Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kejang demam (febris convulsion, seizure), ialah perubahan aktifitas
motorik dan / atau behabivor yang bersifat paroksismal dan dalam waktu
terbatas akibat dari adanya aktifitas listrik abnormal di otak yang terjadi akibat
kenaikan suhu tubuh. Kejang pada anak umumnya diprovokasi oleh kelainan
somatik berasal dari luar otak yaitu demam tinggi, infeksi, sinkop, trauma
kepala, hipoksia, keracunan, atau aritmia jantung. Kejang adalah lazim terjadi
pada 10% dari anak pada umur antara 9 bulan - 5 tahun dengan onset
reratanya ialah 14-18 bulan, dengan angka kejadian sekitar 3-4%, serta
prognosisnya adalah baik sekali. Setiap anak dengan kejang demam perlu
diperiksa secara seksama untuk mencari bila terdapat sepsis, meningitis
bakteri, atau penyakit serius lainnya. Selain terkait dengan umur, kejang
demam terjadi dalam beberapa anggota keluarga, dan terdapat peta kromosom
yang membuktikan adanya kaitan predisposisi genetika yaitu kromosom 19p
dan 8q13-21 dan diwariskan dengan pola dominan autosom. Sampai umur 5
tahun anak yang mengalami kejang demam ialah sebanyak 0.5%-10%,
dominan pada anak laki-laki, umur terutama ialah 3 bulan – 5 tahun.
Pada kejang demam sederhana (simple febrile convulsion) biasanya
disertai kenaikan suhu tubuh yang cepat mencapai ≥ 390C, kejang bersifat
umum dan tonik-klonik, umumnya berlangsung beberapa detik / menit dan
jarang sampai 15 menit, tidak berulang dalam 24 jam, pada akhir kejang
kemudian diakhiri dengan suatu keadaan singkat seperti mengantuk
(drowsiness), dan bangkitan kejang terjadi hanya sekali dalam 24 jam. Bentuk
kedua disebut kejang demam kompleks (complex or complicated febrile
convulsion) dengan sifat berupa lama kejang > 15 menit, kejang dapat
berlangsung dalam 24 jam, dan terdapat kejang fokal atau temuan fokal dalam
masa pasca bangkitan (postictal period). Faktor resiko untuk timbul epilepsi
ialah gambaran kompleks waktu bangkitan dan pasca iktal, kejang bermula
pada umur < 12 bulan, milestone tumbuh kembang terlambat, dan terdapat
kelainan neurologik sebelumnya. Pada kejang demam tidak dijumpai adanya
kelainan pada uji cairan serebrospinal (CSS). Pada anak umur < 12 bulan
dengan kejang kompleks terutama bila kesadaran pasca iktal meragukan
pemeriksaan CSS sangat diperlukan untuk memastikan kemungkinan adanya
meningitis.
Pengobatan kejang demam ditujukan pertama untuk segera mengatasi
kejang yang terjadi dengan pemberian diazepam per rektal (0.5 mg/kg) atau
per oral 1 mg/kg/24 jam dalam 3 dosis biasanya selama -3 hari, dan antipiretik
untuk segera menurunkan peningkatan suhu tubuh. Penyebab demam segera
diidentifikasi dan diatasi dengan pemberian obat yang sesuai. Pemberian
antikonvulsan untuk upaya pencegahan dianggap kontroversi karena kurang
efektif dan pengaruh efek samping yang tak dikehendaki. Bila demam (38.50C
atau lebih) untuk mencegah terjadinya kejang dapat diberi antipiretik.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kejang demam.
2. Untuk mengetahui etiologi kejang dema.
3. Untuk mengetahui patofisiologi kejang demam.
4. Untuk mengetahui pathway kejang demam.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinik kejang demam.
6. Untuk mengetahui pengobatan kejang demam.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang kejang demam.
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak yang mengalami kejang
demam.

Widagdo. 2012. Masalah Dan Tatalaksana Penyakit Anak Dengan Demam.


Jakarta : CV Sagung Seta

Anda mungkin juga menyukai