HEPATITIS
Kelompok 6 :
TAHUN 2019
A. Anatomi dan Fungsi Hati
1. Anatomi
2. Fungsi Hati
2. Organ ekskresi
4. Kelenjar Pencernaan
5. Metabolisme
6. Immunitas
7. Produksi protein
B. Definisi Hepatitis
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti
kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang (James, 2005: 4). Hepatitis
merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus atau tidak. Hepatitis
yang disebabkan oleh virus ada tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.
hepatitis yang tidak disebabkan oleh virus biasanya disebabkan oleh adanya
zat-zat kimia atau obat, seperti karbon tetraklorida, jamur racun, dan vinyl
klorida (Asep suryana abdurahmat, 2010:153).
Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi pada hepar yang umumnya
terjadi akibat infeksi virus, tetapi dapat pula disebabkan oleh zat-zat toksik.
Hepatitis berkaitan dengan sejumlah hepatitis virus dan paling sering adalah
hepatitis virus A, hepatitis virus B, serta hepatitis virus
C (Sue hanclif, 2000: 105). Hepatitis adalah peradangan hati yang akut
karena suatu infeksi atau keracunan (Clifford anderson, 2007:,243).
Dari beberapa pengetian hepatitis di atas pada dasarnya memiliki
tujuan yang sama, yaitu hepatitis merupakan peradangan pada hati yang
disebabkan oleh virus maupun tidak disebabkan oleh virus.
C. Etiologi
Klasifikasi agen penyebab hepatitis virus yaitu :
1. Transmisi secara enterik terdiri dari virus hepatitis A (HAV) dalam virus
hepatitis E (HEV)
a. Virus tanpa selubung
b. Tahan terhadap cairan empedu
c. Ditemukan di tinja
d. Tidak dihubungkan dengan penyakit kronis
e. Tidak terjadi virenia yang berkepanjangan / kondisi karier intestinal.
2. Transmisi melalui darah terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus hptitis
D ( HDV) dan virus hepatitis C (HCV) :
a. Virus dengan selubung (envelope)
b. Rusak bila terpajan cairan empedu atau detergen
c. Tidak terdapat dalam tinja
Perbandingan berbagai hepatitis
1. Dihubungkan dengan penyakit hati kronik
2. Dihubungkan dengan viremia yang persisten
D. Tahapan Hepatitis
Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu (Sudoyo Aru, dkk 2009 )
1. Fase inkubasi : waktu antara masuknya virus dan timbulny gejala atau
ikterus. Panjang fase tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan
dan jalur penularan, makin besar dosis inokulum, semakin pendek
fase inkubasi.
2. Fase prodormal (praikterik) : fase diantar timbulnya keluhan –
keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus. Awitannya dapat
disingkat atau insidious di tandai dengan malaise umum, mialgia,
atralgia, mudah lelah, gejala saluran nafas atas dan anoreksia, diare,
demam, dan nyeri abdomen di kuadran kanan atas atau epigastrium.
3. Fase ikterus : fase munculnya setelah 5 – 10 hari tetapi dapat juga
muncu bersaan dengan munculnya gejala. Setelah timbul ikterus
jarang terjadi perburukan gejala prodormal tetapi justru akan terjadi
perbaikan klinis yang nyata.
4. Fase konfalensen (penyembuhan) : menghilangnya ikterus dan
keluhan lain tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap
ada. Napsu makan kembali normal, keadaan akut akan membaik
dalam 2 – 3 minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis dan
laboratorium lengkat terjadi dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk
hepatitis B.
1. Demam
2. Kelelahan
3. Kehilangan nafsu makan
4. Mual atau muntah
5. Nyeri lambung
6. Nyeri sendi atau otot
7. Buang air kecil atau besar yang tidak lazim
8. Warna kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice, tanda dari
penyakit hati)
9. Perasaan gatal
10. Perubahan mental, seperti kurangnya konsentrasi atau koma
11. Perdarahan dalam
Fase Ikterik
Fase Penyembuhan
F. Patofisiologi
1. Interferon
a) Telaprevir (Incivek)
b) Boceprevir (Victrelis)
c) Paritaprevir (ini adalah protease inhibitor tetapi hanya tersedia
dalam Viekira Pak, sebagai bagian dari kombinasi yang
digunakan untuk mengobati infeksi HCV)
3. Obat antivitus analog nukleosida
A. Hepatitis A (HAV)
B. Hepatitis B (HBV)
Ibu hamil yang positif hepatitis B juga bisa menularkan infeksi kepada
bayi. Infeksi juga dapat ditularkan dari tato, tindik, pisau cukur, dan sikat gigi
(jika ada kontaminasi dengan darah yang terinfeksi). Sekitar 6 persen hingga
10 persen pasien dengan hepatitis B mengembangkan hepatitis B kronis.
Infeksi ini berlangsung setidaknya enam bulan, bahkan bertahun-tahun.
C. Hepatitis C (HCV)
D. Hepatitis D, E, dan G
Ada juga jenis hepatitis virus D, E, dan G. Yang paling penting saat
ini adalah virus hepatitis D (HDV), yang juga dikenal sebagai virus delta atau
agen. Penularan hepatitis D ditularkan penggunaan jarum bersama di antara
pengguna narkoba, darah yang terkontaminasi, dan kontak seksual. Individu
yang sudah terinfeksi hepatitis B kronis dapat terkena infeksi hepatitis D pada
saat yang sama.
Prognosis
Menurut Dienstag J.L (2008), 95-99% dari pasien hepatitis yang akut,
sembuh secara total. Namun prognosis penyakit hepatitis memburuk pada
pasien yang mempunyai penyakit lain. Bagi pasien yang telah di diagnosa
menderita penyakit hepatitis yang kronis, prognosisnya baik jika pasien
mendapat terapi yang baik sehingga dapat memperbaiki kondisi pasien.
Perubahan dari fase akut ke fase kronik sangat bergantung pada umur pasien
dan cara terinfeksi. Prognosis memburuk pada pasien opasien yang menderita
sirosis hati. Karsinoma hepar merupakan komplikasi tersering bagi infeksi
VHB yang kronik.
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/18658316/MAKALAH_HEPATITIS
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hepatitis/informasi-lengkap-seputar-
penyakit-hepatitis-yang-wajib-anda-ketahui/
https://www.alodokter.com/hepatitis
https://www.academia.edu/7404982/HEPATITIS
https://www.kakakpintar.id/pengertian-struktur-dan-fungsi-hati-pada-manusia/
https://www.academia.edu/8221248/Surveilans_epidemiologi_Hepatitis_B