Dimana :
d = Jarak (m)
BA = Benang atas
BB = Benang bawah
Dimana :
∆H = Beda tinggi (m)
BTB = Benang tengah belakang
BTM = Benang tengah muka
∆H = TP – BT …………………………………………..(1.3)
Dimana :
∆H = Beda tinggi (m)
TP = Tinggi pesawat
BT = Benang tengah
C. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat – alat yang diperlukan pada lokasi pengukuran;
2. Dilakukan oleh 5/6 orang, dengan tugas bergantian, seorang mengoperasikan alat,
seorang mencatat sambil mengoreksi hasil bacaan, 2 orang memegang rambu ukur
dan satu orang memegang payung;
3. Menentukan titik – titik menggunakan patok pada daerah yang akan diukur sesuai
dengan perencanaan;
4. Mengukur jarak antar patok yang sudah ditentukan titiknya;
5. Mendirikan dan mengatur statif (tripod) tepat diatas patok, dengan menggunakan
unting-unting untuk mempermudah penempatan statif tepat diatas patok;
6. Memasang waterpass pada statif, kemudian atur nivo agar posisi pesawat benar-
benar datar (gelembung nivo tepat berada ditengah) dengan memutar sekrup yang
berada pada bagian bawah waterpass;
7. Mengukur ketinggian alat dengan menggunakan meteran;
8. Meletakan rambu ukur pada titik- titik pengukuran;
9. Mengarahkan pesawat ke rambu ukur yang sudah diletakan pada situasi
memanjang, kemudian baca dan catatlah bacaan benang tengah (BT), benang atas
(BA), benang bawah (BB);
10. Melanjutkan pengukuran hingga titik terakhir dengan mengulangi langkah kerja (4
– 9) pada patok selanjutnya.
2. Saran
Dalam melakukan pengamatan di lapangan sebaiknya praktikan
memperhatikan hal – hal berikut.
1. Memastikan semua alat yang akan digunakan dalam kondisi baik.
2. Memastikan hal – hal yang akan berpengaruh terhadap data pengukuran
seperti pengaturan gelembung udara pada nivo dan ketelitian dalam
membaca rambu ukur atau bak ukur.