Anda di halaman 1dari 19

Material Konstruksi Jalan Raya

Tanah Dasar (Subgrade)


Oleh:
Edi Yusuf Adiman, ST, M.Sc
Klasifikasi Tanah

1. Sistem USCS
Klasifikasi Tanah

2. Sistem AASHTO
Daya Dukung Tanah Dasar

Metode yang digunakan :


1. CBR (California Bearing Ratio)
2. DCP (Dynamic Cone Penetrometer) atau modulus reaksi tanah (k)
3. Modulus Resilient (MR)
Daya Dukung Tanah Dasar

1. CBR (California Bearing Ratio)


Nilai CBR (dinyatakan dalam persen) adalah nilai
empiris dari mutu tanah dasar dibandingkan
dengan mutu batu pecah standar yang memiliki
nilai 100 %.

Berdasarkan kondisi benda uji, CBR dibedakan


menjadi :
a. CBR rencana
b. CBR lapangan
c. CBR lapangan rendaman
Daya Dukung Tanah Dasar

1. CBR (California Bearing Ratio)


a. CBR rencana
Disebut juga CBR laboratorium atau design CBR. Digunakan untuk
menyatakan daya dukung tanah dasar, dimana pada saat
perencanaan lokasi tanah dasar belum disiapkan sebagai lapis
tanah dasar struktur perkerasan. Selanjutnya direncanakan nilai
CBR-nya dengan dipadatkan mencapai 95% kepadatan maksimum.
Daya Dukung Tanah Dasar

1. CBR (California Bearing Ratio)


b. CBR lapangan
Disebut juga CBRinplace atau field CBR.
Digunakan untuk menyatakan daya dukung
tanah dasar dimana tanah dasar direnanakan
tidak lagi mengalami proses pemadatan atau
peningkatan daya dukung tanah sebelum lapis
pondasi di hampar dan pada saat pengujian
tanah dasar dalam kondisi jenuh. Umumnya
digunakan untuk perencanaan tebal
perkerasan.
Daya Dukung Tanah Dasar

1. CBR (California Bearing Ratio)


c. CBR lapangan rendaman
Disebut juga undisturbed soaked CBR adalah
pengujian CBR di laboratorium tetapi benda
uji diambil dalam keadaan “undisturbed” dan
tanah mengalami pengembangan (swell) dari
lokasi tanah dasar di lapangan, dan diuji pada
saat kondisi tidak jenuh air. Digunakan untuk
menentukan daya dukung tanah di daerah
yang lapisan tanah dasarnya sudah tidak akan
dipadatkan lagi, terletak di daerah yang sering
terndam air pada musim hujan dan kering
pada musim kemarau.
Daya Dukung Tanah Dasar

2. DCP (Dynamic Cone Penetrometer)


Nilai CBR lapangan dapat juga diperoleh dengan
menggunakan hasil pemereiksaan DCP. Alat DCP
digunakan untuk mendapatkan daya dukung tanah
dasar sampai kedalaman 90 cm di bawah
permukaan tanah dasar.

Korelasi nilai DCP dan CBR


DCP kerucut 600
Log (CBR) = 2,8135 – 1,313 Log DN
DCP kerucut 300
Log (CBR) = 1,352 – 1,125 Log DN
Daya Dukung Tanah Dasar

3. Modulus Resilient (MR)


Modulus resilient adalah perbandingan antara deviator stress yang
menggambarkan repitisi beban roda dengan recoverable strain. Cara
uji MR di laboratorium dilakukan dengan memodelkan beban
kendaraan yang diperkirakan akan menggunakan perkerasan selama
umur rencana.

Korelasi nilai MR dan CBR (untuk CBR ≤ 10%)


MR = 1500 (CBR), MR dalam psi
Daya Dukung Tanah Dasar

A. Perhitungan Nilai CBR dari satu titik pengamatan


Daya dukung tanah dasar dinyatakan dengan nilai CBR yang
menunjukkan daya dukug tanah sedalam 100 cm. kadangkala lapis
tanah dasar sedalam 100 cm memiliki nilai CBR yang berbeda-beda.
Daya Dukung Tanah Dasar

B. Perhitungan CBR Segmen Jalan


Segmen jalan adalah bagian dari
ruas jalan yang memiliki mutu daya
dukung , sifat tanah, dan keadaan
lingkungan yang relatif sama.
Pengujian CBR sebaiknya dilakukan
setiap jarak 250 m dan ditambah
ketika ditemuinya perubahan jenis
tanah dan lingkungan.
Daya Dukung Tanah Dasar

B. Perhitungan CBR Segmen Jalan


Daya Dukung Tanah Dasar

B. Perhitungan CBR Segmen Jalan


Daya Dukung Tanah Dasar

B. Perhitungan CBR Segmen Jalan


Daya Dukung Tanah Dasar

Contoh Soal :
Daya Dukung Tanah Dasar

Jawaban :
Daya Dukung Tanah Dasar

Jawaban :
Sekian...
Terima Kasih Atas Perhatiannya
Semoga Bermanfaat
Wassalamu’alaikum

Anda mungkin juga menyukai