Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

Manusia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam beradaptasi terhadap


lingkungan. Tubuh manusia dapat menyesuaikan dengan temperature external,
variasi tekanan pada setiap habitat, kompensasi terhadap pergerakan(motion) dalam
suatu ruang, perubahan postural terkait gravitasi dan tetap dapat melakukan aktifitas
fisik maupun mental. Namum memiliki Batasan akan hal tersebut.

Dalam dunia Penerbangan, kebutuhan tubuh akan mekanisme kompensatori sangat


besar. Perubahan lingkungan dalam dunia penerbangan yang mempengaruhi
fisiologis tubuh diantaranya : perubahan tekanan berometrik, variasi temperature,
dan pergerakan pada ruang tiga dimensi

BAB II : LATAR BELAKANG

Atmosfer dibagi kedalam berbagai lapisan yang menyelimuti bumi


berdasarkan , terdiri atas 5 yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan
eksosfer. Pada setiap perubahan ketinggian berdampak pada perubahan suhu dan
tekanan udara, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi fisiologis tubuh
manusia, sehingga perlu dikaji lebih mendalam masalah apa yang dapat muncul dan
bagaimana kita menanggapinya. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas
karakteristik lingkungan diketinggian diatas 50.000 kaki dan pengaruhnya terhadap
tubuh manusia

Pada ketinggian diatas 50.000 kaki ditandai …..


Pembagian dari atmosfer dari perspektif efek fisiologis terhadap tubuh
manusia, antara lain : zona fisiologis efisien, zona defisit fisiologis dan zona space
equivalent.

Gambar. Zona fisiologis di atmosfer.

Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas mengenai zona space
equivalent.

BAB II DISKUSI

Lingkungan luar angkasa sangat berbeda dengan lingkungan di permukaan bumi dan
tidak dapat dihuni, karena karakteristik sebagai berikut :
Atmosfer

Pada atmosfer di Bumi, terdiri dari kombinasi dari temperature, tekanan dan
komposisi gas yang penting untuk kelangsungan hidup manusia. Semakin jauh jarak
antara permukaan bumi, semakin berkurang jumlah gas molekuler atmosfer per unit
volume dan jumlah benturan pertikel-pertikel gas ikut berkurang, mengakibatkan
turunnya tekanan atmosfer. Ada beberapa hal spesifik yang penting untuk diketahui
pada ketinggian tertentu yang mempengaruhi fisiologis tubuh manusia dan menjadi
kendala engineering; seperti pada ketinggian diatas 18.900 m atau 63.000 kaki,
tekanan total atmosfer sama dengan tekanan uap air tubuh , yang dikenal dengan
Armstrong’s line, dimana cairan tubuh pada individu yang tidak terproteksi akan
secara spontan mendidih, dikenal dengan istilah ebullism.

Gravitasi

Manusia dapat melakukan perjalanan dari bumi ke luar angkasa dan kembali ke bumi
karena adanya efek gravitasi. Medan gravitasi ini terbentang jutaan kilometer diluar
permukaan bumi. Namun, penempatan pesawat luar angkasa dapat menangkal efek
gravitasi tersebut dan tetap berada di luar angkasa. Kecepatan dari pesawat tersebut
harus cukup kuat menciptakan gaya sentrifugal yang sesuai sehingga tidak tertarik
ke bumi. Keseimbangan antara gaya gravitasi dan sentrifugal menggambarkan suatu
keadaan yang dikenal dengan free fall atau microgravity.

Microgravity dapat mempengaruhi kesehatan manusia, mulai dari efek yang segera
muncul berupa motion sickness dan gangguan gastrointestinal, maupun efek jangka
Panjang demineralisasi tulang.
Radiasi

Lingkungan luar angkasa tidak lepas dari pengaruh energi kuat yang dipancarkan
matahari. Energi ini muncul dalam bentuk radiasi elektromagnetik dan partikel ber-
energi tinggi. Radiasi elektromagnetik ditemukan dalam berbagai Panjang
gelombang, mulai radiasi microwave frekuensi rendah dan inframerah(panas),
cahaya, ultraviolet, hingga radiasi sinar x dan gamma frekuensi tinggi. Atmosfer
bumi dan bidang geomagnetik cukup berperan sebagai pelindung permukaan bumi
dari radiasi ini.

Partikel dan radiasi elektromagnetik dapat dikelompokkan menjadi radiasi ionizing


dan non-ionizing.

Radiasi ionizing memiliki cukup energi untuk memecah struktur atom sehingga
melepaskan partikel-partikel radiasi lainnya. Jika partikel radiasi tersebut
berbenturan dengan struktur atom pada sel manusia, dapat menyebabkan cedera
seluler DNA. Radiasi non-ionizing mungkin tidak sekuat itu secara langsung
merusak material genetic, namun dapat tetap berbahaya.

Instabilitas Termal

Atmosfer bumi tidak hanya menjaga tekanan dan oksigenasi pada permukaan bumi,
namun menjaga temperatur permukaannya. Pada lingkungan luar angkasa, terjadi
perubahan temperatur yang ekstrim seiring dengan siklus siang dan malam yang
merupakan efek radiasi dari sinar matahari. Manusia tentu tidak dapat beradaptasi
dari suhu ekstrim tersebut tanpa proteksi khusus.

Anda mungkin juga menyukai