Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas mengenai zona space
equivalent.
BAB II DISKUSI
Lingkungan luar angkasa sangat berbeda dengan lingkungan di permukaan bumi dan
tidak dapat dihuni, karena karakteristik sebagai berikut :
Atmosfer
Pada atmosfer di Bumi, terdiri dari kombinasi dari temperature, tekanan dan
komposisi gas yang penting untuk kelangsungan hidup manusia. Semakin jauh jarak
antara permukaan bumi, semakin berkurang jumlah gas molekuler atmosfer per unit
volume dan jumlah benturan pertikel-pertikel gas ikut berkurang, mengakibatkan
turunnya tekanan atmosfer. Ada beberapa hal spesifik yang penting untuk diketahui
pada ketinggian tertentu yang mempengaruhi fisiologis tubuh manusia dan menjadi
kendala engineering; seperti pada ketinggian diatas 18.900 m atau 63.000 kaki,
tekanan total atmosfer sama dengan tekanan uap air tubuh , yang dikenal dengan
Armstrong’s line, dimana cairan tubuh pada individu yang tidak terproteksi akan
secara spontan mendidih, dikenal dengan istilah ebullism.
Gravitasi
Manusia dapat melakukan perjalanan dari bumi ke luar angkasa dan kembali ke bumi
karena adanya efek gravitasi. Medan gravitasi ini terbentang jutaan kilometer diluar
permukaan bumi. Namun, penempatan pesawat luar angkasa dapat menangkal efek
gravitasi tersebut dan tetap berada di luar angkasa. Kecepatan dari pesawat tersebut
harus cukup kuat menciptakan gaya sentrifugal yang sesuai sehingga tidak tertarik
ke bumi. Keseimbangan antara gaya gravitasi dan sentrifugal menggambarkan suatu
keadaan yang dikenal dengan free fall atau microgravity.
Microgravity dapat mempengaruhi kesehatan manusia, mulai dari efek yang segera
muncul berupa motion sickness dan gangguan gastrointestinal, maupun efek jangka
Panjang demineralisasi tulang.
Radiasi
Lingkungan luar angkasa tidak lepas dari pengaruh energi kuat yang dipancarkan
matahari. Energi ini muncul dalam bentuk radiasi elektromagnetik dan partikel ber-
energi tinggi. Radiasi elektromagnetik ditemukan dalam berbagai Panjang
gelombang, mulai radiasi microwave frekuensi rendah dan inframerah(panas),
cahaya, ultraviolet, hingga radiasi sinar x dan gamma frekuensi tinggi. Atmosfer
bumi dan bidang geomagnetik cukup berperan sebagai pelindung permukaan bumi
dari radiasi ini.
Radiasi ionizing memiliki cukup energi untuk memecah struktur atom sehingga
melepaskan partikel-partikel radiasi lainnya. Jika partikel radiasi tersebut
berbenturan dengan struktur atom pada sel manusia, dapat menyebabkan cedera
seluler DNA. Radiasi non-ionizing mungkin tidak sekuat itu secara langsung
merusak material genetic, namun dapat tetap berbahaya.
Instabilitas Termal
Atmosfer bumi tidak hanya menjaga tekanan dan oksigenasi pada permukaan bumi,
namun menjaga temperatur permukaannya. Pada lingkungan luar angkasa, terjadi
perubahan temperatur yang ekstrim seiring dengan siklus siang dan malam yang
merupakan efek radiasi dari sinar matahari. Manusia tentu tidak dapat beradaptasi
dari suhu ekstrim tersebut tanpa proteksi khusus.