“ALFAMIDI”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya kami
dapat diperkenankan menyelasaikan Makalah Perekonomian Indonesia. Selain sebagai tugas,
Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan ilmu kita tentang bisnis retail terhadap
strategi perkembangan konsumen “ALFAMIDI” . dengan tersusunnya makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita .
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini baik itu masalah waktu, saran
dan lainlain. Oleh sebab itu, selesainya makalah ini bukan sematamata karena kemampuan
saya, tetapi banyak pihak yang mendukung dan membantu saya. Dalam kesempatan ini .
penyusun mengucapakan terimakasih banyak kepada pihakpihak yang telah membantu. Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….
1.1 Latar belakang masalah………………………………………………..
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………
1.3 Tujuan penulisan……………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..
2.1 Sejarah…………………………………………………………………..
2.2 Factor yang berpengaruh………………………………………………. .
2.2 a Laba dalam perusahaan……………………………………….
2.2 b Perkembangan dalam perusahaan……………………………
2.2 c Kepuasan konsumen………………………………………….
2.3 Factor pendukung……………………………………………………….
BAB III PENUTUP………………………………………………………...
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Bisnis ritel adalah yang saling berhubungan dengan aktivitas penjualan yang secara
langsung kepada konsumen yang akan digunakan untuk kebutuhan pribadinya dan tidak
digunakan untuk keperluan bisnis. Setiap perusahaan yang melakukan penjualan secara langsung
kepada konsumen akhir baik produsen, grosir, maupun pengecer dapat dikatakan bertindak
dalam bisnis ritel/eceran. Pengelolaan bisnis ritel tidak sekedar hanya membuka toko dan
mempersiapkan barangbarang yang lengkap tetapi harus mengikuti perkembangan teknologi
agar dapat berhasil dan mempunyai keunggulan tersendiri, keunggulan yang dimiliki masing
masing perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya seperti; penetapan harga, fasilitas
belanja, pelayanan, diskon dan factorfaktor lain.
Ekonomi merupakan hal yang terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Seiring perkembangan zaman yang terus berjalan, tentunya kebutuhan manusia
bertambah oleh karena itu ekonomi secara terusmenerus mengalami pertumbuhan dan
perubahan. Perubahan yang secara umum terjadi pada perekonomian yang dialami suatu negara
seperti inflasi ,pengangguran , kesempatan kerja, hasil produksi,dan sebagainya. Jika hal ini
ditangani dengan tepat maka suatu negara mengalami keadaan ekonomi yang stabil,
mempengaruhi kesejahteraan kehidupan penduduk yang ada negara tersebut.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka rumusan masalah yang dikaji dalam
penulisan ini difokuskan tentang Bisnis Retail Terhadap Perkembangan Konsumen.Adapun
perumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan bisnis retail terhadap konsumen “ALFAMIDI” ?
2. Faktorfaktor apa saja yang mendukung dan menghambat terhadap“ALFAMIDI”?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Untuk memberikan suatu wawasan dan pengetahuan mengenai Bisnis Retail Terhadap
Konsumen “ALFAMIDI” bagi pembaca, agar lebih memahami secara luas. Selain itu, makalah
ini dibuat sebagai bahan penyelesaian tugas makalah mata kuliah Perekonomian Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH
Bagi Anda yang tinggal di Jakarta mungkin sudah pernah melihat beberapa gerai
Alfamidi, sekilas gerainya seperti punya grup usahanya Alfamart mirip secara warna dan
tulisan serta setting layoutnya, sehingga tidaklah salah kalau anda kira Alfamidi merupakan
grupnya Alfamart. Mungkin kita pikir ini untuk segmen yang berbeda. Tetapi kenyataanya
Alfamidi tidak ada hubungannya dengan Alfamart. PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI)
didirikan dengan nama PT Midimart Utama 28 Juni 2007 dan mulai beroperasi secara komersial
pada tahun 2007. Perusahaan berkedudukan Jl. M.H. Thamrin No. 9, Cikokol, Tangerang. Gerai
toko Perusahaan tersebar di beberapa kota seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi,
Surabaya, Malang, Bali dan Makassar.
Alfamidi ternyata dikelola oleh PT Midi Utama Indonesia. kabarnya sampai akhir 2008
secara nasional ditargetkan akan ada 60 gerai dengan rincian 50 di jakarta dan sisanya di kota
lain. Sedangkan di Surabaya sendiri sudah ada 4 gerai Alfamidi yang dibuka. Pada awal tahun
2009 rencananya akan dibuka 10 gerai di Bali. Komposisi isi gerai adalah 60% produk food,
20% nonfood, dan 20% adah frozen stuff. Mungkin ada hal baru yang berbeda dengan Alfamart
dan Indomaret, yaitu Alfamidi menyediakan frozen food seperti daging segar serta sayuran dan
buah segar lebih banyak. Alfamart dan Indomaret didak menjual sayuran segar dan daging serta
ayam frozen.
Ini merupakan jaringan ritel kelas mini market pertama yang menggarap segmen tersebut,
namun untuk main di segmen itu memang tidaklah mudah karena memiliki faktor resiko yang
lebih besar dari menjual makanan olahan siap saji. Tingginya daya beli masyarakat membuat
peluang bisnis ritel di Indonesia masih terbuka lebar. PT Midi Utama Indonesia, pengelola ritel
Alfamidi, menangkap peluang itu dengan memperluas pangsa pasar di Jawa Timur. President
Director PT Midi Utama Indonesia Rullyanto mengatakan, sampai akhir 2008, secara nasional
ditargetkan tersedia 60 gerai Alfamidi, dengan rincian 50 gerai di Jakarta dan sisanya di
Surabaya.
Target akumulasi omzet Rp 1miliar per gerai. Kini di Jakarta baru ada 20 gerai dan di
Surabaya empat gerai. Setelah 60 gerai terpenuhi, ke depan Alfamidi bisa diwaralabakan, ujar
Rully, Empat gerai itu pertama yang buka di Surabaya terletak di Darmo Satelit, Perak, Pasar
Kembang dan Tidar menyusul di kawasan Demak, Kalijaten, Ciliwung dan Cemengkalang
Sidoarjo. Setelah peresmian gerai di Surabaya, awal 2009 Alfamidi merambah Bali dengan target
10 gerai. Menyambut Lebaran ini, kata Rully, Alfamidi hadir dengan kelengkapan stok dan
tampilan barang yang lebih menarik daripada peritel lain. Meski pemain baru dalam bisnis ritel,
kami optimistis target omzet Rp 50 juta per hari akan langsung terpenuhi di hari pertama. Karena
konsumen masih penasaran dengan kehadiran ritel ini, ujarnya.
Ia telah menyiapkan strategi khusus agar omzet harian tetap teraih. Dengan meningkatkan
profesionalitas kinerja dan menjaga agar stokp produk tidak kosong. Mengenai strategi
menghadapi persaingan bisnis ritel lain, Rully meyakini gerainya tetap akan dipenuhi
konsumen. Karena ia selalu menghadirkan produk yang tersedia di minimarket dan supermarket.
“Stok produk minimal 7.000 item terdiri dari, 60 persen produk makanan, 20 persen
nonmakanan, dan 20 produk segar,” kata Rully. Ia menjamin, harga jual produk nonmakanan di
gerainya lebih rendah 5 persen dibanding harga pasar. Menurut Ketua DPD Aprindo Jatim
Abraham Ibnu, kehadiran peritel baru di semester II 2008 ini dapat menumbuhkan penjualan
minimarket 8,9 persen dibandingkan periode sama 2007. Ratarata penjualan tiap gerai sekitar
Rp 20 juta50 juta per hari. Wakil Ketua Umum DPP Aprindo Pujianto menambahkan, bisnis
ritel di Indonesia memang prospektif.
Buktinya, pertumbuhan bisnis ritel moderen anggota Aprindo secara nasional naik 15
persen dibandingkan 2007 sejumlah 8.000 outlet. Sementara, Ketua Harian DPP Aprindo Tutum
Rahanta mengatakan, pertumbuhan bisnis ritel moderen dan pasar tradisional bisa seiring sejalan.
Meski ritel moderen bisa menjangkau pasar di daerah pemukiman, bisnis itu tidakakan memakan
jatah konsumen dari pasar tradisional, katanya. Pada bulan juni 2008 telah dilakuka perubahan
nama dari PT Midimart Utama menjadi PT Midi Utama Indonesia. Pada tahun 2009, dengan
melihat adanya peluang usaha dalam kegiatan minimarket (conveniet store) Perseroan
memperkenalkan konsep baru minimarket dengan nama Alfaexpress. Saat ini Perseroan
memiliki karyawan sejumlah 5.379orang dan Perseroan juga berharap untuk dapat
mempekerjakan lebih banyak lagi sumber daya manusia Indonesia sebagai salah satu upaya
membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran.
Pada tanggal 15 Nopember 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari
BapepamLK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) Perusahaan kepada
masyarakat sebanyak 432.353.000 dengan nilai nominal Rp100, per saham saham dengan harga
penawaran Rp275, per saham. Sahamsaham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 30 Nopember 2010. Pada tahun 2011, Perusahaan membuka jaringan
convenience store dengan nama “Lawson” Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang perdagangan umum termasuk
perdagangan toserba/swalayan dan minimarket. Kegiatan usaha utama Perusahaan adalah dalam
bidang perdagangan eceran untuk produk konsumen dengan mengoperasikan jaringan
minimarket bernama “Alfamidi” dan “Alfaexpress”
2.2 Faktor apa saja yang berpengaruh
2.2 a Laba dalam Perusahaan
Merupakan sebagai tujuan perusahaan yang paling utama untuk setiap usaha dan sebagai
dasar utuk menekankan tingkat biaya, sehingga dapat memaksimalkan laba penjualan kerena
dengan meminimalkan biaya produksi maka laba yang maksimal akan tercapai.
( Menurut M. Nafarin 2007:166). Pendapatan bersih PT Midi Utama Indonesia Tbk (Perseroan)
yang mencapai Rp3,9 triliun sepanjang 2012 atau naik 49,9 persen dari periode sebelumnya
diklaim tidak terlepas dari langkah ekspansi perseroan sepanjang 2012.
Langkah ekspansi yang paling signifikan hingga mencapai kenaikan pendapatan bersih
hingga Rp1,3 triliun dikatakan Presdir PT Midi Utama Indonesia Tbk, Rullyanto disebabkan
penambahan jaringan toko Alfamidi dan Lawson yang tersebar di Jabodetabek dan luar Jawa
makin dilirik masyarakat. Dalam laporan keuangan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPS Tahunan) yang digelar, Senin (10/6/2013) sepanjang 2012 perseroan berhasil
mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp3,9 triliun atau naik sebesar Rp1,3 triliun (49,9
persen) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara dari sisi laba komperehensif ada peningkatan sebasar 42,3 persen dari periode
yang sama di 2011 atau naik dari Rp31,6 miliar pada 2011 menjadi Rp45 miliar pada 2012.
"Selama 2012 perseroan berhasil menambah 129 gerai Alfamidi dan 74 gerai Lawson sehingga
saaat ini tercatat ada 452 Alfamidi dan 116 Aldaexpres dan 84 Lawson yang tersebar di
Jabodetabek dan beberapa wilayah diluar Jawa," terangnya. Bila dilihat pencapaian
perkembangan PT Midi Utama Indonesia Tbk sejak berdiri pada 2007 lalu terlihat perkembangan
pendapatan bersih dan laba komprehensif perseroan ratarata di atas 40 persen. Bahkan hingga
akhir kuartal pertama di 2013, PT Midi Utama Indonesia Tbk mengklaim sudah membukukan
pendapatan bersih sebesar Rp1,08 triliun atau meningkat dari periode yang sama di 2012 sebesar
Rp789 miliar. Sementara dari sisi laba komprehensif perseroan mencatat laba sebesar Rp2,3
miliar.
PT Midi Utama Indonesia Tbk meraih pendapatan bersih sebesar Rp 788,96 miliar pada
Kuartal I (Q1) 2012, atau meningkat sebesar 45,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun
2011 sebesar Rp 543, 83 miliar. Dari sisi laba bersih, perseroan mencatat pertumbuhan sebesar
147 % dari Rp 2,21 miliar pda Q1 2011 menjadi Rp 5,46 miliar pada Q1 2012. Perseroan
menargetkan membuka sebanyak 130 gerai Alfamidi dan 100 gerai Lawson pada tahun 2012 ini.
Sebelumnya, pada akhir tahun 2011 lalu, perseroan mengoperasikan sebanyak 509 gerai yang
terdiri dari 323 gerai Alfamidi, 176 gerai Alfaexpress dan 10 gerai Lawson. “Perseroan berhasil
membuka lembaran baru dengan menghadirkan convenience store merek Lawsom sejak 2011.
Adanya Lawson ini diharapkan bisa meningkatkan laba bersih Perseroan,” ujar Suantopo Po
Corporate Secretary PT Midi Utama Tbk saat press conference Public Expose PT Midi Utama
Tbk di Cikokol, Tangerang, Jumat (22/6).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa laba selain sebagai tujuan utama perusahaan juga bisa
digunakan sebagai alat daya tarik para investor lain atau sebagai alat mengefesienkan kegiatan
usaha yang akan dijalankan. TANGERANG, BP PT. Midi Utama Indonesia (Alfamidi)
menargetkan untuk membuka 150 gerai baru hingga penghujung tahun 2013 mendatang.
Pembukan gerai ini tak lepas dari terus meningkatnya pendapatan Alfamidi ratarata sebesar 40
persen selama 5 tahun terakhir secara berturutturut. “Tahun ini, kami akan buka 150 gerai lagi
di 7 cabang Alfamidi yang tersebar seIndonesia. Investasi tiap Alfamidi ini kami membutuhkan
dana sekitar Rp2 miliar hingga Rp3 miliar per gerainya,” kata Direktur Keuangan PT. Midi
Utama Indonesia, Suantopo Po, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan, di
Cikokol, Kota Tangerang, Senin (10/6).
Untuk perbandingan peningkatan pendapatan Alfamidi, Suantopo menyebutkan, per
tahun 2010 lalu, pendapatan Alfamidi baru sebesar Rp1,597 triliun, dan meningkat tahun
selanjutnya menjadi Rp2,583 triliun. “Hasil RUPS tahun 2012 ini, kami mendapatkan laba Rp3,9
miliar, atau naik sebesar 49% dari tahun sebelumnya. Atau sama artinya, setiap tahun laba
Alfamidi naik di kisaran 40 persen/tahun,” jelasnya. Menurut Suantopo lagi, pencapaian yang
signifikan itu tak lepas dari langkah ekspansi Alfamidi selama tahun 2012. Dimana, sepanjang
tahun lalu, perusahaan perseoran tersebut mampu menambah 129 gerainya di berbagai wilayah
seIndonesia. “Kami juga kembangkan gerai Lawson (baru) sebanyak 74 gerai. Jadi total tahun
ini jumlah gerai kami sudah mencapai 652 gerai yang terdiri dari 452 gerai Alfamidi, 116 gerai
Alfaexpress, dan 84 gerai Lawson,” bebernya.
Dengan terus bertambahnya jumlah gerai milik PT Midi Utama Indonesia tersebut, mampu
memberikan sumbangan besar bagi perekrutan pegawai. Tercatat selama 5 tahun berdirinya
perseroan, jumlah karyawan sudah mencapai 13 ribu orang lebih. “Kinerja yang memuaskan ini
tentu tak lepas dari kerjakerja karyawan kami. Jadi, kami patut apresiasi juga kerja mereka, dan
juga tentunya dukungan para pemilik saham,” jelasnya. Terkait dengan rencana penambahan
gerai Alfamidi tahun ini, Suantopo menyatakan bahwa, pihaknya membutuhkan dana investasi
yang cukup besar. Dengan ratarata setiap gerai membutuhkan investasi Rp2 miliarRp3 miliar,
sehingga untuk membangun 150 gerai barunya, Alfamidi membutuhkan dana tak kurang dari
Rp450 miliar. “Kami yakin semua rencana itu tercapai dengan bantuan modal perbankan yang
mencapai 75 persen, sedangkan sisanya akan kami siapkan dari dana segar kami sebesar 25
persennya,” singkat Suantopo yang didampingi Direktur Operasional, Dany Liaw, dan Direktur
Pemasaran, Lilik Setia Budi.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Midi Utama Indonesia, Rullyanto mengatakan, hasil
RUPS juga menetapkan bahwa pelayanan masih akan jadi fokus utama perusahaannya. Hal itu
dilakukan untuk mengikat pelanggan setia Alfamidi, Alfaexpress dan juga Lawson yang masih
dalam naungan PT. Midi Utama Indonesia. “Tahun ini, kami juga mulai buka pelayanan bayar
listrik, pengiriman uang, telepon, dan pembayaran motor di semua gerai kami,” singkatnya.
(pane/hendra/BNN).
2.2 b Perkembangan dalam Perusahaan
Dibanding tahun lalu, bisnis Alfamidi mengalami growth sekitar 50%. Jumlah ini
diprediksi Deni, panggilannya, akan meningkat terus setiap tahun. Meski biaya investasinya
lumayan besar, berkisar antara Rp 1 milyar – Rp 2 milyar, orang tertarik karena balik modalnya
lumayan cepat. Ratarata di 28 bulan sudah balik modal. Malah ada yang dalam tempo 6 bulan
sudah balik modal. “Dengan masa kerjasama kemitraan selama 10 tahun, tentu saja usaha ini
menguntungkan,” tambah Deni. Selain dekat dengan tempat tinggal, konsep yang diterapkan
adalah menggantikan peran pasar tradisional, yang pada sore dan malam hari sudah tutup. “Saat
ini, warga masyarakat terutama di daerah perkotaan, banyak beraktivitas hingga malam. Mereka
butuh produkproduk yang dekat dengan mereka tinggal. Kalau pergi ke supermarket, jaraknya
agak jauh,” tutur Deni. Untuk melayani pasokan barang ke seluruh Indonesia, Alfamidi
menyediakan 5 DC (distribution center) yang tersebar di seluruh Indonesia. Satu DC memiliki
60100 mobil operasional yang mendistribusikan berbagai macam produk ke setiap gerai
Alfamidi. “Setiap DC bisa memasok sampai 200 toko setiap harinya.
Tergantung jarak masingmasing toko,” terang Deni. Lantaran jaraknya tidak berjauhan,
di pulau Jawa satu mobil operasi bisa mengirimkan ke 2 toko sekaligus. Hal tersebut berbeda
misalnya, dengan Alfamidi yang berada di Palopo, Sulawesi Selatan. Perlu waktu seharian untuk
mengantarkan produk ke tokotoko yang ada di sana. Jam operasional kendaraan dari mulai
pukul 5 pagi, hingga pukul 12 malam. Ada 2 jenis kendaraan yang digunakan oleh Alfamidi
untuk distribusi, yaitu Mitsubishi Colt dan Hino. Paling banyak digunakan adalah Mitsubishi
Colt. “Kenapa kami memakai kendaraan ini? Karena ketangguhannya sudah teruji, semua orang
juga tahu. Apalagi kami membawa bahanbahan yang hendak dipredagangkan,” jelas Deni.
Untuk Hino sendiri, belum sepenuhnya digunakan. Masih dalam taraf ujicoba di beberapa tempat
distribusi
2.2 c Kepuasan Konsumen
Satisfaction adalah kata dari bahasa latin, yaitu satis yang berarti enough atau cukup dan
facere yang berarti to do atau melakukan. Jadi produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah
produk atau jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai pada
tingkat cukup. Menurut Philip Kotler (2004), “ kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi / kesannya terhadap
kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapanharapannya.” Untuk menciptakan kepuasan
pelanggan, harus menciptakan kepuasan pelanggan, harus menciptakn dan mengelola suatu
sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan kemampuan untuk
mempertahankan pelanggannya.
Definisi Kepuasan Konsumen.
Perilaku Konsumen
Setiap perusahaan selalu mengembangkan sistem dalam memproduksi dan menyalurkan
barang dan jasanya. Dengan demikian perkembangan teknologi akan mengakibatkan sistem
tersebut semakin komplek dan barangbarang ekonomi yang tersedia semakin beraneka ragam.
Untuk mengembangkan sistem tersebut, perusahaan perlu mengadakan penelitian mengenai
perilaku konsumen didalam pengambilan keputusan untuk membeli. Berbicara mengenai
perilaku konsumen berarti juga membicarakan tentang perilaku manusia, akan tetapi hanya
dalam ruang lingkup yang lebih terbatas. Pengertian perilaku konsumen dapat didefinisikan
sebagai kegiatankegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada
persiapan penentuan kegiatankegiatan tersebut. Penting dari arti perilaku konsumen, yaitu
proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang semua ini melibatkan individu dalam
menilai, mendapatkan dan mempergunakan barangbarang dan jasajasa.
Pengertian perilaku konsumen ini sering dikacaukan dengan pengertian perilaku pembeli.
Perilaku pembeli tampak pada pembelian untuk lembagalembaga, organisasi industri dan
bermacammacam tingkat penjualan kembali untuk pedagang besar ataupun pedagang eceran.
Perilaku konsumen tidak saja mempelajari yang dibeli atau dikonsumsikan. Tetapi juga dimana,
bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi macam apa barang barang dan jasajasa yang dibeli.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan seorang konsumen yaitu
Individual Consumer, Environmental Influences, Marketing Strategy. Individual Consumer
merupakan pemilihan terhadap merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi terhadap
karakteristik merek dan sikap mereka terhadap alternatif merek. Environmental Influences
merupakan lingkungan yang mempengaruhi pembelian seseorang adalah budaya kelas sosial,
keluarga atau kelompok masyarakat pada situasi tertentu. Marketing Strategy merupakan
variabelvariabel dalam strategi pemasaran seperti produk, harga, promosi dan distribusi dinilai
dan dievaluasi oleh konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam rangka pengembangan strategi pemasaran, peranan perilaku konsumen adalah
penting, karena manajer akan mempunyai pandangan yang lebih luas, dan akan mengetahui
peluang baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan konsumen. secara sederhana
variabelvariabel perilaku konsumen dapat dibagi menjadi faktor ekstern, faktor intern, dan
proses pengambilan keputusan. Faktor ekstern, terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, kelompok
referen, serta keluarga. Faktor intern, terdiri dari motivasi, persepsi, kepribadian dan konsep diri,
relajar dan sikap dari individu. Proses pengambilan keputusan yaitu menganalisa keinginan dan
kebutuhan, mencari informasi dari sumbersumber yang ada, penilaian dan pemilihan, keputusan
untuk membeli dan perilaku sesudah membeli.
Pengertian Jasa
Menurut Fandy Tjiptono (2004; 6), “ jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang
dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible
(tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa
berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.
Dimensi Kualitas Jasa
Menurut Fandy Tjiptono (2004:6), “Kualitas jasa akan dinilai oleh berdasarkan konsumen”.
Perusahaan hendaknya menentukan suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap dimensi
kualitasnya. Parasuraman dan kawankawan menguraikan dimensi kualitas jasa dalam lima
dimensi pokok yaitu keandalan (reliability), daya tanggap ( responsiveness), jaminan
( Assurance), empati (emphaty) dan bukti fisik ( tangibles).
1. Keandalan (reliability) yakni kemampuan memberikan pelayanan yangdijanjikan dengan
segera, akurat, dan memuaskan.
2. Daya Tanggap ( responsiveness) yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan
karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi,
dan penanganan keluhan pelanggan.
3. Jaminan (assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk
secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan
pelayan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan
keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam
menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
4. Empati (emaphaty), meliputi akses, komunikasi, dan pemahaman kepada konsumen.
5. Bukti Fisik (tangibles), yaitu meliputi penampilan fasilitas fisik,seperti gedung dan
ruangan front office, tersedianya parkir, kebersihan,kerapian, perlengkapan, penampilan
pegawai, dan sarana komunikasi.
Dimensi ini merupakan gabungan dari Sub dimensi :
Kredibilitas ( credibility ), meliputi halhal yang berhubungan dengan kepercayaan
kepada perusahaan,
Kesopanan ( courtesy ), meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para karyawan, seperti
reputasi, prestasi, dan sebagainya.
Empati ( emphaty), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada
pelanggan, seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan
untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami
keinginan dan ke
Kompetensi ( competence ), ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para
karyawan untuk melakukan pelayanan butuhan pelanggannya. Dimensi Empati ini
merupakan penggabungan dari dimensi :
Akses ( access ), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan
perusahaan.
Komunikasi ( communication ), merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukkan dari pelanggan
Pemahaman pada pelanggan ( understanding the customer ), meliputi usaha perusahaan
untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan
2.3 Faktor pendukung
Faktor ketersediaan produk
Produk yang dijual banyak macamnya, mulai dari peralatan rumah tangga, makanan,
minuman, keperluan bayi, kosmetik.Berdasarkan koesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari
50 responden yang menyatakan sangat setuju 11 responden atau 22%, yang menyatakan setuju
29 responden atau 58%, yang menyatakan netral 8 responden atau 16%, yang menyatakan tidak
setuju 2 responden atau 4%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0 responden. Masingmasing
jenis produk tersedia dalam jumlah banyak. Berdasarkan koesioner diperoleh hasil sebagai
berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 7 responden atau 14%, yang
menyatakan setuju 16 responden atau 32%, yang menyatakan netral 17 responden atau 34%,
yang menyatakan tidak setuju 10 responden atau 20%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0
responden.
Harga produk lebih murah dari harga di pasar.Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil
sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 6 responden atau 12%, yang
menyatakan setuju 11 responden atau 22%, yang menyatakan netral 16 responden atau 32%,
yang menyatakan tidak setuju17 responden atau 32%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0
responden. Adanya promo discount (potongan harga) untuk produk bar.Berdasarkan kuesioner
diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 11 responden
atau 22%, yang menyatakan setuju 16 responden atau 32%, yang menyatakan netral 15
responden atau 30%, yang menyatakan tidak setuju 8 responden atau 16%, yang menyatakan
sangat tidak setuju 0 responden.
Waktu buka dan tutup.( alfamidi buka jam 07.30 pagi) Berdasarkan kuesioner diperoleh
hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 9 responden atau 18%,
yang menyatakan setuju 23 responden atau 46%, yang menyatakan netral 7responden atau 14%,
yang menyatakan tidak setuju 9 responden atau 18%, yang menyatakan sangat tidak setuju 2
responden atau 4%.(alfamidi tutup 21.00 malam) Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai
berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 5 responden atau 10%, yang
menyatakan setuju 17 responden atau 34%, yang menyatakan netral 16 responden atau 32%,
yang menyatakan tidak setuju 11 responden atau 22%, yang menyatakan sangat tidak setuju 1
responden atau 2%.
Keramahan petugas
Membukakan pintu ketika pembeli hendak masuk atau keluar. Berdasarkan kuesioner
diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 5 responden
atau 10%, yang menyatakan setuju 9 responden atau 18%, yang menyatakan netral 6 responden
atau 12%, yang menyatakan tidak setuju 22 responden atau 44%, yang menyatakan sangat tidak
setuju 8 responden atau 16%. Petugas menawarkan produk tertentu (yang ada di dekat kasir).
Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut : dari 50 responden yang menyatakan
sangat setuju 5 responden atau 10%, yang menyatakan setuju 24 responden atau 48%, yang
menyatakan netral 13 responden atau 26%, yang menyatakan tidak setuju 7 responden atau 14%,
yang menyatakan sangat tidak setuju 1 responden atau 2%. Lokasi. Berdasarkan kuesioner
diperoleh hasil sebagai berikut: dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 15 responden
atau 30%, yang menyatakan setuju 27 responden atau 54%, yang menyatakan netral 7 responden
atau 14%, yang menyatakan tidak setuju 1 responden atau 2%, yang menyatakan sangat tidak
setuju 0 responden atau 0%. Kenyamanan. Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut
: dari 50 responden yang menyatakan sangat setuju 16 responden atau 32%, yang menyatakan
setuju 28 responden atau 56%, yang menyatakan netral 6 responden atau 12%, yang menyatakan
tidak setuju 0 responden atau 0%, yang menyatakan sangat tidak setuju 0 responden atau 0%.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Alfamidi ternyata dikelola oleh PT Midi Utama Indonesia. kabarnya sampai akhir 2008
secara nasional ditargetkan akan ada 60 gerai dengan rincian 50 di jakarta dan sisanya di kota
lain. di surabaya sendiri sudah ada 4 gerai Alfamidi yang dibuka. awal 2009 rencananya akan
dibuka 10 gerai di Bali. Komposisi isi gerai adalah 60% produk food, 20% nonfood, dan 20%
adah frozen stuff.
Untuk perbandingan peningkatan pendapatan Alfamidi, Suantopo menyebutkan, per
tahun 2010 lalu, pendapatan Alfamidi baru sebesar Rp1,597 triliun, dan meningkat tahun
selanjutnya menjadi Rp2,583 triliun.“Hasil RUPS tahun 2012 ini, kami mendapatkan laba Rp3,9
miliar, atau naik sebesar 49% dari tahun sebelumnya. Atau sama artinya, setiap tahun laba
Alfamidi naik di kisaran 40 persen/tahun.
Meski biaya investasinya lumayan besar, berkisar Rp 1 milyar – Rp 2 milyar, orang
tertarik karena balik modalnya lumayan cepat. Ratarata di 28 bulan sudah balik modal untuk
masa kemitraan selama 10 tahun.
3. 2 Saran
Dalam melakukan usaha bisnis retail perlu di perhatikan adanya beberapa hal, antara lain:
Pada pihak dan pelaku bisnis yang terkait mampu mengendalikan diri untuk tidak
mendapatkan keuntungan dengan jalan curang dan merugikan pihak lain.
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat
Pelaku bisnis hendaknya menciptakan persaingan bisnis yang sehat
Pelaku bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi
perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang.
Pelaku bisnis harus konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
DAFTAR PUSTAKA:
http://economy.okezone.com/read/2013/06/10/278/819872/labamidiutamaindonesianaik499
http://indocashregister.com/alfamidiekspansibanyakyangmengiragrupnyaalfamartmesin
kasir/
http://www.theindonesianway.com/2012/06/22/9846/kuartali2012alfamidiraihpendapatan
bersihrp78896miliar
http://rinaa90.wordpress.com/2011/10/09/bab1/
http://www.bantenposnews.com/berita3153alfamiditargetbuka150
gerai.html#.Ux9EfoWkH1I
http://rizkyamandaekonomi.blogspot.com/2011/03/makalahperekonomianindonesia_27.html
http://www.idebisnis.biz/articles/2013/12/ptmidiutamaindonesiaalfamidisupermarketmini
andalkanfreshfood
http://sudutilmu.wordpress.com/2013/05/10/kasusakuisisiberkaitandenganptcarrefour
indonesiadenganalfamartdanalfamidi/