Anda di halaman 1dari 20

Keperawatan Medikal Bedah

HEPATITIS

Kelompok 6 :

1. Miranda Maulida R (201702081)


2. Muhamad Romadhon (201702082)
3. Nadia Noveriska (201702083)
4. Nova Rizki Auwali (201702084)
5. Novita Erike Putri K (201702085)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA


MADIUN

TAHUN 2019
A. Anatomi dan Fungsi Hati
1. Anatomi

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, yang terletak di


perut kanan atas, di bawah diafragma, dan memenuhi sebagian besar
ruang di bawah tulang rusuk dan juga sebagian kecil ruang di perut kiri
atas. Jika dilihat dari luar, tampak perbedaan dari lobus kanan yang lebih
besar dan lobus kiri yang lebih kecil. Kedua lobus ini dipisahkan oleh
pita jaringan ikat yang melekatkan hati pada rongga perut.

Hati sendiri mempunyai beberapa bagian atau sering dikenal


dengan nama lobus. Lobus ini dibagi menjadi empat bagian, dua
diantaranya adalah lobus utama (lobus kanan dan lobus kiri). Lobus
kanan ukurannya jauh lebih besar. Lalu dua lobus lain berukuran kecil
terletak di belakang lobus utama sebelah kanan. Setiap lobus terdapat
unit multi–sisi bernama lobulus.

2. Fungsi Hati

Hati memiliki peraan penting bagi tubuh. Sebagaimana organ


vital lainnya, tubuh akan mendapatkan masalah yang serius jika terjadi
kelainan pada hati. adapun fungsi hati bagi tubuh ialah sebagai berikut:

1. Menetralkan Racun (Detoksifikasi)

Saluran pencernaan akan memungkinkan zat aing dari luar


masuk ke dalam tubuh mungkin saja bersama makanan atau di dalam
makanan mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh. Seperti
alkohol, obat – obatan, dan lainnya. Oleh karena itu, setelah diserap
di usus halus, makanan akan memasuki hati terlebih dahulu melalui
vena porta hepatica. Sel – sel hapar di dalam hati akan mengontrol
senyawa yang dibawa oleh darah sebelum dialirkan ke jantung untuk
diedarkan ke seluruh tubuh. Sel – sel hepar akan menghasilkan
enzim katalase yaitu enzim yang berfungsi untuk memecah senyawa
yang berbahaya bagi tubuh seperti peroksida (H2O2). Dengan
demikian, kadar toksinnya juga akan lebih rendah. Selain peroksida,
hati juga menawakan ammoniak (NH3) yaitu senyawa berbahaya
hasil perombakan protein. Oleh sel – sel hati, ammoniak akan
dinetralkan dengan mereaksikan dengan H2O (air), sehingga
menghasilkan urea yang akan dibawa oleh darah untuk dibuang
melalui ginjal.

2. Organ ekskresi

Hati merupakan salah satu organ ekskresi. eksret yang


dihasilkan oleh hati ialah empedu dan urea. Cairan empedu yang
dibuang dan ditampung di dalam kantung empedu merupakan hasil
pemecahan sel darah merah yang telah tua. Empedu digunakan untuk
mencerna lemak serta mewarnai feses dan urin. Sementara urea
merupakan limbah metabolit protein yang akan dibuang melalui urin
oleh ginjal.

3. Tempat perombakan dan pembentukan Eritrosit

Sel darah merah manusia tidak berinti, sehingga siklus hidup


sel darah merah dilakukan oleh bagian lain dalam tubuh. Pada usia
janin, pembentukan sel darah merah berlangsung didalam hati.
Namun, setelah tulang terbentuk, semua sel darah dibentuk di dalam
sumsum tulang. Sel darah merah akan diperbaharui setiap 120 hari.
Sel darah merah yang telah tua atau rusak akan dirombak ole sel –
sel kupffer di dalam hati. Perombakan sel darah merah akan
dihasilkan senyawa hemin, zat besi dan globin. Zat besi dan globin
akan digunakan kembali untuk regenerasi sel darah merah.
Sementara senyawa hemin akan dirombak menjadi bilirubin dan
biliverdin. Bilirubin berwarna kekuningan, metabolisme lanjut akan
diperoleh urobilin yang akan digunakan untuk mewarnai fesees dan
urin. Sementara biliverdin berwarna kehijauan digunakan untuk
pencernaan lemak.

4. Kelenjar Pencernaan

Hati adalah salah satu organ pencernaan. Peranan hati dalam


pencernaan makanan ialah menghasilkan cairan empedu yang
berfungsi untuk mencerna lemak. Pencernaan lemak di dalam
duodenum membutuhkan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati
dan enzim lipase yang dihasilkan oleh pankreas. Enzim lipase dapat
memecah lemak dengan lemak berada dalam keadaan teremulsi oleh
empedu. Oleh karena itu, jika terjadi kelainan pada hati dapat
memengaruhi proses pencernaan lemak.

5. Metabolisme

Peranan hati yang berikutnya ialah mengontrol metabolisme


senyawa di dalam tubuh. Makanan yang telah dicerna akan
memasuki hati terlebih dahulu sebelum ke jantung untuk dipompa ke
seluruh tubuh. Glukosa dari penyerapan makanan akan diubah
menjadi glikogen (gula hati) yang merupakan polisakarida berfungsi
sebagai gula cadangan, jika kadar glukosa di dalam darah cukup
tinggi. Proses ini akan dirangsang oleh insulin. Sementara jika kadar
glukosa di dalam darah turun (rendah), hormon glukagon akan
berperan sebaliknya yakni merangsang pemecahan glikogen yang
disimpan di hati dan otot. Tak hanya itu, pembentukan glukosa dapat
dilakukan dari perombakan senyawa lain. Metabolisme ini
dirangsang oleh glukokortikoid yang akan memecah protein dan
lemak menjadi glukosa melalui glukoneogenesis.

6. Immunitas

Hati juga merupakan organ yang berperan dalam menjaga


kekebalan tubuh. Hati adalah salah satu nodus limfa bagi sel – sel
kupffer yang merupakan makrofaga yang akan menghancurkan
patogen mulai dari bakteri, protozoa dan lainnya yang memasuki hati
melalui pembuluh darah.

7. Produksi protein

Hati merupakan tempat dihasilkannya beberapa protein darah


yang penting seperti albumin, protrombin, dan fibrinogen yang akan
diangkut bersama plasma darah. Protein – protein tersebut penting
karena menjalankan fungsi tertentu di dalam tubuh.

B. Definisi Hepatitis
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti
kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang (James, 2005: 4). Hepatitis
merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus atau tidak. Hepatitis
yang disebabkan oleh virus ada tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.
hepatitis yang tidak disebabkan oleh virus biasanya disebabkan oleh adanya
zat-zat kimia atau obat, seperti karbon tetraklorida, jamur racun, dan vinyl
klorida (Asep suryana abdurahmat, 2010:153).
Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi pada hepar yang umumnya
terjadi akibat infeksi virus, tetapi dapat pula disebabkan oleh zat-zat toksik.
Hepatitis berkaitan dengan sejumlah hepatitis virus dan paling sering adalah
hepatitis virus A, hepatitis virus B, serta hepatitis virus
C (Sue hanclif, 2000: 105). Hepatitis adalah peradangan hati yang akut
karena suatu infeksi atau keracunan (Clifford anderson, 2007:,243).
Dari beberapa pengetian hepatitis di atas pada dasarnya memiliki
tujuan yang sama, yaitu hepatitis merupakan peradangan pada hati yang
disebabkan oleh virus maupun tidak disebabkan oleh virus.

C. Etiologi
Klasifikasi agen penyebab hepatitis virus yaitu :
1. Transmisi secara enterik terdiri dari virus hepatitis A (HAV) dalam virus
hepatitis E (HEV)
a. Virus tanpa selubung
b. Tahan terhadap cairan empedu
c. Ditemukan di tinja
d. Tidak dihubungkan dengan penyakit kronis
e. Tidak terjadi virenia yang berkepanjangan / kondisi karier intestinal.
2. Transmisi melalui darah terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus hptitis
D ( HDV) dan virus hepatitis C (HCV) :
a. Virus dengan selubung (envelope)
b. Rusak bila terpajan cairan empedu atau detergen
c. Tidak terdapat dalam tinja
Perbandingan berbagai hepatitis
1. Dihubungkan dengan penyakit hati kronik
2. Dihubungkan dengan viremia yang persisten

Ibu yang menderita hepatitis B dan C juga dapat menularkan kepada


bayinya melalui jalan lahir.

Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat terjadi akibat


kerusakan pada hati oleh senyawa kimia, terutama alkohol. Konsumsi alkohol
berlebihan akan merusak sel-sel hati secara permanen dan dapat berkembang
menjadi gagal hati atau sirosis. Penggunaan obat-obatan melebihi dosis atau
paparan racun juga dapat menyebabkan hepatitis.

Pada beberapa kasus, hepatitis terjadi karena kondisi autoimun pada


tubuh. Pada hepatitis yang disebabkan oleh autoimun, sistem imun tubuh justru
menyerang dan merusak sel dan jaringan tubuh sendiri, dalam hal ini adalah
sel-sel hati, sehingga menyebabkan peradangan. Peradangan yang terjadi dapat
bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat. Hepatitis autoimun lebih sering
terjadi pada wanita dibanding pria

D. Tahapan Hepatitis
Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu (Sudoyo Aru, dkk 2009 )
1. Fase inkubasi : waktu antara masuknya virus dan timbulny gejala atau
ikterus. Panjang fase tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan
dan jalur penularan, makin besar dosis inokulum, semakin pendek
fase inkubasi.
2. Fase prodormal (praikterik) : fase diantar timbulnya keluhan –
keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus. Awitannya dapat
disingkat atau insidious di tandai dengan malaise umum, mialgia,
atralgia, mudah lelah, gejala saluran nafas atas dan anoreksia, diare,
demam, dan nyeri abdomen di kuadran kanan atas atau epigastrium.
3. Fase ikterus : fase munculnya setelah 5 – 10 hari tetapi dapat juga
muncu bersaan dengan munculnya gejala. Setelah timbul ikterus
jarang terjadi perburukan gejala prodormal tetapi justru akan terjadi
perbaikan klinis yang nyata.
4. Fase konfalensen (penyembuhan) : menghilangnya ikterus dan
keluhan lain tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap
ada. Napsu makan kembali normal, keadaan akut akan membaik
dalam 2 – 3 minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis dan
laboratorium lengkat terjadi dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk
hepatitis B.

Gambar hati normal dan abnormal

Wajah penderita hepatitis


E. Manivestasi Klinis

Tidak semua kasus hepatitis menimbulkan gejala, atau jikapun ada,


gejalanya cukup samar pada tahapan awal dalam sekitar 80% kasus. Dua
puluh persen kasus lainnya bisa menunjukkan gejala dengan tingkat
bervariasi. Ada kemungkinan bagi Anda untuk langsung mengalami gejala
setelah terinfeksi. Gejala bisa bersifat ringan tetapi juga parah bagi sebagian
orang, meliputi:

1. Demam
2. Kelelahan
3. Kehilangan nafsu makan
4. Mual atau muntah
5. Nyeri lambung
6. Nyeri sendi atau otot
7. Buang air kecil atau besar yang tidak lazim
8. Warna kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice, tanda dari
penyakit hati)
9. Perasaan gatal
10. Perubahan mental, seperti kurangnya konsentrasi atau koma
11. Perdarahan dalam

Fase Pre Ikterik

Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus


berlangsung sekitar 2-7 hari. Pertama kali timbul adalah penurunan nafsu
makan ( nausea ) , mual, muntah, nyeri perut kanan atas (ulu hati). Badan
terasa pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek, suhu
badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri
persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis B.

Fase Ikterik

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan


suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang
terus meningkat pada minggu pertama, kemudian menetap dan baru
berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal seluruh
tubuh, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

Fase Penyembuhan

Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit


di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah
timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa
segar kembali, namun lemas dan lekas capai.

F. Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh


infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan dan bahan – bahan
kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena
mimeliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada
hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah
normal pada sel – sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel – sel
hepar. Setelah lewat masanya, sel – sel hepar yang menjadi rusak di buang
dari tubuh oleh respon sistem imun dan di ganti oleh sel – sel hepar baru yang
sehat.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan


peningkatan suhu badan dan peregangan kapsul hati yang memicu timbulnya
perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini di
manifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri diulu hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun


jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap
normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
intrahepatik, maka terjadi kerusakan pengangkutan billirubin tersebut di
dalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjuasi. Akibatnya
billirubin tidak sempurna di keluarkan melalui duktus hapatikus, karena
terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekresi) dan regurgitasi pada duktuli,
empedu belum mengalami konjugasi (billirubin direk).
G. Pathwey

Pengaruh alcohol, virus Inflamasi pada hepar


hepatis, toksim

Gangguan suplai Hipertermi Peregangan kapsul hati


darah normal pd
sel” hepar Perasaan tdk nyaman di Hepatomegali
kuadran kanan atas
Kerusakan sel
parenkim, sel hati dan
duktuli empedu Anoreksia
Nyeri akut
intrahepatik

Ketidak seimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan Obstruksi Kerusakan konjugasi


metabolisme
karbohidrat lemak Gangguan eksresi Billirubin tdk
dan protein empedu sempurna
dikeluarkan melalui
Glikogenesis
Retensi billirubin duktus hepatikus
menurun
Regurgitasi pd Billirubin direk
Glukoneogenesis
duktuli empedu meningkat
menurun
inrahepatik
Glikogen dalam Ikterus
hepar berkurang Billirubin direk
meningkat
Glikogenolisis
menurun Peningkatan garam Larutan dlm air
empedu dalam darah
Glikosa dlm darah
berkurang Pruritus Ekskresi kedalaman
kemih
Resiko ketdk stabilan Perubahan
kadar glukosa darah kenyamanan Billirubin & kemih
Cepat lelah berwarna gelap
Resiko gangguan
fungsi hati
Intoleransi
aktivitas
H. Pengobatan

Obat-obatan yang paling umum dalam pengobatan hepatitis meliputi:

1. Interferon

Interferon adalah kombinasi dari obat-obatan antivirus. Interferon


mengurangi efek samping dan memungkinkan obat tetap berada di
tubuh untuk waktu yang lebih lama dibandingkan dengan obat
lainnya. Interferon memasok protein bagi tubuh untuk melawan
infeksi dan terutama untuk membantu sistem kekebalan tubuh
melawan HCV untuk mencegah komplikasi.

2. Obat antivitus protease inhibitor

Protease inhibitor digunakan untuk mencegah penyebaran virus


dengan menghentikan reproduksinya. Obat-obatan ini bisa digunakan
secara oral. Beberapa dari obat-obatan antivirus protease inhibitor
adalah:

a) Telaprevir (Incivek)
b) Boceprevir (Victrelis)
c) Paritaprevir (ini adalah protease inhibitor tetapi hanya tersedia
dalam Viekira Pak, sebagai bagian dari kombinasi yang
digunakan untuk mengobati infeksi HCV)
3. Obat antivitus analog nukleosida

Obat-obatan antivirus analog nukleosida juga bekerja untuk


mencegah pembentukan virus baru. Obat ini juga digunakan dalam
kombinasi dengan terapi lainnya untuk mengobati hepatitis. Obat yang
paling umum dari jenis ini adalah ribavirin (Copegus, Moderiba,
Rebetol, Ribasphere, RibasphereRibaPak, Virazole).

Waspadalah karena ribavirin dapat menyebabkan cacat lahir


pada bayi baru lahir jika digunakan oleh ibu hamil dan menekan
pertumbuhan pada anak-anak. Risiko ini bisa dialihkan dari pria
kepada pasangan wanitanya dalam pembuahan.
4. Polymerase inhibitor dan kombinasi terapi obat

Obat-obatan antivirus analog nukleosida juga bekerja untuk


mencegah pembentukan virus baru. Obat ini juga digunakan dalam
kombinasi dengan terapi lainnya untuk mengobati hepatitis. Obat yang
paling umum dari jenis ini adalah ribavirin (Copegus, Moderiba,
Rebetol, Ribasphere, RibasphereRibaPak, Virazole).

Waspadalah karena ribavirin dapat menyebabkan cacat lahir


pada bayi baru lahir jika digunakan oleh ibu hamil dan menekan
pertumbuhan pada anak-anak. Risiko ini bisa dialihkan dari pria
kepada pasangan wanitanya dalam pembuahan.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodataa.
a. Identitas
a) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis
kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengk
ajian, Noregister, dan dignosa medis.
b) Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan
Ibu,agama, alamat, pekerjaan, penghasilan, umur, dan
pendidikanterakhir.
c) Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis
kelamin, pendidikan, dan hubungan dengan klien.
2. Keluhan utamaKeluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan.
Keluhandapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit
kepala, batuk,sakit perut kanan atas, demam dan kuning.
3. Riwayat kesehatana.
a. Riwayat Kesehatan SekarangGejala awal biasanya sakit kepala,
lemah anoreksia, mual muntah,demam, nyeri perut kanan atas.
b. Riwayat Kesehatan Masa laluRiwayat kesehatan masa lalu berkaitan
dengan penyakit yang pernahdiderita sebelumnya, kecelakaan yang
pernah dialami termasukkeracunan, prosedur operasi dan perawatan
rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-
saudaranya.
c. Riwayat kesehatan keluargaBerkaitan erat dengan penyakit
keturunan, riwayat penyakit menularkhususnya berkaitan dengan
penyakit pencernaan.
d. Data dasar tergantung pada penyebab dan
beratnyakerusakan/gangguan hati.
4. Pola pengkajian Fungsionala.
a. Aktivitas
 Kelemahan
 Kelelahan
 Malaise
b. Sirkulasi
 Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
 Ikterik pada sklera kulit, membran mukosac.
c. Eliminasi
 Urine gelap
 Diare feses warna tanah liatd.
d. Makanan dan Cairan
 Anoreksia
 Berat badan menurun
 Mual dan muntah
 Peningkatan oedema
 Asitese.
e. Neurosensori
 Peka terhadap rangsang
 Cenderung tidur
 Letargi
 Asteriksisf.
f. Nyeri / Kenyamanan
 Kram abdomen
 Nyeri tekan pada kuadran kanan
 Mialgia
 Atralgia
 Sakit kepala
 Gatal ( pruritus )
g. Keamanan
 Demam
 Urtikaria
 Lesi makulopopuler
 Eritema
 Splenomegali
 Pembesaran nodus servikal posterior
h. Seksualitas
 Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
B. Diagnosa Keperawatan

Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita


hepatitis :
1. Hipertensi
2. Nyeri akut
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Ikterus
5. Resiko ketidak seimbangan kadar glukosa darah
6. Intoleransi aktivitas
7. Resiko gangguan fungsi hati
Gejala dan Penularan Penyakit Hepatitis

A. Hepatitis A (HAV)

Hepatitis A menyumbang sekitar 1.781 infeksi baru per tahun di


Amerika Serikat, sesuai data Centers for Disease Control and Prevention
terbaru. Hepatitis A dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang
seperti infeksi virus lainnya. Infeksi virus hepatitis A dapat menyebar melalui
konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Hepatitis A biasanya mudah
menular dalam satu keluarga di satu rumah. Misal, ciuman intim.

Penyebaran infeksi hepatitis A juga bisa dari restoran dan di antara


anak-anak jika mencuci tangan tidak bersih. Gejalanya termasuk kelelahan,
mual, sakit perut, kehilangan nafsu makan, dan demam ringan.

B. Hepatitis B (HBV)

Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention tahun


2013, ada lebih dari 19.000 kasus baru infeksi HBV. Ada lebih dari 1.800
orang meninggal setiap tahun karena hepatitis B kronis di Amerika Serikat.
Penularan hepatitis B dapat menyebar melalui darah atau serum (bagian
cairan darah) yang mengandung virus. Selain itu, penyakit menular ini dapat
menyebar melalui kontak seksual, donor darah, jarum suntik yang
terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi, dan transfusi darah.

Ibu hamil yang positif hepatitis B juga bisa menularkan infeksi kepada
bayi. Infeksi juga dapat ditularkan dari tato, tindik, pisau cukur, dan sikat gigi
(jika ada kontaminasi dengan darah yang terinfeksi). Sekitar 6 persen hingga
10 persen pasien dengan hepatitis B mengembangkan hepatitis B kronis.
Infeksi ini berlangsung setidaknya enam bulan, bahkan bertahun-tahun.

Pasien dengan infeksi hepatitis B kronis juga berisiko kena sirosis,


gagal hati, dan kanker hati. Diperkirakan ada 2,2 juta orang di Amerika
Serikat dan 2 miliar orang di seluruh dunia yang menderita hepatitis B kronis.
Gejala hepatitis B berupa mata kuning, sakit perut, dan warna air kencing tak
jernih. Pada beberapa orang, terutama anak-anak, tidak mengalami gejala apa
pun. Dalam kasus-kasus kronis, penderita bisa mengalami gagal hati, kanker
atau jaringan parut dapat terjadi.

C. Hepatitis C (HCV)

Centers for Disease Control and Prevention melaporkan, ada sekitar


16.500 kasus hepatitis C baru yang dilaporkan per tahun. Hepatitis C
ditularkan dari penggunaan jarum bersama di antara pengguna narkoba, dan
transfusi darah.

Penularan virus juga bisa melalui kontak seksual. Diperkirakan 50


persen hingga 70 persen pasien dengan infeksi hepatitis C akut mengalami
infeksi kronis. Hal ini bisa berujung sirosis, gagal hati, dan kanker hati.
Diperkirakan ada sekitar 3,2 juta orang mengalami hepatitis C kronis di
Amerika Serikat. Kebanyakan orang tidak memiliki gejala hepatitis C.
Mereka mungkin mengalami kelelahan, mual, kehilangan nafsu makan, dan
mata juga kulit kuning.

D. Hepatitis D, E, dan G

Ada juga jenis hepatitis virus D, E, dan G. Yang paling penting saat
ini adalah virus hepatitis D (HDV), yang juga dikenal sebagai virus delta atau
agen. Penularan hepatitis D ditularkan penggunaan jarum bersama di antara
pengguna narkoba, darah yang terkontaminasi, dan kontak seksual. Individu
yang sudah terinfeksi hepatitis B kronis dapat terkena infeksi hepatitis D pada
saat yang sama.

Jika seseorang terinfeksi virus hepatitis D dan hepatitis B secara


bersamaan sangat sulit diobati. Gejala hepatitis D berupa sakit perut, mual,
dan kelelahan. Virus hepatitis E (HEV) mirip dengan hepatitis A. Ini terjadi
terutama di Asia, yang mana ditularkan air yang terkontaminasi. Beberapa
gejala berupa sakit kuning, kurang nafsu makan, dan mual. Dalam kasus yang
jarang terjadi, mungkin berkembang menjadi gagal hati akut.

Virus Hepatitis G (HGV, yang juga disebut GBV-C) baru-baru ini


ditemukan dan menyerupai hepatitis C. Namun, virus hepatitis G berupa
flaviviruses (jenis virus). Saat ini, virus hepatitis G dan dampaknya sedang
diselidiki lebih lanjut.

Prognosis

Menurut Dienstag J.L (2008), 95-99% dari pasien hepatitis yang akut,
sembuh secara total. Namun prognosis penyakit hepatitis memburuk pada
pasien yang mempunyai penyakit lain. Bagi pasien yang telah di diagnosa
menderita penyakit hepatitis yang kronis, prognosisnya baik jika pasien
mendapat terapi yang baik sehingga dapat memperbaiki kondisi pasien.
Perubahan dari fase akut ke fase kronik sangat bergantung pada umur pasien
dan cara terinfeksi. Prognosis memburuk pada pasien opasien yang menderita
sirosis hati. Karsinoma hepar merupakan komplikasi tersering bagi infeksi
VHB yang kronik.
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/18658316/MAKALAH_HEPATITIS

https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hepatitis/informasi-lengkap-seputar-
penyakit-hepatitis-yang-wajib-anda-ketahui/

https://www.alodokter.com/hepatitis

Diakses pada tanggal 24 maret 2019

Kusuma H, Amin HN.2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


Dan NANDA Edisi Revisi JILID 2. Jogjakarta: Media Action

https://www.academia.edu/7404982/HEPATITIS

Diakses pada tanggal 31 maret 2019

https://www.kakakpintar.id/pengertian-struktur-dan-fungsi-hati-pada-manusia/

https://www.academia.edu/8221248/Surveilans_epidemiologi_Hepatitis_B

Diakses pada tanggal 3 maret 2019

Anda mungkin juga menyukai