Anda di halaman 1dari 9

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP


TAHUN AJARAN 2018-2019

1. Seorang operator parkir pesawat udara dalam pekerjaannya akan mengalami


situasi kebisingan sekaligus tingginya suhu udara, ditambah dengan beban
(load) pekerjaan yang tinggi. Resiko apa yang dihadapi oleh petugas
tersebu. Jawab dengan singkat dan jelas.
2. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, hal terbaik apa yang sebaiknya
dilakukan oleh manajemen terhadap operator-operator tersebut. Jelaskan
dengan contoh.
3. Mengapa seseorang itu membutuhkan ruang personal di dalam
kehidupannya, dalam situasi apa seseorang harus mengurangi luas ruang
personalnya. Jelaskan dan beri contoh dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pencahayaan akan berpengaruh kepada ketepatan pengamatan, jelaskan
kaitannya dengan pengambilan keputusan. Jelaskan dan beri contoh.
5. Warna adalah hal yang senantiasa ada dalam kehidupan manusia, jelaskan
bagaimana warna berperan dalam kehidupan manusia sehari-hari, khususnya
dalam dunia pariwisata,

PSIKOLOGI LINGKUNGAN
UJIAN AKHIR SEMESTER 2
2019

AJEN CAMPAKARARANG
(201822548)

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung


Jl. DR. Setiabudi No. 186, Hegarmanah, Kota Bandung, Jawa Barat
1. Ground Marshall atau biasa di sebut tukang parkir pesawat memiliki tingkat
resiko yang tinggi dan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja karena tidak mendengarkan teriakan atau isyarat tanda bahaya yang
tentunya akan dapat menurunkan mutu pekerjaan dan produktivitas kerja.
Gangguan Keseimbangan Gangguan keseimbangan ini mengakibatkan
gangguan fisiologis seperti kepala pusing, mual, dan lain-lain. Gangguan
Terhadap Pendengaran (Ketulian) Diantara sekian banyak gangguan yang
ditimbulkan oleh bising, gangguan terhadap pendengaran adalah gangguan
yang paling serius karena dapat menyebabkan hilangnya pendengaran atau
ketulian, (buchari, 2007). Kerusakan pendengaran karena kebisingan
sebenarnya adalah kerusakan pada indera pendengaran dengan risiko
penurunan daya dengar yang akhirnya dapat menjadi tuli menetap yang tidak
dapat disembuhkan. Oleh karena itu, menghindari kebisingan yang
berlebihan adalah satu-satunya cara yang tepat untuk mencegah kerusakan
pendengaran. Pengukuran kebisingan adalah Memperoleh data tentang
frekuensi dan intensitas kebisingan di perusahaan atau di mana saja.
Menggunakan data hasil pengukuran kebisingan untuk mengurangi
intensitas kebisingan tersebut, sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam
rangka upaya konservasi pendengaran tenaga kerja, atau perlindungan
masyarakat atau tujuan lainnya. Alat utama dalam pengukuran kebisingan
adalah Sound Level Meter. Alat ini mengukur kebisingan pada intensitas db
(A) dan dari frekuensi Hz.

Resiko kerusakan pendengaran pada manusia dapat disebabkan oleh


suara bising karena tingkat bising yang tinggi atau waktu kumulatif suara
yang berlebihan, Kerusakan pendengaran ditandai dengan meningkatnya
ambang dengar atau menurunnya sensitivitas dengar secara temporer atau
permanen (Quadrant Utama, 2002).

Tempat kerja yang bising dan penuh getaran bisa mengganggu


pendengaran dan keseimbangan para pekerja. Gangguan yang tidak dicegah
maupun diatasi bisa menimbulkan kecelakaan, baik pada pekerja maupun
orang di sekitarnya. Kebisingan bias mengganggu percakapan sehingga
mempengaruhi komunikasi yang sedang berlangsung, selain itu dapat
menimbulkan gangguan psikologis seperti kejengkelan, kecemasan dan
ketakutan. Gangguan psikologis akibat kebisingan tergantung pada
intensitas, frekuensi, periode, saat dan lama kejadian, kompleksitas
spektrum/kegaduhan dan tidak teraturnya suara kebisingan. Kebisingan
dapat menimbulkan gangguan terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan
seseorang melalui gangguan psikologi dan gangguan konsentrasi sehingga
menurunkan produktifitas kerja. (Sasongko 2000). (academia.edu Tingkat
Kebisingan Pesawat Udara) & (ejournal.warmadewa.ac.id Kebisingan
Petugas Ground Handling di Bandara)

2. Pesawat yang beroperasi di Bandara sangat berpengaruh dalam pengendalian


kebisingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Manajemen terhadap
Operator-operator supaya pengendalian kebisingan di Bandara lebih efektif
adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah kebisingan di Bandara.
2. Menentukan tingkat kebisingan yang diterima oleh karyawan dan
penduduk sekitar Bandara.
3. Menentukan sumber bising.
4. Data yang ada ditempuh langkah penyesuaian kondisi operasional atau
melakukan perawatan atau pemeliharan engine pesawat terbang sehingga
suara yang timbul dapat dikurangi.
5. Usaha lain dalam pengendalian dapat dilakukan dengan menambahkan
bahan- bahan penyerap suara, atau penghalang suara lainnya tergantung
situasi dan kondisi area bising.
6. Jika semua usaha pengendalian secara teknis belum berhasil menurunkan
tingkat bising maka alternatif lain adalah pengendalian secara administratif
yaitu dengan cara pengaturan pola kerja pada pekerja dikaitkan dengan
penerimaan tingkat kebisingan.

Selain itu, dalam upaya pengendalian kebisingan di lingkungan


Bandara agar lebih efektif, maka perlu dilakukan identifikasi masalah
kebisingan di Bandara, dan menentukan tingkat kebisingan yang diterima
oleh karyawan Bandara dan penduduk sekitar Bandara. Data yang diperoleh
dapat dipakai sebagai bahan analisis yang berkaitan dengan upaya
mengurangi kebisingan secara teknis di sumber suara. Selain itu juga
pengendalian kebisingan dapat ditempuh secara administratif dengan cara
mengatur pola kerja, upaya terakhir dengan penggunaan alat pelindung diri
untuk mengurangi kebisingan seperti penyumbat telinga dan pelindung
telinga (Environmental Pollution Control Centre, Osaka Prefecture Japan,
2004). (digilib.uns.ac.id Upaya Pengendalian Kebisingan) &
(eprints.undip.ac.id Kebisingan akibat aktifitas di Bandara)

3. Menurut Sommer (dalam Alt man, 1975) ruang personal adalah daerah di
sekeliling seseorang dengan batasan-batasan yang tidak jelas dimana
seseoramg tidak boleh memasukinya. Goffman (dalam Altman, 1975)
menggambarkan ruang personal sebagai jarak / daerah di sekitar individu
dimana dengan memasuki daerah orang lain, menyebabkn orang lain
tersebut merasa batasnya dilanggar, merasa tidak senang, dan kadang-
kadang menarik diri. Beberapa definisi ruang personal secara implisit
berdasarkan hasil-hasil penelitian, antara lain :
• Ruang personal adalah batasan-batasan yang tidak jelas antara seseorang
dengan orang lain.
• Ruang personal sesungguhnya berdekatan dengan diri sendiri.
• Pengaturan ruang personal merupakan proses dinamis yang memungkinkan
diri kita keluar darinya sebagai suatu perubahan situasi.
• Ketika seseorang melanggar ruang personal orang lain, maka dapat berakibat
kecemasan, stress, dan bahkan perkelahian.
• Ruang personal berhubungan secara langsung dengan jarak-jarak antar
manusia, walaupun ada tiga orientasi dari orang lain : berhadapan, saling
membelakangi, dan searah.
Seseorang membutuhkan ruang personal agar mereka bisa terlepas dari
kepenatan dan kesesakan serta bisa menjadi suatu tempat dimana manusia
menarik dirinya dari kerumunan orang sekitarnya. Ruang pribadi ( personal
space) yaitu ruang maya yang berada di sekeliling tubuh masing-masing
individu dan teritori (territory) yang dibentuk sesuai dengan kondisi
tertentunamunmasih dapat diusik oleh individu lain sehingga pertahanan
manusia ini sifatnya tidak masif. Menurut Robert S. Feldman dalam bukunya
‘Social Psychology’ (1985), menjelaskan bahwa ruang pribadi merupakan
bentuk usaha perlindungan, pengurangan stres dan fokus.
Di dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang yang senang bergaul
dengan sekitarnya menyebabkan menipisnya ruang personal dengan orang-
orang di sekelilingnya, orang yang menggunakan jarak personal 80 cm kepada
orang asing. Mungkin untuk orang yang kurang bergaul, jarak tersebut terlalu
dekat untuk berkomunikasi. Jadi, semakin sering dan semakin luas pergaulan,
makan ruang personal orang akan menipis. Baik ruang personal dengan orang
asing maupun dengan teman dekat. (academia.edu Privasi dan Ruang Personal)
& (academia.edu Personal Space dan Territoriality Psikologi Lingkungan)

4. Penerangan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan


lingkungan kerja yang aman dan nyaman, serta mempunyai kaitan yang sangat
erat dengan meningkatnya produktivitas (AM Sugeng Budiono, 1991:37).
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang
dikerjakannya secara jelas, cepat, dan tanpa upaya yang tidak perlu. Lebih dari
itu penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih
baik dan keadaan yang menyegarkan. Sebaliknya jika lingkungan kerja
memiliki penerangan yang buruk dapat berakibat sebagai berikut : kelelahan
mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan
pegal-pegal di daerah mata, dan sakit kepala di sekitar mata, kerusakan alat
penglihatan dan meningkatnya kecelakaan (Suma’mur PK, 1998:93).

Seperti warna cahaya dan komposisi spektrumnya sangat penting


dalam membandingkan dan mengkombinasikan warna-warna dalam
lingkungan kerja atau tempat kerja sebagai akibat pencahayaan yang
menentukan rupa dari lingkungan. Dengan adanya kombinasi tata warna dan
dekorasi yang serasi maka akan menimbulkan suasana kerja yang nyaman
sehingga kegairahan kerja akan meningkat dan cepat dalam mengambil setiap
keputusan. Intensitas penerangan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang
penting untuk keselamatan kerja. Di tempat kerja memerlukan intensitas
penerangan yang baik ditentukan oleh sifat dan jenis pekerjaan dimana
pekerjaan yang teliti memerlukan intensitas yang lebih besar (Suma’mur PK ,
1996:98).

Demikian pula Drommond (1985) berpendapat bahwa pengambilan


keputusan merupakan usaha penciptaan kejadian-kejadian dan pembentukan
masa depan (peristiwa-peristiwa pada saat pemilihan dan sesudahnya).
(academia.edu Hubungan Pencahayaan) & (repository.maranatha.edu)

5. Carl Gustav Jung, seorang psikolog ternama dari Swiss, menjadikan warna
sebagai alat penting dalam psikoterapinya. Beliau meyakini setiap warna
punya makna, potensi, dan kekuatan untuk memengaruhi. Bahkan
menghasilkan efek tertentu pada produktivitas, emosi, hingga
perubahan mood (suasana hati) seseorang. Beliau juga membuktikan
Pengaruh Warna bagi Psikologi Manusia. Secara psikologis di uraikan oleh
J. Linschoten dan Drs. Mansyur, warna warna itu bukanlah suatu gejala
yang hanya dapat diamati saja, warna dapar mempengaruhi kelakuan dan
memegang peran penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka
tidaknya kita akan bermacam-macam. Warna bisa menyampaikan pesan
untuk mempengaruhi perilaku seseorang. Warna juga sangat berpengaruh
terhadap jiwa seseorang, hingga kesehatan.

Penerapan warna pada buatan logo pada suatu perusahaan, pengolahan


warna menggunakan ilmu psikologi agar logo yang dihasilkan bisa
menyampaikan pesan tersembunyi dari perusahaan itu, sekaligus
menggambarkan brand yang kuat untuk konsumen. Contoh dalam dunia
Pariwisata seperti logo Brand Indonesia yaitu Pesona Indonesia akan melihat
garis-garis semburat lima warna yang menggambarkan hijau zamrud
khatuliswa, biru laut sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dan warna-
warna lain yang penuh keanekaragaman, namun sekaligus menunjukkan
kebinekaan nusantara. Keanekaragaman tersebut menggambarkan pesona
Indonesia yang tiada habisnya. Sedangkan kebinekaan menggambarkan
persatuan dan kesatuan negara Indonesia yang damai dan sejahtera. Lima
warna dapat pula ditafsirkan sebagai pengejawantahan Pancasila, lima dasar
ideologi negara. Selain itu, lima warna dapat pula ditafsirkan sebagai
lambang lima pemangku kepentingan (stakeholders) dunia kepariwisataan
yang meliputi Pemerintah, komunitas, bisnis, media, dan akademisi.

Setiap warna dalam pelangi punya makna sendiri, contohnya seperti


merah yang melambangkan kasih sayang, kuning yang melambangkan
kecerian dan semangat. Begitu juga dengan setiap manusia yang hidup,
memiliki cerita masing-masing dalam hidup ini. Oleh karena itu, tidak boleh
menilai seseorang tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Banyak penelitian mencoba mengungkap korelasi warna dengan manusia,


terutama dalam segi karakter dan psikologis. Warna menjadi simbol penting
dalam logo perusahaan atau partai dan dapat menciptakan nuansa tertentu di
tempat-tempat seperti rumah sakit, institusi pendidikan, hingga rumah
makan. Contoh warna dalam dunia pariwisata, selain grafik dan scene yang
bagus pemilihan warna adalah hal medasar yang menjadi bahan
pertimbangan. Warna adalah aura yang menjelaskan karakter dari suatu
objek maupun subjek, bisa benda berupa sifat yang berkaitan dengan sifat
kepribadian seorang berdasarkan warna kesukaan. (edupaint.com) &
(media.neliti.com)

Anda mungkin juga menyukai