Bab I-V
Bab I-V
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kelainan dari struktur atau fungsi
ginjal. Keadaan ini muncul selama lebih dari 3 bulan dan dapat
masalah medik, ekonomik dan sosial yang sangat besar bagi pasien dan
berkembang (Syamsiah,2011).
jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari
meningkat dari tahun 2014. Data menunjukkan bahwa setiap tahun 200.000
artinya 1.140 dalam satu juta orang Amerika adalah pasien dialisis
(widyastuti, 2014).
1
2
pasien, dimana pasien baru sebanyak 17.193 pasien dan pasien lama sebanyak
11.689 pasien. Di Jawa Tengah terdapat 3.363 pasien, dimana 2.192 pasien
baru dan 1.171 pasien aktif. Angka kejadian gagal ginjal kronik terbanyak di
proporsi yang cukup tinggi sampai 10% dan Nefropati Obstruktif pun masih
umur 35-44 tahun (0,3%), diikuti pada umur 45-54 tahun (0,4%), dan umur
55-74 tahun (0,5%) tertinggi pada kelompok umur lebih dari 75 tahun
(0,6%). Selain itu, diketahui prevalensi pada jenis kelamin laki-laki (0,3%),
lebih tinggi dari perempuan (0,2%). Pada masyarakat pedesaan (0,3%), tidak
kronik masuk 10 besar dengan urutan ke-9 penyakit terbanyak di rumah sakit.
Tercatat jumlah pasien keluar hidup menurut jenis kelamin laki-laki 1.546
3
dan perempuan 1.194. Pasien keluar meninggal menurut jenis kelamin laki-
laki 64 dan perempuan 71. Jumlah pasien yang hidup dan meninggal
berjumlah 2.969.
Table 1.1 data angka kejadian dan kematian gagal ginjal kronik di RSUD Dr.
2018
tingkatan derajat awal belum menimbulkan gejala dan dan tanda, bahkan
masalah ginjal, seperti tekanan darah tinggi >140/80 mmHg atau diabetes
(tipe 1 dan 2). Penyakit ginjal kronik juga dapat diidentifikasi ketika itu
4
kadar urea dan kreatinin serum. Pada pasien tingkatan awal harus diberikan
ditimbulkan pada pasien gagal ginjal kronik adalah penyakit tulang, penyakit
laboratorium baru terlihat dengan jelas pada derajat 3 dan 4. Saat laju filtrasi
glomerulus sebesar 30%, keluhan seperti badan lemah, mual, nafsu makan
berkurang dan penurunan berat badan mulai dirasakan pasien. Pasien mulai
merasakan gejala dan tanda uremia yang nyata saat laju filtrasi glomerulus
Pada saat sudah masuk derajat 5 atau disebut juga dengan gagal ginjal
tahap akhir (End Stage Renal Disease) adalah tahap yang parah dimana laju
filtrasi glomerulus kurang dari <15 ml/menit dengan harapan hidup yang
dengan gagal ginjal kronik yang telah terdiagnosa dalam kondisi terminal
pada umunya akan merasakan distress emosional yang sangat berat antara
lain merasakan syok, cemas, distress dan depresi. Pasien yang mengalami
5
pekerjaan.
keterbatasan, gejala serta sifat psikologis hidupnya dalam konteks budaya dan
system ini untuk menjalankan peran dan fungsinya. Kualitas hidup yang
dirasakan pasien GGK merupakan ukuran yang penting untuk menilai hasil
empat dimensi dalam kualitas hidup yaitu dimensi fisik, psikologis, sosial dan
lingkungan.
kronik itu penting karena pasien yang awalnya sehat tidak memiliki masalah
di bagian ginjal merasakan guncangan yang hebat dalam dirinya baik dari
sangat besar bagi kualitas hidup pasien walaupun kenyataanya penyakit yang
yang diberikan kepada pasien dengan gagal ginjal kronik agar dapat
6
muncul pada pasien dengan gagal ginjal kronik yaitu gangguan pertukaran
kurang dari kebutuhan tubuh. Penatalaksanaan yang tidak baik pada pasien
dengan gagal ginjal kronik akan mengarah pada komplikasi pada sistem
tubuh lain yaitu gagal jantung, hipertensi, anemia, ulserasi lambung, asidosis
Ginjal Kronik”.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam laporan ini adalah untuk
Banjarmasin.
2. Tujuan Khusus
Saleh Banjarmasin.
Banjarmasin.
8
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bidang Akademik
bidang keperawatan.
b. Rumah Sakit
d. Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atau tanpa penurunan Glumerular Filtration Rate (GFR) (Nahas & Levin,
2010).
masalah medik, ekonomik dan sosial yang sangat besar bagi pasien dan
2011).
10
11
peritoneum.
Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke 11 dan iga kanan setinggi iga
ke 12. Batas bawah ginjal kiri setinggi vertebra lumbalis ke 3. Setiap ginjal
memiliki panjang 11-25 cm, lebar 5-7 cm,tebal 2,5 cm. Berat ginjal pada
pria dewasa 150-170 gram dan pada wanita dewasa 115-155 gram dengan
Setiap ginjal dilengkapi kapsul tipis dari jaringan fibrus yang dapat
terdiri atas bagian korteks di sebelah luar dan medulla dibagian dalam.
apex yang disebut papila renalis yang menonjol kedalam calyx minor.
renalis yang akan terbagi menjadi 2-3 buah calices renalis majores. Tiap
a) Filtrasi glomerulus
125 ml/menit pada pria dan 160 L filtrasi perhari dengan GFR 115
b) Reabsorbsi tubulus
c) Sekresi tubulus
K+, dan ion ion organik. Disepanjang tubulus, ion H akan disekresi ke
tanda kerusakan ginjal termasuk komposisi darah yang abnormal atau urin
Menurut Pranata & Prabowo (2014) Gagal ginjal kronik sering kali
sejumlah tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan
ginjal, usia pasien dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala pasien
a) Kardiovaskuler
b) Dermatologi
c) Pulmoner
d) Gastrointestinal
gastrointestinal.
e) Neurologi
f) Musculoskeletal
g) Reproduktif
terjadi banyak nefron-nefron yang rusak sehingga nefron yang ada tidak
sisa dan ion kalium. Bila kerusakan nefron progresif maka gravitasi urin
anemia berat.
hipertensi. Hipotensi dapat terjadi karena aktivitas aksis renin angitensin dan
yang berlebihan. Penurunan sekresi asam akibat tubulus ginjal tidak mampu
selanjutnya terjadi retensi air dan natrium yang sering berhubungan dengan
hipertensi. Hipertensi akan berlanjut bila salah satu bagian dari ginjal
Anemia
Sekresi protein Retensi Na
terganggu
Total CES naik Sekresi eritropoitis
Sindrom uremia turun
Tekanan kapiler
naik Produksi Hb
Gangguan Urokrom tertimbun Perpospatemia turun
keseimbangan asam dikulit
basa Volume interstisial Suplai nutrisi
Pruritis naik dalam darah turun
Perubahan warna
Prod asam lambung
kulit
naik Kerusakan Edema (kelebihan Gangguan nutrisi
integritas kulit volume cairan)
Nausea, vomitus Iritasi lambung
Pre load naik Oksihemoglobin
turun
Resiko infeksi Resiko perdarahan
Beban jantung naik
Suplai O2 kasar
Gastritis Hematemesei turun
Melena Hipertrovi
ventrikel kiri Intoleransi
Mual, muntah
aktivitas
Anemia
Ketidakseimbangan Payah jantung kiri
nutrisi kurang dari Ketidakefektifan
Keletihan
kebutuhan tubuh perfusi jaringan
COP turun Bendungan atrium perifer
kiri naik
Tabel 2.2 Rencana tatalaksana penyakit ginjal kronik sesuai dengan derajatnya.
Derajat LFG Rencana tatalaksana
(ml/mnt/1,73m
a. Penatalaksanaan keperawatan
1) Cairan
2) Elektrolit
Shunt :
operasi kering.
b. Penatalaksanaan Kolaboratif
edema.
kalsium.
dan edema.
6) Suplemen besi dan folat atau tranfusi sel darah merah untuk
anemia.
a) Urinalisasi : PH asam, SDP, SDM, berat jenis urin (24 jam) : volume
yang berat.
klorida abnormal.
f) EKG : distritmia
kerusakan.
72 x creatini serum
d) Anemia
darah adalah kesemutan, kurang energi, cepat lelah, luka lebih lambat
e) Osteodistofi ginjal
penglihatan.
f) Gagal jantung
g) Disfungsi ereksi
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a) Pengkajian
1) Demografi
3) Pengkajian Bio-psiko-Sosial
gerak.
(b) Sirkulasi
dada (angina)
kekuatan.
28
perubahan kepribadian.
(d) Eliminasi
diare, konstipasi.
(f) Neorosensasi
(h) Pernafasan
(i) Keamanan
suhu tubuh lebih rendah dari pada normal ( efek CKD / depresi
(j) Seksualitas
keluarga.
4) Pemeriksaan fisik
(c) Antropometri
kelebihan cairan.
(d) Kepala
leher.
(f) Dada
(g) Abdomen
perut buncit.
(h) Genitalia
(i) Ekstremitas
(j) Kulit
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan
Pengkajian fokus
menumpuk di sirkulasi.
gerak sendi.
a) Masalah (problem)
b) Penyebab (etiology)
pernyataan etiologi.
berikut :
35
asidosis laktat.
b) Nyeri akut.
produk sampah.
Tabel 2.3 intervensi dan rasional keperawatan dengan gagal ginjal kronik
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Gangguan Pertukaran gas NOC : Airway Management 1. Posisi yang tepat
Definisi : Kelebihan atau 1. Status pernafasan : 1. Buka jalan nafas, gunakan menyebabkan berkurangnya
kekurangan dalam oksigenasi Pertukaran gas teknik chin lift atau jaw thrust tekanan diafragma ke atas
dan atau pengeluaran 2. Status bila perlu sehingga ekspresi paru
karbondioksida di dalam pernafasan : 2. Posisikan pasien untuk maksimal sehingga pasien
membran kapiler alveoli ventilasi memaksimalkan ventilasi dapat bernafas dengan
Batasan karakteristik : 3. Status tanda vital 3. Identifikasi pasien perlunya leluasa
1. Gangguan penglihatan Kriteria Hasil : pemasangan alat jalan nafas 2. Melancarkan pernafasan
2. Penurunan CO2 1. Mendemonstrasikan buatan 3. Merilekskan dada untuk
3. Takikardi peningkatan ventilasi 4. Pasang mayo bila perlu memperlancar pernafasan
4. Hiperkapnia dan oksigenasi yang 5. Lakukan fisioterapi dada jika 4. Mengeluarkan sekret yang
5. Keletihan adekuat perlu mengenghambat jalan
6. Somnolen 2. Memelihara kebersihan 6. Keluarkan sekret dengan pernafasan
7. Iritabilitas paru dan bebas dari batuk atau suction 5. Mendeteksi adana
8. Hipoksia tanda tanda distress 7. Auskultasi suara nafas, catat keabnormalan suara paru
9. Kebingungan pernafasan adanya suara tambahan 6. Mengeluarkan sekret yang
10. Dyspnoe 3. Mendemonstrasikan 8. Lakukan suction pada mayo menghambat jalan
11. Nasal faring batuk efektif dan suara 9. Berikan bronkodilator bila pernafasan
12. AGD Normal nafas yang bersih, tidak perlu 7. Meningkatkan ukuran
13. Sianosis ada sianosis dan dispneu 10. Atur intake untuk cairan lumen percabangan
14. Warna kulit abnormal (mampu mengeluarkan mengoptimalkan trakeobronkial sehingga
(pucat, kehitaman) sputum, mampu keseimbangan. menurunkan tekanan
15. Hipoksemia bernafas dengan mudah, 11. Monitor respirasi dan status terhadap aliran udara
16. Hiperkarbia tidak ada pursed lips) O2 8. Menyeimbangkan cairan
17. Sakit kepala ketika 4. Tanda-tanda vital dalam dalam tubuh
bangun rentang normal Respiratory Monitoring 9. Mendeteksi adanya
18. Frekuensi dan kedalaman 1. Monitor rata-rata, kedalaman, gangguan respirasi dan
nafas abnormal irama dan usaha respirasi kardiovaskuler
2. Catat pergerakan dada, amati Respiratory Monitoring
Faktor faktor yang kesimetrisan, penggunaan otot 1. Mengecek adanya gangguan
berhubungan : tambahan, retraksi otot pernafasan
1. Ketidakseimbangan supraklavikular dan 2. Mengetahui adanya
perfusi ventilasi intercostal kelainan
2. Perubahan membran 3. Monitor suara nafas, seperti 3. Adanya bunyi ronkhi
kapiler-alveolar ronkhi menandakan terdapat
4. Monitor pola nafas : penumpukan skeet atau
bradipena, takipenia, sekret berlebih dijalan nafas
kussmaul, hiperventilasi, 4. Mengetahui adanya
cheyne stokes, biot ketidaknormalan pola nafas
5. Tentukan kebutuhan suction 5. Mengetahui adanya suara
dengan mengauskultasi nafas tambahan dan
crakles dan ronkhi pada jalan ketidakefektifan jalan nafas
napas utama untuk memenuhi O2 pasien
6. Auskultasi suara paru setelah 6. Mengetahui kefektifan jalan
tindakan untuk mengetahui nafas O2 pasien
hasilnya
akibat kerusakan jaringan Kriteria hasil : 2. Observasi reaksi nonverbal 3. Untuk mengalihkan
yang aktual atau potensial atau 1. Mampu mengontrol dari ketidaknyamanan perhatian pasien dari rasa
digambarkan dalam hal nyeri (tahu penyebab 3. Gunakan teknik komunikasi sakit
kerusakan sedemikian rupa nyeri, mampu terapeutik untuk mengetahui 4. Untuk mengetahui apakah
(international association for menggunakan tehnik pengalaman nyeri pasien nyeri yang dirasakan pasien
the study of pain) : awitan nonfarmakologi utuk 4. Kaji kultur yang berpengaruh terhadap yang
yang tiba-tiba atau lambat dari mengurangi nyeri, mempengaruhi respon nyeri lainnya
intensitas ringan hingga berat mencari bantuan) 5. Evaluasi pengalaman nyeri 5. Untuk mengurangi tingkat
dengan akhir yang dapat 2. Melaporkan bahwa masa lampau ketidaknyamanan yang
diantisipasi atau diprediksi nyeri berkurang dengan 6. Kontrol lingkungan yang dirasakan pasien
dan berlangsung <6 bulan menggunakan dapat mempengaruhi nyeri 6. Pemberian “health
Batasan Karakteristik : manajemen nyeri seperti suhu ruangan, education” dapat
1. Perubahan selera makan pencahayaan dan kebisingan mengurangi tingkat
2. Perubahan tekanan darah 7. Kurangi faktor persipitasi kecemasan dan membantu
3. Perubahan frekuensi nyeri pasien dalam membentuk
jantung 8. Ajarkan tentang teknik mekanisme koping terhadap
4. Perubahan frekuensi nonfarmakologi nyeri
pernafasan 9. Berikan analgetik untuk 7. Untuk mengurangi faktor
5. Laporan isyarat mengurangi nyeri yang dapat memperburuk
6. Diaphoresis nyeri yang dirasakan pasien
7. Perilaku distraksi 8. Agar nyeri yang dirasakan
(misal:berjalan mender- tidak bertambah
mandiri mencari orang 9. Pemberian analgetik dapat
lain dan atau aktivitas mengurangi rasa nyeri
lain, aktivitas yang
berulang)
8. Mengekspresikan perilaku
(misal:gelisah,
merengek,menangis)
9. Masker wajah (mis:mata
kurang bercahaya, tampak
kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap pada
satu fokus meringis)
10. Sikap melindungi area
mata
11. Fokus menyempit (misal :
gangguan persepsi nyeri,
hambatan proses berfikir,
penurunan interaksi
dengan orang lain dan
lingkungan)
12. Indikasi nyeri yang dapat
diamati
13. Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
14. Sikap tubuh melindungi
15. Dilatasi pupil
16. Melaporkan nyeri secara
verbal
17. Gangguan tidur
psikologis)
3 Kelebihan volume cairan NOC : 1. Pantau tanda-tanda vital 1. Takikardia dan hipertensi
Definisi: 1. Keseimbangan elektrolit serta CVP, jika ada adalah manifestasi umum
Peningkatan retensi cairan dan asam basa 2. Auskultasi paru-paru dan 2. Takipnea biasanya hadir
isotonik 2. Keseimbangan cairan bunyi jantung dengan atau tanpa dispnea
Batasan karakteristik 3. hidrasi 3. Menilai keberadaan dan 3. Tinggi CVP dapat
1. Bunyi nafas adventesius Kriteria hasil : lokasi pembentukan edema dicatatsebelum dyspnea dan
2. Gangguan elektrolit 1. Terbebasnya dari 4. Catat adanya distensi vena nafas adventif bunyi terjadi
3. Anasarka edema, efusi, anaskara leher dan perifer dengan 4. Hipertensi mungkin
4. Ansietas 2. Bunyi nafas bersih, edema pitting dan dispnea merupakan kelainan primer
5. Azotemia tidak ada 5. Pertahankan input dan atau terjadi sekunder
6. Perubahan tekanan darah dypsneu/ortopneu output yang akurat terhadap kondisi terkait
7. Perubahan status mental 3. Terbebas dari distensi 6. Catat penurunan output urin lainnya seperti HF
8. Perubahan pola vena jugularis, reflek dan keseimbangan caian 5. Edema dapat menjadi
pernafasan hepatojugular (+) positif pada perhitungan 24 penyebab dari berbagai
9. Penurunan hematokrit 4. Memelihara tekanan jam kondisi patologis
10. Penurunan hemoglobin vena sentral, tekanan 7. Timbang, seperti yang 6. Berkurangnya pefusi ginjal
11. Dipsnea kapiler paru, output ditunjukkan dapat menyebabkan
12. Edema jantung dan vital sign 8. Waspadai kenaikan beat penurunan output urin dan
13. Peningkatan tekanan vena dalam batas normal badan akut dan mendadak pembentukan edema
sentral 5. Terbebas dari kelelahan, 9. Jika cairan dibatasi, atur 7. Satu liter retensi cairan
14. Asupan melebihi haluaran kecemasan atau jadwal 24 jam untuk asupan sama dengan kenaikan berat
15. Distensi vena jugularis kebingungan cairan 1 kg
16. Oliguria 6. Menjelaskan indikator 10. Pantau hasil laboratorium 8. Bolus cairan yang cepat
17. Ortopnea kelebihan cairan seperti natrium, kalium, atau pemberian berlebihan
18. Efusi pleura BUN, dan gas darah arteri yang berlebih
19. Refleksi hepatojugular 11. Berikan protein seimbang, mempotensiasi kelebihan
positif diet rendah sodium. Batasi volume cairan danrisiko
20. Perubahan tekanan arteri cairan seperti yang dekompensasi jantung
pulmonal ditunjukkan 9. Pergeseran cairan dapat
21. Gelisah 12. Administer diuretic : loop menyebabkan edema
22. Perubahan berat jenis urin diuretic seperti furosemide serebral dan perubahan
23. Bunyi jantung S3 (Lasix), diuretik thiazide mental
24. Penambahan berat badan seperti hidroklorotiazid 10. Pergeseran cairan
dalam waktu yang sangat (Esidrix), atau diuretik ekstraseluler, pembatasan
singkat hemat kalium seperti natrium dan air dan ginjal
Faktor yang berhubungan : spironolactone (Aldakton) berfungsi semua
1. Gangguan mekanisme mempengaruhi kadar
regulasi natrium serum
2. Kelebihan asupan cairan 11. Jika protein serum rendah
3. Kelebihan asupan nutrisi karena malnutrisi atau
kehilangan gastrointestinal,
asupan protein makanan
dapat meningkatkan
gradient osmotic koloid dan
mendorong kembalinya
cairan ke ruang pembuluh
darah
12. Untuk mencapai ekskresi
cairan berlebih, tiazid
tunggal diuretik atau
kombinasi agen dapat
dipilih, seperti thiazide dan
spironolactone.
Memungkinkan kontrol
40
4 Ketidakseimbangan nutrisi NOC : 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Untuk mengetahui adanya
kurang dari kebutuhan tubuh Status nutrisi : makanan dan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi alergi pada makanan
Definisi : asupan nutrisi tidak asupan cairan untuk menentukan jumlah 2. Diet sesuai dengan
cukup untuk memenuhi Status nutrisi : asupan kalori dan nutrisi yang kebutuhan nutrisi pasien
kebutuhan metabolik nutrisi dibutuhkan pasien 3. Zat besi dapat membantu
Batasan karateristik Pengendalian berat badan 3. Anjurkan pasien untuk tubuh sebagai zat penambah
1. Kram abdomen Kriteria hasil : meningkatkan intake Fe darah sehingga mencegah
2. Nyeri abdpmen 1. Adanya peningkatan 4. Anjurkan pasien untuk terjadinya anemia atau
3. Menghindari makanan berat badan sesuia meningkatkan protein dan kekurangan darah
4. Berat badan 20% atau dengan tujuan vitamin C 4. Untuk menghindari
lebih dibawah berat badan 2. Berat badan idela sesuai 5. Berikan substansi gula makanan yang banyak
ideal dengan tinggi badan 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung lemak
5. Kerapuhan kapiler 3. Mampu mengandung tinggi serat 5. Menambah energi untuk
6. Diare mengidentifikasi untuk mencegah konstipasi tubuh pasien
7. Kehilangan rambut kebutuhan nutrisi 7. Berikan makanan yang 6. Sajikan makanan yang
berlebihan 4. Tidak ada tanda terpilih (sudah mudah dicerna
8. Bising usus hiperaktif malnutrisi dikonsultasikan dengan ahli 7. Menentukan makanan yang
9. Kurang makanan 5. Menunjukkan gizi) sesuai dengan pasien
10. Kurang informasi peningkatan fungsi 8. Ajarkan pasien bagaimana 8. Pengkajian penting
11. Kurang minat pada pengecapan dari membuat catatan makanan dilakukan untuk mengetahui
makanan menelan harian status nutrisi pasien
12. Penurunan berat badan 6. Tidak terjadi penurunan 9. Monitor jumlah nutrisi dan sehingga dapat menentukan
dengan asupan makanan berat badan yang berarti kandungan kalori intervensi yang diberikan
adekuat 10. Berikan informasi tentang 9. informasi yang diberikan
13. Kesalahan konsepsi kebutuhan nutrisi dapat memotivasi pasien
14. Kesalahan informasi 11. Kaji kemampuan pasien untuk untuk meningkatkan intake
15. Membrane mukosa pucat mendapatkan nutrisi yang nutrisi
16. Ketidakmampuan dibutuhkan 10. Dengan menimbang berat
memakan makanan badan dapat memantau
17. Tonus otot menurun Nutrition Monitoring peningkatan dan penrunan
18. Mengeluh gangguan 1. BB pasien dalam batas status gizi
sensasi rasa normal 11. Dengan menimbang berat
19. Mengeluh asupan makan 2. Monitor adanya penurunan badan dapat memantau
kurang dari RDA berat badan peningkatan dan penurunan
(recommended daily 3. Monitor tipe dan jumlah status gizi
allowance) aktivitas yang biasa 12. Meningkatkan kebutuhan
20. Cepat kenyang setelah dilakukan energyi
makan 4. Monitor interaksi anak atau 13. Indikasi adanya kekurangan
21. Sariawan rongga mulut orang tua selama makan volume cairan di dalam
22. Steatorea 5. Monitor lingkungan selama tubuh
23. Kelemahan otot makan jadwalkan 14. Indikasi adanya kekurangan
pengunyah pengobatan dan tindakan volume cairan di dalam
24. Kelemahan otot untuk tidak selama jam makan tubuh
menelan 6. Monitor kulit kering dan 15. Membantu memilih
Faktor yang berhubungan perubahan pigmentasi alternatif pemenuhan nutrisi
1. Faktor biologis 7. Monitor turgor kulit yang adekuat
2. Faktor ekonomi 8. Monitor kekeringan, rambut 16. Mengetahui adanya
3. Ketidakmampuan untuk kusam, dan mudah patah kekurangan cairan di dalam
mengabsorbsi nutrieun 9. Monitor mual dan muntah tubuhh
4. Ketidakmampuan untuk 10. Monitor kadar albumin, total 17. Mengetahui jumlah kalori
mencerna makanan protein, Hb, dan kadar Ht yang masuk
5. Ketidakmampuan 11. Monitor pertumbuhan dan
41
hiperlipidemia)
3. Diabetes mellitus
4. Hipertensi
5. Gaya hidup monoton
6. Merokok
4. IMPLEMENTASI
5. EVALUASI
yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, pasien bisa keluar dari
(Asmadi, 2008).
Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan pasien), objektif (data
perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat timbul
masalah baru.
46
BAB III
kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa
Studi kasus yang dilakukan pada penelitian ini yaitu studi kasus
Gagal Ginjal Kronik yang merupakan pasien yang dirawat tidak menjalani
hemodialisa dan dirawat di ruang Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin.
46
47
Studi kasus ini berfokus pada masalah keperawatan yang timbul pada
D. Definisi Operasional
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik adalah suatu
keperawatan yang komprehensif meliputi bio, psiko, sosio, dan spiritual yang
dalam darah.
Tanda dan gejala gagal ginjal kronik berdampak pada sistem tubuh
dengan jelas pada derajat 3 dan 4. Saat laju filtrasi glomerulus sebesar 30%,
keluhan seperti badan lemah, mual, nafsu makan berkurang dan penurunan
berat badan mulai dirasakan pasien. Pasien mulai merasakan gejala dan tanda
uremia yang nyata saat laju filtrasi glomerulus kurang dari 30%. Pada saat
sudah masuk derajat 5 atau disebut juga dengan gagal ginjal tahap akhir (End
48
Stage Renal Disease) adalah tahap yang parah dimana laju filtrasi glomerulus
kurang dari <15 ml/menit dengan harapan hidup yang buruk jika tidak
diobati.
Banjarmasin di ruang Penyakit Dalam, lama waktu sejak pasien pertama kali
masuk rumah sakit sampai pasien pulang atau minimal pasien yang dirawat
selama 3 hari. Waktu pelaksanaan studi kasus ini dilaksanakan pada bulan
F. Pengumpulan Data
3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data
lain yg relevan).
G. Penyajian Data
hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent
dan lain-lain.
50
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
yang telah diisi oleh responden, penulis tidak mencantumkan nama secara
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset. Peneliti menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari responden
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Hasan Basri No.1 Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh
penyakit dalam tempat yang peneliti ambil yang mana dikenal dengan
nama ruang Nilam. Ruang Nilam sendiri terbagi atas 3 tingkatan lantai
yang mana dibagian lantai 2 adalah tempat penelitian yang peneliti ambil.
Ruang Nilam lantai 2 memiliki 8 ruangan yaitu ruangan 1A, 1B, 1C, 1D,
1E, 2A, 2B, 3A, 3B, Isolasi. Kondisi ruang rawat pasien yang peneliti
ambil adalah kamar 3B, didalam kamar tersebut terdapat 8 bed dan pasien
2. Pengkajian Keperawatan
a. Biodata Pasien
51
52
kandung.
b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama
sudah 1 minggu.
menular lainnya.
memiliki riwayat penyakit yang sama seperti pasien dan juga tidak
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Vital sign
N : 78 x/menit T : 36,2 C
SPO2 : 98%
2) Kepala
3) Mata
4) Hidung
5) Telinga
ditanya perawat)
6) Mulut
7) Leher
kelenjar tiroid
8) Dada
fremitus normal
Pekusi : Sonor
9) Jantung
jantung
Perkusi : Pekak
57
jantung
10) Abdomen
1 2 3
4 5 6
7 8 9
Perkusi : Redup
11) Genitalia
ekstremitas bawah
- Kekuatan otot
5 5
1 1
- Pola aktivitas
No. Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
1 Makan/minum √
2 Toileting √
3 Berpakaian √
4 Mobilitas ditempat √
tidur
5 Ambulasi/ROM √
13) Kulit/integumen
a) Kulit
1) Nutrisi
makan.
pantangan makanan
2) Eliminasi (BAK/BAB)
3) Personal hygine
4) Istirahat/tidur
muncul
5) Aktivitas
6) Psikososial
sembuh
yang panjang
lainnya
7) Kebutuhan Spiritual
kesembuhannya
63
8) Data Penunjang
1. Laboratorium (05 April 2019)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Kreatinin 3,9 0,6 – 1,2 mg/dL
Urea-BUN-UV 176,1 10,0 – 50,0 mg/dL
Kalium 5,16 3,50 – 5, 00 mmol/L
Natrium 125,4 135,0 – 145,0 mmol/L
Klorida 91,8 96,0 – 106,0 mmol/L
(07April 2019)
2. Radiologi
Pemeriksaan : Thorax (05 April 2019)
Cor : Besar dan bentuk normal
Pulmo : Tak tampak infiltrate/nodul, hilus kanan kiri normal
Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam
Tulang – tulang yang tervisualisasi tampak baik
Kesimpulan :
Cor dan pulmo tak tampak kelainan
64
Kesimpulan :
Cystoma ovarii
Hidronefrosis D/S grade II
Ascites
3. Pemeriksaan lainnya
ANALISA DATA
Prioritas Masalah :
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan
aliran darah serebral
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menelan makanan
67
2 Kelebihan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Perhatikan adanya 1. Edema dapat menjadi
berhubungan dengan keperawatan selama 4 x 24 edema dengan meraba penyebab dari berbagai
gangguan mekanisme jam volume cairan seimbang pergelangan kaki kondisi patologis
regulasi dengan kriteria hasil : 2. Pantau masukan dan 2. Dehidrasi bisa terjadi akibat
1. Terbebasnya dari edema, keluaran secara cermat pergeseran cairan meski
efusi, anaskara 3. Catat penurunan output asupan cairan cukup
2. Terbebas dari kelelahan, urin dan keseimbangan memadai
kecemasan atau cairan positif pada 3. Bolus cairan yang cepat
kebingungan perhitungan 24 jam atau pemberian berlebihan
3. Memiliki asupan dan 4. Jika cairan dibatasi, yang berlebih
output seimbang dan atur jadwal 24 jam mempotensiasi kelebihan
berat stabil untuk asupan cairan volume cairan dan risiko
5. Pantau hasil dekompensasi jantung
laboratorium seperti 4. Pergeseran cairan dapat
natrium, kalium, BUN, menyebabkan edema
dan gas darah arteri serebral dan perubahan
6. Berikan protein mental
seimbang, diet rendah 5. Pergeseran cairan
sodium. Batasi cairan ekstraseluler, pembatasan
seperti yang natrium dan air dan ginjal
ditunjukkan berfungsi semua
7. Beri diuretik seperti mempengaruhi kadar
yang ditentukan : Lasix natrium serum
6. Jika protein serum rendah
68
3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya alergi 1. Untuk mengetahui adanya
nutrisi kurang dari keperawatan selama 4 x 24 makanan alergi pada makanan
kebutuhan tubuh jam nutrisi dapat terpenui 2. Anjurkan pasien 2. Meningkatkan asupan
berhubungan dengan dengan kriteria hasil : untuk makan sedikit nutrisi pasien
ketidakmampuan 1. Pasien mampu tapi sering 3. Zat besi dapat membantu
menelan makanan menghabiskan 1 porsi 3. Anjurkan pasien tubuh sebagai zat
makan yang disediakan untuk meningkatkan penambah darah sehingga
rumah sakit protein dan vitamin C mencegah terjadinya
2. Sariawan hilang 4. Yakinkan diet yang anemia atau kekurangan
3. Mukosa bibir lembab dimakan mengandung darah
4. Menunjukkan tinggi serat untuk 4. Menambah energi untuk
peningkatan fungsi mencegah konstipasi tubuh pasien
pengecapan dari menelan 5. Berikan informasi 5. Sajikan makanan yang
kepada keluarga mudah dicerna
tentang kebutuhan 6. Memudahkan pasien dalam
nutrisi pasien mengunyah makanan
6. Berikan obat
kandistatin untuk
mengurangi sariawan
69
CATATAN KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
B. Pembahasan Pengkajian
1. Pengkajian Keperawatan
tanggal 05 April 2019 jam 12.45 WITA dibawa oleh keluarga dengan
sendiri, saat di IGD dengan rujukan dari rumah sakit tempat tinggalnya
bengkak dibagian kedua kaki, perut membesar terasa nyeri dan sulit
pada otak maupun diluar otak. Pada pasien ini awalnya terjadi
perubahan tingkah laku yaitu gelisah setiap saat dan terjadi penurunan
sekali, M2 : satu atau kedua tangan melurus ketika diberi rasa nyeri).
ureum dan kreatinin yang meningkat. Kadar ureum 176,1 mg/dL dan
kembali dalam waktu > 5 detik saat ditekan, asites dibagian perut
76
2. Diagnosa Keperawatan
ada terdapat pada keadaan pasien saat ini. Peneliti juga tidak
nyeri yang pasien alami tidak dapat terkaji karena pasien tidak mampu
menelan makanan.
sekali, M2 : satu atau kedua tangan melurus ketika diberi rasa nyeri).
ureum dan kreatinin yang meningkat. Kadar ureum 176,1 mg/dL dan
disebabkan oleh kelainan pada otak maupun diluar otak. Pada pasien
78
ini awalnya terjadi perubahan tingkah laku yaitu gelisah setiap saat dan
3. Intervensi Keperawatan
tanda vital, mencatat ada atau tidak adanya refleks – kedip, batuk,
4. Implementasi Keperawatan
2012).
ureum 176,1 mg/dL dan kreatinin 3,9 mg/dL. Oleh sebab itu peneliti
dan nyaman.
mencatat ada atau tidak adanya refleks – kedip, batuk, muntah dan
5. Evaluasi Keperawatan
akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada
volume cairan belum teratasi dengan urine 150 cc selama 24 jam, nyeri
keluarga sendiri.
tidak bisa memilih pasien yang akan dilakukan asuhan keperawatan karena
pada saat studi kasus diruang Nilam hanya ada satu pasien yang
mengalami gagal ginjal kronik yang dirawat di rumah sakit Dr. H. Moch
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
mekanisme regulasi
3. Intervensi Keperawatan
83
84
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
hari. Hasil evaluasi pada tanggal 12 April 2019 menunjukkan pada Ny.
B. Saran
1. Rumah Sakit
keluarga yang sakit dan selalu memberikan dukungan juga turut serta
3. Bagi Perawat