Anda di halaman 1dari 27

KEPERAWATAN KOMUNITAS

KELOMPOK RESIKO TINGGI PADA BALITA

GIZI
BURUK
Definisi

Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana


seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau
dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di
bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa
berupa protein, karbohidrat dan kalori.
Akibat kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh
digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini
berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan
akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang bisa
dikatakan malnutrisi, tanda – tanda klinis gizi buruk dapat menjadi
indikator yang sangat penting untuk mengetahui seseorang
menderita gizi buruk.
Keadaan gizi buruk ini secara klinis dibagi menjadi 3 tipe: Kwashiorkor,
Marasmus, dan Kwashiorkor-Marasmus.
Perbedaan antara marasmus dan kwashiorkor tidak dapat didefinisikan
secara jelas menurut perbedaan kurangnya asupan makanan tertentu, namun
dapat teramati dari gejala yang ditunjukkan penderita.
Tanda-tanda kwashiorkor meliputi :

1. KWASHIORKOR (Busung lapar/


HO)

Tanda-tanda kwashiorkor meliputi :

a. Edema di seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki


b. Wajah membulat dan sembab
c. Pandangan mata sayu
d. Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang
apatis
e. Rambut berwarna kepirangan, kusam, dan mudah
dicabut
f. Otot-otot mengecil, teramati terutama saat berdiri dan
duduk
g. Bercak merah coklat pada kulit, yang dapat berubah
hitam dan mengelupas
2. MARASMUS (Malnutrisi berat)
Ada pun ciri-cirinya adalah:
a. Berat badannya kurang dari 60% berat anak normal
seusianya.
b. Kulit terlihat kering, dingin dan mengendur.
c. Beberapa di antaranya memiliki rambut yang mudah rontok.
d. Tulang-tulang terlihat jelas menonjol.
e. Sering menderita diare atau konstipasi.
f. Tekanan darah cenderung rendah dibanding anak normal,
dengan kadar hemoglobin yang juga lebih rendah dari
semestinya.
g. Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
h. Wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, perut cekung, dan
kulit keriput
3. MARASMIK-KWASHIORKOR
a. Berat badan penderita hanya berkisar di angka 60% dari berat
normal. Gejala khas kedua penyakit tersebut nampak jelas,
seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit dan
sebagainya.
b. Tubuh mengandung lebih banyak cairan, karena berkurangnya
lemak dan otot.
c. Kalium dalam tubuh menurun drastis sehingga menyebabkan
gangguan metabolic seperti gangguan pada ginjal dan
pankreas.
d. Mineral lain dalam tubuh pun mengalami gangguan, seperti
meningkatnya kadar natrium dan fosfor inorganik serta
menurunnya kadar magnesium.
Faktor Penyebab

Menurut UNICEF ada dua penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu :
1. Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah
makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang
dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan.
2. Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada tiga faktor penyebab gizi buruk
pada balita, yaitu :
3. Keluarga miskin.
4. Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak.
5. Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran
pernapasan dan diare.
Faktor lain yang menyebabkan gizi buruk, yaitu :
6. Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat.
7. Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan asuh anak.
8. Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai.
Penanggulangan Pada Gizi
Buruk
•Asupan Gizi
Lebih baik kalau berbagai kebutuhan gizi didapat dari makanan
langsung, bukan asupan atau suplemen yang dijual bebas. Sebab tak
seorang pun yang bisa menjamin keamanannya, Kecuali kalau asupan itu
memang dianjurkan oleh dokter atau didapat dari dokter.

• Langkah Pengobatan
Pengobatannya tentu saja harus disesuaikan dengan
tingkatannya. Penderita kurang gizi stadium ringan, contohnya,
diatasi dengan perbaikan gizi. Dalam sehari anak-anak ini harus
mendapat masukan protein sekitar 2-3 gram atau setara dengan
100-150 Kkal.
Pencegahan Gizi Buruk
Pencegahan primer :
 Promosi kesehatan :
1. Penyuluhan gizi masyarakat baik di Puskesmas maupun di luar Puske
tentang pentingnya vitamin A dan zat besi dan sumber makanan
mengandung zat tersebut serta tentang pentingnya ASI eksklusif.
2. Pemantauan kadarzi (Keluarga Sadar Gizi)
3. Penyebarluasan pedoman umum gizi seimbang (PUGS)
 Proteksi Spesifik :
1. Pemberian kapsul vitamin A untuk mencegah kekurangan vitam
pada bayi, balita dan ibu nifas serta pemberian tablet Fe u
mencegah anemia pada ibu hamil. Tablet Fe diberikan secara
kepada bumil melalui bidan desa yang sudah ditunjuk sehingga
perlu lagi ke puskesmas.
2. Memberikan makanan tambahan yang mengandung kalori
Pencegahan sekunder

 Deteksi Dini :
1. Pemantauan tumbuh kembang balita (penimbangan dan pelayanan
terpadu) di Posyandu setiap bulan.
2. Pemantauan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kurang
 energi kalori (KEK), kurang energi protein (KEP) dan pemantauan
status gizi (PSG).
3. Pemantauan pola konsumsi pangan keluarga.
4. Pemantauan bumil KEK dari saat hamil hingga melahirkan.
5. Pemantauan garam beryodium dan distribusi kapsul yodium.
6. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) dan berat badan (BB) pada ibu hamil
secara rutin.
 Pengobatan Tepat :
1. Pengobatan kasus gizi buruk, kunjungan rumah bila menemukan
kasus.
Pencegahan tersier
Pemberian pendidikan di sekolah luar biasa kepada
penderita dengan gizi kurang yang mengalami kecacatan
seperti kebutaan, idiot atau retardasi mental.
CONTOH
KASUS
Di  kelurahan Sidotopo, Posyandu Mawar Surabaya terdapat 66 balita
yang terdiri diri dari : 12 - 24 bulan = 21, 25- 36 bulan = 15, 37- 60 bulan
= 30 dan berdasarkan informasi dari kader posyandu Balita yang gizi
buruk 3 orang, Balita yang diare karena tidak cocok dengan susu formula
6 orang, Balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (Berat
badan balita yang berada digaris kuning  dan digaris merah) 5 orang.
Sebagian besar ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan kepala
keluarganya sebagian bekerja di pabrik sebagai buruh pabrik dan
sebagian lagi di pemerintahan. Antar rumah saling berdekatan sehingga
jika terjadi kebaran sangat sulit buat petugas pemadam kebakaran untuk
memadamkan api, pembangunan gorong- gorong di sungai, sehingga air
di bendung dan tidak mengalir lancar, selokan di depan rumah warga
banyak yang tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak kardus
basah sisa sampah banjir yang di buang sembarangan, mayoritas warga
beragama islam. Di wilayah ini memiliki 1 masjid, 1 gereja, 1 paud , 1 TK,
1 Atap SDN Sidotopo , untuk beraktivitas warga menggunakan sepeda 
motor untuk alat transportasi. Biasanya  ibu- ibu sering mengajak
balitanya naik mobil aneka warna yang diputarkan lagu- lagu anak untuk
berkeliling di sekitar kampung dengan biaya Rp.1000 untuk 1x putaran,
serta setiap minggu pagi, ibu yang memilki balita, sering membawa
balitanya jalan-jalan di pasar pagi dadakan yang ada di sepanjang pintu
gerbang jalan tol surabaya – malang dekat kampung warga.
PENGKAJIAN
DATA INTI

Di kelurahan Sidotopo, Posyandu Mawar Surabaya terdapat 66 balita


 Umur : 12-24 bulan = 21
 : 25- 36 bulan = 15
 : 37- 60 bulan = 30
 Pekerjaan : sebagian besar ibu yang memiliki balita bekerja sebagai
ibu rumah tangga sedangkan kepala keluarganya sebagian bekerja di
pabrik sebagai buruh pabrik dan sebagian lagi di pemerintahan
 Agama : Mayoritas islam
 Data statistik : Berdasarkan informasi dari kader setempat
 Balita yang gizi buruk 3 orang,
 Balita yang diare karena tidak cocok dengan susu formula 6 orang
 Balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (Berat badan
balita yang berada digaris kuning  dan digaris merah) 5 orang
DATA SUBSISTEM
 Lingkungan Fisik
a. Perumahan dan lingkungan : antar rumah berdekatan, tipe rumah perm
pembangunan gorong- gorong di sungai sehingga air di bendung dan
mengalir lancar, selokan di depan rumah warga banyak yang tersu
jalan di depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir y
buang sembarangan
b. Lingkungan terbuka : mayoritas tidak mempunyai halaman rumah yang
c. Kebiasaan: balita yang berumur 36 – 60 bulan sering mengkon
makanan ringan  (snack) yang biasa di beli di warung- warung ter
Serta sering mengkonsumsi mie instant
d. Transportasi: ibu mengantarkan balita ke posyandu dengan jalan
sedangkan untuk beraktivitas biasanya menggunakan sepeda motor
e. Pusat pelayanan:  terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas
f. Tempat belanja: dipasar tradisional dan mini market
 Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
Pelayanan kesehatan terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas.
 Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata- rata kepala
keluarga perbulan Rp.900.000- 1.500.000.
 Keamanan Dan Transportasi
Bila terjadi kebakaran, mobil pemadam kebakaran kesulitan
untuk masuk di pemukiman warga karena jarak antar rumah
berdekatan dan gangnya sangat sempit. Mayoritas warga
menggunakan alat transportasi sepeda motor untuk pergi
beraktivitas.
 Pemerintahan
Posyandu Mawar Surabaya merupakan RT 03 dan RW 09 di
kelurahan Sidotopo.Kader yang dimiliki sebanyak 5 orang.
Politik
Pemerintah sudah memberikan pelatihan kepada kader,
untuk mengajarkan kepada ibu balita, agar segera
memberikan oralit pada balitanya yang terkena diare dan
lansung di bawa ke puskesmas untuk tindakan lebih lanjut.
Komunikasi
Komunikasi ibu yang dilakukan pada balitanya dengan
komuniaksi verbal maupun non verbal. Informasi dari RT/RW
setempat dialkuakn dengan menggunakan pengeras suara
melalui siaran di masjid.
Pendidikan
Tingkat pendidikan orang tua balita 20 orang lulusan  SD,18
orang SMP dan selebihnya SMA/ SMK.Terdapat 1 TK, 1 Paud, 1
atap SDN Sidotopo.
 Rekreasi
Dari hasil wawancara, ibu sering mengajak balitanya naik
mobil aneka warna yang diputarkan lagu- lagu anak untuk
berkeliling di sekitar kampung dengan biaya Rp.1000 untuk
1x putaran, serta setiap minggu pagi, ibu yang memilki
balita, sering membawa balitanya jalan-jalan di pasar pagi
dadakan yang ada di dekat pasar Sidotopo Gg VIII dekat
masjid besar.
ANALISA
DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. - Data dari kader terdapat 6 balita yang Sanitasi lingkungan yang Gangguan keseimbangan
diare akibat pemberian susu formula. kurang baik cairan dan elektrolit pada
- pembangunan  gorong- gorong di balita di posyandu
sungai, air di bendung dan tidak Mawar Surabaya
mengalir lancar, selokan di depan
rumah warga banyak yang tersumbat,
jalan di depan rumah kotor, banyak
kardus basah sisa sampah banjir yang
di buang sembarangan.
2. - Data dari kader terdapat 3 balita yang Kurang pengetahuan ibu Gangguan pemenuhan
mengalami gizi buruk.Data dari kader
tentang menu seimbang. kebutuhan nutrisi kurang
terdapat 6 balita yang diare akibat
pemberian susu formula. dari kebutuhan pada
- Balita yang berumur 36 – 60 bln  balita di posyandu
sering mengkonsumsi makanan
pelangi III
ringan  (snack) yang biasa di beli di
warung- warung terdekat. Serta sering
mengkonsumsi mie instant
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita di


posyandu Mawar Surabaya berhubungan dengan Kurang pengetahuan ibu tentang
menu seimbang. ditandai dengan :
• Data dari kader terdapat 3 balita yang mengalami gizi buruk.
• Data dari kader terdapat 6 balita yang diare akibat pemberian susu formula.
• Balita yang berumur 36 – 60 bln  sering mengkonsumsi makanan ringan  (snack)
yang biasa di beli di warung- warung terdekat.
• Serta sering mengkonsumsi mie instant
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada balita di posyandu Mawar
Surabaya berhubungan dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik di tandai
dengan:
• Data dari kader terdapat 6 balita yang diare akibat pemberian susu formula.
• pembangunan gorong- gorong di sungai, sehingga air di bendung dan tidak
mengalir lancar, selokan di depan rumah warga banyak yang tersumbat, jalan di
depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di buang
Rencana
Keperawatan
Diagnosa keperawatan Pentingnya Perubahan (+) untuk Penyelesaian untuk Total
komunitas penyelesaian penyelesaian di peningkatan kualitas score
masalah komunitas hidup
1. rendah 0: tidak ada 0: tidak ada
2. sedang 1 : rendah 1 : rendah
3. tinggi 2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : tinggi
1. Gangguan pemenuhan 3 3 2 8
kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan pada balita di
posyandu Mawar Surabaya
b.d Kurang pengetahuan ibu
tentang menu seimbang.
2. Gangguan keseimbangan 2 3 2 7
cairan dan elektrolit pada
balita di Posyandu Mawar
Surabaya b.d sanitasi
lingkungan yang kurang baik
Rencana
Tindakan
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai