PENDAHULUAN
Ketika Anda dianjurkan untuk minum obat, artinya Anda wajib mengikuti aturan
minum obat yang sudah disarankan. Ini termasuk untuk mematuhi dosis, cara, dan
waktu minum obat. Menurut Kimberly DeFronzo, R.Ph., M.S., M.B.A. dari Center
for Drug Evaluation and Research, mengikuti aturan minum obat dari dokter sangat
penting. Terlebih bagi Anda yang mengidap penyakit kronis yang tidak boleh
melewatkan obat rutin sekalipun.
Sederhananya, minum obat yang tidak sesuai dengan aturan dari dokter dapat
membuat penyakit Anda justru tambah parah. Jika terus berlanjut, tentu ini dapat
memungkinkan Anda sampai harus dirawat di rumah sakit, atau bahkan berujung
kematian.
Lupa minum obat, menambah atau mengurangi dosis, sembarangan meletakkan obat
termasuk kesalahan yang perlu dihindari. Dikutip dari Food and Drugs
Administration di Amerika Serikat yang setara dengan Badan POM di Indonesia,
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa sembarangan
minum obat menyebabkan 30-50 persen kegagalan pengobatan dan 125.000 kematian
per tahun.
1
1. Minum obat sisa
Ini sering dilakukan untuk mengobati masalah kesehatan yang cukup ringan
seperti sakit kepala, nyeri otot, mual, atau flu. Biasanya, obat-obatan ini tersisa
karena memang tidak perlu dihabiskan bila gejala penyakit sudah berhenti atau
sembuh.
2
1.3 Tujuan
1. mengetahui apa itu kepatuhan.
2. mengetahui faktor yang mempengaruhi kepatuhan.
3. mengetahui cara mengurangi ketidakpatuhan.
4. mengetahui cara meningkatkan kepatuhan.
5. memahami apa itu PMO.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepatuhan
2.1.1 Pengertian
Kepatuhan atau ketaatan (compliance/adherence) adalah tingkat pasien
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau
oleh orang lain. Kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Atau juga dapat didefinisikan
kepatuhan atau ketaatan terhadap pengobatan medis adalah suatu kepatuhan pasien
terhadap pengobatan yang telah ditentukan
Penderita dikatakan lalai jika tidak datang lebih dari 3 hari sampai 2
bulan dari tanggal perjanjian dan dikatakan Droup Out jika lebih dari 2 bulanberturut-
turut tidak datang berobat setelah dikunjungi petugas kesehatan. Menurut Cuneo dan
Snider, pengobatan memerlukan jangka waktu yang panjang akan memberikan
pengaruh-pengaruh pada penderita seperti :
4
b. Bagi penderita dengan keluhan atau gejala penyakit setelah menjalani
pengobatan 1-2 bulan atau lebih lama keluhan akan segera berkurang atau
hilang sama sekali penderita akan merasa sembuh dan malas untuk
meneruskan pengobatan kembali
d. Pengobatan yang lama merupakan beban dilihat dari segi biaya yang harus
dikeluarkan
e. Efek samping obat walaupun ringan tetap akan memberikan rasa tidak enak
terhadap penderita
f. Sukar untuk menyadarkan penderita untuk terus minum obat selama jangka
waktu yang ditentukan.
b. Penderita yang sama sekali tidak patuh (Non compliance). Yaitu penderita
yang putus berobat atau tidak menggunakan obat sama sekali
2.1.2 Faktor
Faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Menurut Smet (1994), faktor-
faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah
5
1. Faktor komunikasi
Berbagai aspek komunikasi antara pasien dengan dokter mempengaruhi
tingkat ketidaktaatan, misalnya informasi dengan pengawasan yang kurang,
ketidakpuasan terhadap aspek hubungan emosional dengan dokter, ketidakpuasan
terhadap obat yang diberikan
2. Pengetahuan
Ketetapan dalam memberikan informasi secara jelas dan eksplisi tterutama
sekali penting dalam pemberian antibitoik. Karena sering kali pasien
menghentikan obat tersebut setelah gejala yang dirasakan hilang bukan saat
obat itu habis
3. Fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan merupakan sarana penting dimana dalam memberikan
penyuluhan terhada penderita diharapkan penderita menerima penjelasan dari
tenaga kesehatan yang meliputi : jumlah tenaga kesehatan, gedung serba guna
untuk penyuluhan dan lain-lain
6
melakukan control penyakitnya dapat dipengaruhi oleh keyakinan
penderita, dimana penderita memiliki keyakinan yang kuat akan lebih
tabah terhadap anjuran dan larangan kalau tahu akibatnya.
b. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan bagian dari penderita yang paling dekat dan
tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa senang dan tenteram apabila
mendapat perhatian dan dukungan dari keluarganya, karena dengan dukungan
tersebut akan menimbulkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau
mengelola penyakitnya dengan lebih baik, serta penderita mau menuruti saran-
saran yang diberikan oleh keluarga untuk menunjang pengelolaan penyakitnya
c. Dukungan social
Dukungan social dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga
lain merupakan faktor-faktor yang penting dalam kepatuhan terhadap program-
program medis. Keluarga dapat mengurangi ansietas yang disebabkan oleh
penyakit tertentu dan dapat mengurangi godaan terhadap ketidaktaatan
Faktor lain adalah peran PMO, kolaborasi petugas kesehatan dengan keluarga
yang ditunjuk untuk mendampingi ketika penderita minum obat, juga faktor yang
perlu dievaluasi untuk menentukan tingkat kepatuhan dan keberhasilanya.
7
Pengobatan dilakukan setiap hari dan dalam jangka panjang, sehingga kepatuhan
minum obat (adherence) juga sering menjadi masalah yang harus dipikirkan sejak
awal pengobatan. Minum obat yang tidak rutin terbukti telah menyebabkan
resistensi obat yang dapat menyebabkan kegagalan pengobatan. Berdasarkan hal
tersebut, tentu perlu adanya pengaturan penggunaan obat sesuai tujuannya terutama
obat seperti yang dikehendaki. Aturan minum obat sangat berpengaruh pada
kepatuhan penderita (complience)
a. Mengembangkan tujuan dari kepatuhan itu sendiri, banyak dari pasien yang
tidak patuh yang memiliki tujuan untuk mematuhi nasihat-nasihat pada
awalnya. Pemicu ketidakpatuhan dikarenakan jangka waktu yang cukup lama
serta paksaan dari tenaga kesehatan yang menghasilkan efek negative pada
penderita sehingga awal mula pasien mempunyai sikap patuh bisa berubah
menjadi tidak patuh. Kesadaran diri sangat dibutuhkan dari diri pasien.
b. Perilaku sehat, hal ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan, sehingga perlu
dikembangkan suatu strategi yang bukan hanya untuk mengubah perilaku,
tetapi juga mempertahankan perubahan tersebut. Kontrol diri, evaluasi diri
dan penghargaan terhadap diri sendiri harus dilakukan dengan kesadaran diri.
Modifikasi perilaku harus dilakukan antara pasien dengan pemberi pelayanan
kesehatan agar terciptanya perilaku sehat
c. Dukungan social, dukungan social dari anggota keluarga dan sahabat dalam
bentuk waktu, motivasi dan uang merupakan faktor-faktor penting dalam
kepatuhan pasien. Contoh yang sederhana, tidak memiliki pengasuh,
transportasi tidak ada, anggota keluarga sakit, dapat mengurangi intensitas
kepatuhan. Keluarga dan teman dapat membantu mengurangi ansietas yang
disebabkan oleh penyakit tertentu, mereka dapat menghilangkan godaan pada
8
ketidaktaatan dan mereka seringkali dapat menjadi kelompok pendukung
untuk mencapai kepatuhan.
a. Segi Penderita
Usaha yang dapat dilakukan penderita diabetes mellitus untuk meningkatkan
kepatuhan dalam menjalani pengobatan yaitu :
9
keadaan dirinya seperti keadaan gula dalam darahnya, berat badan, dan
apapun yang dirasakannya
10
2.4 Pengawas Minum Obat (PMO)
2.4.1 Pengertian
Pengawas minum obat adalah orang yang bertugas mengawasi secara
langsung terhadap penderita tuberculosis paru pada saat minum obat setiap harinya
dengan menggunakan panduan obat jangka pendek
2.4.2 Tujuan
Menurut Ditjen PPM dan PLP (1997), tujuan diadakannya pengawas minum obat
pada penderita TB Paru adalah
11
2.4.5 Tugas PMO
Menurut Nuraini (2003), tugas PMO terhadap penderita TB Paru adalah :
12
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Kozier. 2010. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. EGC : Jakarta
Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan Keperawatan Pengantar untuk Perawat dan
Profesional Kesehatan lain. EGC : Jakarta
Puspa Pameswari, Auzal Halim, Lisa Yustika. 2016. Tingkat Kepatuhan Penggunaan
Obat pada Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib Kabupaten
Kerinci. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2(2), 116-121. Padang.
14