Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN

PROGRAM KARYA NYATA MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :
Hipotensi dan Gizi Kurang Pada Remaja Putri serta Pentingnya Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Desa Pucang Songo Kecamatan Pakis Kabupaten
Malang

Oleh :
Ketua : Muh. Naufal Al H (145070107111048)

Anggota : Muslim Aditya R. ( 145070200131010)


Tia Novia (145070207111009)
Vita Firdaus (145070601111002)
Fiena Qurrota A. (145070301111030)
Regina Safitri P. (145070307111019)
Fadilah Asril (145070501111012)
Nadia Khansa’ (145070501111013)
Anna Oolita M. (145070107111014)
Ni Putu Frida (145070107111015)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
JANUARI
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Kegiatan :
Hipotensi dan Gizi Kurang Pada Remaja Putri serta Pentingnya Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Desa Pucang Songo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang
Ketua Pelaksana
Nama : Muh. Naufal Al H.
NIM : 145070107111048
Jurusan/Lab : Kedokteran
Anggota Pelaksana :
Anggota 1 : Muslim Aditya R. Anggota 6 : Fadilah Asril
Anggota 2 : Tia Novia Anggota 7 : Nadia Khansa’
Anggota 3 : Vita Firdaus Anggota 8 : Anna Oolita M.
Anggota 4 : Fiena Qurrota A. Anggota 9 : Ni Putu Frida
Anggota 5 : Regina Safitri P.
Lokasi Kegiatan : Desa Pucang Songo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang,
Jawa Timur
Lama Kegiatan : 4 hari
Malang, 10 Januari 2018
Mengetahui,
Pembimbing Ketua Pelaksana

Fatmawati, SST., M.Keb Muh. Naufal Al H.


NIP. 2016097910052001 NIM. 145070107111048

2
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................................. 1
Lembar Pengesahan ......................................................................................... 2
Daftar Isi .......................................................................................................... 3
Daftar Lampiran ............................................................................................... 4
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................ 5
Rumusan Masalah .................................................................................. 7
Tujuan Kegiatan ..................................................................................... 7
Manfaat Kegiatan ................................................................................... 7
BAB II : IDENTIFIKASI MASALAH
Keluarga Bu Siami..................................................................................9
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat .......................................................... 10
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA
Gizi Kurang .......................................................................................... 11
Gastritis ................................................................................................. 13
Hipotensi ............................................................................................... 15
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat .......................................................... 18
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Hipotensi dan gizi kurang pada remaja putri ........................................ 23
Pemberian Eduksi Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat .............. 29
BAB V : PENUTUP.......................................................................................37
Daftar Pustaka ..............................................................................................39

3
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Leaflet Pemberian Edukasi......................................................... 40
Lampiran 2: Dokumentasi Kegiatan .............................................................. 51

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Desa Pucang Songo adalah salah satu desa di Kecamatan Pakis,
Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dengan jumlah penduduk 2824. Desa
Pucang Songo memiliki 4 dusun yaitu, Dusun Karang Nongko, Dusun
Krajan 1, Dusun krajan 2 dan Dusun Kletak, dengan 4 RW dan 14 RT.
Mayoritas mata pencaharian warga adalah uruh tani, buruh bangunan, dan
buruh pabrik (RPJMDesa, 2014). Berdasarkan survey terdapat beberapa
masalah kesehatan yang dapat diambil menjadi target penyuluhan yaitu
kondisi penyakit individual dan kondisi umum masyarakat salah satunya
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan. Maka dari itu,
Pelayanan kesehatan Program Kerja Nyata Mahasiswa (PKNM) pada kali
ini difokuskan pada penyuluhan kesehatan pada keluarga remaja dengan
permasalahan kurang gizi dan hipotensi serta penyuluhan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
Menurut World Health Organization remaja adalah individu yang
berusia sekitar 10-19 tahun. Jumlah populasi remaja di dunia diperkirakan
mencapai 19%. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan
proses kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat
unik dan berkelanjutan. Pada masa ini sangat penting untuk memantau
kesehatan dan kebugaran mereka, terutama terkait gaya hidup dan status
gizi. Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun
untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mngetahui
kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja
perempuan usia 10-12 tahun, kebutuhan energinya 50-60 kal/kg BB/hari,
dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/kg BB/hari. Kebutuhan meningkat
karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi
terbatas/kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kekurangan
gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarak
at, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan
BBLR, penurunan kebugaran jasmani (Irianto, 2004).
Hipotensi adalah kondisi dimana tekanan darah (rasio tekanan
sistolik dan tekanan diastolik) didapatkan lebih rendah dari nilai normal
yang umum ditemukan pada individu normal. Nilai dewasa normalnya
berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal
biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001). Gejala tekanan darah rendah
biasanya ditandai dengan adanya pusing (saat ganti posisi mendadak
seperti bangun setelah posisi dudukljongkok, atau berbaring), mata
berkunang-kunang, mual, berkeringat dingin bahkan pingsan. Penyebab
hipotensi bisa diakibatkan oleh beberapa faktor eksternal seperti (1)
dehidrasi (disebabkan karena kurang minum, diare, muntah), (2) konsumsi
obat-obatan tekanan darah tinggi, jantung, anti-depresi, obat disfungsi
ereksi atau obat Parkinson, (3) penggunaan obat berefek diuretik secara
berlebihan (seperti obat pelangsing), (4) anemia, infeksi berat, gangguan
jantung, gangguan sistem saraf pusat, gangguan endoktrin (termasuk
hipotiroid, hipertiroid, diabetes, dan kadar gula darah rendah) serta (5)
terlalu lama berada di udara panas, kehamilan, terlalu lama berbaring
karena sakit atau lanjut usia (Depkes, 2007). Kondisi hipotensi sebaiknya
dikoreksi untuk dapat meningkatkan produktivitas dan kebugaran
seseorang.
PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan ataskesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Gerakan PHBS ini
ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat
dari penyakit, serta menurunkan biaya pengobatan yang dikeluarkan akibat
timulnya suatu penyakit. Terdapat 10 indikator PHBS yang harus
dipraktikan dirumah tangga karena dianggap mewakili atau dapat
mencerminkan keseluruhan perilaku hidup bersih dan sehat, indicator
tersebut antara lain adalah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,
bayi di beri ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, ketersediaan air
bersih, ketersediaan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun, tidak merokok dalam rumah,
melakukan aktifitas fisik setiap hari, serta akan buah dan sayur (Depkes,
2007).

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan yaitu “Bagaimana
Pengaruh pelaksanaan edukasi penyakit hipotensi dan gastritis serta gizi
seimbang dan kesehatan reproduksi pada remaja putri di Dusun
Karangnongko Desa Pucang Songo” dan “Bagaimana pengaruh pemberian
edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada warga di Dusun
Karangnongko Desa Pucang Songo”

1.3. Tujuan Kegiatan


1. Mengetahui pengaruh pelaksanaan program “Edukasi penyakit
hipotensi dan gastritis pada remaja putri” terhadap wawasan mengenai
hipotensi dan gastritis serta gizi seimbang dan kesehatan reproduksi
pada remaja putri di Dusun Karangnongko Desa Pucang Songo
2. Mengetahui pengaruh pelaksanaan program “edukasi Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat” pada warga di Dusun Karangnongko Desa Pucang
Songo.

1.4. Manfaat Kegiatan


1.4.1 Manfaat Umum
1. Meningkatkan pengetahuan remaja di Dusun Karangnongko Desa
Pucang Songo mengenai penyakit hipotensi dan gastritis.
2. Meningkatkan kesadaran remaja di Dusun Karangnongko Desa Pucang
Songo terhadap bahaya dan komplikasi penyakit hipotensi dan gastritis
serta gizi seimbang dan kesehatan reproduksi.
3. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan warga di Dusun
Karangnongko Desa Pucang Songo terhadap Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat.
1.4.2 Manfaat Khusus
1. Menurunkan angka kejadian hipotensi dan gastritis pada remaja di
Dusun Karangnongko Desa Pucang Songo.
2. Meningkatkan kepedulian terhadap gizi seimbang dan kesehatan
reproduksi pada remaja di Dusun Karangnongko Desa Pucang Songo.
3. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada warga di Dusun
Karangnongko Desa Pucang Songo.
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

2.1 Keluarga Bu Siami


a. Bu Siami
1. Hipotensi
Bu Siami memiliki riwayat hipotensi sejak usia muda. Beliau
pernah mengalami gangguan kesehatan seperti pusing dan lemas
karena hipotensi yang dialami. Tidak ada riwayat mengkonsumsi obat
untuk mengurangi gejala hipotensi nya. Selama kunjungan kami
melakukan pengecekan tekanan darah 100/75,100/60 dan 95/75.
Kunjungan kedua kami memberikan edukasi tentang gizi seimbang
dan vitamin yang bisa digunakan untuk membantu meningkatkan
kadar zat besi dalam darah agar mengurangi keluhan pusing dan lemas
yang dialami Bu Siami.
b. Puput
1. Hipotensi
Puput merupakan salah satu putri dari Bu Siami. Puput
mengalami hipotensi dan cukup mengganggu aktivitas sehari hari nya.
Riwayat pingsan, pusing dan lemas. Tidak ada gangguan anemia.
Selama kunjungan kami melakukan pengecekan tekanan darah
110/70,100/70, dan 100/65. Kunjungan kedua kami memberikan
edukasi tentang gizi seimbang dan menyarankan suplemen vitamin
yang dapat membantu mengurangi keluhan yang berhubungan dengan
hipotensi yang dialami Puput.
2. Gastritis
Puput memiliki riwayat gastritis sejak SMP. Sering makan
pedas dan asam. Jarang makan dan terlambat. Riwayat pengobatan
menggunakan Antasida kombinasi dengan ranitidine dalam bentuk
sirup yang diberikan oleh dokter puskesmas. Sudah meminum obat
namun keluhan tidak membaik. Saat kunjungan kedua kami
memberikan saran untuk mengganti obat dengan menggunakan PPI
dan mulai mengatur pola makan dengan membatasi makanan apa saja
yang sebaiknya dikonsumsi dan makanan apa yang harus dihindari dan
rutin untuk kontrol ke dkter setelah seminggu mengkonsumsi obat.
3. Gizi Kurang
Puput memiliki berat badan 40,9 kg dan tinggi badan 155 cm,
jika dihitung indeks massa tubuh puput adalah 17, indeks masa tubuh
<18 dapat dikatakan sangat kurus. Riwayat pemilih makanan dan
jarang makan. Hanya mau mengkonsumsi makanan seperti mie instan,
bakso dan sejenisnya. Konsumsi sayur, buah, protein dapat dikatakan
kurang. Frekuensi makan tidak menentu, terkadang sehari lebih dari 3
kali dan bisa sehari hanya satu kali makan. Pada kunjungan kedua
kami memberikan gambaran tentang menu makanan yang dapat
digunakan untuk variasi makanan sehari hari dimana dapat membantu
puput dalam meningkatkan kebutuhan gizi nya.

2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Dari 10 keluarga yang kami lakukan survey terkait PHBS, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Kurangnya kesadaran warga terhadap pentingnya cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir serta cara cuci tangan yang benar.
2. Kurangnya kesadaran warga tentang penggunaan air bersih.
3. Kurangnya kesadaran warga tentang gizi seimbang.
4. Kurangnya kesadaran warga tentang pentingnya posyandu anak dan
posyandu lansia.
5. Kurangnya kesadaran warga terhadap pentingnya jamban.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Gizi Kurang


3.1.1 Definisi
Gizi kurang merupakan kondisi ketidakcukupan dari asupan
makanan baik dari energi maupun protein, atau dari penyerapan dan
pencernaan makan dalam tubuh yang tidak sempurna yang terjadi dalam
periode yang panjang dan berlanjut sehingga berat badan menjadi rendah
dan menjadi kurus (Puspito, 2012).

3.1.2 Etiologi dan Faktor yang Mempengaruhi


Gizi kurang disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor primer
dan faktor sekunder. Penyebab terjadinya gizi kurang dari faktor primer
dapat berupa kurangnya asupan makan baik dari kualitasnya maupun
kuantitasnya yang dihitung dari kebutuhan gizi seseorang. Selain itu, pola
makan atau kebiasaan makan yang salah, ketidaktahuan, kemiskinan dan
kurangnya distribusi pangan juga merupakan faktor primer penyebab gizi
kurang. Sedangkan penyebab gizi kurang dari faktor sekunder dapat
berupa penurunan daya serap tubuh terhadap zat gizi sehingga zat gizi
tersebut tidak dapat disalurkan ke sel tubuh (Puspito, 2012). Selain itu,
menurut Kurnia (2014) terdapat penyebab langsung seperti penyakit
infeksi yang diderita. Sedangkan penyebab tidak langsung seperti
ketahanan pangan di keluarga, pola asuh anak, serta pelayanan kesehatan.

3.1.3 Dampak
Kondisi status gizi seseorang dapat mengakibatkan perubahan
fisiologis di dalam tubuh seperti biokimia, fungsional, dan anatomi.
Jumlah energi yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh akan
mengakibatkan tubuh melakukan adaptasi dengan menghemat pemakaian
energi untuk menjamin reaksi biokimia di dalam tubuh tetap normal.
Secara umum, kekurangan gizi menyebabkan gangguan pada proses
pertumbuhan, produksi tenaga, pertambahan tubuh, struktur dan fungsi
otak, serta perilaku.
Remaja yang saat anak-anak pernah menderita gizi kurang dalam
jangka waktu yang lama, maka remaja tersebut cenderung lebih pendek
dari anak seusianya dan cenderung lambat dalam menerima pelajaran.
Kekurangan energi yang berasal makanan menyebabkan seseorang
menjadi kekurangan tenaga untuk bergerak sehingga remaja menjadi
lemas, malas, dan prestasi belajar yang menurun. Selain itu sistem imun
dan antibodi bekurang sehingga mudah untuk terserang infeksi penyakit
(Puspito, 2012).

3.1.4 Pencegahan dan Penanganan


Menurut Japfa Foundation (2016), masalah gizi pada remaja
terutama remaja putri berkaitan dengan masa 1000 hari pertama
kehidupan. Pada masa ini adalah masa penting kehidupan karena terjadi
pertumbuhan dan perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh yang
mempengaruhi tingkat kecerdasan dan kekuatan dalam menghadapi
berbagai penyakit. Untuk memperoleh gizi yang baik pada pertumbuhan
dan perkembangan remaja putri, maka sangat penting untuk menerapkan
prinsip pedoman gizi seimbang. Berikut adalah 4 prinsip yang harus
dipenuhi yaitu:
1. Mengonsumsi Makanan Beragam
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat
gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan
mempertahankan kesehatan.
2. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih
Perilaku hidup bersih erat kaitannya dengan prinsip gizi seimbang.
3. Melakukan Aktivitas Fisik
Beraktivitas sangat penting untuk menyeimbangkan antara pemasukan
zat gizi dengan pengeluaran energi.
4. Mempertahankan dan Memantau Berat Badan dalam Batas Normal
Memantau berat badan normal merupakan hal yang penting untuk
mencegah adanya penyimpangan berat badan.
Selain itu, konsumsi makanan tinggi protein sangat penting untuk
remaja untuk mencegah terlambatnya pematangan sesksual dan hambatan
pertumbuhan linear. Apabila asupan protein pada masa remaja kurang,
maka dapat menyebabkan keterlambatan maturasi seksual.
3.2 Gastritis
3.2.1 Definisi
Gastritis merupakan proses inflamasi yang terjadi pada lapisan
dinding lambung akibat adanya peningkatan produksi asam lambung yang
bersifat akut, kronik, difus atau lokal. Gastritis akut merupakan inflamasi
pada mukosa lambung yang pada umumnya terbilang ringan. Sedangkan
gastritis kronik merupakan inflamasi pada mukosa usus yang dapat
menyebabkan atrofi mukosa dan metaplasia epitel (Murjayanah, 2011).

3.2.2 Etiologi.
Penyebab terjadinya gastritis ada dua yaitu sekresi asam lambung
dan infeksi bakteri Helicobacter pylori. Pada sekresi asam lambung,
lapisan mukosa lambung akan rusak akibat adanya sekresi HCl dan pepsin
mileu yang memiliki pH < 4 sehingga mudah untuk merusak lapisan
mukosa lambung. Sedangkan bakreti gram negatif yang bernama
Helicobacter pylori menghasilkan enzim protease dan fosfoliase yang
dapat merusak gliko protein dan fosfolipid yang menutuipi mukosa
lambung. Selain itu, bakteri ini juga dapat menghasilkan toksik Vaculating
sitotoxin dan Cytotoxine gen yang berperan dalam timbulnya radang dan
reaksi imun lokal (Murjayanah, 2011).

3.2.3 Gejala
Gejala yang sering muncul pada penderita gastritis adalah rasa
tidak nyaman seperti rasa pedih, terbakar, tertusuk atau terisis di ulu hati
pada jangka waktu tertentu seperti beberapa jam, hari, atau minggu. Rasa
sakit ini dapat juga dirasakan di belakang tulang dada hingga ke punggung
dan dapat berkurang setelah muntah (Murjayanah, 2011).

3.2.4 Faktor Resiko


Menurut Murjayanah (2011), terdapat beberapa faktor resiko yang
dapat menyebabkan gizi kurang yaitu:
1 Umur
Penyakit gastritis dapat menyerang segala usia mulai dari anak-anak
hingga usia tua, namun penyakit ini mencapai puncak pada usia lebih
dari 40 tahun.
2 Jenis Kelamin
Karena wanita sering melakukan diet ketat dan makan tidak teratur, hal
ini menyebabkan wanita lebih sering terkena penyakit gastritis.
3 Sosial Ekonomi
di negara berkembang dengan tingkat ekonomi yang lebih rendah
dibanding negara maju, 80% penduduknya terinfeksi bakteri
Helicobacter pylori setelah usia 30 tahun. Makin rendah tingkat sosisal
ekonominya maka semakin tinggi tingkat infeksi bakteri Helicobacter
pylori.
4 Makanan
Peningkatan sekresi asam lambung dapat dipicu dari berbagai makanan
dan minuman seperti alkohol, kopi, cabai, cuka dan makanan lain yang
merangsang kondisi tersebut. Jika tidak dikontrol, maka dapat
menimbulkan luka pada mukosa lambung akibat terjadinya peningkatan
asam lambung tersebut.
5 Psikologi
Apabila seseorang mengalami stress yang berlangsung pada waktu yang
cukup lama, maka tubuh akan menyesuaikan diri dengan kondisi
tersebut. Tubuh akan mengalami perubahan patologis dalam jaringan
atau organ melalui sistem saraf otonom. Dengan adanya perubahan
tersebut maka timbul penyakit seperti gastritis, jantung, hipertensi dan
sebagainya.
3.2.5 Pencegahan dan Penanganan
Pencegahan utama pada gastritis dapat dilakukan dengan
memperhatikan diet atau pola makan yang sesuai. Diet pada penderita
gastritis bertujuan untuk menghilangkan gejala, menetralisir asam
lambung, mengurangi gesekan yang terjadi pada peristaltik lambung, serta
untuk memperbaiki kebiasaan makan (Murjayanah, 2011).
Selain itu, menurut PERSAGI (1999) terdapat 4 jenis diet untuk
penderita gastritis yaitu:
1. Diet Lambung 1
Diet ini diberikan pada penderita dengan gastritis berat yang disertai
pendarahan. Jenis makanan yang dapat diberikan seperti susu dan
bubur susu yang diberikan setiap 3 jam sekali.
2. Diet Lambung 2
Diet ini diberikan untuk penderita gastritis akut yang sedang
menjalani perawatan. Bentuk makanan yang diberikan berupa
makanan saring atau cincang yang diberikan 3 jam sekali.
3. Diet Lambung 3
Diet ini diberikan untuk penderita dengan gastritis tidak begitu berat.
Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan diberikan 6 kali sehari.
4. Diet Lambung 4
Diet ini diberikan untuk penderita gastritis ringan. Bentuk makanan
yang diberikan berupa makanan lunak atau biasa bergantung dari
toleransi atau kemampuan penderita.

3.3 Hipotensi
3.3.1 Definisi
Hipotensi merupakan keadaan tekanan darah yang lebih rendah
dari tekanan darah normal pada pembuluh arteri. Hipotensi atau tekanan
darah rendah ditandai dengan tekanan sistolik <90 mmHg dan tekanan
diastolik <60 mmHg (Muhlisin, 2018).

3.3.2 Etiologi dan Faktor yang Mempengaruhi


Pada dasarnya tekanan darah dapat berubah setiap hari bergantung
dari kondisi seseorang dan lingkungannya seperti usia, pengobatan,
kondisi cuaca, atau aktivitas yang sedang dilakukan. Namun selain itu
menurut Muhlisin (2018), terdapat kondisi tertentu yang dapat
mengakibatkan terjadinya hipotensi seperti :
1. Hipotensi ortostatik
Merupakan gejala hipotensi yang muncul akibat terjadi perubahan
posisi secara mendadak, di mana gaya gravitasi dapat menyebabkan
sejumlah darah terkumpul di dalam pembuluh vena tungkai dan tubuh
bagian bawah sehingga menyebabkan berkurangnya darah yang
kembali ke jantung dan yang dipompa oleh jantung sehingga
menyebabkan tekanan darag menjadi rendah.
2. Dehidrasi
Kurangnya cairan di dalam tubuh akibat kurang minum, sedang
berpuasa, atau diare dapat menyebabkan tekanan darah menjadi
rendah.
3. Anemia
Keadaan jumlah sel darah merah yang kurang di bawah normal juga
menjadi penyebab timbulnya tekanan darah rendah.
4. Penyakit Jantung
Keadaan jantung yang tidak normal dapat menyebabkan jantung tidak
mampu memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik dan
mengakibatkan tekanan darah menurun.
5. Penyakit Saraf
Penyakit saraf seperti penyakit parkinson menyebabkan adanya
gangguan pada sistem saraf yang mengontrol tekanan darah.
6. Penggunaan Obat
Obat antidepresi dan obat antihipertensi seperti alpha-blocker dan
beta-blocker dapat memberikan efek penurunan tekanan darah.

3.3.3 Gejala
Menurut Muhlisin (2018), apabila tekanan darah belangsung terus
menerus dapat menimbulkan beberapa gejala seperti:
1. Jantung berdebar
2. Badan lemas
3. Kepala pusing
4. Gangguan keseimbangan
5. Pandangan buram
6. Pingsan

3.3.4 Pencegahan dan Tatalaksana


Penanganan pada hipotensi harus dilakukan berdasarkan penyebab
dasarnya. Apabila tekanan darah rendah diakibatkan oleh banyaknya darah
yang terkumpul di tungkai, maka dianjurkan untuk memakai stoking
elastik. Sedangkan apabila penyebabnya adalah posisi berbaring yang
lama, maka sebaiknya duduk tegak secara perlahan.
Penanganan hipotensi dari segi obat dapat menggunakan obat
efedrin atau fenilefrin yang diberikan untuk mempersempit pembuluh
darah arteri untuk memberikan efek peningkatan tekanan darah. Selain itu,
bagi penderita hipotensi tanpa adanya riwayat penyakit jantung atau
hipertensi, maka dianjurkan untuk menambahkan garam pada makanannya
(Muhlisin, 2018).
Selain itu, terdapat langkah-langkah untuk membantu mengurangi
gejala hipotensi seperti:
1. Minum lebih banyak air dan kurangi alkohol. Alkohol dapat
menyebabkan dehidrasi dan dapat menurunkan tekanan darah.
2. Mengatur pola makan sehat dengan berfokus pada berbagai jenis
makanan termasuk biji-bijian, buah-buahan, sayur, serta daging ayam
dan ikan.
3. Bergerak perlahan ketika mengubah posisi tubuh. apabila penderita
sedang dalam posisi duduk dan hendak berdiri, maka bergeraklah
secara perlahan untuk mengurangi rasa pusing.
4. Makan dengan porsi kecil namun sering dalam sehari dan batasi
makanan tinggi karbohidrat.

3.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Menurut Kemenkes (2014), perilaku hidup bersih dan sehat adalah
perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Perilaku hidup bersih dan sehat dapat diterapkan pada banyak hal
seperti gizi dengan menerapkan makan beraneka ragam makanan, minum
tablet tambah darah, atau mengonsumsi garam beriodium. Sedangkan
perilaku hidup bersih dan sehat pada lingkungan bisa diterapkan dengan
membuang sampah pada tempatnya atau membersihkan lingkungan.

 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga


Sedangkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga adalah
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan
mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat untuk mencapai rumah tangga
yang sehat.
Menurut Kemenkes (2014), rumah tangga sehat adalah rumah
tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
Menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, menggunakan jamban sehat, dan memberantas jentik di rumah
adalah materi edukasi yang diberikan kepada warga desa Pucang Songo
dusun Karangnongko.

 Menggunakan Air Bersih


- Syarat Air Bersih
1. Air tidak berwarna (jernih).
2. Air tidak keruh, bebas pasir, debu, lumpur, sampah, busa, dan kotoran
lain.
3. Air tidak berasa, tidak asin, tidak asam, tidak payau, tidak pahit, bebas
bahan kimia beracun.
4. Air tidak berbau amis, anyir, busuk, atau bau belerang.
- Manfaat Menggunakan Air Bersih
1. Terhindar dari penyakit diare, kolera, disentri, thypus, cacingan,
penyakit mata, kulit, atau keracunan.
2. Setiap anggota keluarga menjadi terpelihara kebersihan dirinya.
- Tempat Memperoleh Sumber Air Bersih
1. Mata air
2. Air sumu atau air pompa
3. Air ledeng atau perusahaan air minum
4. Air hujan
5. Air dalam kemasan
- Cara Menjaga Kebersihan Sumber Air
1. Jarak sumber air dengan jamban minimal 10 meter.
2. Sumber mata air harus dilindungi dari pencemaran.
3. Menjaga sumur gali, sumur pompa, dan kran umum agar tidak rusak,
bibir sumur diplester, serta menutup sumur.
4. Menjaga kebersihannya seperti jangan sampai ada genangan air, tidak
ada bercak kotoran, atau berlumut.

- Memasak Air Bersih sebelum Diminum


Meski air terlihat bersih, namun air tersebut belum tentu terbebas
dari kuman penyakit sehingga air harus dimasak terlebih dahulu hingga
mendidih.

 Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun


- Pentingnya Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun
1. Air yang membersihkan kotoran dan membunuhkuman, karena tanpa
sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.tidak bersih
banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila
digunakan, kuman berpindah ke tangan.
2. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena
tanpa sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
- Waktu Mencuci Tangan
1. Setiap kali tangan kita kotor.
2. Setelah buang air besar.
3. Setelah menceboki bayi atau anak.
4. Sebelum menyuapi anak.
5. Sebelum memegang makanan.
6. Sebelum menyusui bayi.
- Manfaat Mencuci Tangan
1. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
2. Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typhus,
cacingan, penyaktit kulit, ifeksi saluran pernapasan akut, dll.
3. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
- Cara Mencuci Tangan yang Benar
1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
2. Bersihkan telapak tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan
punggung tangan.
3. Setelah itu, keringkan dengan lap bersih.

 Menggunakan Jamban Sehat


- Jamban
Suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
- Jenis Jamban
1. Jamban Cemplung
Jamban dengan penampung yang berupa lubang yang berfungsi
menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan
mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Jamban ini diharuskan ada
penutupnya agar tidak bau.
2. Jamban Tangki Septik/Leher Angsa
Jamban berbentuk leher angsa penampungnya berupa tangki septik
kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian kotoran
manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
- Syarat Jamban Sehat
1. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter).
2. Tidak berbau.
3. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
4. Tidak mencemari tanah di sekitarnya.
5. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
7. Penerangan dan ventilasi cukup.
8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
9. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

 Memberantas Jentik di Rumah


- Rumah Bebas Jentik
Rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara
berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
- Hal yang Perlu dilakukan Agar Rumah Bebas Jentik
Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M
plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
- Manfaat Rumah Bebas Jentik
1. Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit
dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
2. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti
Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, chikungunya, atau kaki
gajah.
3. Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hipotensi dan Gizi Kurang pada Remaja Putri


4.1.1 Modifikasi Gaya Hidup dalam Hipotensi
1. Intervensi Kegiatan : Modifikasi Gaya hidup terhadap Hipotensi
2. Waktu Pelaksanaan : 8 Desember 2017 pukul 16.00 – 18.00
3. Tempat Pelaksanaan : Rumah Keluarga Bu Siami Desa Pucang Songo
4. Peserta : Bu Siami (istri/ibu) dan Puput (anak ke 3)
5. Sasaran/Target : Keluarga yang terpilih dengan fokus permasalahan
hipotensi, gastritis dan gizi kurang serta PHBS
6. Tujuan Kegiatan :
1. Sebagai sarana mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu kedalam
kasus “Hipotensi, Gastritis dan Gizi Kurang pada Remaja Putri”
yang terjadi pada keluarga ibu Siami khususnya Puput sebagai
remaja putri pada keluarga tersebut.
2. Sebagai sarana dalam pembelajaran berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya dalam melaksanakan beberapa program terkait
kasus.
3. Memberikan tambahan informasi tentang pengertian hipotensi dan
bahaya hipotensi bagi remaja putri serta penanggulangannya
7. Jadwal Kegiatan Rinci
a. Mengukur tekanan darah dan mengukur kadar Hb
b. Edukasi tentang modifikasi gaya hidup pada kasus hipotensi,
gastritis dan gizi kurang.
8. Pencapaian hasil
a. Perubahan gaya hidup sehat selama 1 minggu
- dinilai dengan hasil pretest dan posttest
b. Perubahan pola makan dan jumlah makanan yang dikonsumsi
selama 1 minggu
- dinilai dari hasil wawancara singkat
c. Adanya perbaikan kondisi hipotensi dari Puput
- dinilai dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik
- dinilai dari pengukuran tekanan darah :
1. pengukuran tensi I (HH/BB/TT) = 95/70 mmHG
2. pengukuran tensi II (HH/BB/TT) = 110/75 mmHG
9. Pelaksanaan Kegaiatan
 Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan pada hari pertama
kunjungan kerumah Bu Siami, dalam melakukan pengecekan
tekanan darah alat yang digunakan adalah tensimeter manual dan
stetoskop. Pengukuran pertama didapatkan hasil tekanan darah
Puput yaitu 95/70 mmHG. Namun kami ragu dalam mengambil
keputusan karena kami rasa terlalu rendah, sehingga kami mencoba
untuk menanyakan riwayat kesehatan selama ini dan berbincang
bincang santai mengenai kehidupan sehari hari Puput termasuk
gaya hidup dan pola makan. Lalu kami kembali mengulang
pengkuran tekanan darah dan didpatkan hasil yang sama, sehingga
kami menyimpulkan Puput menderita hipotensi. Dan setelah kami
kabarkan mengenai kondisi tersebut, Puput mengaku memang
sering mengalami lemas,lesu dan sering sakit. Ada riwayat pingsan
dan pernah tidur seharian tidak bangun karena lemas dan sulit
makan.
 Edukasi terkait modifikasi gaya hidup pada kasus Hipotensi
Eduksi modifikasi gaya hidup pada kasus Hipotensi dipilih
karena dalam membantu mengurangi gejala yang diakibatkan oleh
hipotensi perlu adanya bantuan dari modifikasi gaya hidup seperti
perubahan aktivitas fisik dan juga modifikasi makanan dan pola
makan. Intervensi ini kami lakukan dengan bantuan leaflet. Leaflet
1. berisi tentang pengertian hipotensi secara garis besar dan juga
beberapa penyebab, gejala dan komplikasi yang ditimbulkan.
Leaflet 2. Berisi tentang modifikasi makanan atau makanan apa
saja yang dapat membantu mengurangi gejala gejala yang
diakibatkan oleh hipotensi dan pola makan yang baik untuk
mencegah timbulnya gejala akibat hipotensi. Untuk mengevaluasi
keberhasilan dari intervensi ini maka kami melakukan pretest dan
postest dengan hasil yang cukup baik. Kelebihan dari intervensi ini
adalah bertambahnya awasan dari bu Siami dan Puput terkait
dengan hipotensi dan bagaimana gaya hidup yang baik agar
hipotensi tersebut tidak mengganggu kegiatan sehari hari dan tidak
menimbulkan gangguan yang lebih berat lagi. Kekurangannya
adalah kami belum bisa memberikan evaluasi apakah bu Siami dan
Puput benar benar menjalankan modifikasi gaya hidup yang kami
sarankan.

4.1.2 Edukasi tentang Gastritis dan Hubungan Gastritis dengan Tumbuh


Kembang di usia Remaja
1. Intervensi Kegiatan : Pemberian edukasi tentang pengertian gastritis,
gejala, komplikasi, pencegahan serta pengobatan dan hubungan
gastritis dengan tumbuh kembang di usia remaja
2. Waktu Pelaksanaan : 10 Desember 2017 pukul 16.00 – 18.00
3. Tempat Pelaksanaan : Rumah keluarga Bu Siami, Desa Pucang Songo
4. Peserta : Bu Siami (istri/ibu) dan Puput (anak ke 3)
5. Sasaran/ Target Kegaiatan: Masalah Gastritis
6. Tujuan kegiatan :
a. Memberikan tambahan informasi tentang pengertian gastritis dan
bahaya gastritis terhadap pertumbuhan di usia remaja serta
pengobatan dan pencegahan kekambuhannya.
b. Memberikan gambaran kepada keluarga bu Siami tentang
pentingnya memilih jenis makanan dan pola makan pada kasus
gastritis
7. Jadwal Kegiatan :
Melakukan edukasi tentang Gastritis dengan metode penyuluhan
dengan leaflet dan diskusi mengenai penyakit yang diderita oleh Puput

8. Pencapaian Hasil :
a. Pengetahuan keluarga Bu Siami meningkat 90% dilihat dari pretest
dan postest
b. Adanya perbaikan dari kondisi gastritis Puput dan menurunnya
angka kejadian kekambuhan
9. Pelaksanaan Kegiatan :
 Pemberian edukasi tentang Gastritis dilakukan dengan metode
penyuluhan menggunakan leaflet. Sebelumnya kami sudah
menanyakan terlebih dahulu apa keluhan yang sering dialami oleh
Puput selain Hipotensi dan kami mendapatkan informasi bahwa
Puput menderita Gastritis sejak SMP. Sehingga sebelum
melakukan edukasi, kami memberikan soal pretest untuk
mengetahui sejauh mana Ibu Siami dan Puput mengerti tentang
Gastritis. Kami juga menanyakan riwayat pengobatan yang selama
ini sudah dilakukan Puput untuk mengobati Gastritis tersebut dan
kami juga menanyakan hal apa yang paling sering menyebabkan
gejala Gastritis muncul kembali. Setelah itu kami memeberikan
edukasi dengan menggunakan leaflet yang berisi tentang
pengertian gastritis, penyebab, gejala, komplikasi, pencegahan dan
pengoatan. Pada sesi ini kami juga memberikan edukasi tentang
pentingnya memilih jenis makanan yang boleh dimakan dan yang
dihindari untuk kasus Gastritis dan kami juga memberikan saran
terkait pola konsumsi obat dan juga pola makan yang sebaiknya
dilakukan oleh Puput untuk mempercepat proses penyembuhan dan
mengurangi kejadian kekambuhan penyakit Gastritis tersebut.
Selain itu kami memberikan edukasi tentang hubungan antara
penyakit Gastritis dan pertumbuhan di usia remaja terkait dengan
usia puput yang termasuk remaja. Kelebihan dari program ini
adalah bertambahnya wawasan dari keluarga Bu Siami tentang
Gastritis dan bagaimana cara mencegah dan pengobatinya serta
hubungan antara penyakit Gastritis dengan tumbuh kembang Puput
di usia remaja saat ini. Kekurangan dari program ini kami tidak
dapat mengevaluai apakah saran yang kami berikan benar benar
diterapkan oleh keluarga bu Siami.

4.1.3 Eduksi tentang Pentingnya Pemberian Gizi Seimbang pada kasus Gizi
Kurang
1. Intervensi Kegiatan : Edukasi tentang Pentingnya pemberian Gizi
Seimbang pada kasus Gizi Kurang
2. Waktu Pelaksanaan : 10 Desember pukul 16.00 – 18.00
3. Tempat Pelaksanaan : Rumah keluarga Bu Siami, Desa Pucang Songo
4. Peserta : Bu Siami (istri/ibu) dan Puput (anak ke 3)
5. Sasaran / Target Kegaiatan: Masalah Kesehatan berupa gizi kurang.
6. Tujuan Kegiatan :
a. Memberikan tambahan informasi tentang pengertian gizi kurang
pada remaja putrid an bahaya serta penanggulangannya
b. Memberikan gambaran bagaimana cara pemberian gizi seimbang
untuk memberbaiki kondisi gizi kurang
7. Jadwal Kegiatan :
a. Melakukan edukasi tentang Gizi kurang dan hubungannya dengan
tumbuh kembang diusia remaja
b. Melakukan edukasi tentang tatacara pemberian gizi seimbang
untuk kondisi gizi kurang.
8. Pencapaian Hasil : Pengetahuan keluarga Ibu Siami meningkat 90%
dinilai dari pretest dan postest
9. Pelaksanaan Kegaiatan :
 Pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan dan Lingkar Lengan.
Kami melakukan pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan dan
Lingkar Lengan terhadap Puput untuk menentukan status gizi
puput. Dan didapatkan data TB : 155 cm , BB : 40.9 kg, dan
Lingkar Lengan : 21 cm Dan kami menanyakan apakah Puput
sedang sakit atau dalam kondisi fisik yang baik untuk
menghilangkan dugaan kurus oleh karena sakit dan ternyata
disangkal. Sehingga kami menyimpulkan Puput mengalami Gizi
Kurang. Kelebihan dari intervensi ini dapat diketahu status gizi
pasti saat ini sesuai dengan data yang didapatkan. Kekurangan dari
Intervensi ini adalah tidak mengetahui jelas status gizi Puput sejak
kecil.
 Pemberian Edukasi tentang Pentingnya Pemberian Gizi Seimbang
pada Kasus Gizi Kurang.
Pemberian edukasi tentang gizi seimbang diberikan dengan
metode penyuluhan menggunakan leaflet. Sebelum kami
memberikan edukasi, kami melakukan pretest untuk mengetahui
sejauh mana keluarga bu Siami memahami tentang pentingnya gizi
seimbang dan penerapannya selama ini. Setelah itu kami
memberikan edukasi menggunakan leaflet yang isinya yaitu
pengertian Gizi kurang dan indikator dari Gizi kurang tersebut
serta hubungannya dengan tumbuh kembang diusia remaja. Leaflet
selanjutnya berisi tentang tumpeng gizi seimbang dan kombinasi
menu makanan yang dapat diberikan untuk memperbaiki kondisi
Gizi Kurang yang dialami oleh Puput. Keuntungan dari intervensi
ini adalah bertambahnya wawasan dari keluarga bu Siami tentang
apa itu Gizi kurang dan hubungannya dengan tumbuh kembang
remaja dan bagaimana menanggulangi Gizi kurang tersebut dengan
pemberian Gizi seimbang. Kekurangan dari intervensi ini adalah
kami tidak dapat mengevaluasi apakah keluarga bu Siami
melaksanakan saran yang kami berikan atau tidak.

4.1.4 Peran Mahasiswa Setiap Program Studi

No Program Studi Peran

1. Pendidikan Dokter 1. Menjelaskan tentang bahayanya hipotensi pada Bu


Siami dan Puput.
2. Edukasi pencegahan terjadinya hipotensi pada Bu
Siami dan Puput.

2. Ilmu Keperawatan 1. Menjelaskan tentang bahaya gastritis dan


komplikasi pada Puput.
2. Edukasi pencegahan terjadinya gastritis pada
Puput.

3. Gizi 1. Melakukan penyuluhan perbaikan gizi pada Puput.


2. Melakukan modifikasi makanan untuk Puput.
3. Monitoring dan evaluasi gizi dan modifikasi
makanan yang sudah disarankan.

4. Farmasi 1. Menjelaskan mengenai cara penggunaan dan


penyimpanan obat untuk gastritis

5. Kebidanan 1. Menjelaskan resiko hipotensi terhadap organ


reproduksi wanita pada Puput dan Bu Siami.
2. Menjelaskan resiko kurang gizi terhadap organ
reproduksi pada Puput.

4.2 Pemberian Eduksi Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


4.2.1. Edukasi Tentang Cuci Tangan dan Tumpeng Gizi Seimbang
1. Intervensi Kegiatan : Edukasi Tentang Cuci Tangan dan Tumpeng Gizi
Seimbang
2. Waktu Pelaksanaan : 8 Desember 2017 pukul 16.00 – 18.30
3. Tempat Pelaksanaan : Mendatangi setiap rumah warga yang kami
tetapkan sebagai responden (10 Rumah)
4. Peserta : Semua anggota keluarga dalam rumah tersebut
5. Sasaran/Target kegiatan : Keluarga yang terpilih menjadi fokus
masalah yaitu cuci tangan dan tumpeng gizi seimbang
6. Tujuan Kegiatan :
a. Menambah wawasan warga tentang pentingnya cuci tangan
menggunakan air mengalir dan sabun
b. Mengajarkan kepada warga langkah cuci tangan yang baik.
c. Menambah wawasan warga tentang apa itu Tumbeng Gizi
Seimbang dan pentingnya menerapkan Tumpeng Gizi Seimbang.
7. Jadwal Kegiatan Rinci :
a. Edukasi tentang cuci tangan dan praktek langkah cuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir
b. Edukasi tentang tumpeng gizi seimbang.
8. Pencapaian Hasil :
a. Bertambahnya wawasan warga sebesar 90% dilihat dari pretest dan
postest
b. Warga mampu menirukan dan melakukan kembali langkah cuci
tangan yang telah diajarkan dilihat dari praktek langsung.
9. Pelaksanaan kegiatan :
a. Edukasi Cuci Tangan
Edukasi Cuci Tangan dilakukan dimasing-masing rumah
warga dengan menggunakan metode penyuluhan dan praktek
langsung. Sebelumnya warga sudah diberikan pretest mengenai
pentingnya cuci tangan dan langkah cuci tangan seperti apa yang
telah dilakukan selama ini. Penyuluhan dilakukan dengan
menggunakan sticker yang berisi langkah langkah cuci tangan yang
dapat ditempelkan pada pintu kamar mandi sehingga dapat
mengingatkan kembali langkah cuci tangan yang benar menurut
WHO. Selain itu kami melakukan praktek cuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir sehingga warga bisa
memahami langsung langkah langkah yang harus dilakukan.
Keuntungan dari intervensi ini adalah meningkatnya pengetahuan
warga tentang pentingnya cuci tangan dan mengetahui bagaimana
langkah yang benar dalam cuci tangan. Kekurangan dari intervensi
ini adalah tidak dapat dievaluasi lebi lanjut apakah warga
menerapkannya secara berkelanjuran atau tidak.
b. Edukasi Tumpeng Gizi Seimbang
Edukasi Tumbeng Gizi Seimbang dilakukan dengan
menggunakan leaflet dimasing-masing rumah warga. Sebelumnya
kamu lakukan pretest untuk mengetahui sejauh apa warga
mengetahu dan memahami apa itu tumpeng gizi seimbang dan
pentingnya tumpeng gizi seimbang. Leaflet berisi tentang gambar
tumpeng gizi dengan keterangan nama bahan makanan yang ada
didalamnya dan informasi tentang kalori yang terkandung dalam
masing masing bahan makanan. Keuntungan dari intervensi ini
adalah warga dapat mengetahui apa itu tumpeng gizi seimbang
dana pa saja yang dimaksud dalam tumpeng gizi seimbang.
Kekurangan dari intervensi ini adalah warga cenderung terbiasa
dengan makanan yang biasa mereka konsumsi dan merasa itu
sudah cukup dalam memenuhi gizi mereka sehingga warga kurang
antusias dalam materi ini.

4.2.2 Edukasi Tentang Pentingnya Posyandu dan Peduli Kesehatan Pribadi


1. Intervensi Kegiatan : Edukasi Tentang Pentingnya Posyandu dan
Peduli Kesehatan Pribadi
2. Waktu Pelaksanaan : 10 Desember 2017 pukul 16.00 – 18.00
3. Tempat Pelaksanaan : Mendatangi setiap rumah warga yang kami
tetapkan sebagi responden (10 Rumah)
4. Peserta : Semua anggota keluarga dalam rumah tersebut
5. Sasaran/Target Kegiatan : Setiap keluarga yang menjadi fokus masalah
yaitu Pentingnya Posyandu dan Peduli kesehatan Pribadi
6. Tujuan Kegiatan :
a. Meningkatkan wawasan dan kepedulian masyarakat terhadap
pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan di posyandu.
b. Meningkatkan wawasan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan
pribadi/diri sendiri
c. Meningkatkan angka kunjungan warga ke posyandu untuk
melakukan pengecekan kesehatan rutin.
7. Jadwal Kegiatan Rinci :
a. Edukasi tentang pentingnya posyandu kepada ibu hamil, anak-anak
dan lansia
b. Edukasi tentang pentingnya peduli terhadap kesehatan pribadi
8. Pencapaian Hasil :
a. Meningkatnya pengetahuan warga sebesar 90% tentang pentingnya
posyandu dan peduli terhadap kesehatan pribadi dinilai dari pretest
dan postest.
b. Meningkatnya kesadaran warga terhadap pentingnya melakukan
kunjungan kesehatan rutin ke posyandu dan peduli kesehatan
pribadi.
9. Pelaksanaan Kegiatan
a. Pemberian Edukasi Tentang Pentingnya Posyandu.
Edukasi tentang pentingnya posyandu diberikan dengan
metode penyuluhan menggunakan leaflet. Dimana sebelumnya
kami melakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana warga
mengerti pentingnya melakukan kunjungan kesehatan rutin ke
posyandu, dan seberapa sering mereka melakukan kunjungan ke
posyandu dalam satu bulannya. Selanjutnya kami melakukan
penyuluhan dengan menggunakan leaflet, leaflet tersebut berisi
tentang pengertian posyandu, pentingnya posyandu bagi ibu hamil,
anak-anak dan lansia, serta jadwal kunjungan yang dianjurkan
untuk melakukan pengecekan kesehatan. Keuntungan dari
intervensi ini adalah meningkatnya pengetahuan warga tentang
pentingnya Posyandu. Namun kerugian dari intervensi ini adalah
tidak dapat dievaluasi seberapa sering warga datang ke Posyandu
dan melakukan pengecekan kesehatan setelah diberikan intervensi.

4.2.3 Pemberian Edukasi tentang Pentingnya Jamban, Penggunaan Air


Bersih, Pemberantasan Jentik nyamuk dan Pengelolaan Sampah
1. Intervensi Kegiatan : Edukasi tentang Pentingnya Jamban, Penggunaan
Air Bersih, Pemberantasan Jentik nyamuk dan Pengelolaan Sampah
2. Waktu Pelaksanaan : 13 Desember 2017 pukul 16.00 – 18.30
3. Tempat Pelaksanaan : Mendatangi setiap rumah warga yang kami
tetapkan sebagai responden (10 Rumah)
4. Peserta : Semua anggota keluarga dalam rumah tersebut
5. Sasaran/Target Kegiatan : Setiap keluarga yang menjadi fokus masalah
yaitu Pentingnya Jamban, Penggunaan Air Bersih, Pemberantasan
Jentik Nyamuk dan Pengelolaan Sampah
6. Tujuan Kegiatan :
a. Memberikan pengetahuan kepada warga terkait dengan Pentingnya
Jamban, Penggunaan Air Bersih, Pemberantasan Jentik Nyamuk
dan Pengelolaan Sampah.
b. Memberikan cara-cara dalam Pemberantasan Jentik Nyamuk dan
Pengelolaan sampah.
7. Jadwal Kegiatan Rinci :
Memberikan Penyuluhan tentang Pentingnya Jamban, Penggunaan Air
Bersih, Pemberantasan Jentik Nyamuk dan Pengelolaan Sampah.
8. Pencapaian Hasil :
a. Meningkatnya pengetahuan warga tentang pentingnya penggunaan
jamban
b. Meningkatnya pengetahuan warga tentang pentingnya
menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari
c. Meningkatnya pengetahuan warga tentang pentingnya
pemberantasan jentik nyamuk dan hal apa yang dapat dilakukan
untuk menghindari pertumbuhan jentik nyamuk.
d. Meningkatnya pengetahuan warga tentang pentingnya pengelolaan
sampah.
e. Meningkatkan kesadaran warga dalam hal penggunaan jamban,
penggunaan air bersih, pemberantasan jentik nyamuk, dan
pengelolaan sampah.
9. Pelaksanaan Kegiatan
a. Penyuluhan tentang pentingnya jamban
Pemberian edukasi tentang pentingnya jamban diberikan
dengan metode penyuluhan menggunakan leaflet. Warga
sebelumnya sudah diberikan pretest untuk mengetahui sejauh mana
warga mengetahui pentingnya penggunaan jamban dan apakah
warga sudah memiliki jamban dirumah masing-masing atau belum.
Setelah itu kami memberikan penyuluhan dengan menggunakan
leaflet yang isi nya berupa jamban dan kegunaannya serta manfaat
apa yang didapatkan dari penggunaan jamban untuk kesehatan diri.
Keuntungan dari intervensi ini adalah meningkatnya pengetahuan
dan kesadaran warga tentang penggunaan jamban, namun kerugian
dari intervensi ini adalah tidak dapat dievaluasi apakah warga
mengikuti saran yang diberikan atau tidak.
b. Penyuluhan tentang pentingnya penggunaan air bersih.
Pemberian edukasi tentang pentingnya penggunaan air
bersih dilakukan dengan metode penyuluhan menggunakan leaflet
yang berisi tentang manfaat dan keuntungan penggunaan air bersih
untuk aktivitas sehari-hari. Sebelumnya kami melakukan pretest
untuk mengetahui sejauh mana warga mengerti tentang pengertian
air bersih ,tentang pentingnya air bersih dan dalam hal apa saja
warga menggunakan air bersih. Keuntungan dari intervensi ini
mampu meningkatkan pengetahuan warga tentang pentingnya
penggunaan air bersih dalam aktivitas sehari hari. Sedangkan
kerugian dari intervensi ini adalah tidak dapat dievaluasi lebih
lanjut apakah warga akan tetap menggunakan air bersih setelah
pemberian intervensi.
c. Penyuluhan tentang pentingnya pemberantasn jentik nyamuk.
Penyuluhan pemberantasan jentik nyamuk diberikan
dengan menggunakan leaflet yang berisi tentang apa itu jentik
nyamuk dan akibatnya terhadap kesehatan juga penyakit apasaja
yang bisa disebabkan oleh nyamuk. Warga diberikan pretest untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman tentang jentik nyamuk dan
cara memberantas jentik nyamuk. Penyuluhan ini kami juga
memberikan cara-cara memberantas jentik nyamuk dan apa yang
sebaiknya dilakukan agar tidak terjadi pertumbuhan jentik nyamuk
di lingkungan rumah. Keuntungan dari intervensi ini adalah warga
lebih mengerti dan waspada terhadap pertumbuhan jentik nyamuk
dan dapat mengethui cara apa saja yang dapat dilakukan untuk
mengurangi pertumbuhan jentik nyamuk. Kekurangan dari
intervensi ini adalah tidak dapat dievaluasi apakah warga
menerapkan saran yang diberikan secara terus menerus atau tidak.
d. Penyuluhan tentang pentingnya pengelolaan sampah.
Pemberian edukasi tentang pentingnya pengelolaan sampah
diberikan melalui metode penyuluhan dengan leaflet yang berisi
tentang penjelasan mengapa pengelolaan sampah penting bagi
kesehatan diri dan lingkungan. Juga diberikan cara cara dalam
pengolahan sampah yang benar. Warga sebelumnya sudah
diberikan pretest terkait dengan bagaimana sejauh ini pemahaman
mereka terhadap pengelolaan sampah dan bagaimana cara mereka
selama ini dalam mengelola sampah. Setelah itu kami berikan
penyuluhan, keuntungannya adalah warga menjadi mengerti
bagaimana cara mengelola sampah yang benar dan pentingnya dari
pengelolaan sampah untuk kesehatan. Kelemahan dari intervensi
ini adalah tidak dapat kami evaluasi secara berkelanjutan apakah
warga menerapkan saran yang kami berikan atau tidak.

4.2.4 Peran Mahasiswa Setiap Program Studi

No Program Studi Peran

1. Pendidikan Dokter 1. Penyuluhan pentingnya peduli kesehatan pribadi


bagi penduduk Dusun Krangnongko RT 01
2. Penyuluhan tentang pentingnya menggunakan air
bersih

2. Ilmu Keperawatan 1. Penyuluhan dan praktik 6 langkah cuci tangan


menurut WHO bagi penduduk Dusun
Krangnongko RT 01
2. Penyuluhan penanganan sampah penduduk Dusun
Krangnongko RT 01

3. Gizi 1. Menjelaskan tentang gizi sehat bagi penduduk


Dusun Krangnongko RT 01

4. Farmasi 1. Penyuluhan tentang jamban sehat


2. Penyuluhan tentang pengelolaan jentik nyamuk

5. Kebidanan 1. Penyuluhan pentingnya posyandu bagi balita dan


lansia penduduk Dusun Krangnongko RT 01
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Manfaat dari kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
remaja putri tentang gastritis, hipotensi dan gizi kurang telah tercapai.
Hal ini dibuktikan dengan peningkatan peningkatan pengetahuan
dilihat dari hasil pre test dan post test sebagai indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. 10 keluarga berpartisipasi aktif selama kegiatan penyuluhan PHBS
berlangsung dan dapat memahami materi yang disampaikan. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan terdapatnya beberapa pertanyaan
yang diajukan oleh anggota keluarga yang diberi penyuluhan.

5.2 Saran
1. Kegiatan seperti ini sebaiknya dilakukan lebih sering karena sangat
bermanfaat bagi masyarakat dan melatih mahasiswa untuk
mengaplikasikan ilmu yang didapat.
2. Rentang waktu pelaksanaan kegiatan ini bisa lebih diperpanjang agar
persiapan bisa lebih matang.
DAFTAR PUSTAKA

Bare BG., Smeltzer SC. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC. Hal : 45-47
Depkes RI. 2007. Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
Depkes RI. 2007. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di Berbagai
Tatanan. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Pusat Promosi Kesehatan.
Irianto, Kus. 2004. Gizi & Pola Hidup Sehat. Bandung. Yrama Widya.
Kemenkes RI. 2014. 10 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga,
Kemenkes RI.
Kurnia, F. Faktor Risiko Underweight Balita Umur 7-59 Bulan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 2014, 9, (2).
Muhlisin, A., 2018. Hipotensi – Gejala, Penyebab, Pengobatan.
https://mediskus.com/penyakit/hipotensi.
Murjayanah, H. 2011. Faktor-faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian
Gastritis. Skripsi. Diterbitkan, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Puspito, M. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Kurang
pada Siswi di 4 SMA/SMK Terpilih di Kota Depok Jawa Barat Tahun
2011. Skripsi. Diterbitkan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Sarjana
Kesehatan Masyarakat Gizi Kesehatan Masyarakat, Depok.
Lampiran 1. Leaflet Pemberian Edukasi
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Intervensi hari 1


Gambar 2. Intervensi hari 2
Gambar 3. Intervensi hari 3
Gambar 4. Intervensi hari 4

Anda mungkin juga menyukai