Anda di halaman 1dari 17

TUGAS REKAYASA SUNGAI

PERMASALAHAN SUNGAI

SIKLUS HIDROLOGI

DOSEN

Mudjiatko, S.T., M.T

DISUSUN OLEH

Permata Amanda De Novin

1707113860

Kelas C

UNIVERSITAS RIAU

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Rekayasa Sungai ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis membahas permasalahan yang terjadi pada sungai,
penyebab terjadinya maslah pada sungai serta penulis juga memberikan contoh kasus dari
permasalahan sungai tersebut. Dengan pembahasan yang disajikan tersebut, penulis memberi
makalah ini judul “Permasalahan Sungai Siklus Hidrologi”.
Rasa terima kasih diucapkan kepada dosen pembimbing Bapak Mudjiatko, M.T, yang telah
membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini. Dan juga diucapkan terima kasih
kepada teman-teman serta keluarga yang telah ikut membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini di masa mendatang.
Semoga tugas makalah Rekayasa Sungai ini bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa teknik
sipil umumnya dan juga bagi penulis sendiri khususnya.

Pekanbaru, September 2019

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu planet dalam tata surya yang mempunyai kandungan air yang cukup
banyak adalah bumi. Lapisan air yang menyelimuti bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer
merupkan lapisan yang terdapat dibagian luar bumi terdiri ata air laut, sungai, danau,
air dalam tanah, dan resapan-respan. Presentase air paling banyak terdapat dilautan,
yakni sekitar 97,5%, dalam bentuk es 75%, dan dalam bentuk uap di udara sekitar
0,001%.
Air merupakan salah satu unsur yang vital dalam kehidupan. Air dapat
ditemukan disemua tempat dipermukaan bumi ini. Air merupakan sumber daya
abiotik yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Hampir semua kegiatan hidup manusia bersinggungan langsung dengan air. Misalnya,
air digunakan untuk keperluan minum, memasak, mencuci, dan lain-lain. Dari contoh-
contoh itu bisa kita jadikan titik tolak untuk menyimpulkan seberapa penting peran air
bagi kehidupan yang ada dibumi.
Air mengalami siklus hidrologi di mana air yang kotor dan bercampur dengan
banyak zat dibersihkan kembali melalui proses alam. Proses siklus hidrologi atau
siklus air berlangsung terus-menerus yang membuat air menjadi sumber daya alam
yang terbaharui. Jumlah air di bumi sangat banyak baik dalam bentuk cairan, gas/uap,
maupun padat/es. Jumlah air seakan terlihat semakin banyak karena es di kutub utara
dan kutub selatan mengalami pencairan terus-meners akibat pemanasan global bumi
sehingga mengancam kelangsungan hidup manusia di bumi.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah definisi siklus air?
2) Bagaimana proses siklus hidrologi berlangsung?
3) Bagaimana pengaruh siklus hidrologi bagi ketersediaan air dimuka bumi?
4) Usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk melestarikan ketersediaan air?
C. TUJUAN
1) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Lingkungan.
2) Meningkatkan pemahaman mengenai siklus air dan bagaimana prosesnya serta
manfaatnya.
3) Meningkatkan pemahaman mengenai dampak perbuatan manusia terhadap siklus
air.
4) Meningkatkan kesadaran untuk turut melestarikan lingkungan demi
keberlangsungan siklus air.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asal Mula Air


Tidak ada yang tau pasti bagaimana awal mula air terbentuk. Keberadaan air
telah diketahui sejak dahulu kala. Fungsi serta manfaatnya pun telah diakui oleh
manusia-manusia yang hidup sejak dulu. Keberadaan air sejak dahulu kala dapat
dibuktikan dengan adanya berbagai ilmuwan yang mampu mengasilkan berbagai
penelitian tentang air hingga melahirkan disiplin ilmu air yang biasa disebut hidrologi.

B. Definisi Hidrologi
Hidrologi berasal dari bahasa Yunani, Hydrologia, yang berarti "ilmu air".
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, padat,
gas) pada, dalam atau diatas permukaan tanah termasuk di dalamnya adalah
penyebaran daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimia, serta hubungannya
dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri.
Siklus hidrologi menurut Suyono (2006) adalah air yang menguap ke udara
dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa
proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan.
Sedangkan siklus hidrologi menurut Soemarto (1987) adalah gerakan air laut
ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk
presipitasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut kembali. Pemanasan air samudera oleh
sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara
kontinu.
Siklus atau daur merupakan suatu perputaran atau lingkaran suatu hal yang
terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan. Siklus hidrologi adalah
perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada bentuk awal.
Daur/siklus hidrologi atau siklus air, atau siklus H2O merupakan sirkulasi yang tidak
pernah berhenti dari air di bumi dimana air dapat berpindah dari darat ke udara
kemudian ke darat lagi bahkan tersimpan di bawah permukaan dalam tiga fasenya
yaitu cair (air), padat (es), dan gas (uap air). Hal ini menunjukkan bahwa volume air
di permukaan bumi sifatnya tetap. Daur hidrologi merupakan salah satu dari daur
biogeokimia. Siklus hidrologi memainkan peran penting dalam cuaca, iklim, dan ilmu
meteorologi. Keberadaan siklus hidrologi sangat significant dalam kehidupan.
Meskipun tetap dengan perubahan iklim dan cuaca, letak mengakibatkan volume
dalam bentuk tertentu berubah, tetapi secara keseluruhan air tetap. Siklus air secara
alami berlangsung cukup panjang dan cukup lama. Sulit untuk menghitung secara
tepat berapa lama air menjalani siklusnya, karena sangat tergantung pada kondisi
geografis, pemanfaatan oleh manusia dan sejumlah faktor lain.
Meskipun keseimbangan air di bumi tetap konstan dari waktu ke waktu,
molekul air bisa datang dan pergi, dan keluar dari atmosfer. Air bergerak dari satu
tempat ke tempat yang lain, seperti dari sungai ke laut, atau dari laut ke atmosfer, oleh
proses fisik penguapan, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, limpasan, dan aliran bawah
permukaan. Dengan demikian, air berjalan melalui fase yang berbeda, yaitu cair,
padat, dan gas.
Siklus hidrologi melibatkan pertukaran energi panas, yang menyebabkan
perubahan suhu. Misalnya, dalam proses penguapan, air mengambil energi dari
sekitarnya dan mendinginkan lingkungan. Sebaliknya, dalam proses kondensasi, air
melepaskan energi dengan lingkungannya, pemanasan lingkungan. Siklus air secara
signifikan berperan dalam pemeliharaan kehidupan dan ekosistem di Bumi. Bahkan
saat air dalam reservoir masing-masing memainkan peran penting, siklus air
membawa signifikansi ditambahkan ke dalam keberadaan air di planet kita. Dengan
mentransfer air dari satu reservoir ke yang lain, siklus air memurnikan air, mengisi
ulang tanah dengan air tawar, dan mengangkut mineral ke berbagai bagian dunia. Hal
ini juga terlibat dalam membentuk kembali fitur geologi bumi, melalui proses seperti
erosi dan sedimentasi. Selain itu, sebagai siklus air juga melibatkan pertukaran panas,
hal itu berpengaruh pada kondisi.
Siklus hidrologi dibedakan ke dalam tiga jenis yaitu:
a. Siklus Pendek
Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi berubah menjadi butir-
butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung jatuh ke laut dan
akan kembali berulang.
b. Siklus Sedang
Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan melalui proses
kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di daratan dan
selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai
atau saluran-saluran air.
c. Siklus Panjang
Air laut menguap, setelah menjadi awan melalui proses kondensasi, lalu terbawa
oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di daratan dan terjadilah hujan salju atau es
di pegunungan-pegunungan yang tinggi. Bongkah-bongkah es mengendap di
puncak gunung dan karena gaya beratnya meluncur ke tempat yang lebih rendah,
mencair terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut.

C. Unsur Unsur Dalam Siklus Air


a. Presipitasi
Uap air yang jatuh ke permukaan bumi. Sebagian besar presipitasi terjadi sebagai
hujan, tetapi di samping itu, presipitasi juga menjadi salju, hujan es (hail), kabut
menetes (fog drip), graupel, dan hujan es (sleet).
b. Canopy intersepsi
Pengendapan yang dicegat oleh dedaunan tanaman dan akhirnya menguap
kembali ke atmosfer daripada jatuh ke tanah.
c. Pencairan salju
Limpasan yang dihasilkan oleh salju mencair.
d. Limpasan (runoff)
Berbagai cara dengan mana air bergerak di seluruh negeri. Ini mencakup baik
limpasan permukaan (surface runoff) dan limpasan saluran (channel runoff).
Karena mengalir, air dapat merembes ke dalam tanah, menguap ke udara, menjadi
disimpan di danau atau waduk, atau diekstraksi untuk keperluan manusia
pertanian atau lainnya.
e. Infiltrasi
Aliran air dari permukaan tanah ke dalam tanah. Setelah disusupi, air menjadi
kelembaban tanah (soil moisture) atau air tanah (groundwater).
f. Arus Bawah Permukaan
Aliran air bawah tanah, di zona Vadose dan akuifer. Air bawah permukaan dapat
kembali ke permukaan (misalnya sebagai pegas atau dipompa) atau akhirnya
meresap ke dalam lautan. Air kembali ke permukaan tanah pada elevasi lebih
rendah dari tempat itu disusupi, di bawah tekanan gaya gravitasi atau gravitasi
diinduksi. Tanah cenderung bergerak lambat, dan diisi kembali perlahan-lahan,
sehingga dapat tetap dalam akuifer selama ribuan tahun.
g. Penguapan
Transformasi air dari cair ke fase gas ketika bergerak dari tanah atau badan air ke
atmosfer atasnya. Sumber energi untuk penguapan terutama radiasi matahari.
Penguapan banyak yang implisit meliputi transpirasi dari tanaman, meskipun
bersama-sama mereka secara khusus disebut sebagai evapotranspirasi.
h. Sublimasi
Perubahan wujud secara langsung dari air padat (salju atau es) menjadi uap air.
i. Adveksi
Gerakan air – dalam wujud padat, cair, atau uap – melalui atmosfer. Tanpa
adveksi, air yang menguap dari lautan tidak bisa jatuh sebagai presipitasi di atas
tanah.
j. Kondensasi
Transformasi uap air untuk tetesan air cair di udara, awan dan kabut adalah
wujudnya.
k. Transpirasi
Pelepasan uap air dari tanaman dan tanah ke udara. Uap air adalah gas yang tidak
dapat dilihat.

D. Proses Terjadinya Siklus Air

Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali
pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume air di permukaan bumi sifatnya tetap.
Meskipun tetap dengan perubahan iklim dan cuaca, letak mengakibatkan volume dalam
bentuk tertentu berubah, tetapi secara keseluruhan air tetap. Siklus air secara alami
berlangsung cukup panjang dan cukup lama. Sulit untuk menghitung secara tepat berapa lama
air menjalani siklusnya, karena sangat tergantung pada kondisi geografis, pemanfaatan oleh
manusia dan sejumlah faktor lain.

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi.

Sama seperti proses fotosintesis pada siklus karbon, matahari juga berperan penting
dalam siklus hidrologi. Matahari merupakan sumber energi yang mendorong siklus air,
memanaskan air dalam samudra dan laut. Akibat pemanasan ini, air menguap sebagai uap air
ke udara. 90 % air yang menguap berasal dari lautan. Es dan salju juga dapat menyublim dan
langsung menjadi uap air. Selain itu semua, juga terjadi evapotranspirasi air terjadi dari
tanaman dan menguap dari tanah yang menambah jumlah air yang memasuki atmosfer.
Setelah air tadi menjadi uap air, Arus udara naik mengambil uap air agar bergerak naik
sampai ke atmosfir. Semakin tinggi suatu tempat, suhu udaranya akan semakin rendah.
Nantinya suhu dingin di atmosfer menyebabkan uap air mengembun menjadi awan. Untuk
kasus tertentu, uap air berkondensasi di permukaan bumi dan membentuk kabut.
Arus udara (angin) membawa uap air bergerak di seluruh dunia. Banyak proses
meteorologi terjadi pada bagian ini. Partikel awan bertabrakan, tumbuh, dan air jatuh dari
langit sebagai presipitasi. Beberapa presipitasi jatuh sebagai salju atau hail, sleet, dan dapat
terakumulasi sebagai es dan gletser, yang dapat menyimpan air beku untuk ribuan tahun.
Snowpack (salju padat) dapat mencair dan meleleh, dan air mencair mengalir di atas tanah
sebagai snowmelt (salju yang mencair). Sebagian besar air jatuh ke permukaan dan kembali
ke laut atau ke tanah sebagai hujan, dimana air mengalir di atas tanah sebagai limpasan
permukaan.
Sebagian dari limpasan masuk sungai, got, kali, lembah, dan lain-lain. Semua aliran itu
bergerak menuju lautan. sebagian limpasan menjadi air tanah disimpan sebagai air tawar di
danau. Tidak semua limpasan mengalir ke sungai, banyak yang meresap ke dalam tanah
sebagai infiltrasi. Infiltrat air jauh ke dalam tanah dan mengisi ulang akuifer, yang merupakan
toko air tawar untuk jangka waktu yang lama. Sebagian infiltrasi tetap dekat dengan
permukaan tanah dan bisa merembes kembali ke permukaan badan air (dan laut) sebagai
debit air tanah. Beberapa tanah menemukan bukaan di permukaan tanah dan keluar sebagai
mata air air tawar. Seiring waktu, air kembali ke laut, di mana siklus hidrologi kita mulai.

E. Kegunaan/Manfaat Siklus Hidrologi


Siklus hidrologi ini merupakan siklus alami yang banyak mengandung manfaat.
Manfaat siklus hidrologi diantaranya :

1) Wash Biosfer
Biosfer merupakan tempat hidup makhluk hidup tumbuhan, hewan termasuk
manusia. Biosfer terdiri dari litosfer (batuan/daratan), hidrosfer (air), dan atmosfer
(udara). Dalam perjalanannya siklus hidrologi melewati ke tiga tempat tersebut, yaitu
litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Air merupakan pelarut universal yang sangat baik,
apa yang apa yang dilalui akan dilarut oleh air, kecuali cairan seperti minyak. Pada
saat pertama kali air mengalami siklus hidrologi, air sungai, laut, danau, dsb
mengalami penguapan. Hasil penguapan merupakan air yang relatif bersih. Air bersih
ini sebagai bahan dasar untuk mencuci biosfer. Ketika perjalanan ke atmosfer, air akan
melarut partikel debu, gas (NOx, SOx), aerosol, fume, fog dsb, demikian juga ketika air menjadi titik
air awan ataupun presipitasi. Semua yang ada di atmosfer dilarutkan dan diikat oleh air untuk dibawa
ke permukaan bumi, sehingga atmosfera menjadi bersih alami. Awan di atmosfer merupakan air
yang bermuatan listrik sehingga pertemuan awan yang satu dengan lainnya menimbulkan kilat
maupun petir. Petir sangat bermanfaat untuk terjadinya fiksasi sehingga terbentuk N2 yang berguna
pada siklus Nitrogen. Sebelum mencapai permukaan tanah air hujan sebagian mengenai dedaunan
yang telah tertutup debu atau partikel Pb pada tanaman di jalan raya, debu kapur pada daerah industri
kapur, semen, dsb akan terbersihkan, sehingga daun dapat melalukan fotosintesis dengan sempurna,
stomata daun akan terbuka, penguapan daun menjadi tidak terganggu. Demikian juga perlakukan
terhadap atap rumah. Bentuk dan posisi daun beraneka ragam, sangat mempengaruhi jatuhnya air
hujan ke tanah.
Air hujan yang jatuh ke bumi dengan kekuatan gravitasi tertentu akan membuka sebagian
tipis lapisan topsoil. Air yang jatuh di daratan sebagian mengalami perkolasi masuk dalam tanah
sebagai air tanah dan sebagian lagi sebagai air permukaan (run off). Pada saat mengalir, air akan
melarutkan unsur-unsur mineral yang terdapat pada batuan tanah. Air di permukaan akan melarutkan
unsur hara pada permukaan tanah, termasuk sisa atau kelebihan kegiatan pertanian, permukiman dan
industri. Ketika air sungai masuk daerah permukiman, air akan melarutkan limbah domestic,
misalnya detergen, minyak, ekskreta, sampah, dll. Ketika memasuki daerah pertanian sisa-sisa pupuk
dilarutkan, pestisida, dsb. Masuk daerah industri akan melarutkan limbah industri, misalnya minyak,
pewarna, amoniak, dsb. Sedangkan air tanah baik air tanah bebas ataupun air tanah tertekan mengalir
menuju lautan dengan melarutkan mineral batuan yang ada pada tanah.
Semua aliran air akhirnya terhenti pada danau atau laut. Endapan-endapan mineral yang
berlebihan menimbulkan air laut penuh dengan unsur-unsur mineral, salah satunya garam-garaman
yang menyebabkan air laut menjadi asin. Bahan bawaan air lainnya akan diendapkan secara berlahan
di dasar laut. Unsur-unsur hara batuan tanah akan di dorong dengan gelombang laut menuju pantai
sehingga terbentuk delta daratan yang subur. Bahan-bahan unsur pencemaran yang terbawa air secara
alaminya akan terdegradasi dengan sendiri selama tidak melebihi ambang batas kemampuan air atau
air akan melakukan mekanisme pencucuian dirinya sendiri.

2) Water Move Position


Jumlah air di bumi relatif stabil, tidak bertambah tidak berkurang, hanya posisi / tempat dan
kualitasnya yang berubah. Air secara keseluruhan yang ada di dunia sebanyak 1.362.000.000 km3,
yang terdiri samudra (97,2%), es/gleser (2,15%), air tanah (0,61%), air permukaan (0,05%), danau air
tawar (0,009%), laut / danau asin (0,008%), sungau, atmosfera, dll (0,073%) (Lamb James C dalam
Juli Soemirat, 1996, 79).
Jadi air yang dapat dimanfaatkan langsung sekitar 2,8% air di dunia. Secara teoritis semua air
di bumi kondisinya statis, oleh karena panas matahari, panas bumi, tinggi rendah permukaan bumi,
sehingga air bergerak mengikuti hokum siklus hidrologi. Secara langsung siklus hidrologi memutar
atau memindahkan air dari berbagai tempat. Semula di daratan, di lautan, dipindahkan ke udara, ke
tanah dsb. Pada masing-masing tempat / posisi air memiliki kemanfaatan yang berbeda-beda,
tergantung dari kemampuan manusia mendayagunakan. Menurut Lamb James C (Juli Soemirat,
1996, 79), air yang ikut sirkulasi siklus hidrologi hanya 521.000 km3/th(0,038% total keseluruhan
air). Sirkulasi air dalam proses siklus hidrologi pada evaporasi/penguapan sebanyak 521.000 km3 /th
yang berasal dari 84% evaporasi lautan dan 14% evaporasi daratan, namun ketika presipitasi yang
jatuh ke lautan 80% dan 20% jatuh ke daratan. Dibanding antara proporsi evaporasi dan presipitasi di
daratan ada beda 6% atau sekitar 31.260 km3/th.
Keadaan tersebut dikarenakan di daratan terdapat gunung-gunung dan bukit-bukit dataran
tinggi yang dapat menahan awan dan terjadi kondesasi serta presipitasi di daerah pegunungan,
sehingga air akan mengaliri sungai dan air bawah tanah menuju dataran rendah sampai ke laut. Di
dataran rendah yang datar dan lautan secara acak adalah seimbang antara evaporasi dan presipitasi.
Kondisi kelebihan presipitasi dari evaporasi tersebut seimbang dengan air sungai atau air bawah yang
mengalir sampai menuju atau masuk ke laut (Juli Soemirat, 1996, 79).

3) Water Suply
Air yang ikut sirkulasi siklus hidrologi hanya 521.000 km3/th, yang berarti 1,427.1015
liter/hari. Bila penduduk bumi 6 milyar dan kebutuhan air 200 liter/hari, maka akan membutuhkan
air 1,2.1012 liter/hari, sedangkan air yang ikut sirkulasi sebesar 1,427.1015 liter/hari. Jadi masih ada
kelebihan air yang dimanfaatkan oleh tumbuhan dan hewan lainnya yang tidak akan mengganggu
kondisi air yang sedang mengalir di sungai, air bawah tanah, danau, dan keberadaan laut. Dalam
sirkulasi hidrologi, air melalui berbagai tempat. Terutama di daratan baik yang melalui permukaan
atau bawah tanah.
Berdasarkan hitungan di atas jumlah air sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan
manusia, hewan ataupun tumbuhan. Namun memang tiap daerah berbeda-beda kualitas dan
kauntitasnya, ada kekurangan, kecukupan dan kelebihan, tetapi secara total masih sangat mencukupi.
Penduduk pegunungan tidak perlu menuju laut untuk memenuhi kebutuhan airnya, cukup menanti
hujan atau aliran permukaan atau mengambil di pancuran atau di telaga. Pendudukan perkotaan yang
datar, cukup mengambil air dari air bawah tanah atau menjernihkan dari air permukaan. Semua
kebutuhan air tercukupi baik dari segi jumlah maupun tempatnya.

4) Resource Life
Air merupakan kebutuhan mutlak setiap makluk hidup. Tanpa ada air mustahil ada
kehidupan. Setelah bumi terbentuk, kemudian mendingin mengkerut, mulai terbentuk air yang
mengisi keriput-keriput bumi. Titik air baru terbentuk sebagai aktifitas gunung berapi. Air saat itu
masih tawar dan belum ada kehidupan. Kemudian karena adanya panas matahari, panas bumi dan
sifat air mulailah terbentuk penguapan, awan, hujan, air tanah, sungai danau, dan laut, sehingga
sempurnalah siklus hidrologi.
Kehidupan pertama kali terbentuk dari adanya petir dari pertemuan dua awan, yang
mengenai permukaan air tawar, sinar ultra violet, panas dan sinar radiasi (Hendro Darmodjo,
1984/1985, 4). Saat itu mulailah terbentuk unsur-unsur kehidupan dan akhirnya terbentuk mahkluk
sederhana di dasar air tawar. Kemudian secara evolusi terjadilah makhluk seperti sekarang ini.Sampai
sekarang air merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari suatu makhluk hidup atau kehidupan.
Suatu mikroorganisme, bijian kurang dapat berkembang atau tidak aktif dalam kondisi
kering tidak ada air, ketika air ada bijian mulai tumbuh, mikroorganisme mulai aktif. Bahkan pada
litosfer yang kering kerontang, hampir dapat dipastikan kehidupan di sana berjalan lamban, kurang
beraktifitas, lambat berkembang, namun begitu ada air semua kehidupan menunjukkan jati dirinya
sebagai makhluk hidup.

5) Resource Energy
Siklus hidrologi memungkin air hujan jatuh di pegunungan atau dataran tinggi. Oleh karena
gravitasi air mengalir menuju tempat yang rendah. Perbedaan ketinggian daratan yang dilalui air akan
mengakibatkan kekuatan air untuk mengalir lebih kuat, semakin tinggi menuju ke rendah semakin
kuat kekuatan air. Kekuatan air tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pada kekuatan
yang cukup oleh penduduk dimanfaatkan untuk memutar kincir, menumbuk, sedangkan pada
kekuatan yang besar dapat digunakan untuk memutar turbin penghasil listrik yang dapat dinikmati di
rumah kita saat ini.

6) Obyek Wisata
Kabut di pegunungan, air terjun, awan yang tebal, hujan gerimis, danau, aliran sungai, sungai
bawah tanah, stalaktit, stalakmit, mata air, sumur artesis, gelombang laut, semuanya merupakan
bagian dari siklus hidrologi. Keadaan itu semua terbentuk oleh adanya siklus hidrologi ribuan tahun,
dan sekarang keindahannya dapat dijadikan obyek wisata yang menarik. Dapat dibayangkan bila air
tidak mengalir mengikuti siklus hidrologi, semua keadaan tersebut di atas tidak akan ada.
F. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Siklus Hidrologi
Dampak negatif aktivitas manusia terhadap siklus air
1) Penebangan hutan
Penebangan hutan secara berlebihan yang mengakibatkan pengaruh terhadap
resapan air ke dalam tanah. Hutan yang gundul tidak akan dapat menyerap air
sehingga ketika hujan turun air akan mengalir langsung ke laut. Karena tidak ada
resapan yang terjadi karena hutan gundul, akibatnya lapisan atas tanah dan humus
terkikis oleh air yang mengalir. Terbukanya permukaan tanah menyebabkan kapasitas
intersepsi hujan menurun drastis, hujan yang jatuh langsung memukul permukaan
tanah dan memecahkan matriks tanah menjadi partikel tanah yang kecil‐kecil.
Sebagian dari partikel tanah menutup pori tanah dan memadatkan permukaan
tanah, sehingga menurunkan kapasitas infiltrasi. Dengan menurunnya kapasitas
infiltrasi maka jumlah aliran permukaan meningkat dan jumlah aliran air yang menuju
ke bawah permukaan untuk mengisi air tanah berkurang. Aliran permukaan menjadi
energi yang dapat menggerus partikel tanah di permukaan dan mengangkutnya ke
tempat lain sebagai bagian dari proses erosi.
2) Pembangunan pemukiman
Pembangunan pemukiman yang tidak memperhatikan aspek lahan serapan air,
akibatnya lahan yang seharusnya menjadi tempat serapan air menjadi tertutupi
pemukiman, dimana dipastikan sebagian besar halaman pemukiman di tutup oleh
jalanan, semen/beton.
3) Manipulasi manusia skala besar
Skala besar manipulasi manusia terhadap air secara signifikan mengubah pola
global debit sungai. Perubahan yang dihasilkan di permukaan laut, salinitas laut, dan
dalam sifat biofisik dari permukaan tanah pada akhirnya dapat menghasilkan umpan
balik iklim.Regulasi manusia dari aliran sungai dan vegetasi kering telah mengurangi
limpasan sungai sekitar 324 km/tahun. Penurunan tahunan di limpasan sesuai dengan
menurunkan permukaan laut sebesar 0,8 mm /tahun. Angka ini mewakili fraksi yang
signifikan dari kenaikan permukaan laut yang diamati dari 1-2 mm / tahun, tetapi
berlawanan arah. Jadi, kalau bukan karena pengalihan manusia dari limpasan,
permukaan laut akan naik lebih cepat dari sebenarnya.
4) Mayoritas manusia yang mempengaruhi proses siklus air di darat
Penyimpanan air di waduk, pertambangan air tanah, irigasi, urbanisasi,
pembakaran, deforestasi, pemanfaatan lahan basah. Penurunan tahunan di limpasan
sesuai dengan menurunkan permukaan laut, kalau bukan karena pengalihan manusia
dari limpasan, permukaan laut akan naik lebih cepat dari sebenarnya.
5) Pembukaan lahan
Untuk keuntungan dalam hal bisnis, ekonomi, dan sosialisasi masyarakat
hutan-hutan banyak di tebangi dan lahan-lahan baru yang telah terbuka di
alihfungsikan menjadi lahan industri, perumahan, atau lahan pertanian. Akibatnya
daerah resapan air menjadi berkurang.
6) Pemakaian Berbagai Zat Kimia
Berbagai zat kimia yang dilepaskan ke udara maupun lingkungan sebagai
akibat aktivitas manusia juga mempengaruhi kandungan air hujan yang turun ke bumi.
Berbagai kandungan zat kimia tersebut akan terakumulasi dengan air hujan yang
membahayakan bagi manusia yang terjadi saat ini.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang lain
juga sangat membutuhkan air. Air secara terus-menerus mengubah posisinya dari satu ke
bagian lain dari siklus air, pada dasarnya melibatkan proses fisik berikut:

1. Penguapan dari lautan dan badan air lainnya dan transpirasi dari makhluk hidup
(hewan dan tumbuhan) ke atmosfer,
2. Curah hujan, disebabkan oleh kondensasi uap air, yang dapat beradaptasi beberapa
bentuk,
3. Limpasan, atau gerakan air permukaan ke dalam lautan.

Siklus air ini membuat air seolah-olah tidak terbatas. Namun dapat kita lihat berbagai
aktivitas manusia dapat berpengaruh terhadap siklus hidrologi ini. Meskipun
keseimbangan air di bumi tetap konstan dari waktu ke waktu, molekul air bisa datang dan
pergi, dan keluar dari atmosfer. Air bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, seperti
dari sungai ke laut, atau dari laut ke atmosfer, oleh proses fisik penguapan, kondensasi,
presipitasi, infiltrasi, limpasan, dan aliran bawah permukaan. Namun perbuatan manusia
dapat berdampak terhadap keberlangsungan siklus air.

B. SARAN
Air adalah kebutuhan vital yang harus dipenuhi semua makhluk hidup baik itu manusia,
hewan, ataupun tumbuhan. Namun makhluk hidup yang paling berpengaruh terhadap
siklus air ini tentu saja manusia. Berbagai kegiatan manusia seperti menebang hutan,
menghilangkan resapan air, membuang sampah di sungai, pembuangan limbah pabrik di
aliran air maupun udara dapat mengancam ketersediaan air bersih semakin menipis.
Untuk itu, manusia perlu mempertimbangkan aktivitas yang dilakukannya sehingga tidak
merusak lingkungan dan mengganggu siklus air itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. SIKLUS AIR. Diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_air. Diakses Pada 20


September 2012.

Organisasi Orang Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia . 2008. Jenis/Macam Siklus
Hidrologi. Diambil dari
http://organisasi.org/jenis-macam-siklus-hidrologi-siklus-air-pendek-sedang-panjang-di-
bumi. Diakses Pada 21 September 2012.

Smart Klik. 2010. Pengertian Siklus Hidrologi. Diambil dari


http://www.g-excess.com/34757/pengertian-siklus-hidrologi/. Diakses Pada 21 September
2012.

Anda mungkin juga menyukai