Bukan hal yang aneh lagi saat kita mendengar bahwa rokok sangat
membahayakan kesehatan. Sudah banyak peringatan dan himbauan yang sering
kita dengar dari berbagai media mengenai bahaya merokok bahkan dalam
kemasan rokok itu sendiri sudah ada perinatan akan betapa bahayanya rokok
tersebut. Merokok dapat dikatakan sebagai kebiasaan. Seperti yang dikatakan oleh
Noor F
Menurut penelitian, ternyata yang akan menerima efek negatif dari rokok
tersebut bukan hanya perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif pun akan
menerima akibat negatif dari rokok tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Cahyani
bahwa “Resiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok
aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah” (Cahyani,
1995). Mungkin ada sebagian dari anda yang masih bingung dengan istilah
perokok pasif. Jadi perokok pasif merupakan sebuah istilah bagi seseorang yang
sebenarnya bukan seorang perokok akan tetapi orang yang berada atau dekat
dengan orang-orang yang merokok sehingga ia secara tidak langsung sering
menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh para perokok aktif. Dan kenapa
lebih bahaya di bandingkan perokok aktif, karena asap yang di hirup oleh perokok
pasif akan langsung masuk ke paru – paru melalui hidung.
Saat pertama kali mengkonsumsi rokok, gejala-gejala yang mungkin
terjadi adalah batuk-batuk, lidah terasa getir, dan perut mual. Namun demikian,
sebagian dari para pemula tersebut mengabaikan perasaan tersebut, biasanya
berlanjut menjadi kebiasaan, dan akhirnya menjadi ketergantungan.
Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan kepuasan
psikologis. Artinya, perilaku merokok merupakan perilaku yang menyenangkan
dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif. Hal ini disebabkan sifat
nikotin adalah adiktif, jika dihentikan secara tiba-tiba akan menimbulkan stres.
Secara manusiawi, orang cenderung untuk menghindari ketidakseimbangan dan
lebih senang mempertahankan apa yang selama ini dirasakan sebagai kenikmatan
sehingga dapat difahami jika para perokok sulit untuk berhenti merokok.
Dikatakan Klinke & Meeker (dalam Aritonang, 1997) bahwa motif para perokok
adalah relaksasi. Dengan merokok dapat mengurangi ketegangan, memudahkan
berkonsentrasi, pengalaman yang menyenangkan, dan relaksasi.