formasi Oyo yang terendapkan selaras di atas
Formasi Sambipitu. Formasi Oyo terdiri dari batugamping. Penyebarannya meluas
hampir setengah bagian dari Pegunungan Selatan memanjang ke timur, membelok
ke arah utara di sebelah Perbukitan Panggung hingga mencapai bagian barat dari
daerah depresi Wonogiri – Baturetno. Di stopsite ini batugamping terlihat sebagai
batugamping berlapis karena sumbernya yang berasal dari terumbu, menunjukkan
sortasi butir dan pada bagian yang halus banyak dijumpai fosil jejak tipe burial yang
terdapat pada bidang permukaaan perlapisan ataupun memotong sejajar perlapisan.

2.2.3 Sejarah Geologi


Formasi Oyo memiliki litologi batugamping terumbu dan batugamping klastik.
Daerah yang memiliki litologi ini diduga dahulunya merupakan daerah tinggian.
Sehingga tercipta lingkungan laut dangkal dimana air jernih sehingga matahari
mudah masuk dan matahari merupakan nutrisi bagi terumbu sehingga tumbuh
terumbu dan saat ini ditemukan batugamping terumbu di daerah ini. Batugamping
terumbu merupakan sumber bagi batugamping klastik yang ada pada sekitarnya.
Perlu diketahui pada masa ini gunung api tidak aktif, maka terumbu akan tumbuh.
2.2.4 Foto-foto

Gambar 2. 5 Foto bentang alam lokasi pengamatan 2 (Arah kamera: N 285 E)

Gambar 2. 6 Foto singkapan rudstone (Arah kamera: N 357 E)

Anda mungkin juga menyukai