Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH LUBANG BEKAS TAMBANG BATU BARA TERHADAP

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN JALAN


SURYANATA, KELURAHAN BUKIT PINANG, KECAMATAN SAMARINDA
ULU, KOTA SAMARINDA

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

SYARIFAH FAZLAH
NIM. 1705155009

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
PENGARUH LUBANG BEKAS TAMBANG BATU BARA TERHADAP
KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN JALAN
SURYANATA, KELURAHAN BUKIT PINANG, KECAMATAN SAMARINDA
ULU, KOTA SAMARINDA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Mulawarman

Oleh:

SYARIFAH FAZLAH
NIM. 1705155009

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsumsi batubara di dunia dalam beberapa tahun terakhir mengalami
peningkatan yang sangat pesat. Pada tahun 1990 total konsumsi batubara
dunia mencapai 3.461 juta ton dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 5.522
juta ton, meningkat rata-rata 3,59% per tahun (Ermina Miranti, 2008). World
Energy Council memperkirakan cadangan batubara terbukti dunia mencapai
847.488 juta ton pada akhir 2007 yang tersebar di lebih dari 50 negara dimana
76,3% terkonsentrasi di 5 negara yaitu Amerika Serikat (28,6%), Rusia
(18,5%), Cina (13,5%), Australia (9%), dan India (6,7%). Pada periode yang
sama, menurut data World Energy Council Indonesia memiliki cadangan
terbukti sebesar 4,3 miliar ton atau 0,5% dari total cadangan dunia. Produksi
batubara selama 17 tahun terakhir (1990-2007) juga meningkat dari 3.489 juta
ton menjadi 5.543 juta ton, dimana Indonesia menjadi produsen terbesar ke 7
di dunia dengan produksi 231 juta ton. Sementara itu di dalam negeri, batubara
telah memainkan peran yang cukup penting bagi perekonomian Indonesia.
Sumbangan yang diberikan dalam penerimaan negara meningkat setiap tahun.
Peran batubara sebagai sumber energi pembangkit juga semakin besar,
mengingat sekitar 71,19% dari konsumsi batubara domestik diserap oleh
pembangkit listrik, 17% untuk industri semen dan 10% untuk industri tekstil
dan kertas (Nurcahyani, Tiyas, 2011).
Pada awal penambangan batubara dengan metode open pit, tanah penutup
(overburden) yang dikupas dipindahkan ke suatu daerah pembuangan yang
tidak ada endapannya yang mana disebut sebagai lokasi penimbunan (waste
dump). Setelah operasi penambangan berjalan, maka tanah penutup dapat
ditempatkan kembali pada lubang bekas tambang atau disebut sebagai sistem
backfilling ataupun yang dilakukan di waste dump untuk melaksanakan
kegiatan reklamasi selama operasi penambangan berjalan. Penimbunan secara
bacfilling dilakukan untuk melaksanakan kegiatan reklamasi selama operasi
penambangan berjalan.
Reklamasi pada kegiatan penambangan adalah kegiatan yang dilakukan
sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan dan
memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali
sesuai peruntukannya. Berdasarkan definisi tersebut, reklamasi pada kegiatan
pertambangan tidak selalu dalam kegiatan revegetasi tetapi dapat dalam
bentuk lain. Bila dalam kondisi tertentu kegiatan pascatambang harus
meninggalkan lubang bekas tambang (void), maka lubang tersebut harus
mempunyai nilai manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan. (Nurcahyani, Tiyas,
2011).
Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba mengetahui pengaruh lubang
tambang batu bara terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah
lubang bekas tambang yang dekat dengan permukiman warga, terkhusus di
kawasan Jalan Suryanata, Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda
Ulu, Kota Samarinda.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah lubang bekas tambang berdampak pada kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat kawasan Jalan Suryanata, Kelurahan Bukit Pinang,
Kecamatan Samarinda Ulu?
2. Bagaimana perspektif masyarakat terhadap adanya lubang bekas tambang
yang terdapat di permukiman mereka?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengaruh lubang bekas tambang terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat kawasan Jalan Suryanata, Kelurahan Bukit Pinang,
Kecamatan Samarinda Ulu.
2. Mengetahui perspektif masyarakat terhadap adanya lubang bekas tambang
yang terdapat di permukiman mereka.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Memberi pencerdasan kepada masyarakat mengenai penggunaan lubang
bekas tambang secara tersirat.
2. Bagi Pemerintah
Membantu pemerintah dalam mensosialisasikan terkait dengan
permasalahan lubang bekas tambang kepada masyarakat.
3. Bagi Mahasiswa
Mengetahui permasalahan masyarakat kecil sehingga dapat menghasilkan
solusi-solusi alternatif bagi mereka.

1.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan


Fungsi dari penelitian terdahulu adalah sebagai referensi untuk
memaparkan serta menjelaskan hasil dari persamaan dan perbedaan antara
peneliti terdahulu dengan penelitian yang dilakukan para peneliti sekarang.
Dengan demikian hal tersebut dapat dijadikan sebagai bentuk orisinalitas
penelitian serta sebagai penunjang untuk memperkuat penelitian yang
dilakukan saat ini. Hal ini juga mengindikasikan bahwa perkembangan
penelitian dilakukan secara kontemporer sehingga akan terus dilakukan
pembaruan.

1. Hasil penelitian dari Tiyas Nurcahyani dengan judul “Kajian Pemanfaatan


Lubang Bekas Tambang (Void) di PT. Adaro Indonesia, Provinsi
Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui rona
akhir yang ditetapkan apakah sudah termasuk dalam perencanaan
tambang; 2) Mengetahui manfaat rona akhir tambang terhadap aspek
sosial, ekonomi dan lingkungan; dan 3) Mengkaji pemanfaatan lubang
bekas tambang (void) terhadap pembangunan berkelanjutan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Untuk mengetahui keaslian dan noveltyyang akan dihasilkan
penelitian ini, maka perlu disajikan beberapa hasil kajian atau penelitian
terdahulu yang fokus perhatiannya berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:
Pertama, penelitian dari Tiyas Nurcahyani dengan judul “Kajian
Pemanfaatan Lubang Bekas Tambang (Void) di PT. Adaro Indonesia,
Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui
rona akhir yang ditetapkan apakah sudah termasuk dalam perencanaan
tambang; 2) Mengetahui manfaat rona akhir tambang terhadap aspek
sosial, ekonomi dan lingkungan; dan 3) Mengkaji pemanfaatan lubang
bekas tambang (void) terhadap pembangunan berkelanjutan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa lubang bekas tambang (void) berpotensi
memberi kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Program
pemberdayaan masyarakat sekitar tambang dalam memanfaatkan lubang
bekas tambang menjadi sangat penting bagi kelangsungan pembangunan.
Informasi mengenai kandungan logam baik pada tanah maupun air dapat
menjadi suatu gambaran terhadap bahaya atau tidaknya pemanfaatan air
tersebut bagi kesehatan manusia
Kedua, penelitian dari Ayu Rizkiyani dengan judul “Pengaruh
Aktivitas Pertambangan Bauksit Terhadap Spasial dan Sosio Ekonomi
Masyarakat Pesisir di Kecamatan Bintan Timur”. Penelitian ini bertujuan
untuk menemukan pengaruh aktivitas pertambangan bauksit terhadap
spasial dan sosioekonomi masyarakat pesisir di Kecamatan Bintan Timur.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah aktivitas pertambangan bauksit di
Kecamatan Bintan Timur merupakan tambang legal berdasarkan surat
keputusan Bupati Bintan dengan system tambang terbuka. Dan dari hasil
perhitungan korelasi dan regresi linear berganda menyatakan H1 diterima
atau artinya terdapat pengaruh antara aktivitas pertambangan bauksit
terhadap spasial dan sosial ekonomi masyarakat pesisir di Kecamatan
Bintan Timur dan yang aktivitas yang paling berpengaruh adalah terhadap
spasial dengan pengaruh negatif yang kuat (mantap).
Ketiga, Janwar Priadi dengan judul penelitian “Dampak
Penambangan Emas Liar di Desa Paningkaban Kecamatan Gumelar
Kabupaten Banyumas Terhadap Sosial - Ekonomi Masyarakat Sekitar
Penambangan.” Fokus kajian penelitian ini adalah penambangan emas di
Desa Paningkaban Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas
berpengaruh positif terhadap sosial-ekonomi masyarakat sekitar
penambangan.
Keempat, penelitian Siti Fatonah dengan judul penelitian “Dampak
Kegiatan Penambangan Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat : Studi di Desa Sendangsari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta.”
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan pasir di Desa
Sendangsari dapat dilihat dari lokasi penambangan, lahan penambangan
dan stok pasir. Masyarakat Desa Sendangsari menggunakan model
penambangan pasir secara manual dan mekanik. Penambangan pasir
membawa dampak sosial berupa dampak positif yaitu interaksi berupa
kerjasama antar penambang pasir, kerjasama dalam hal pemberian
informasi, kerjasama dalam memecahkan masalah, menjaga hubungan
baik antar penambang pasir dengan cara melakukan perkumpulan arisan,
persaingan sehat antar penambang. Untuk dampak negatif yaitu adanya
konflik. Sedangkan untuk dampak ekonomi yaitu perubahan pendapatan
penambang, keluargapenambang mengalami peningkatan kesejahteraan
yang tidak signifikan dan pemenuhan kebutuhan penambang sudah
semakin terpenuhi.
Kelima, penelitian Ika Astuti dengan judul penelitian “Pengawasan
Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Kewajiban Pasca Tambang Pemilik Izin
Usaha Pertambangan di Desa Mangilu, Kecamatan Bungoro, Kabupaten
Pangkep.” Fokus kajian penelitian ini mengenai segi pandang dari sisi
yuridis pertambangan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ini berlangsung adalah di area kawasan lubang bekas
tambang yang ada di dekat permukiman warga Jalan Suryanata, Kelurahan
Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu. Alasan peneliti mengambil
lokasi ini adalah :
1. Terdapat anak dari salah satu warga yang meninggal di lokasi lubang bekas
tambang ini
2. Kegiatan penambangan batu bara biasanya berampak pada sosial,
ekonomi, budaya, dan lingkungan sekitar area penambangan

3.2 Jenis Penelitian


Penelitian diarahkan pada pendekatan deskriptif kualitatif. Dengan
alasan yaitu pertama, penelitian kualitatif melakukan penelitian pada
lataralamiah pada konteks dari suatu keutuhan. Kedua, metode kualitatif
lebih mudah menyesuaikan apabila berhadapan dengan kenyataan jamak
atau lebih dari satu. Ketiga,metode kualitatif menyajikan secara langsung
hakikat hubungan antara peneliti dan responden.Keempat,metode kualitatif
lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman
pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Kelima,
pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian kualitatif sering
menggunakan kata 5W1H. Metode ini lebih mudah dan valid untuk
mencari sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian (Fatonah, Siti.
2018).
3.3 Subyek Penelitian
Subjek penelitian dapat dikatakan sebagai orang yang dapat
memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi latar penelitian.
(Fatonah, Siti. 2018). Berdasarkan hal tersebut maka subyek penelitian ini
adalah masyarakat di sekitar wilayah lubang bekas tambang di kawasan
Jalan Suryanata, Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu,
Samarinda.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan teknik untuk mendapatkan data
yang dapat menunjang hasil penelitian. Teknik pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti adalah
a. Observasi (pengamatan). Teknik ini dilakukan dengan mengamati area
lubang bekas tambang yang ada di lokasi penelitian.
b. Wawancara. Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis
wawancara terstruktur. Data yang dicari oleh peneliti adalah seputar
tanggapan masyarakat terhadap adanya pertambangan di sekitar
permukiman mereka, dampak yang diberikan oleh tambang kepada
masyarakat, serta dampak yang berhubungan dengan sosial dan ekonomi
pasca tambang atau setelah terdapat lubang bekas tambang.
c. Dokumentasi. Metode ini sangat penting digunakan untuk menunjang
valid atau tidaknya data yang telah dikumpulkan agar dapat menunjang
data hasil dari observasi dan wawancara.
DAFTAR PUSTAKA

Rizkiyani, Ayu, 2016. “Pengaruh Aktivitas Pertambangan Bauksit Terhadap


Spasial dan Sosio Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kecamatan Bintan
Timur

Anda mungkin juga menyukai