1
6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3815) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 85 tahun 1999 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3910);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 138,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4153);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2008
tentang Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun;
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009
tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009
tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Serta Pengawasan
Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun Oleh Pemerintah Daerah;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Nomor 2
Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi
Kewenangan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu
(Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 2).
MEMUTUSKAN:
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Kabupaten adalah Kabupaten Ogan Komering Ulu.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Ogan Komering
Ulu.
3. Bupati adalah Bupati Ogan Komering Ulu.
4. Badan Lingkungan Hidup adalah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Ogan Komering Ulu.
5. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
6. Limbah bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disebut Limbah
B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lain.
7. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup
reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan dan penimbunan limbah B3.
8. Pengendalian pencemaran Limbah B3 adalah upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran serta pemulihan kualitas lingkungan hidup
akibat Limbah B3.
9. Penghasil Limbah B3 adalah orang yang usaha dan/atau menghasilkan
Limbah B3.
10. pengumpul B3 adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan
pengumpulan dengan tujuan untuk mengumpulkan limbah B3 sebelum
dikirim ketempat pengolahan dan/atau pemanfaatan dan/atau
penimbunan limbah B3.
11. pengangkut limbah B3 adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan
pengangkutan limbah B3.
12. Pemanfaat Limbah B3 adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan
pemenfaatan limbah B3.
13. pengolah limbah B3 adalah badan usaha yang mengoperasikan sarana
pengolahan limbah B3.
14. Penimbun limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
penimbunan limbah B3.
15. Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan Limbah B3 yang dilakukan
penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah
dan/atau penimbun Limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara.
16. Pengumpulan Limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan Limbah B3 dari
penghasil Limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum
diserahkan kepada pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun
Limbah B3.
17. Pengangkutan Limbah B3 adalah suatu kegiatan pemindahan Limbah B3
dari penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau
pengolah ke pengumpul dan/atau ke pemanfaat dan/atau ke pengolah
dan/atau penimbun Limbah B3.
18. Pemanfaatan Limbah B3 adalah suatu kegiatan perolehan kembali
(Recovery) dan /atau penggunaan kembali (Reuse) dan/atau daur ulang
(Recycle) yang bertujuan untuk mengubah limbah B3 menjadi suatu
Produk yang dapat digunakan dan harus juga aman bagi lingkungan dan
kesehatan manusia.
3
19. Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengubah karakteristik dan
komposisi limbah B3 untuk menghilangkan dan/atau mengurangi sifat
bahaya dan /atau sifat racun.
20. Penimbunan Limbah B3 adalah suatu kegiatan menempatkan Limbah B3
pada suatu fasilitas penimbunan dengan maksud tidak membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi:
a. pengendalian Limbah B3 melalui perizinan penyimpanan sementara dan
pengumpulan Limbah B3 skala Kabupaten.
b. pengawasan, dan pembinaan pengelolaan Limbah B3; dan
c. pengawasan pelaksanaan penanganan kecelakaan pengelolaan Limbah B3
dan pelaksanaan sistem tanggap darurat.
BAB III
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Pasal 3
Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber dan atau uji karakteristik dan
atau uji toksikologi.
Pasal 4
(1) Jenis Limbah B3 menurut Sumbernya meliputi :
a. limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
b. limbah B3 dari sumber spesifik; dan
c. limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan
dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
(2) Perincian dari masing-masing jenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana pada lampiran I Peraturan Daeran ini.
(4) Pengujian toksikologi untuk menentukan sifat akut dan atau kronik.
(5) Daftar limbah dengan kode limbah D220, D221, D222, dan D223 dapat
dinyatakan limbah B3 setelah dilakukan uji karakteristik dan/atau uji
toksikologi.
4
Pasal 5
(1) Limbah yang dihasilkan dari kegiatan yang tidak termasuk dalam
Lampiran I, Tabel 2 Peraturan Daerah ini, apabila terbukti memenuhi
dalam Pasal 4 ayat (3) dan atau ayat (4) maka limbah tersebut merupakan
limbah B3.
(2) Limbah B3 dari kegiatan yang tercantum dalam Lampiran I, Tabel 2
Peraturan Daerah ini dapat dikeluarkan dari daftar tersebut apabila dapat
dibuktikan secara ilmiah bahwa limbah tersebut bukan limbah B3
berdasarkan prosedur sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) Pembuktian secara ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
berdasarkan :
a. Uji karakteristik limbah B3;
b. Uji toksikologi; dan atau
c. Hasil studi yang menyimpulkan bahwa limbah yang dihasilkan tidak
menimbulkan pencemaran dan gangguan kesehatan terhadap
manusia dan makhluk hidup lainnya.
BAB IV
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pasal 6
(1) Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan
pengelolaan terhadap Limbah B3 yang dihasilkannya.
(2) Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan
limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain.
(3) Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan :
a. pengangkutan;
b. penyimpanan sementara;
c. pengumpulan;
d. pemanfaatan;
e. pengolahan; dan
f. penimbunan.
BAB V
IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA DAN
PENGUMPULAN LIMBAH B3
Pasal 7
Setiap kegiatan penyimpanan sementara atau pengumpulan limbah B3
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf b dan huruf c terlebih
dahulu wajib memiliki izin dari Bupati.
Paragraf 1
Tata Cara dan Syarat Memperoleh Izin
Pasal 8
(1) Pemohon Izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 diajukan secara
tertulis kepada Bupati melalui Kepala Badan Lingkungan Hidup.
5
(2) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
mengisi formulir permohonan izin pengelolaan limbah B3 serta
Persyaratan Administrasi dan Teknis sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II dan Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(3) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilengkapi
dengan persyaratan minimal sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
Pasal 9
Pasal 10
(1) Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
(2) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
pemberian atau penolakan izin.
Pasal 11
(1) Keputusan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)
diterbitkan paling lama 35 (tiga lima) hari kerja terhitung sejak
diterimanya surat permohonan izin secara lengkap.
(2) Dalam hal permohonan izin sebagaimana dimaksud ayat (1) belum
lengkap atau belum memenuhi persyaratan, surat permohonan izin di
kembalikan kepada pemohon.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati
tidak mengeluarkan/menerbitkan keputusan permohonan izin, maka
permohonan izin dianggap disetujui.
Pasal 12
(1) Bupati melaui SKPD yang membidangi urusan lingkungan hidup wajib
menyampaikan status pemenuhan persyaratan administrasi izin kepada
pemohon paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pemohonan izin dan
dokumen administrasi diterima.
(2) Bupati melalui SKPD yang membidangi urusan lingkungan hidup wajib
menyampaikan status pemenuhan persyaratan teknis kepada pemohon
paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah verifikasi teknis dilaksanakan.
Pasal 13
6
(1) Keputusan Pemberian Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)
diterbitkan apabila memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 huruf a dan huruf b.
(2) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. identitas badan usaha yang meliputi nama badan usaha, alamat,
bidang usaha, nama penanggung jawab kegiatan;
b. sumber limbah B3;
c. lokasi/area kegiatan pengelolaan limbah B3;
d. jenis dan karakteristik limbah B3;
e. kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan, antara lain:
1. mematuhi jenis limbah B3 yang
disimpan/dikumpulkan;
2. mengikuti persyaratan penyimpanan dan/atau
pengumpulan limbah B3 sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
3. mengikuti persyaratan penyimpanan dan/atau
pengumpulan sesuai dengan jenis dan karakteristik limbah B3;
4. mencegah terjadinya tumpahan/ceceran limbah B3;
5. mencatat neraca limbah B3;
6. mematuhi jangka waktu penyimpanan dan/atau
pengumpulan limbah B3; dan
7. menyampaikan laporan kegiatan perizinan
penyimpanan dan/atau pengumpulan limbah B3.
f. sistem pengawasan; dan
g. masa berlaku izin.
Pasal 14
Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 pada ayat (2) ditembuskan
kepada Menteri dan Gubernur.
Pasal 15
Paragraf 2
Masa Berlaku Izin
Pasal 16
Izin penyimpanan sementara dan/atau pengumpulan limbah B3 berlaku
selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.
7
(1) Permohonan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan kepada Bupati paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sebelum
masa berlaku izin berakhir.
(2) Permohonan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menggunakan formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(3) Proses perpanjangan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal 13.
Pasal 17
Apabila terjadi perubahan terhadap jenis, karakteristik, dan/atau cara
penyimpanan dan pengumpulan limbah B3, pemohon wajib mengajukan
permohonan izin baru.
Pasal 18
BAB V
LAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pasal 19
BAB VI
PENGAWASAN PENGELOLAAN
DAN PEMULIHAN AKIBAT PENCEMARAN LIMBAH B3
Pasal 20
Bupati melalui Badan Lingkungan Hidup melakukan pengawasan pelaksanaan
pengelolaan limbah B3 dan pemulihan akibat pencemaran Limbah B3.
8
Pasal 21
(1) Penyelenggaraan pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3 dan
pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah B3 dilakukan oleh tim
pengawas.
(2) Tim pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas ketua tim
dan paling sedikit 1 (satu) orang anggota tim.
(3) Ketua tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) yang memenuhi persyaratan:
a. telah mengikuti pelatihan pengelolaan limbah B3; dan/atau
b. telah bekerja paling sedikit 2 (dua) tahun di bidang pengelolaan
lingkungan hidup.
(4) Anggota tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi
persyaratan:
a. telah mengikuti pelatihan pengelolaan limbah B3; dan/atau
b. telah bekerja paling sedikit 1 (satu) tahun di bidang pengelolaan
lingkungan hidup.
Pasal 22
(1) Tim pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dalam
melaksanakan tugasnya wajib dilengkapi dengan surat tugas.
(2) Surat tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh kepala
Badan Lingkungan Hidup.
Pasal 23
Pasal 24
BAB VII
9
PENYIDIKAN
Pasal 25
(1) Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, Pejabat Pegawai
Negeri Sipil tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup
tugas dan tanggung jawabnya di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup diberi wewenang sebagai penyidik sebagaimana
dimaksud dalam Hukum Acara Pidana untuk melakukan penyidikan
tindak pidana lingkungan hidup.
(2) Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil berwenang:
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
b. melakukan pemeriksaan terhadap setiap orang yang diduga
melakukan tindak pidana di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari setiap orang berkenaan
dengan peristiwa tindak pidana di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
d. melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan dokumen
lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
e. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat
bahan bukti, pembukuan, catatan, dan dokumen lain;
f. melakukan penyitaan terhadap bahan dan barang hasil pelanggaran
yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
g. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup;
h. menghentikan penyidikan;
i. memasuki tempat tertentu, memotret, dan/atau membuat rekaman
audio visual;
j. melakukan penggeledahan terhadap badan, pakaian, ruangan,
dan/atau tempat lain yang diduga merupakan tempat dilakukannya
tindak pidana; dan/atau
k. menangkap dan menahan pelaku tindak pidana.
(3) Dalam melakukan penangkapan dan penahanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf k, penyidik pejabat pegawai negeri sipil berkoordinasi
dengan penyidik pejabat polisi Negara Republik Indonesia.
(4) Dalam hal Pejabat Pegawai Negeri Sipil melakukan penyidikan, penyidik
pejabat pegawai negeri sipil memberitahukan kepada penyidik pejabat
polisi Negara Republik Indonesia dan penyidik pejabat polisi Negara
Republik Indonesia memberikan bantuan guna kelancaran penyidikan.
(5) Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil memberitahukan dimulainya
penyidikan kepada penuntut umum dengan tembusan kepada penyidik
pejabat polisi Negara Republik Indonesia.
(6) Hasil penyidikan yang telah dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil
disampaikan kepada penuntut umum.
BAB VIII
KETENTUAN PIDANA
10
Pasal 26
Dipidana sesuai peraturan Perundang-undangan yang berlaku :
a. setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 dan tidak melakukan
pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
b. setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 27
Izin penyimpanan sementara dan/atau izin pengumpulan Limbah B3 yang
telah diberikan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap
berlaku sampai masa berlakunya izin habis.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak diundangkan.
Ditetapkan di Baturaja
pada tanggal
BUPATI OGAN KOMERING ULU,
YULIUS NAWAWI
Diundangkan di Baturaja
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU,
UMIRTOM
LAMPIRAN I
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
NOMOR 5 TAHUN 2013
11
TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN
- Pelarut Terhalogenasi
D1001a Tetrakloroetilen
D1002a Trikloroetilen
D1005a Triklorofluorometana
D1006a Orto-diklorobenzena
D1007a Klorobenzena
D1008a Trikoloroetana
D1001b Dimetilbenzena
D1002b Aseton
12
D1006b n-Butil Alkohol
D1007b Sikloheksanon
D1008b Metanol
D1009b Toluena
D1012b Isobutanol
D1013b Piridin
D1014b Benzena
D1015b 2-Etoksietanol
D1018b Nitrobenzana
- Asam/Basa
13
D1008c Natrium Hidroksida
D1005d
Pelumas Bekas
14
TABEL 2. DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER YANG SPESIFIK
KODE KODE
JENIS SUMBER PENCEMARAN ASAL/URAIAN LIMBAH PENCEMARAN UTAMA
LIMBAH INDUSTRI/KEGIATAN KEGIATAN
PUPUK - Proses produksi amonia, - Katalis bekas - Logam Berat (terutama As, Hg)
D201 2412 urea dan/atau asam fosfat
- Sludge proses produksi - Sulfida/Senyawa amonia
- IPAL yang mengolah efluen
dari proses produksi di atas - Limbah laboratorium
- Pengumpulan debu
- Limbah laboratorium
15
- Residu dari insinerator
PROSES KLORO ALKALI 2411 - Proses produksi klorin - Sludge dari IPAL - Logam berat (terutama Hg)
D203 (metoda elektrolisis dengan
Umumnya merupakan 2413 menggunakan proses sel - Absorban dan filter bekas - Hidrokarbon terhalogenasi
kegiatan yang terkait merkuri)
dalam produksi senyawa 2429 - Alat yang terkontaminasi Hg
kimia atau produk yang - pemurnian garam
berbahan dasar plastik - Sludge hasil proses pengawetan
seperti: soda kostik, klorin, - Proses produksi soda kostik
vinylchloride, (metoda sel merkuri) - Limbah laboratorium
polyvinylchloride, parafin
mengandung klorin, - IPAL yang mengolah efluen
ethylenedichloride, dari proses produksi di atas
hypochlorites, asam
hydrochloric, dll.
RESIN ADESIF - MFDP resin adesif - Bahan dan produk off-spec - Bahan organik (terutama senyawa fenol)
D204 2429
Phenol formaldehide (PF), - IPAL yang mengolah efluen - Residu dari kegiatan produksi - Hidrokarbon terhalogenasi
urea formaldehide (UF), dari produksi resin adesif
melamine formaldehide - Katalis bekas
(MF), dll
- Pelarut bekas
- Limbah laboratorium
POLIMER 2413 - MFDP monomer dan polimer - Monomer/oligomer yang tidak bereaksi - Berbagai senyawa organik
D205
Kegiatan produksi, baik 2430 - IPAL yang mengolah efluen - Katalis bekas - Hidrokarbon terhalogenasi
khusus ataupun terin-
16
tegrasi dalam manufaktur 2520 dari produksi polimer - Residu produksi/reaksi polimer - Logam berat (terutama Cd, Pb, Sb, Sn)
produk plastik atau serat, absorban (misalnya karbon aktif bekas)
dengan cara polimerisasi 2430 - Sludge terkontaminasi Zn dari proses
yang menghasilkan produk - Limbah laboratorium produksi rayon/resin akrilik
seperti misalnya: Polyvinyl
chloride (PVC), polyvinyl - Sludge dari IPAL
acetate (PVA),
polyethylene (PE),
polypropilene (PP), - Sisa dan bekas stabiliser (misal nya
acrylonitrile butadiene dalam produksi PVC : Cd, Zn, As)
styrene (ABS), acrylonitrile
styrene (AS), synthetic - Fire retardant (misalnya Sb dan
resin (alkyd, amino, epoxy, senyawa bromin organik)
phenolic, polyester,
polyurethane, vinyl - Senyawa Sn organik
acrylic), Phthalate (PET),
polystyrene (PS), - Residu dari proses destilasi
polyethylene terephthalate
(PET), polystyrene (PS),
styrene butadiene rubber
(SBR).
PETROKIMIA 2320 - MFDP produk petrokimia - Sludge proses produksi dan fasilitas - Organik
penyimpanan
Industri yang 2411 - IPAL yang mengolah efluen - Hidrokarbon terhalogenasi
menghasilkan produk proses - Katalis bekas
organik dari proses 2413 - Logam berat (terutama Cr, Ni, Sb)
D206
pemecahan fraksi minyak - Pengolahan limbah - Tar (residu akhir)
bumi atau gas alam, 2429 - Hidrokarbon aromatis
termasuk produk turunan - Residu proses produksi/reaksi
yang dihasilkan langsung
dari produk dasarnya.
- Absorban (misalnya karbon aktif)
17
Misalnya : parafin, olefin, bekas dan filter bekas
naftan dan Hidrokarbon
aromatis (metana, etana, - Limbah laboratorium
propana, etilen, propilen,
butana, sikloheksana, - Sludge dari IPAL
benzena, toluen, naftalen,
asetilen, asam asetat,
xilene) dan seluruh produk - Residu/ash proses spray drying
turunannya
- Pelarut bekas
- Pelarut bekas
- Kemasan bekas
PELEBURAN/PENGOLAHAN 2710 - Proses peleburan besi/baja - Ash, dross, slag dari furnace - Logam berat (terutama As, Cr, Pb, Ni, Cd,
D208 BESI DAN BAJA Th, dan Zn)
2731 - Proses casting besi/baja - Debu, residu dan/atau sludge dari
fasilitas pengendali pencemaran - Organik (fenolic, naftalen)
2891 - Proses besi/baja : rolling, udara
drawing, sheeting - Sianida
18
- Coke manufacturing - Sludge dari IPAL - Limbah minyak
OPERASI PENYEMPURNAAN 2710 - Penyempurnaan dan - Larutan asam/alkali bekas dan - Logam berat (terutama As, Cr, Pb, Ni, Cd,
D209 BAJA pemrosesan baja residunya Th, Zn)
2731
- Steel surface treatment - Residu terkontaminasi sianida (hot - Larutan asam dan alkali
(pickling, passivation, cleaning) metal treatment)
- Nitrat
- Slag dan residu lain yang
terkontaminasi logam berat - Fluorida
PELEBURAN TIMAH HITAM (Pb) 2720 - Proses peleburan timah - Sludge dari fasilitas proses peleburan - Logam berat (terutama As, Pb, Cd, Zn, Th)
D210 sekunder dan/atau primer
2732 - Debu dan/atau sludge dari fasilitas - Larutan asam
- IPAL yang mengolah effluen pengendali pencemaran udara
3720 dari proses peleburan timah
- Ash, slag dan dross yang merupakan
19
residu dari proses peleburan
PELEBURAN DAN PEMURNIAN 2720 - Proses primer dan sekunder - Sludge dari fasilitas proses peleburan - Logam berat (terutama Cu, Pb, Cd, Th)
D211 TEMBAGA peleburan dan dan penyempurnaan
2732 penyempurnaan tembaga - Larutan asam
- Debu dan/atau sludge dari fasilitas
3720 - Peleburan dengan electric pengendali pencemaran udara
arch furnace
- Larutan asam bekas
- Pabrik asam (acid plant)
- Residu dari proses penyempurnaan
- IPAL yang mengolah efluen secara elektrolitis
dari proses peleburan
tembaga - Sludge dari IPAL
TINTA 2221 - MFDP tinta - Sludge dari proses produksi dan - Organik (binder dan resin)
D212 penyimpanan
Kegiatan-kegiatan yang 2102 - proses deinking pada pabrik - Hidrokarbon terhalogenasi
menggunakan tinta seperti bubur kertas - Sludge terkontaminasi tinta
percetakan pada kertas, plastik, 2109 - Senyawa organometal
tekstil, dll., termasuk proses - IPAL yang mengolah effluen - Pelarut bekas
deinking pada pabrik bubur 2422 dari proses yang berhubungan - Pelarut mudah terbakar
kertas. dengan tinta - Sludge dari IPAL
2520 - Logam berat (terutama Cr, Pb)
- Residu dari proses pencucian
2211
20
- Kemasan bekas tinta - Pigmen dan zat warna
- Calico printing – As
TEKSTIL 1711/1712 - Proses finishing tekstil - Sludge dari IPAL mengandung logam - Logam berat (terutama As, Cd, Cr, Pb, Cu,
D213 berat Zn)
1721/1722 - Proses dyeing bahan tekstil
- Pelarut bekas (cleaning) - Hirdrokarbon terhalogenasi (dari proses
1723/1729 - Proses printing bahan tekstil dressing dan finishing)
- Fire retardant (Sb/senyawa brom
1810/1820 - IPAL yang mengolah efluen organik) - Pigmen, zat warna dan pelarut organik
proses kegiatan diatas
- Tensioactive (surfactant)
MANUFAKTUR DAN 2813/2912 - Seluruh proses yang - Sludge proses produksi - Logam dan logam berat (terutama As, Ba,
D214 PERAKITAN KENDARAAN DAN berhubungan fabrikasi dan Cd, Cr, Pb, Ag, Hg, Cu, Ni, Zn, Se, Sn)
MESIN 2913/2915 finishing logam, manufaktur - Pelarut bekas dan cairan pencuci
mesin dan suku cadang dan (organik & anorganik) - Nitrat
perakitan. Termasuk kegiatan
Mencakup manufaktur dan 2927/3110
yang terkait dengan D215 dan
perakitan kendaraan bermotor, - Residu proses produksi - Residu cat
D216
sepeda, kapal, pesawat terbang, 3410/3420
traktor, alat-alat berat, generator, - Sludge dari IPAL - Minyak dan gemuk
- IPAL yang mengolah efluen
mesin-mesin produksi dll. 3430/3530 dari proses diatas
- Senyawa amonia
Termasuk pembuatan suku 3591/3592
cadang dan asesori dan rangka.
21
- Pelarut mudah terbakar
- Asbestos
- Larutan asam
ELEKTROPLATING DAN 2892 - Semua proses yang - Sludge pengolahan dan pencucian - Logam dan logam berat (terutama Cd, Cr,
D215 GALVANIS berkaitan dengan kegiatan Cu, Pb, As, Ba, Hg, Se, Ag, Ni, Zn, Sn)
2710/2720 pelapisan logam termasuk - Larutan pengolah bekas
proses perlakuan : - Sianida
Mencakup kegiatan pelapisan
phosphating, etching,
logam pada permukaan logam 2811/2812 - Larutan asam (pickling)
polishing, chemical
atau plastik dengan proses - Senyawa amonia
conversion coating, anodising
elektris 2891/2893 - Dross, slag
- Fluorida
- Pre-treatment : pickling,
2899/2911 degreasing, stripping, - Pelarut bekas (terklorinasi)
cleaning, grinding, sand - Fenol
2912/2915 blasting, weld cleaning, - Larutan bekas proses degreasing
depainting - Nitrat
2919/2922 - Sludge IPAL
- IPAL yang mengolah effluen
2924/2925 proses elektroplating dan - Residu dari larutan batch
galvanis
2926/2927
2930/3110
3120/3190
3210/3220
3230/3410
22
3420/3430
3530/3591
3592/3610
3699/4520
3190/3150
3210/3220
3230
23
3410
3420/3430
3530/3591
3592/3610
3699/4520
3511/3694
3699
BATERE SEL KERING - MFDP batere sel kering - Sludge proses produksi - Logam berat (terutama Cd, Pb,
D217 3140 Ni, Zn, Hg)
- IPAL yang mengolah effluen proses - Residu proses produksi
produksi batere - Residu padat mengandung
- Batere bekas, off-spec dan logam
kadaluarsa
- Sludge dariIPAL
- Metal powder
BATERE SEL BASAH - MFPD batere sel basah - Sludge proses produksi - Logam berat (terutama Cd, Pb,
D218 3140 Ni, Zn, Sb)
- IPAL yang mengolah effluen proses - Batere bekas, kadaluarsa dan off-
produksi batere spec - Asam/alkali
24
- Larutan Asam/alkali
KOMPONEN ELEKTRONIK / 3110/3120 - Manufaktur dan perakitan komponen - Sludge proses produksi - Logam dan logam berat (ter-
dan peralatan elektronik utama As, Ba, Cd, Cr, Pb, Ag,
D219 PERALATAN ELEKTRONIK 3150/3190 - Pelarut bekas Hg, Cu, Ni, Zn, Se, Sn, Sb)
- IPAL yang mengolah efluen proses
3210/3220 - Mercury contactor/switch - Nitrat
EKSPLORASI DAN 1110 - Eksplorasi dan produksi - Slop minyak - Bahan organik
D220 PRODUKSI MINYAK, GAS
DAN PANAS BUMI 1120 - Pemeliharaan fasilitas produksi - Lumpur bor (drilling mud) bekas - Bahan terkontaminasi minyak
- IPAL yang mengolah effluen - Karbon aktif dan absorban bekas - Merkuri (pada karbon aktif,
pemrosessan minyak dan gas alam molecular sieve dll)
- Sludge dari IPAL
- Tanki penyimpanan
- Cutting pemboran
25
memiliki karakteristik limbah B3)
KILANG MINYAK DAN GAS - Proses pengolahan - Sludge minyak - Bahan organik
D221 BUMI 2320
- IPAL yang mengolah effluen proses - Katalis bekas - Bahan terkontaminasi minyak
pengolahan
- Karbon aktif bekas - Logam dan logam berat
- Unit Dissolved Air Flotation (DAF) (terutama Ba, Cr, Pb, Ni)
- Sludge dari IPAL
- Pembersihan heat exchanger - Sulfida
- Filter bekas
- Tanki penyimpanan - Tensioactive (surfactant, dll)
- Residu dasar tanki
- Limbah laboratorium
- Limbah PCB
- Pelarut bekas
- Limbah laboratorium
26
- Limbah PCB
- Limbah PCB
PENYAMAKAN KULIT 1911 - Proses tanning dan finishing - Sludge dari proses tanning dan - Logam berat (terutama Cr, Pb)
D224 finishing
1912 - Proses trimming/shaving/buffing - Pelarut organik
- Pelarut bekas
1920 - IPAL yang mengolah efluen dari - Larutan asam
proses di atas - Sludge dari IPAL
ZAT WARNA DAN PIGMEN 2422 - MFDP zat warna dan pigmen - Sludge proses produksi dan fasilitas - Bahan organik
D225 penyimpanan
2429 - IPAL yang mengolah efluen proses - Hidrokarbon terhalogenasi
yang berkaitan dengan zat warna dan - Pelarut bekas
2411 pigmen - Logam dan logam berat
- Sludge dari IPAL (terutama Cr, Zn, Pb, Hg, Ni, Sn,
Cu, Sb, Ba)
- Residu produksi/reaksi
- Senyawa organometal
- Absorban dan filter bekas
- Sianida
- Produk off-spec
27
- Nitrat
- Fluorida, Sulfida
- Arsen
FARMASI - MFDP produk farmasi - Sludge dari fasilitas produksi - Bahan organik
D226 2423
- IPAL yang mengolah effluen proses - Pelarut bekas - Hidrokarbon terhalogenasi
manufaktur dan produksi farmasi
- Produk off-spec, kadaluarsa dan - Pelarut mudah meledak
sisa
- Logam berat (terutama As)
- Sludge dari IPAL
- Bahan aktif
- Peralatan dan kemasan bekas
- Limbah laboratorium
- Bahan-bahan kimia
28
- Peralatan lab terkontaminasi
- Limbah laboratorium
PENGOLAHAN BATUBARA - Proses produksi - Residu proses produksi (tar) - Hidrokarbon organik (PNA)
D230 DENGAN PIROLISIS 2310
- IPAL yang mengolah efluen dari - Residu minyak - Residu minyak
Cokes productions proses
DAUR ULANG MINYAK - Filter dan absorban bekas - Material terkontaminasi minyak
D231 PELUMAS BEKAS 9000 - Proses purifikasi dan regenerasi
- Residu proses destilasi dan - Logam berat (terutama Zn, Pb,
evaporasi (tar) Cr)
29
- Residu minyak/emulsi/sludge - Sludge minyak
(DAF/dasar tanki)
- Hidrokarbon terhalogenasi
- Tensioactive kuat
- Residu asam
ALLUMUNIUM THERMAL 2720 - Proses peleburan dan - Manufaktur anoda - tar & residu - Logam dan logam berat
D234 METALLURGY Penyempurnaan (primer & sekunder) karbon (terutama Cr)
2732
ALLUMUNIUM CHEMICAL - Pelapisan Aluminium - Proses skimming - Residu asam
CONVERSION COATING
- IPAL yang mengolah efluen dari - Sianida (proses Cryolite)
30
proses coating - Spent pot lining (katoda)
- Anodizing sludge
PELEBURAN DAN - Seng terelektrolisis dalam proses - Sludge proses peleburan dan - Logam berat (terutama Zn, Cr,
D235 PENYEMPURNAAN SENG – 2720 peleburan dan Penyempurnaan fasilitas pemurnian udara Pb, Th)
Zn
- Pyrometallurgical zinc peleburan & - Debu/sludge dari peralatan - Residu asam
Penyempurnaan pengendali pencemaran udara)
- IPAL yang mengolah effluen proses - Slag dan dross (residu proses
peleburan dan Penyempurnaan peleburan)
- Proses skimming
PROSES LOGAM NON- - Larutan oksalat dan sludge-nya - Logam berat (terutama As, Ba,
D236 FERRO - Proses cold rolling, drawing, sheeting, Cd, Cr, Ni, Pb)
dan finishing logam non-ferro (misalnya - Larutan permanganat (pickling)
Cu, Al, Zn, alloy) - Nitrat, Fluorida
- Residu asam pickling
- Asam borat dan oksalat
- Larutan pembersih alkali
31
- Minyak emulsi pendingin/pelumas - Larutan asam/alkali
- Limbah minyak
METAL HARDENING 2710/2720 - Seluruh proses pengolahan - Sludge - Logam dan logam berat
D237 (terutama Ba, Cr, Mn)
2811/2812 - (misalnya : nitriding, carburizing) - Pelarut bekas
- Sianida
2891/2892 - IPAL yang mengolah effluen proses
2899/2911
2912/2915
2919/2922
2924/2926
2927/3110
3120/3190
3430/3530
METAL/PLASTIC SHAPING 2710/2720 - Semua proses yang berkaitan - Emulsi minyak (misalnya cairan - Logam dan logam berat
D238 cutting dan minyak pendingin)
2731/2732 - termasuk : grinding, cutting, rolling, - Emulsi minyak
drawinng, filling, dll - Sludge dari proses shaping
2811/2812 - Hidrokarbon terhalogenasi
- Pelarut bekas
2891/2893 - Fluorida-nitrat
32
2899/2911
2912/2915
2919/1922
2924/2925
2926/2927
2930/3110
3120/3130
3410/3420
3430/3511
3530/3591
3592/4520
33
dalam tabel ini - Hidrokarbon terhalogenasi
- Bahan organik
- Amonia
- Sulfida
- Fluorida
34
pengendali pencemaran udara
PRODUK KERTAS 2102 - Manufaktur dan formulasi produk - Adesif/perakat sisa dan kadaluarsa - Pelarut organik
D246 kertas
2109 - Residu pencetakan (tinta/pewarna) - Logam berat dari tinta/
- Kegiatan pencetakan dan pewarnaan pewarna
- Pelarut bekas
35
SEMUA JENIS INDUSTRI
D249 YANG MENGHASILKAN/ - Proses replacement, refilling, - Limbah PCB - PCB
reconditioning atau retrofitting dari
MENGGUNAKAN LISTRIK transformer dan capasitor
- Batere bekas
36
TABEL 3. DAFTAR LIMBAH DARI BAHAN KIMIA KADALUARSA, TUMPAHAN, SISA KEMASAN,
ATAU BUANGAN PRODUK YANG TIDAK MEMENUHI SPESIFIKASI.
Asetaldehida
D3001
Asetamida
D3002
Aseton
D3004
Asetonitril
D3005
Asetilklorida
D3006
Akrolein
D3007
Akrilamida
D3008
Akrilonitril
D3009
Aldrin
D3010
Aluminium Fosfat
D3012
Amonium Pikrat
D3013
Amonium Vanadat
D3014
Anilina
D3015
37
Arsen Oksida, Tri-, Penta-
D3017
Dietilarsina
D3019
Benzena
D3022
Klorobenzena
D3023
1,3-Diisosianatometil-Benzena
D3024
Dietilbenzena
D3025
Heksahidrobenzena
D3026
Benzenasulfonil Klorida
D3028
Bis(Klorometil) Eter
D3030
Bromoform
D3031
1,1,2,3,4,4-Heksakloro-1,3-Butadiena
D3032
n-Butil Alkohol
D3033
Butana
D3034
Butilaldehida
D3035
38
Kalsium Kromat
D3037
Dikloro Karbonat
D3039
Karbon Disulfida
D3040
Karbon Tetraklorida
D3041
Kloroasetaldehida
D3042
Klorobromometana
D3046
Kloroform
D3047
p-Kloroanilina
D3048
Asam Kromat
D3051
Kreosot
D3054
Kumena
D3055
Sikloheksana
D3056
39
2,4-D, garam-garam dan esternya
D3057
DDD
D3058
DDT
D3059
1,2-Diklorobenzena
D3060
1,3-Diklorobenzena
D3061
1,2-Dikloroetana
D3062
1,1-Dikloroetana
D3063
1,2-Dikloropropana
D3064
1,3-Dikloropropena
D3065
Dieldrin
D3066
Dimetil Ftalat
D3067
Dimetil Sulfat
D3068
2,4-Dinitritoluen
D3069
2,6-Dinitritoluen
D3070
Epiklorohidrin
D3072
2-Etoksi etanol
D3073
1-Fenil Etanon
D3074
Etil Akrilat
D3075
40
Etil Asetat
D3076
Etilbenzena
D3077
Etil Eter
D3079
Etilen Dibromida
D3081
Etilen Diklorida
D3082
Fluorin
D3085
Fluoroasetamida
D3086
Formaldehida
D3088
Asam Formiat
D3089
Furan
D3090
Heptaklor
D3091
Heksaklorobenzena
D3092
Heksaklorobutadiena
D3093
Heksakloroetana
D3094
Hidrogen Sianida
D3095
41
Hidrazina
D3096
Asam Fosfat
D3097
Asam Flourat
D3098
Asam Fluorida
D3099
Asam Sulfida
D3100
Hidroksibenzena (Fenol)
D3101
Hidroksitoluen (Kresol)
D3102
Timbal Asetat
D3104
Timbal Kromat
D3105
Timbal Nitrat
D3106
Timbal Oksida
D3107
Timbal Fosfat
D3108
Lindana
D3109
Maleat Anhidrida
D3110
Maleat hidrazida
D3111
Metil Hidrazina
D3113
Metil Paration
D3114
42
Tetraklorometana
D3115
Tribromometana
D3116
Triklorometana
D3117
Triklorofluorometana
D3118
Metoksiklor
D3120
Metil Bromida
D3121
Metil Klorida
D3122
Metil Kloroform
D3123
Metilen Bromida
D3124
Metil Iodida
D3129
Naftalena
D3130
Nitrat Oksida
D3131
Nitrobenzena
D3132
Nitrogliserin
D3133
Oksirana
D3134
43
Paration
D3135
Paraldehida
D3136
Pentaklorobenzena
D3137
Pentakloroetana
D3138
Pentakloronitrobenzena
D3139
Pentaklorofenol
D3140
Pentakloroetilen
D3141
Fenil Tiourea
D3142
Fosgen
D3143
Fosfin
D3144
Fosfor Sulfida
D3145
Fosfor Pentasulfida
D3146
Ftalat Anhidrida
D3147
1-Bromo,2-Propanon
D3148
2-Nitropropana
D3149
n-Propilamina
D3150
Propilen Diklorida
D3151
Pirena
D3152
Piridin
D3153
44
Selenium dan senyawanya
D3154
Selenium Dioksida
D3155
Selenium Sulfida
D3156
Perak Sianida
D3157
2,4,5-TP (silvex)
D3158
Natrium Azida
D3159
Sulfur Fosfit
D3162
2,4,5-T
D3163
1,2,4,5-Tetraklorobenzena
D3164
1,1,1,2-Tetrakloroetana
D3165
1,1,2,2- Tetrakloroetana
D3166
2,3,4,6-Tetraklorofenol
D3167
Tetraklorometana
D3168
Tetraetil Timbal
D3169
2,4,5-Triklorofenol
D3170
2,4,6-Triklorofenol
D3171
1,3,5-Trinitrobenzena
D3172
Vanadium Oksida
D3173
45
Vanadium Pentaoksida
D3174
Vinil Klorida
D3175
Warfarin
D3176
Dimetilbenzena
D3177
Seng Fosfit
D3178
YULIUS NAWAWI
LAMPIRAN II
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
NOMOR 5 TAHUN 2013
TENTANG
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
FORMULIR PERMOHONAN
IZIN PENYIMPANAN DAN/ATAU PENGUMPULAN LIMBAH B3
46
…………………………………………………………………………
………………………… …Kode Pos : (………………..)
3. Nomor :
Telp/Fax (…….)…………../(…….)………………
4. Alamat e-mail : ……………………………….
Catatan:
47
1. Syarat minimal lampiran tersebut tetap memperhatikan dan menyesuaikan
kondisi pengelolaan limbah B3 yang ada.
2. PY = Kegiatan penyimpanan; PK = Kegiatan pengumpulan;
3. * = Tergantung skala izin yang diajukan
4. ** = Sesuai pengajuan izin
5. *** = Tertera kegiatan bidang atau sub bidang kegiatan pengelolaan limbah B3
kecuali untuk kegiatan penyimpanan
6. **** = untuk menjelaskan lokasi limbah B3 yang akan dikumpulkan
.............................................., .........
(........................................................)
YULIUS NAWAWI
LAMPIRAN III
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
NOMOR 5 TAHUN 2013
TENTANG
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
I. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Hasil Keterangan
DATA
No Pengecekan
Ada Tidak
1. Keterangan Tentang Permohonan
a. Pemohon
1) Nama Pemohon/Kuasa …… ……
2) Alamat …… ……
3) Nomor Telp/Fax …… ……
48
Hasil Keterangan
DATA
No Pengecekan
Ada Tidak
b. Perusahaan
1) Nama Pemohon/Kuasa …… ……
2) Alamat Kegiatan …… ……
3) Nomor Telp/Fax …… ……
4) Bidang Usaha …… ……
5) NPWP …… ……
6) SIUP
2. Keterangan Tentang Lokasi
a. Luas …… ……
b. Letak …… ……
c. Titik Koordinat
3. Keterangan Pengelolaan Limbah B3
a. Spesifikasi tempat penyimpanan …… ……
b. Jumlah, Jenis dan Karakteristik …… ……
limbah yang akan disimpan …… ……
c. Uraian proses produksi …… ……
d. Alat pencegahan pencemaran limbah …… ……
cair dan emisi
e. Perlengkapan sistem tanggap darurat
f. Peta lokasi tempat kegiatan (lay out
dan desain TPS)
g. Uraian tentang cara penanganan
limbah (kemasan,
penyusunan/penataan)
h. Uraian tentang tindak lanjut
penyimpanan/pengumpulan limbah B3
i. Lingkup area kegiatan pengumpulan
4. Kelengkapan Dokumen
a. Akte pendirian perusahaan …… ……
b. Izin lokasi …… ……
c. Izin Mendirikan Bangunan …… ……
d. Izin HO …… ……
…… ……
e. Persetujuan Amdal/UKL & UPL
Catatan:
49
3. letak bangunan berjauhan atau pada jarak yang aman dari bahan lain
yang mudah terkontaminasi dan/atau mudah terbakar dan atau mudah
bereaksi atau tidak berdekatan dengan fasilitas umum.
C. TEMPAT PENYIMPANAN
Contoh Perhitungan
Contoh Kasus 1 :
Jika disimpan limbah cair yang terdiri dari oli bekas dan solvent
kadaluarsa, yaitu kemasan oli bekas dalam bentuk drum dari
logam diameter 60 cm, tinggi 80 cm sedangkan solvent
kadaluarsa dikemas dalam drum plastik dengan ukuran variasi
yaitu drum A diameter 40 cm tinggi 50 cm; drum B 30 cm tinggi
65 cm.
Jawab:
51
dibuat melandai dengan kemiringan minimal 1% menuju bak
penampung.
iii. Penyimpanan limbah B3 fasa cair yang mudah menguap dalam
kemasan, harus menyisakan ruang 10% dari total volume
kemasan;
Jika yang disimpan berupa fasa padat, maka :
tempat penyimpanan tidak memerlukan bak penampung.
lantai tempat penyimpanan tidak perlu ada kemiringan.
m) Jika yang disimpan limbah B3 yang memiliki sifat self combustion,
perlu dipertimbangkan untuk mengurangi kontak langsung dengan
oksigen.
n) Jika limbah B3 yang disimpan berupa fasa padat dimana kandungan
air masih memungkinan terjadi rembesan atau ceceran (misal sludge
IPAL), maka :
i. tempat penyimpanan memerlukan bak penampung dengan
volume bak penampung disesuaikan dengan perkiraan volume
ceceran.
ii. bak penampung harus dibuat kedap air.
iii. kemiringan lantai minimal 1% menuju saluran bak penampung.
o) Jika yang disimpan berupa limbah B3 dengan karakteristik berbeda,
maka :
i. perlu ada batas pemisah antara setiap jenis limbah yang
berbeda karakteristik.
ii. memerlukan bak penampung dengan volume yang disesuaikan.
iii. bak penampung harus dibuat kedap air.
iv. kemiringan lantai minimal 1% mengarah ke saluran bak
penampung.
p) Jika bangunan tempat penyimpanan berada lebih tinggi dari
bangunan sekitarnya, maka diperlukan penangkal petir;
q) Luas area tempat penyimpanan:
Luas area tempat penyimpanan disesuaikan dengan jumlah limbah
yang dihasilkan/dikumpulkan dengan mempertimbangkan waktu
maksimal penyimpanan selama 90 hari.
2. Jika menyimpan dalam jumlah yang besar per satuan waktu tertentu
seperti fly ash, bottom ash, nickel slag, iron slag, sludge oil, drilling
cutting maka tempat penyimpanan dapat didisain sesuai dengan
kebutuhan tanpa memenuhi sepenuhnya persyaratan yang ditetapkan
pada butir 1 (satu) di atas.
D. PENGEMASAN
1. Pra pengemasan
a. kemasan limbah B3 harus dalam kondisi baik, tidak rusak, dan bebas
dari pengkaratan serta kebocoran;
b. bentuk ukuran dan bahan kemasan limbah B3 disesuaikan dengan
karakteristik limbah B3 yang akan dikemas dengan mempertimbangkan
segi keamanan dan kemudahan dalam penanganannya;
c. kemasan dapat terbuat dari bak kontainer atau tangki berbentuk
silinder vertikal maupun horizontal atau drum yang terbuat dari bahan
52
logam, drum yang terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP, atau PVC ) atau
bahan logam dengan syarat bahan kemasan yang dipergunakan tidak
bereaksi dengan limbah B3 yang disimpan;
d. Limbah B3 yang tidak sesuai karakteristiknya tidak boleh disimpan
secara bersama-sama dalam satu kemasan; (lihat lampiran 2. Tabel
Kesesuaian)
e. Untuk mencegah resiko timbulnya bahaya selama penyimpanan, jumlah
pengisian limbah dalam kemasan harus mempertimbangkan
kemungkinan terjadinya pengembangan volume limbah, pembentukan gas
atau terjadinya kenaikan tekanan;
f. Jika kemasan limbah B3 sudah dalam kondisi yang tidak layak (misalnya
terjadi pengkaratan atau terjadi kerusakan permanen) atau jika mulai
bocor, limbah B3 tersebut harus dipindahkan ke dalam kemasan lain
yang memenuhi syarat sebagai kemasan bagi limbah B3;
g. Terhadap kemasan yang telah berisi limbah harus diberi penandaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disimpan dengan memenuhi
ketentuan tentang tata cara dan persyaratan bagi penyimpanan dan
pengumpulan limbah B3 :
1) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus sesuai dengan
karakteristik limbah yang dikemas.
2) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus mempunyai
ukuran minimum adalah 10 cm x 10 cm atau lebih besar.
3) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus terbuat dari
bahan yang tahan terhadap goresan atau bahan kimia yang mungkin
mengenainya dan harus melekat kuat pada permukaan kemasan.
4) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus dipasang pada
sisi – sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain dan mudah
terlihat.
5) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 tidak boleh terlepas,
atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum kemasan
dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa limbah B3.
6) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 yang kemasanya telah
dibersihkan dan akan dipergunakan kembali untuk pengemasan
limbah B3 harus diberi label “KOSONG”
7) Label harus dipasang pada kemasan limbah B3 yang berfungsi untuk
memberikan informasi dasar mengenai kualitatif dan kuantitaif dari
suatu limbah B3 yang dikemas
h. Limbah B3 yang berupa padatan dapat disimpan di dalam kemasan
jumbo bag, drum, karung atau disimpan tanpa kemasan (curah);
i. Setiap kemasan wajib diberikan simbol dan label sesuai dengan
karakteristik limbah yang disimpan;
j. Setiap limbah B3 yang disimpan dalam kemasan karung, jumbo bag atau
drum dialasi dengan palet.
Petugas Perusahaan
53
Tanggal Lokasi
1 Administrasi a. Nomor
Pengajuan Izin
b. Tanggal
Pengajuan Izin
c. Jenis izin
Penyimpanan
Pengumpulan
b. Solvent bekas
c. Thinner bekas
d. Dll (sebutkan)
Fase padat
a. Aki bekas
b. Spent catalyst
c. dll (sebutkan)
3 Sumber Limbah Perusahaan Jenis LB3 Volume yg Alamat Penghasil LB3
(untuk kegiatan Penghasil dikumpulkan
pengumpulan) LB3
1.
2.
3.
Bahan atap:
b. Dinding bangunan
Bahan dinding:
Tinggi dinding: m
54
c. Lantai
Bahan kedap air: Ya Tidak
% kemiringan %
Arah kemiringan
d. Bak penampung
ceceran LB3 cair Bak penampung: Ada Tidak
Tertutup
Tidak Tertutup
Kapasitas:
Tertutup
Tidak
Tertutup
e. Sistem penerangan
Tidak
Cukup Keterangan : ……..……….
Cukup
f. Ventilasi udara
Tidak
Cukup Keterangan : ……..……….
Cukup
c. SOP penyimpanan
Ada Tidak Keterangan : ……..……….
55
f. Pemisahan/partisi L-B3
sesuai dengan
karakteristiknya Ada Tidak Keterangan : ……..……….
g. APAR Ada Tidak Keterangan : ……..……….
YULIUS NAWAWI
LAMPIRAN IV
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
NOMOR 5 TAHUN 2013
TENTANG
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
56
BUPATI OGAN KOMERING ULU,
YULIUS NAWAWI
LAMPIRAN V
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
NOMOR TAHUN 2013
TENTANG
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
57
Nama Perusahaan :
Bidang usaha :
Periode waktu :
I JENIS AWAL JUMLAH CATATAN :
LIMBAH (TON) ………………………………………………………
………………………………………………………
……………………………………………………….
……………………………………………………….
……………………………………………………….
……………………………………………………….
TOTAL A (+) ……………………………………………………….
B (-)
TOTAL
RESIDU * C (+)..................TON
KETERANGAN:
* RESIDU adalah jumlah limbah tersisa dari proses perlakuan seperti abu insenerator,
bottom ash dan atau fly ash dari pemanfaatan sludge oil di boiler, residu dari
penyimpanan dan pengumpulan oli bekas dll
** JUMLAH LIMBAH YANG BELUM TERKELOLA adalah limbah yang disimpan melebihi skala
waktu penaatan.
Data-data tersebut di atas diisi dengan sebenar benarnya sesuai dengan kondisi yang
ada.
58
Mengetahui,
........................,..............
ttd
(Pihak Perusahaan)
YULIUS NAWAWI
LAMPIRAN VI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
NOMOR 5 TAHUN 2013
TENTANG
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
59
Nomor : ………………… Kepada Yth:
Lampiran : ………………… Bupati OKU
Perihal : Perpanjangan izin di-
Penyimpanan dan/atau Tempat
Pengumpulan Limbah B3*
60
4. Kelengkapan dokumen
terlampir: 1. Fotocopy izin sebelumnya
2. Laporan neraca limbah B3 periode 4 waktu
pentaatan terakhir
3. Jika terjadi perubahan hal-hal sebagai
berikut:
a. jenis, karakteristik, jumlah limbah B3 yang
disimpan/dikumpulkan
b. lokasi/area tempat
penyimpanan/pengumpulan
c. desain tempat penyimpanan/pengumpulan
d. fotocopy kontrak kerja dengan pihak ke III
yang telah mendapatkan izin
.............................................., ……
Nama, tanda tangan pemohon, dan
stempel perusahaan
(........................................................)
YULIUS NAWAWI
61