Anda di halaman 1dari 5

Benarkah Teman?

Seperti lilin

Semakin lama semakin mengikis

Hilang meninggalkan jejak tak terbantah

Setiap sudut gelap tanpa arah

Ruang sunyi senyap mengerikan

Meninggalkan kegelapan dengan kesunyian

Teman begitulah panggilannya

Namun tak seiring dengan tindakannya

Mengobral fakta dibelakang tangis temannya


Selirih apa pun kamu berkata

Lisan tetaplah lisan

Setajam belati

Menusuk relung hati

Hey kawan

Mulutmu perisaimu

Sekali terucap tak akan bisa ditarik kembali

Sekali tertancap, luka hati mengangga perih

Manusia tetaplah manusia

Memiliki perasaan yang mudah terluka


Kau tahu?

Kaulah sahabat

Kaulah penyemangat

Kau ulurkan tanganmu disaat mereka melambai

Kau tuntun diriku disaat mereka berlari

Hey sahabat

Tak peduli jarak memisahkan

Tapi kita tetap dibawah langit yang sama

Bisakah kita selamanya?

Anggaplah masalah menjadi tantangan

Saya bahagia bersamamu

Mari menjelajah waktu

Bersama meraih kesuksesan


Kamu layaknya sebuah pendingin di panasnya bumi

Kamu layaknya oase di gersangnya tanah

Hay Sahabat

Aku merindukan dirimu yang menyiram hatiku

Menghangatkan hatiku

Membuatku mampu menarik ujung bibirku

Aku selayaknya data d pada sistem komputer

Permanen terhadap apapun data tentangmu

Kamu yang dulu mengulurkan tanganmu

Mereka berlari namun kamu mengenggam tanganku untuk berjalan beriringan denganmu

Kamu diam bukan berarti mengabaikan

Aku tahu tapi kau tak pernah mengerti

Kau tahu?

Tanpa sadar kita terluka dengan perkataan kita sendiri

Sebuah kalimat tanpa batas

Sebuah kalimat menggores luka dalam di hati

Bisakah kita berhenti?

Aku terlalu sakit hingga membuatku membeku

Mataku memanas membaca setiap kalimat yang kau tuliskan

Kumohon....

Aku hanya ingin kembali seperti dulu


Apakah waktu mampu membuat kita seperti dulu?

Atau kamu tak ingin?

Mari berbicara dan berkompromi dengan waktu

Mengenang bukan masalah

Jangan melupakan diriku yang selalu menyusahkanmu

Anda mungkin juga menyukai