Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PLANT SURVEY

PT MASTER WOFENINDO LABEL


PRAKTIKUM KEDOKTERAN OKUPASI

PAJANAN BIOLOGI

Nafthalia Rila 102016124


Kristin Natalia Meta Kali 102015235
Jacub Desvano Matitaputty 102014225
Angela Christine Virginia 102014080
Sarah Claudia Yosephine Simanjuntak 102016204
Bintang Evelin Lorenza Sinaga 102016167
Livia Theda 102016034

Fakultas Kedokteran
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jakarta, 18 Oktober 2019
Pajanan Biologi
Pada hazard biologi ini sering ditemukan di tempat kerja dalam bentuk virus, bakteri, jamur,
parasite dan lain-lain. sumber bahaya biologis banyak terdapat di rumah sakit serta laboratorium
juga. berdasarkan transmisinya, milroorganisme dapat digolongkan menjadi:
1. bahaya kontak dengan individu terinfeksi
bahaya pada kontak individu yang terinfeksi, atau kontak dengan sekresi, ekskresi atau
jaringan tubuh manusia yang terinfeksi. tempat kerja yang beresiko ada bahaya ini adalah
seperti di rumah sakit dan laboratorium. contoh dari bahaya ini seperti needle stick injury.
2. bahaya akibat dari penularan binatang
bahaya ini terjadi karena pekerja atau karyawan yang terinfeksi oleh sekresi atau melalui
kontak dengan sekresi atau jaringan tubuh binatang yang terinfeksi, atau melalui transmisi
vector invertebrate nyamuk, kutu, dan lain sebagainya. misalnya pada leptospirosis,
antraks, dan toksoplasmosis. pekerja yang bisa terinfeksi secara langsung misalnya pet
shop dan petani
3. bahaya kerja biologi yang terjadi akibat polusi udara
bahaya ini terjadi pada lingkungan kerja yang udaranya mengandung mikrooragnisme.
pajanan ini terjadi pada pekerja yang menggunakan AC terpusat. secara umum bahaya
biologi oleh karena polusi terdiri dari: 1. inhalation fever yaitu pemajanan polusi berat
misal karena uap logam, dan uap pelarut 2. alergi, misalnya asma akibat kerja

Pada pekerja pembuatan label banyak hal yang terjadi pada pajanan biologi yang dapat
menyebabkan penyakit akibat kerja misalnya debu yang melekat pada alat-alat pabrik,

1. Luka tertusuk jarum

Biasa nya terjadi pada perempuan yang bekerja pada bagian packing dan yang bekerja pada shift
ke tiga pada jam 12 malam sampai 8 pagi, karena konsentrasi yang mulai menurun. Luka yang
terjadi akibat tertusuk jarum dapat menyebabkan infeksi jika tidak ditangani dengan segera. Maka
dari itu terdapat tim gerak cepat di perusahaan tersebut untuk menangani kasus dengan cepat
sehingga dapat meminimalisir pekerja yang terkena jarum untuk terkena infeksi.

2. Kipas angin yang berdebu

Kipas angina yang berdebu diarahkan langsung ke pekerja sebagai pendingin ruangan ini dapat
menyebabkan penyakit saluran pernafasan. Apalagi bagi pekerja yang memiliki riwayat asma maka akan
memperberat asmanya tersebut. (Lihat gambar 1)
Gambar 1. Kipas angin yang diarahkan langsung ke pekerja.

3. Gelas air minum yang tidak memiliki label

Gelas air minum yang tidak memiliki label nama dapat menjadi faktor resiko tertularnya penyakit dari
satu pekerja ke pekerja lainnya. Dimana apabila pekerja memiliki riwayat penyakit menular seperti
hepatitis A, Influenza, radang tenggorokan dan lain sebagainya. (Lihat gambar 2)

Gambar 2. Gelas minum yang tidak ada label

4. Tikus dapat menjadi faktor resiko tertularnya penyakit.

Tikus ini mucul akibat dari kebiasaan buruk yang dilakukan pekerja yaitu membuang bungkusan sisa
makanan dan menyimpan makanan di loker. Sehingga membuat tikus- tikus berdatanagn dan merusak
alat- alat dan bahan pabrik. Untuk menanggulagi kejadian ini maka dipasang beberapa perangkap tikus,
dan bila tikusnya tertangkap maka akan di buat laporan dalam bentuk foto. Hal ini untuk menghimbau
agar semua karyawan tetap menjaga kebersihan dan membuang sampah makanan sembarangan. (Lihat
gambar 3)
Gambar 3. Catatan mengenai jumlah tikus yang tertangkap.

5. Hygiene pekerja yang kurang baik

dimana mereka tidak menggunakan sarung tangan saat memegang alat dan bahan pabrik sehingga
apabila pekerja tidak mencuci tangan dengan benar saat sebelum makan akan menyebabkan diare dan
keracunan. (Lihat gambar 4)

Gambar 4. Tangan pekerja yang kotor karena tidak menggunakan sarung tangan

Saran

Tidak banyak pajanan biologi yang secara langsung dialami oleh pekerja terkait dengan pekerjaannya.
Modifikasi lingkungan kerja dapat membantu mencegah menyebarnya agen biologis dari satu karyawan
ke karyawan lainnya.

1. Diharapkan bagi pekerja yang sudah mengantuk dapat melakukan stretching saat jam kerja dan
untuk yang bekerja shift malam bisa diberikan penambahan jam istirahat. Untuk meningkatkan
konsentrasi pekerja sehingga terhindar dari kecelakan kerja.
2. Membersihkan penyejuk ruangan seperti kipas angin atau AC dapat mengurangi partikel debu
yang membawa agen penyakit tersebar diudara. Pembersihan kipas angin juga dapat segera
dilakukan agar karyawan terhindar dari paparan debu terus -menerus.
3. Sebaiknya pekerja memberikan tanda atau nama pada botol minum masing-masing agar tidak
tertukar dengan pekerja lain.
4. Diharapkan untuk meningkatkan kedisiplinan para pekerja dengan tidak makan di area kerja, tidak
membuang sisa makanan sembarangan, dan tidak menyimpan makanan di area kerja. Dan
makanlah di tempat makan yang sudah disediakan perusahaan.
5. Dihimbau kepada para pekerja untuk menggunakan sarung tangan saat bekerja. Mencuci tangan
dengan sabun dengan 6 langkah menurut WHO sebelum dan sesudah makan, sebelum dan
sesudah dari kamar kecil, dan setelah selesai bekerja.

Anda mungkin juga menyukai