TEKNOLOGI PETROKIMIA
UREA PLANT
KELOMPOK :
DAFTAR ISI.................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR....................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................iii
BAB I PENDUHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................1
3.1 Kesimpulan................................................................................13
3.2 Saran...........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
1
DAFTAR GAMBAR
2
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sifat Fisika CO2.....................................................................................3
Tabel 2.2 Sifat Fisika NH3....................................................................................3
Tabel 2.3 Sifat Fisika Urea...................................................................................3
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui proses pembuatan pupuk urea.
2. Mengembangkan proses pembuatan pupuk urea dengan lebih mandiri.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk adalah zat yang terdiri satu atau lebih unsur kimia yang sangat
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
meningkatkan produktivitas maupun kualitas hasil tanaman. Berdasarkan proses
pembuatannya, pupuk di kelompokkan menjadi pupuk alami dan pupuk buatan,
sedangkan menurut bahan pembuatannya, pupuk dikelompokkan menjadi pupuk
organik dan pupuk anorganik. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung
dua atau lebih unsur hara tanaman.
Urea pertama kali ditemukan pada tahun 1773 yaitu terdapat di dalam urine.
Orang yang pertama kali berhasil mensintesis urea dari amonia dan asam sianida
adalah Woehler pada tahun 1828 dan penemuan ini dianggap sebagai penemuan
pertama yang berhasil mensintesa zat organik dari zat anorganik. Proses yang
menjadi dasar dari proses pembuatan urea saat ini adalah proses dehidrasi yang
ditemukan oleh Bassarow (1870) yang mensintesis urea dari pemanasan
ammonium karbamat.
Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 dengan CO2 dan bahan
dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Kandungan N total berkisar antara 45-
46%. Urea mempunyai sifat higroskopis dan pada kelembaban udara 73%, urea
akan menarik uap air dari udara. Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah
mudah diserap oleh tanaman. Selain itu, kandungan N yang tinggi pada urea
sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. Kekurangannya adalah
apabila diberikan ke dalam tanah yang miskin hara, urea akan berubah ke wujud
awalnya yaitu NH4 dan CO2 yang mudah menguap. Fungsi N bagi tanaman adalah
meningkatkan pertumbuhan tanaman, membuat daun tanaman menjadi lebar
dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tubuh
tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan, dan
meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah (Sutedjo 1994).
2
2.2 Sifat Bahan
Tabel 2.1 Sifat Fisika CO2
Sifat Nilai
Berat Molekul 44,01 g/mol
Titik Leleh -56,6 ℃
Titik Didih -78,5 ℃
Temperatur Kritis 304,21 K
Tekanan Kritis 7,39.21 K
Panas Peleburan 1900 kal/mol
Panas Pembakaran 6030 kal/mol
3
Panas Spesifik (50 ℃ ¿ 0,397
Kelarutan dalam air 20 ℃ 51,6
4
Kedua bagian reaksi berlangsung dalam fase cair pada interval temperatur
mulai 170-190°C dan pada tekanan 130 sampai 200 bar. Reaksi keseluruhan
adalah eksoterm. Panas reaksi diambil dalam sistem dengan jalan pembuatan uap
air. Bagian reaksi kedua merupakan langkah yang menentukan kecepatan reaksi
dikarenakan reaksi ini berlangsung lebih lambat dari pada reaksi bagian pertama.
Udara pasivasi
Laruta
n
recycle 5
CO2 dari pabrik
ammonia
2. Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amoniak di unit
sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan
dengan 2 langkah penurunan tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2 dan 22,2 kg/cm2.
Hasil penguraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirm ke bagian recovery sedangkan
larutan urea dikirim ke bagian kristaliser.
3. Kristalliser Unit
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vakum
kemudian kristal urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas yang diperlukan
untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea maupun panas
kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP absorber
dari recovery.
4. Rilling Unit
Kristal urea kluaran pemutar sentrifugal dikeringkan sampai menjadi 99,8%
dari berat dengan udara panas kemudian dikirmkan ke bagian atas prilling tower
untuk dilelelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor
dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan
produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt
conveyor.
5. Recovery Unit
6
Gas amoniak dan gas karbon dioksida yang dipisahkan di bagian purifikasi
diambil kembali dengan 2 langkah absorbsi dengan menggunakan mother liquor
sebagai absorben kemudian di recycle kembali ke bagian sintesa.
Uap air yang menguap dan terpisahkan di bagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 kemudian diolah dan
dipisahkan di stripper dan hidroliser. Gas CO2 dan gas NH3 dikirim kembali ke
bagian purifikasi untuk direcover sedang air kondenatnya di kirim ke utilitas.
1. Sintesa Unit
a) Reaktor Sintesa
Reaktor intesa berfungsi sebagai tempat reaksi antara NH3 dan CO2.
7
Knock out drum berfungsi untuk menghilangkan partikel-partikel
padat dan tetesan cairan yang mungkin terdapat dalam gas CO2.
d) CO2 Compressor
e)AmmoniaPrehater II
f) Ammonia Condensor
g) Ammonia Reservoir
2. Purifikasi
8
Berfungsi untuk memanaskan larutan dari Law Pressure Decomposer.
f) Heat Eschanger for Law Pressure Decomposer
Berfungsi untuk mendinginkan larutan dari High Pressure
Decomposer menuju ke Law Pressure Decomposer.
3. Recovery
a) Off Gas Absorber
Berfungsi untuk menyerap gas NH3 dan CO2 dari gas separator
kemudian dikondensasikan dalam packed bad bagian bawah oleh
larutan recycle yang didinginkan dalam off gas absorben cooler.
b) Off Gas Condensor
Berfungsi untuk mendinginkan gas yang keluar dari gas separator.
c) Off Gas Absorber Recycle Pump
Berfungsi untuk memompa larutn dari off gas absorber dan
dikembalikan lagi ke bagian tengah off gas absorber.
d) Law Pressure Absorber
Berfungsi menyerap sempurna gas-gas dari Law Pressure
Decomposer.
e) High Pressure Absorber Cooler
Berfungsi untuk mengembalikan lagi larutan karbonat ke reaktor.
f) Ammonia Recovery Absorber
Berfungsi untuk menyerap ammonia dari recycle larutan, lalu
mengirimkannya ke ammonia reservoir.
g) High Pressure Absorber Pump
Berfungsi memompa larutan dari Law Pressure Absorber ke High
Pressure Absorber.
h) Aqua Ammonia Pump
Berfungsi untuk memompa amonia dan ammonia recovery absorber ke
high pressure absorber.
4. Kristalisasi dan Pembutiran
a) Cristalizer
Cristalizer terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas berupa vacum
consentrator dengan vacum generator yang terdiri dari sistem adjector
tingkat satu dan baromestrik kondensor tingkat satu dan dua.
sedangkan bagian bawah berupa eristalizer dengan agitator.
b) Vacuum Concentrator dengan Vacum Generator
Berfungsi untuk menguapkan air dari larutan urea.
9
e) Dissolving tank I
Berfungsi sebagai tempat pelarutan urea oversize.
f) Dissolving tank II
10
memberi beban lebih berat pada seksi-seksi berikutnya. Jika
temperatur turun sampai 1500C akan menyebabkan
timbulnya ammonium karbamat menempel pada reaktor.
Sebaliknya, bila temperatur melebihi 2000C maka laju korosi
dari Titanium Lining akan meningkat dan tekanan
kesetimbangan di dalam reaktor dari campuran reaksi akan
melampaui tekanan yang dibutuhkan. Di samping itu, hasil
dari reaksi samping yang besar akan menyebabkan turunnya
konversi pembentukan urea. Jadi laju reaksi yang baik pada
suhu 180-2000C dalam waktu 20-60 menit atau pada suhu
rendah dengan ammonia berlebih.
2. Tekanan
Pengaruh perubahan tekanan dalam campuran
kesetimbangan gas dapat dipahami melalui asas Le Chatelier.
Menurut asas ini, kenaikan tekanan menyebabkan reaksi
bergeser ke kanan, tetapi jika tekanan berkurang maka
kecepatan tumbukan molekul akan berkurang, sehingga
kecepatan reaksi akan berkurang dalam sistem
kesetimbangan. Tekanan yang digunakan adalah 200 kg/cm2G.
Pemilihan tekanan operasi ini berdasarkan pertimbangan
bahwa konversi ammonium karbamat menjadi urea hanya
terjadi pada fase cair dan fase cair dapat dipertahankan
dengan tekanan operasi yang tinggi. Pada suhu tetap konversi
naik dengan naiknya tekanan hingga titik kritis, dimana pada
titik ini reaktan berada pada fase cair. Untuk perbandingan NH3
dan CO2 yang stokiometris suhu 1500C dan tekanan 100 atm
memberikan keadaan yang hampir optimum tetapi pada suhu
ini reaksi berjalan lambat. Pada suhu 190 – 2200C, tekanan
yang digunakan berkisar antara 140 – 250 atm.
3. Perbandingan NH3 dan CO2
Perbandingan NH3 dan CO2 berkisar 3,5 – 4 karena selain
mempengaruhi suhu reaktor, jumlah ammonia dapat
11
mempengaruhi reaksi secara langsung. Adanya kelebihan
ammonia dapat mempercepat reaksi pertama.
4. Kandungan Air dan Oksigen
Adanya air akan mempengaruhi reaksi terutama reaksi
kedua yaitu peruraian karbamat menjadi urea dan air sehingga
dapat mengurai konversi karbamat menjadi urea. Pada
umumnya, proses didesain untuk meminimalkan jumlah air
yang direcycle ke reaktor. Adanya sedikit oksigen akan
mengurangi korosi.
Secara keseluruhan reaksi diatas adalah eksotermis
sehingga diperlukan pengaturan terhadap suhu didalam
reaktor supaya suhu tetap pada kondisi optimum, untuk
mengatur suhu maka diatur:
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH3 dengan CO2 dan bahan
dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Kandungan N total berkisar antara 45-
46%. Bahahn baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang
dipasok dari pabrik amoniak. Proses pembuatan urea dibagi menjadi enam unit.
Unit-unit proses tersebut adalah sintesa unit, purifikasi unit, kristaliser unit,
prilling unit, recovery unit, proses kondensat treatment unit.
3.2 Saran
13
Industri pembuatan pupuk urea sebaiknya memenuhi syarat umum pupuk
urea berdasarkan SNI 02-2801-1998 agar kualitas yang dihasilkan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan
14
DAFTAR PUSAKA