Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Diare adalah keadaan di mana tubuh kehilangan banyak cairan dan


elektrolit melalui feses. Kelainan yang mengganggu penyerapan di usus
halus cenderung lebih banyak menyebabkan diare,sedang kelainan
penyerapan di kolon lebih sedikit menyebabkan diare, pada dasarnya
semua gangguan diare adalah gangguan transportasi larutan usus, adanya
perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal
ini di tentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif; terutama
natrium, klorida, dan glukosa. Sekresi usus secara aktif yang di sertai ion-
merupakan faktor penting pada diare sekretorik (Suharyono,Boediarso,dan
halimun, 1996). Secara epidomiologik biasanya diare di definisikan
dengan keluarnya feses lunak atau cair tiga kali atau lebih dalan satu hari,
namun para ibu mungkin menggunakan istilah yang berbeda untuk
menggambarkan diare.Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI
terhadap makanan. Bakteri ini sangatsenang berada dalam tinja manusia,
air kotor, dan makanan basi. Untuk mencegahterjadinya diare, makanan
yang diberikan kepada anak harus hygenis. Jangan lupa juga untuk selalu
mencuci tangan dengan bersih (Widjaja. 2005:26).

2.2 Macam-Macam Diare

2.2.1 Diare Akut

Diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan
anak yang seb elumnya sehat ( Noerasid, Suraatmadja &Asnil, di
kutip Suharyono,Boediarso & Halimun,1998). Diare berlangsung
kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari tujuh hari)
dengan di sertai pengluaran feses lunak atau cair, sering tanpa
darah, mungkin di serati muntah dan panas (Depkes RI & DITJEN
PPM & PLP,1999). Diare akut (berlangsung kurang dari tiga
minggu), penyebabnya infeksi dan bukti penyebabnya harus di cari
(perjalanan ke luar negri, memakan makanan mentah,diare serentak
dalam anggota keluarga dan kontak dekat), Watson, dikutip Jones
& Irving 1996; Behran,Kliegman & Arvin,1996.

Diare akut sering terjadi pada anak-anak dan bayi dari pada
anak yang lebih besar. Penyebab terpenting diare cair akut pada
anak-anak di negara berkembang adalah rotavirus,Escherichia coli
enterotoksigenik,Shigella,Campylobacter jejuni dan Cytosporidium
(Depkes RI & DITJEN PPM & PLP 1999). Penyakit diare akut
dapat di tularkan dengan cara fekal-oral melalui makanan dan
minuman yang tercemar. Peluang untuk mengalami diare akut
antara laki-laki dan perempuan hampir sama. Diare cair akut
menyebabkan dehidrasi dan bila masukan makanan berkurang,juga
mengakibatkan kurang gizi,bahkan kematian yang di sebabkan
oleh dehidrasi.

2.2.2 Disentri

Disentri didefinisikan dengan diare yang disertai darah


dalam feses,menyebabkan anoreksia,penurunan berat badan dengan
cepat, dan kerusakan mukosa usus bakteri invasif. Penyeba yang
jarang di temui adalah E. Coli enteroinvasife atau Salmonela. Pada
orang dewasa muda, disertai yang serius disebabkan oleh
Entamoeba histolytica, tetapi jarang menjadi penyebab disentri
pada anak-anak.

2.2.3 Diare Persisten

5Diare persisten adalah diare yang pada mulanya bersifat


akut tetapi berlangsung lebih dari 14 hari, kejadian dapat dimulai
sebagai diare cair atau disentri. Diare jenis ini mengakibatkan
kehilangan berat badan yang nyata,dengan volume feses dalam
jumlah yang banyak sehingga berisiko mengalami dehidrasi. Diare
persisten tidak di sebabkan oleh penyebab mikroba tunggal, E.coli
enteoaggregatife,Shigella, dan Cryptospordium; mungkin
penyebab lain berpern lebih besar, Diare persisten tidak boleh
dikacaukan dengan diare kronik, yaitu diare intermitten atau diare
yang hilang timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab
noninfeksi-seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan
metabolisme yang menurun.

2.3 Etiologi

Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan


menjadienam golongan:

1) Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.

2) Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.

3) Alergi.

4) Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.

5) Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.

6) Penyebab lain.

2.4 Patofisiologi

2.5 Manifestasi Klinis

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,


tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling
fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah
kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau
gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran
yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata
cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit
menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan
oleh deplesi air yang isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya


dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah
yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan
meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan
darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat,
akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun


sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan
timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan
gagal ginjal akut.

2.6 Pencegahan Diare

1) Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting :
1)sebelum makan, 2)setelah buang air besar, 3)sebelum memegang
makanan, 4)setelah menceboki anak dan 5)sebelum menyiapkan
makanan.

2) Meminum air minum sehat,atau air yang telah diolah, antara lain
dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses
klorinasi.

3) Pengolahan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar


serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas dan lain-lain)

4) Membuang air besar dan air kecil pada tempat nya, sebaik nya
menggunakan jamban dengan tangki septic.

5) Bayi yang minum susu botol lebih mudah diserang diare dari pada
bayi yang disusui ibunya, tetaplah anak disusui walaupun anak
menderita diare.

6) Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang.

7) Imunisasi campak.
2.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan objektif utama pada pasien dengan diare akut adalah


penentuantingkat keparahan dehidrasi dan deplesi elektrolit. Adanya demam
menunjukan infeksi spesies Salmonella,Shigella, atau Kompilobakter.
Pemeriksaan colok dubur dan sigmoidoskopi harus dilakukan, keduanya
dimaksudkan untuk menilai tingkat peradangan rektal,jika ada,dan
mendapatkan feses untuk di periksa

2.8 Penatalaksanaan

Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama


dalammengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air
putih atau oralrehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan.
Pemberian ini segeraapabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat
melakukannya sendiri dirumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah
pemberian ORS baru dilakukan setelahgejala dehidrasi nampak.Pada
penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit
secaraintravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau
dengan kata lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian
masyarakat yang engganuntuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai
alasan, mulai dari biaya,kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah
setelah masuk rumah sakit, danlain-lain. Pertimbangan yang banyak ini
menyebabkan respon time untuk mengatasimasalah diare semakin lama, dan
semakin cepat penurunan kondisi pasien kearahyang fatal.Diare karena virus
biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS.Apabila kondisi
stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diaredapat
diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited disease).Diare karena infeksi bakteri
dan parasit seperti Salmonella sp, Giardialamblia, Entamoeba coli perlu
mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinyaantibiotik yang diberikan
dapat membasmi kuman.Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus
yang tidak memerlukanantibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan
laboratorius perlu dilakukanuntuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus
diare akut dan parah, pengobatansuportif didahulukan dan terkadang tidak
membutuhkan pemeriksaan lebih lanjutkalau kondisi sudah membaik.

Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Banyak minum.

2) Rehidrasi perinfus.

3) Antibiotika yang sesuai.

4) Diit tinggi protein dan rendah residu.

5) Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen.

6) Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain).

7) Transfusi bila terjadi perdarahan.

8) Pembedahan bila terjadi perforasi.

9) Observasi keseimbangan cairan.

10) Cegah komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai