Anda di halaman 1dari 15

INFO ISSN : 0852 – 1816

Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

IPTEKS BAGI MASYARAKAT PONDOK MODERN GONTOR PUTRI 3


DALAM MEMANFAATKAN BUANGAN AIR WUDHU SANTRI
UNTUK BUDIDAYA LELE DUMBO DALAM TERPAL,
UPAYA MENUJU PESANTREN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN
R. A. Nugroho, T. Elfitasari, L. L. Widowati
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
e-mail korespondensi : ristiawan_1976@undip.ac.id

ABSTRAK
Ponpes Gontor Putri 3 memiliki jumlah santri yang merupakan potensi personalia yang cukup
besar untuk menghasilkan input sumberdaya air, berupa sisa/buangan kegiatan pondok
(khususnya air wudlu) untuk kegiatan budidaya perairan. Manfaat yang didapatkan berupa
pemasukan tambahan dari hasil budidaya perairan yang memanfaatkan limbah tersebut dalam
budidaya lele dumbo dalam kolam terpal (BULEPAL) berbasis kewirausahaan. Tujuan dari
program IbM ini adalah terjadi transfer pengetahuan dan pemahaman teknis budidaya oleh
mitra terhadap aplikasi budidaya bersumber pada air limbah santri. Metode yang digunakan
adalah diseminasi teori, model, konsep, pembimbingan dan pelatihan yang dilakukan dengan
membuat kolam percontohan (demontration plot) budidaya ikan lele. Hasil pencapaian
kemajuan program sampai saat ini adalah: (1) tercapainya transfer pengetahuan dan
pemahaman teknis budidaya oleh mitra mengenai model dan konsep metode aplikasi
teknologi budidaya perairan bagi kolam pembesaran ikan lele relatif telah terjadi dengan baik;
(2) Limbah/Sisa Air Wudlu telah termanfaatkan dengan baik untuk budidaya pembesaran lele
dengan kualitas air yang masih dalam kisaran normal dengan pemberian perlakuan filtrasi
fisik (kolam retensi) dan perlakuan bio-filtrasi (pelepah batang pisang dan enceng gondok);
(3) Kegiatan pembesaran lele yang berlangsung selama 7 minggu pemeliharaan menghasilkan
panen sebesar 410 kg lele, dengan ukuran rata-rata 82 gram/ekor, rerata kelulushidupan
mencapai 55% dan efisiensi pakan mencapai 1,21. Saran yang dapat diberikan sebagai respon
terhadap permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah
perlunya antisipasi terhadap air hujan yang beresiko mempengaruhi pertumbuhan flok dan
kualitas air serta penambahan luasan biofilter (pelepah batang pisang atau enceng gondok)
sebesar 50% dari luasan seluruh permukaan kolam sebagai upaya pengendalian kualitas media
budidaya terhadap bahan baku air limbah.

Edisi Juli 2015 63


INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

Key Word : buangan, air wudhu, lele dumbo, bulepal, kewirausahaan

ABSTRACT
Ponpes Gontor Putri 3 has the potential large personnel to generate the input of water
resources, in the form of residual domestic activities (especially water wudlu) for aquaculture.
It is benefits income from the cultivation of which utilize the waste waters in a plastic tarp
(BULEPAL) towards entrepreneurship. The aim of program are to transfered of knowledge,
technical and concept of application methods aquaculture by santri’s effluent / waste water.
The method used are: theoretically to provide education-training to the students, and practice
in the field by making plots ponds for catfish farming. Counseling and training activities
include the introduction of the basic techniques in catfish farming in ponds. Results
achievement of programs are: (1) the good transfer of technical knowledge and understanding
of cultivation by partners; (2) Wudlu waste been utilized properly for enlargement catfish
aquaculture water quality is still within the normal range; (3) The harvested catfish in seven
weeks yields of 410 kg, the average survival rate 55% and feed efficiency point reached 1.21.
Recommendation are anticipating the risk of rain water affect the growth of floc, and the
addition of the biofilter area amounted to 50% of pond’s surface area as media quality control.

Keywords: wudlu waste, catfish, bulepal, entrepreneurship

jumlah akan menjamin keterjaminan


1. PENDAHULUAN
kesehatan para pelajar dan siswa yang
Peluang usaha di bidang budidaya
selanjutnya akan menjamin tercapainya
perairan saat ini cukup terbuka dan
modal pendidikan bagi kesejahteraan
semakin bersifat strategis. Isu-isu
bangsa. Bagi mitra sasaran, hal ini jelas
kemerebakan penyakit pada ternak serta
memiliki relevansi yang tinggi mengingat
keterbatasan lahan pertanian-perkebunan
mitra merupakan lembaga pendidikan yang
menyebabkan pemenu-han sumberdaya
memiliki jumlah peserta didik yang cukup
protein makin terbatas bagi masyarakat.
besar. Diharapkan dengan terlaksananya
Ironis, mengingat nilai strategis
kegiatan IbM Pondok Pesantren Gontor
pemenuhan nutrisi berkualitas (protein)
Putri 3 ini, akan mampu memberikan
dalam membangun anak bangsa,
sumbangan pemenuhan kebutuhan protein
khususnya generasi muda yang terdiri dari
ikan yang berkualitas baik bagi para
para pelajar. Pemenuhan nutrisi yaitu
penghuni pondok, bahkan bagi masyarakat
protein yang cukup berkualitas dan cukup
sekitar.
Edisi Juli 2015 64
INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

Mitra adalah pengelola dan secara lebih lanjut akan mendorong


santriwati Pondok Pesantren Gontor Putri 3 munculnya kebutuhan akan penguasaan
(Mantingan 3) di Ngawi Jawa Timur. ketrampilan berwira-usaha, pengelolaan
Ponpes Gontor Putri 3 memiliki jumlah motivasi serta pengelolaan tata kerja
santri sebanyak 2.467 orang, kegiatan budidaya perairan yang akan
ustadz/ustadzah sebanyak 203 orang, dilakukan. Diharapkan dengan
pegawai sebanyak 113 orang yang terlaksananya kegiatan IbM Pondok
ditunjang oleh 13 gedung, yang terdiri dari Pesantren Gontor Putri 3 ini, akan mampu
21 lokal asrama, merupakan potensi memberikan sumbangan pemenuhan
personalia yang cukup besar untuk kebutuhan modal kehidupan (life skills)
menunjang kegiatan budidaya perairan. para penghuni pondok, bahkan bagi
Jumlah personalia tersebut akan mampu masyarakat sekitar, berupa peluang usaha
menghasilkan input sumberdaya air, di bidang budidaya perairan.
berupa sisa/buangan kegiatan pondok Identifikasi beberapa permasalahan
(khususnya air wudlu) yang mampu pada IbM Pondok Pesantren Gontor Putri 3
berlaku sebagai modal dasar kegiatan Ngawi Jawa Timur berdasarkan urutan
budidaya perairan. prioritas, sebagai berikut:
Profil personalia peserta didik
a. Pemanfaatan Limbah/Sisa Air
pendidikan merupakan modal diri yang
Wudlu yang Sangat Minim
cukup berharga dalam menunjang Saat ini Ponpes Gontor Putri 3
keberhasilan kegiatan budidaya perairan. Ngawi belum memanfaatkan limbah sisa
Kultur pondok pesantren yang santun, rajin wudlu. Air wudlu yang telah digunakan
dan sangat taat kepada guru akan langsung dibuang. Hal ini
(ustadz/ustadzah) merupakan modal menimbulkan permasalahan yaitu
berharga dalam pengelolaan modal hilangnya serta minimnya ketermanfaatan
manajerial sumber daya manusia. sumberdaya air yang ada di Pondok.
Kebutuhan akan modal kehidupan (life Dengan jumlah santriwati yang cukup
skills) oleh para santri, akan menjadi besar, maka aspek kehilangan dan ketidak-
pendorong munculnya modal: ketekunan, termanfaaatan sumberdaya tersebut juga
pengetahuan dan vokasional dalam kana semakin besar. Pihak pengelola
melakukan kegiatan produktif yang sangat Gontor mengeluarkan biaya yang cukup
bermanfaat bagi modal kehidupan (life
besar untuk memenuhi kebutuhan air
skills) di masa mendatang. Hal tersebut wudlu (dan MCK lain) bagi seluruh
Edisi Juli 2015 65
INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

penghuni Pondok. Dengan pemanfaatan a. Bimbingan Teknis dan Penyuluhan


limbah tersebut, diharapkan akan (Bintekluh) Pembuatan Kolam Terpal
memberikan manfaat berupa pemasukan untuk wadah budidaya ikan;
tambahan dari hasil budidaya perairan b. Bimbingan Teknis dan Penyuluhan
yang memanfaatkan limbah tersebut. (Bintekluh) Teknis Penebaran Benih,
Pembesaran sampai dengan Pemanenan
b. Penguasaan Teknik Produksi
Ikan;
Budidaya Perairan dan Manajemen
c. Bimbingan Teknis dan Penyuluhan
Usaha yang Sangat Terbatas
(Bintekluh) Teknis Pemanfaatan dan
Aspek penguasaan ketrampilan
Pembuatan Pakan Ikan Berkualitas
teknis juga menjadi permasalahan dalam
Tinggi dengan bahan baku lokal;
mengembangkan kegiatan budidaya
d. Bimbingan Teknis dan Penyuluhan
perairan. Para penghuni relatif masih
(Bintekluh) Teknis Pengendalian Hama
awam dalam pengetahuan budidaya
dan Penyakit Ikan; dan
perairan, sementara mereka dituntut
e. Bimbingan Teknis dan Penyuluhan
memiliki kemampuan /ketrampilan life-
(Bintekluh) Manajemen (wira) Usaha
skills sebagai modal selepas pendidikan
Budidaya Perairan (Akuabisnis)
pondok. Pemanfaatan sumberdaya tanpa
diimbangi oleh penguasaan kemampuan c. Pemenuhan Kebutuhan Protein
teknis akan menjadikan usaha budidaya Hewani yang masih Terbatas
perairan menjadi tidak efektif, tidak efisien Pondok Pesantren Putri Gontor 3
sehingga dari segi bisnis akan merugikan. terletak di desa Karangbanyu, Widodaren
Penguasaan mengenai aspek-aspek: Ngawi Jawa Timur. Dengan jumlah
Manajemen Tata Lingkungan Budidaya, penghuni sebesar 2.783 orang, maka
Manajemen Pakan dan Pembesaran Ikan, pemanfaatan hasil produksi budidaya
Manajemen Kesehatan Ikan-Lingkungan perairan yang utama akan digunakan untuk
serta Manajemen Usaha Budidaya memenuhi kebutuhan protein hewani
(Akuabisnis) mutlak harus dikuasai oleh penghuni pondok. Intensifikasi usaha yang
para santriwati serta penghuni pondok. didukung teknologi budidaya yang tepat
Secara bertahap, prioritas pembinaan akan mampu meningkatkan intensitas hasil
kegiatan teknis yang akan direncanakan produksi, sehingga dengan semakin
melalui kegiatan IbM ini adalah: terampilnya penghuni (baca: santriwati)
pondok akan meningkatkan pula hasil
panen produksi budidaya yang dapat
Edisi Juli 2015 66
INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

digunakan memenuhi kebutuhan pasar  Teknis Pemanfaatan dan


sekitar pondok. Pembuatan Pakan Ikan Berkualitas
Tujuan dari program IbM ini adalah Tinggi dengan bahan baku lokal;
terjadi transfer pengetahuan dan pemaha-  Teknis Pengendalian Hama dan
man teknis budidaya oleh mitra mengenai Penyakit Ikan; dan
model dan konsep metode aplikasi  Manajemen (wira) Usaha Budidaya
teknologi budidaya perairan bagi kolam Perairan (Akuabisnis), meliputi:
pembesaran ikan lele dumbo untuk 1) Perencanaan Usaha (analisa
meningkatkan kapasitas produksinya; pasar, motivasi, skala usaha,
meningkatnya pemanfaatan buangan target dan pemilihan teknologi)
/limbah air wudhu santri dan pemenuhan 2) Pelaksanaan dan kontrol unit-
kebutuhan protein hewani mitra. unit produksi (benih, pakan,
Jenis target dan luaran (outcome) lingkungan, wadah-alat dan
yang akan dihasilkan oleh program IbM ini pengendalian hama-penyakit)
berupa Model dan Konsep Metode 3) Analisa hasil usaha (bisnis,
Perbaikan Produktivitas (Teknis dan teknis dan lainnya)
Manajemen) Usaha Budidaya Ikan Tawar b) Meningkatnya pemanfaatan
berikut Produk/Barang penyertanya, Limbah/Sisa Air Wudlu,
dengan rincian sebagai berikut: c) Memenuhi kebutuhan protein hewani
a) Terjadi transfer pengetahuan dan (ikan) Mitra (Penghuni PonPes dan
pemahaman teknis budidaya oleh mitra Masyarakat Sekitar).
mengenai model dan konsep metode Luaran yang dihasilkan dari program
aplikasi teknologi budidaya perairan ini adalah berupa luaran produk dan non
bagi kolam pembesaran ikan air tawar, produk, yaitu :
yang bertujuan untuk meningkatkan 1. Luaran non produk disini
kapasitas produksi. Konsep dan metode menghasilkan santri yang memiliki
tersebut meliputi: ketrampilan dan pengetahuan
 Pembuatan Kolam Terpal untuk tambahan mengenai budidaya lele
wadah budidaya ikan; dengan sistem kolam terpal.
 Teknis Penebaran Benih, 2. Luaran produk berupa kolam terpal
Pembesaran sampai dengan dan hasil budidaya ikan lele.
Pemanenan Ikan;

Edisi Juli 2015 67


INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

2. METODE PEMECAHAN 3. Benih berukuran 5-7 cm dimasukkan


MASALAH ke dalam kolam dengan kepadatan 250
Metode yang digunakan dibagi ekor/m2
menjadi dua, yaitu metode secara teoritis 4. Pemeliharaan benih lele dilakukan oleh
dengan memberikan penyuluhan dan para santri dengan koordinasi dan
pelatihan kepada para santri dan metode konsultasi dengan Tim Pengabdian
secara praktek langsung di lapangan Masyarakat FPIK UNDIP.
dengan pembuatan demplot kolam-kolam 5. Pendampingan dilakukan sampai
untuk budidaya lele. Kegiatan penyuluhan dengan panen pertama berhasil
dan pelatihan meliputi pengenalan teknik- dilakukan.
teknik dasar dalam budidaya lele di kolam
B. Pelaksanaan Kegiatan
terpal, seperti persiapan kolam, padat tebar Pelaksanaan kerja yang telah
yang baik, dosis pemberian pakan, dilakukan dilakukan, secara rinci adalah
manajemen kesehatan dan proses panen sebagai berikut:
serta analisis usahanya. Teori yang telah 1. Koordinasi dengan pengelola Ponpes
didapatkan pada saat penyuluhan, Gontor, Ngawi
diterapkan dengan pembuatan kolam- 2. Pelatihan teknik budidaya lele disertai
kolam budidaya. Pemanfaatan air wudhu analisis usahanya.
dan lokasi yang masih ada merupakan 3. Pembuatan kolam budidaya lele
potensi yang dimiliki oleh pondok dumbo (teknologi kolam
pesantren, dan dengan teknologi yang plastik/terpal).
didapatkan, potensi tersebut dimanfaatkan 4. Demplot budidaya ikan ekonomis
untuk budidaya ikan lele. penting yaitu budidaya lele dumbo.
A. Prosedur kerja 5. Pendampingan dan pembinaan sampai
Prosedur Keja yang dilakukan di panen ke-1
lapangan adalah sebagai berikut :
C. Partisipasi Mitra
1. Kolam penampungan air wudhu dibuat
Mitra dalam hal ini adalah santri
sebagai sumber pemasok kebutuhan air Pondok Pesantren Gontor berpartisipasi
2. Kolam untuk budidaya lelesebanyak 3 dalam :
buah dibuat dari terpal yang diberi a. Pembuatan kolam terpal
kerangka dari kayu. Ukuran kolam 2 x b. Pemberian pakan ikan lele yang
6 x 1,5 m dibudidayakan

Edisi Juli 2015 68


INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

c. Pergantian air kolam budidaya. dengan kegiatan pelatihan dengan materi


meliputi: Teknik penggunaan probiotik dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
bioflok, Teknik budidaya lele dumbo
Hasil yang telah dicapai dalam
intensif dan Manajemen usaha budidaya
kegiatan ini adalah sebagai berikut:
ikan.
Observasi Awal
Jenis, hasil dan evaluasi kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk
dapat dilihat pada tabel 2, evaluasi
memantapkan rencana pelaksanaan
pembuatan sarana dan prasarana budidaya
kegiatan IbM. Kegiatan observasi awal ini
sebagaimana terlihat pada tabel 3, dan
meliputi: kunjungan, diskusi dan
evaluasi pengelolaan kualitas air sekaligus
pengukuran kualitas air pra-budidaya (DO,
pengelolaan pakan alami melalui
pH, suhu, ammonia, nitrit dan nitrat) serta
penumbuhan bioflok pada media budidaya
potensi pengadaan benih lele. Hasil yang
dapat dilihat pada tabel 4.
dicapai, dapat dilihat pada tabel 1.
Kegiatan selanjutnya adalah
Budidaya dan Pendampingan penebaran benih lele sejumlah ± 9.000
Kegiatan selanjutnya adalah ekor ukuran 5-7 cm ke kolam. Selama
budidaya (meliputi: persiapan lahan dan kegiatan pemeliharaan, dilakukan
wadah, pengelolaan media air, penebaran pengelolaan pakan dan kualitas air secara
benih, pengelolaan pakan, kontrol kualitas rutin yaitu pemberian pakan 3 kali sehari
air dan pengendalian hama-penyakit ikan) sebanyak 5% dari bobot ikan dengan
yang dilakukan bersama-sama dengan waktu pemberian pakan pagi, sore dan
mitra. Kegiatan pendampingan meliputi: malam hari.
bimbingan teknis, pelatihan dan evaluasi Spesifikasi kolam pembesaran lele
kegiatan budidaya. berikut perangkat penunjang dapat dilihat
Kegiatan pendampingan bertujuan pada gambar 1.
untuk mempersiapkan dan melaksanakan
transfer pengetahuan dan pemahaman
teknis budidaya oleh mitra terhadap model
dan konsep metode aplikasi teknologi
budidaya perairan bagi kolam pembesaran
ikan air tawar, yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas produksi.
Kegiatan pendampingan ini diperkuat
Edisi Juli 2015 69
INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

Edisi Juli 2015 70


INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

Edisi Juli 2015 71


INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

Hasil pendampingan sampai dengan 7 pada tabel 5.


minggu pemeliharaan lele dapat dilihat

Edisi Juli 2015 72


INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

Berdasarkan panen lele hasil berada dalam ruang terbuka. Hal ini
pembesaran selama 7 minggu mengakibatkan banyak ikan (terutama
pemeliharaan, didapatkan hasil pada stadia muda) yang dimangsa oleh
keseluruhan sebesar ± 410 kg. Dengan hama berupa burung dan ular. Antisipasi
ukuran lele hasil panen rata-rata adalah 12 sebagai upaya minimalisasi kematian ikan
ekor/kg atau ±84 gram/ekor, maka dapat telah dilakukan dengan memberikan
ditentukan jumlah lele keseluruhan pada paranet di atas permukaan kolam agar
akhir pemeliharaan adalah ± 4.920 ekor, burung tidak mampu memangsa ikan.
sehingga jika dibandingkan dengan jumlah Antisipasi lain adalah dengan pemasangan
tebar sebesar 9.000 ekor maka ditentukan pagar yang rapat pada lokasi kolam agar
nilai kelulus hidupan (survival rate atau ular tidak masuk ke lingkungan budidaya.
SR) adalah 55%. Nilai ini termasuk dalam
b. Kondisi Air Media budidaya
kategori kurang baik karena standar SR
Kondisi air media budidaya
berdasarkan standar SNI nomor 01-
memanfaatkan limbah air wudlu dan sabun
6484.5-2002 (Produksi ikan lele dumbo
hasil aktivitas santriwati pondok.
[Clarias gariepinus] kelas pembesaran di
Penggunaan air tersebut cenderung
kolam) adalah 80%. Rendahnya nilai SR
meningkatkan nilai pH (kondisi basa)
pada kegiatan pengabdian ini disebabkan
akibat penggunaan sabun. Antisipasi yang
faktor-faktor sbb:
telah dilakukan adalah:
a. Kondisi Lingkungan
1) Menggunakan kolam pengendapan
Kegiatan budidaya dilakukan di luar
berupa buis beton, sehingga
ruangan (outdoor) sebagaimana terlihat
diharapkan meningkatkan daya retensi
pada gambar 1. Kolam terpal berada pada
air terhadap kandungan sabun sisa
lokasi yang berdekatan dengan sawah dan
limbah.
Edisi Juli 2015 73
INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

2) Menggunakan bio-filter berupa terjaga untuk kelangsungan hidup ikan.


pelepah batang pisang dan enceng
Pelepah batang pisang (atau
gondok sebagai penyerap bahan-bahan
“gedebog”) dan enceng gondok memiliki
kimia yang sekiranya masih tersisa
kandungan selulose serta memiliki
dari kolam pengendapan. Penggunaan
kemampuan higroskopis (menyerap bahan
pelepah batang pisang dan enceng
cair) yang tinggi. Kandungan selulosa
gondok menutupi permukaan kolam
yang tinggi memungkinkan potensi yang
sebanyak ±30% diharapkan mampu
cukup besar untuk dijadikan sebagai media
menetralisir bahan-bahan kimia sisa
menyerap karena kaya akan gugus –OH
limbah, misalnya logam berat dan
yang dapat berinteraksi dengan komponen
mengendalikan nilai COD (Chemical
adsorbat (Fatmasari; 2008 dalam Valentina
Oxygen Demand) sehingga kualitas
dkk; 2013; Prabawati dan Wijaya, 2008).
perairan menjadi lebih baik, terutama
Sifat higroskopis bermanfaat menyerap
pH menjadi stabil dan DO (dissolved
bahan-bahan kimia anorganik yang
oxygen atau oksigen terlarut) tetap
berbahaya di media air (Endahwati, 2010).

Gambar 3.
Keragaan panen lele hasil kegiatan pengabdian masyarakat di Ponpes Gontor 3
Edisi Juli 2015 74
INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

Diharapkan dengan penggunaan pelepah dan pelatihan kepada mitra merupakan


batang pisang dan enceng gondok tersebut upaya meminimalisasi resiko kegagalan
akan mampu menetralisir limbah organik budidaya, sehingga meskipun nilai SR di
dan anorganik pada limbah air wudlu dan bawah SNI, namun masih termasuk dalam
terutama sabun. kategori yang cukup baik pada level
Kolam A (dengan pemberian pelepah pemula.
batang pisang) memberikan nilai yang Berdasarkan panen lele hasil
paling baik, disusul oleh kolam B (dengan pembesaran selama 7 minggu
pemberian enceng gondok pisang) dan pemeliharaan, didapatkan hasil nilai
terakhir adalah kolam C (tanpa bio-filter). efisiensi pakan (Food Convention Rate
Hal ini disebabkan efektifitas selulosa dan atau FCR) rata-rata sebesar 1,21. Nilai
sifat higroskopis pada pelepah batang tersebut termasuk dalam kategori kurang
pisang relatif lebih baik dibandingkan ideal karena standar FCR dalam
enceng gondok. Kolam C menunjukkan pembesaran lele dalam kolam terpal adalah
bahwa proses retensi air limbah pada 1,1-1,15 (komunikasi pribadi, 2013). Hal
kolam pengendapan menunjukkan hasil tersebut disebabkan adanya tekanan
yang kurang, sehingga diperlukan lingkungan (terutama pH), kematian yang
perlakuan biofiltrasi sebagai upaya cukup tinggi dan handling yang kurang
pengendalian kualitas lingkungan terlatih oleh mitra. Nilai FCR terbaik ada
tambahan. pada kolam
dengan bio-filter pelepah batang
c. Kondisi Perlakuan budidaya oleh Mitra
pisang. Hal ini disebabkan hal-hal serupa
Keragaan pembudidaya adalah
seperti yang telah dijelaskan pada
santriwati-santriwati Pondok Pesantren
pembahasan kelulushidupan di atas.
Gontor 3 yang masih awam dalam kegiatan
budidaya lele. Taraf pembelajaran KESIMPULAN DAN SARAN
memiliki resiko kemampuan yang masih Berdasarkan hasil pelaksanaan
kurang ideal dalam pemberian pakan dan kegiatan pengabdian masyarakat,
terutama pengelolaan kualitas air. kesimpulan yang dapat diambil sebagai
Kekurang idealan tersebut terlihat pada respon terhadap tujuan, luaran dan target
kegagalan pembentukan bioflok akibat kegiatan pengabdian kepada masyarakat
masuknya air dari luar (hujan) sehingga adalah, sbb:
mengakibatkan kondisi media air menjadi 1. Transfer pengetahuan dan pemahaman
kurang stabil. Upaya-upaya pendampingan teknis budidaya oleh mitra mengenai
Edisi Juli 2015 75
INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

model dan konsep metode aplikasi DAFTAR PUSTAKA


teknologi budidaya perairan bagi Andika Endah Valentina, Siti Sundari
Miswadi dan Latifah. 2013.
kolam pembesaran ikan lele relatif Pemanfaatan Arang Eceng Gondok
telah terjadi dengan baik; Dalam Menurunkan Kekeruhan,
COD, BOD Pada Air Sumur. Indo. J.
2. Limbah/Sisa Air Wudlu telah Chem. Sci. 2 (2) (2013): 84-89.
termanfaatkan dengan baik untuk
budidaya pembesaran lele dengan Endahwati, Luluk. 2010. Sulphate
Potasium Extraction From Banana
kualitas air yang masih dalam kisaran Stem Ash With Bleaching Earth
normal; Waste Liquid. Jurnal Teknik Kimia
Vol.4, No.2, April 2010: 314-317.
3. Kegiatan pembesaran lele yang
berlangsung selama 7 minggu
FAO 2005-2012. Cultured Aquatic Species
pemeliharaan menghasilkan panen Information Programme. Clarias
sebesar 410 kg lele, dengan ukuran gariepinus. Cultured Aquatic
Species Information Programme.
rata-rata 82 gram/ekor. Panen Text by Rakocy, J. E. In: FAO
digunakan untuk pemenuhan Fisheries and Aquaculture
Department [online]. Rome. Updated
kebutuhan protein hewani (ikan) 18 February 2005. [Cited 2012].
Mitra.
IGFA, 2001. Database of IGFA angling
records until 2001. IGFA, Fort
Berdasarkan evaluasi hasil kegiatan
Lauderdale, USA.
pengabdian, saran yang dapat diberikan
sebagai respon terhadap permasalahan Prabawati, Susi Yunita dan Abdul Gani
dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian Wijaya. 2008. Pemanfaatan Sekam
Padi dan Pelepah Pohon Pisang
kepada masyarakat adalah, sbb: sebagai Bahan Alternatif Pembuat
1. Perlunya antisipasi terhadap air hujan Kertas Berkualitas. Jurnal Aplikasi
Ilmu-ilmu Agama, Vol.IX, No.1 Jui
yang beresiko mempengaruhi 2008: 44-56.
pertumbuhan flok dan kualitas air;
2. Perlunya penambahan luasan Ratnani, R.D. 2012. Kemampuan
biofilter (pelepah batang pisang atau Kombinasi Eceng Gondok Dan
Lumpur Aktif Untuk Menurunkan
enceng gondok) sebesar 50% dari Pencemaran Pada Limbah Cair
luasan seluruh permukaan kolam Industri Tahu. Momentum, Vol. 8,
No. 1, April 2012 : 1- 5.
sebagai upaya pengendalian kualitas
media budidaya terhadap bahan baku
Situs resmi Pemda Kabupaten Ngawi.
air limbah. Statistika Budidaya Perikanan
Edisi Juli 2015 76
INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XII, Nomor 2, Juni 2015

Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.


Diakses tanggal 20 April 2013.

SNI 01- 6484.5-2002. Produksi ikan lele


dumbo (Clarias gariepinus) kelas
pembesaran di kolam.

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini tim penulis ingin
menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyelesaian
penyusunan Artikel ini, khususnya kepada
Rektor Universitas Diponegoro, Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat Universitas Diponegoro,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Diponegoro, Mitra
Pondok Pesantren Putri 3 Gontor Ngawi
Jawa Timur dan semua pihak yang telah
membantu terlaksananya kegiatan
pengabdian ini dengan baik. Terima kasih
kami ucapkan kepada Direktorat Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat Dirjen
DIKTI yang telah membiayai Pengabdian
ini dengan judul Ipteks Bagi Masyarakat
Pondok Modern Gontor Putri 3 dalam
Memanfaatkan Buangan Air Wudhu Santri
untuk Budidaya Lele Dumbo Dalam
Terpal, Upaya Menuju Pesantren Berbasis
Kewirausahaan, melalui dana DIPA Undip
Tahun Anggaran 2014.

Edisi Juli 2015 77

Anda mungkin juga menyukai