Anda di halaman 1dari 9

Nama : Hazna Apdwiyah

Nim : 1800020

Kelas : D IV A

Tugas : Pengantar Farmasi Klinis ( Tugas 1 Minggu 2 )

Dosen Pengampu 1 : Septi Muharni, M.Farm, Apt

Tugas !

Mencatat obat-obat, obat tradisional, suplemen yang ada dirumah, kemudian


menjabarkan semua tentang obat tersebut.

Jawaban :

1. Boraginol-S

BORRAGINOL-S SALEP merupakan obat yang mengandung Lithospermi radix extr,


prednisolone, lidocaine, cetrimide, aethylis aminobenzoate, lecithinum ovi.
Borraginol S Salep merupakan obat yang digunakan untuk membantu wasir bagian
luar dan dalam, disertai pendarahan, luka terbuka pada dubur, anal prolapse (adanya
bagian dinding rektum keluar dari anus), periproctitis (peradangan pada rektum), serta
gatal-gatal pada dubur. dalam menggunakan obat ini HARUS SESUAI DENGAN
PETUNJUK DOKTER.

Komposisi: Lithospermi radix extr 0.1 mg, Prednisolone 0.5 mg, Lidocaine 7.5 mg,
Cetrimide 1.25 mg, Aethylis Aminobenzoas 10 mg

Dosis : PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK


DOKTER. Wasir bagian luar dan dalam, disertai pendarahan, anal prolapse, anal
fistula, periproctitis, luka terbuka pada dubur, perineal serta rasa gatal pada dubur

Aturan Pakai : Oleskan kira-kira 2-5 gram salep pada kasa dan ditutupkan pada
tempat radang, ganti 2-3 kali sehari

Efek Samping : Reaksi alergi pada kulit seperti terasa terbakar, pruritus, kemerahan,
urtikaria dan edema.

Indikasi : Mengobati wasir bagian dalam dan luar, wasir yang disertai perdarahan,
luka terbuka pada dubur dan perineal, anal prolapse, anal fistula, periproktitis, serta
gatal-gatal pada dubur.

Kontra Indikasi : Hipersensitivitas terhadap komponen obat

Kemasan : Dus, Tube @ 15 G


Perhatian : HARUS DENGAN RESEP DOKTER. - hipersensitif terhadap kompenen
obat - penggunaan pada ibu menyusui dan hamil sebaiknya di konsultasikan dengan
dokter. Jangan disimpan pada suhu dibawah 30 C

Interakasi Obat : Jangan digunakan bersama obat obat Antiaritmia

Ketegory kehamilan : C

Segmentasi : Red

2. Diclofenac Pottasium

Diclofenac bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin, yaitu zat yang


memicu reaksi peradangan dalam tubuh. Oleh karena itu, penggunaan obat ini
menyebabkan rasa sakit dan tanda-tanda peradangan lainnya berkurang. Terdapat 2
jenis diclofenac, yaitu diclofenac sodium (natrium diklofenak) dan diclofenac
potassium (kalium diklofenak). Baik diclofenac sodium maupun diclofenac
potassium, kecuali dalam bentuk gel, hanya boleh dibeli dengan resep dokter.

Golongan : Antiinflamasi NonSteroid

Komposisi : Tiap tablet salut enterik mengandung :

Kalium Diklofenak 50 mg

Interaksi Diclofenac

Berikut ini adalah efek yang dapat timbul bila menggunakan diclofenac bersama obat
lain:

 Perdarahan di saluran pencernaan, bila digunakan bersama obat antiinflamasi


nonsteroid (OAINS) lain, obat pengencer darah, atau kortikosteroid.
 Kelebihan kalium dalam darah (hiperkalemia) dan kerusakan fungsi ginjal,
bila digunakan bersama obat hipertensi jenis ACE
inhibitor atau diuretik, ciclosporin, serta tacrolimus.
 Keracunan diclofenac, bila digunakan
bersama phenytoin, methotrexate, lithium, dan digoxin.
 Penurunan efek cholestyramine.
Dosis

Dosis diclofenac tergantung pada kondisi yang diderita. Berikut ini adalah dosis
umum penggunaan diclofenac berdasarkan bentuk obatnya:

Bentuk obat tablet

Kondisi: nyeri dan peradangan, seperti osteoarthritis, rheumatoid arthritis, atau nyeri


haid.

Dewasa: 50 mg, 3 kali sehari.

Kondisi: migrain

Dewasa: dosis awal 50 mg pada serangan pertama. Bila migrain masih terasa setelah 2
jam, konsumsi lagi 50 mg. Selama gejala masih ada, konsumsi obat 50 mg setiap 4-6
jam. Dosis maksimal dalam sehari adalah 200 mg.

Indikasi

Pengobatan jangka pendek pada keadaan :

 Rasa sakit akibat peradangan post-traumatic, misalnya akibat keseleo.


 Peradangan dan rasa nyeri setelah operasi, misalnya bedah mulut atau
ortopedik.
 Sebagai terapi pembantu pada nyeri akibat peradangan telinga, hidung, dan
tenggorokkan, misalnya faringotonsillitis, otitis.

Kontra Indikasi

 Pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap kandungan kalium diklofenak


dan aspirin tidak bisa minum obat kalium diklofenak.
 Obat kalium diklofenak juga tidak boleh dikonsumsi oleh penderita
gastrointestinal, dan ibu hamil.
 Obat kalium diklofenak juga harus dihindari bagi pasien yang memiliki
gangguan ginjal dan yang telah menjalani operasi penyakit jantung koroner,
yaitu operasi coronary artery bypass graft (CABG).

Efek Samping Diclofenac

Diclofenac berpotensi menimbulkan efek samping. Segera periksa ke dokter bila


Anda mengalami efek samping di bawah ini setelah menggunakan diclofenac:

 Pusing.
 Sakit kepala.
 Mata merah dan terasa perih.
 Diare atau malah sembelit.
 Mual dan muntah.
 Sakit maag.
 Hilang nafsu makan.
 Nyeri dada.
 Gangguan irama jantung.
 Penyakit kuning yang ditandai dengan kulit dan mata menguning, serta urine
berwarna gelap seperti teh.
 Perdarahan, misalnya muncul memar atau BAB berdarah.
 Reaksi alergi obat, seperti muncul ruam kemerahan yang gatal pada kulit, wajah
bengkak, hingga sesak napas.
 Gangguan fungsi ginjal, seperti pembengkakan tungkai atau berat badan
bertambah akibat penumpukan cairan, serta lebih jarang buang air kecil.

Kategori kehamilan : C

Segmentasi : Red

Merk Dagang : Cataflam, Fenavel, Hotin DCL, Neo Rheumacyl Anti Inflamation,
Nilaren, Noncort, Voltaren, Zorvolex

3. Ranitidine HCL
Mekanisme Kerja :
Menghambat Reseptor Histamin-H2

Indikasi: 

 tukak lambung dan tukak duodenum


 refluks esofagitis
 dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS, tukak duodenum
karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana pengurangan
asam lambung akan bermanfaat.

Peringatan: 
Antagonis reseptor-H2 sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan ginjal, kehamilan, dan pasien menyusui. Antagonis reseptor-H2 dapat
menutupi gejala kanker lambung; perhatian khusus perlu diberikan pada pasien yang
mengalami perubahan gejala dan pada pasien setengah baya atau yang lebih tua.

Interaksi: 

Penggunaannya sebaiknya dihindari pada pasien yang sedang mendapat terapi


warfarin, fenitoin dan teofilin (atau aminofilin

Kontraindikasi: 

Penderita yang diketahui hipersensitif terhadap ranitidin

Efek Samping:

Efek samping antagonis reseptor-H2 adalah diare dan gangguan saluran cerna lainnya,
pengaruh terhadap pemeriksaan fungsi hati (jarang, kerusakan hati), sakit kepala,
pusing, ruam dan rasa letih. Efek samping yang jarang adalah pankreatitis akut,
bradikardi, AV block, rasa bingung, depresi dan halusinasi, terutama pada orang tua
atau orang yang sakit parah, reaksi hipersensitifitas (termasuk demam, artralgia,
mialgia, anafilaksis), gangguan darah (termasuk agranulositosis, leukopenia,
pansitopenia, trombositopenia) dan reaksi kulit (termasuk eritema ultiform, dan
nekrolisis epidermal yang toksik). Dilaporkan juga kasus ginekomastia dan impotensi,
namun jarang terjadi.

Dosis: 

 Oral, untuk tukak peptik ringan dan tukak duodenum 150 mg 2 kali sehari atau
300 mg pada malam hari selama 4-8 minggu, sampai 6 minggu pada dispepsia
episodik kronis, dan sampai 8 minggu pada tukak akibat AINS (pada tukak
duodenum 300 mg dapat diberikan dua kali sehari selama 4 minggu untuk
mencapai laju penyembuhan yang lebih tinggi);
 ANAK: (tukak lambung) 2-4 mg/kg bb 2 kali sehari, maksimal 300 mg sehari.
Tukak duodenum karena H. pylori, lihat regimen dosis eradikasi.
Untuk Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), 150 mg 2 kali sehari atau
300 mg sebelum tidur malam selama sampai 8 minggu, atau bila perlu sampai
12 minggu (sedang sampai berat, 600 mg sehari dalam 2-4 dosis terbagi
selama 12 minggu); pengobatan jangka panjang GERD, 150 mg 2 kali sehari.
Sindrom Zollinger-Ellison (lihat juga keterangan di atas), 150 mg 3 kali
sehari; dosis sampai 6 g sehari dalam dosis terbagi.
 Pengurangan asam lambung (profilaksis aspirasi asam lambung) pada
obstetrik, oral, 150 mg pada awal melahirkan, kemudian setiap 6 jam;
prosedur bedah, dengan cara injeksi intramuskuler atau injeksi intravena
lambat, 50 mg 45-60 menit sebelum induksi anestesi (injeksi intravena
diencerkan sampai 20 mL dan diberikan selama tidak kurang dari 2 menit),
atau oral: 150 mg 2 jam sebelum induksi anestesi, dan juga bila mungkin pada
petang sebelumnya.
Kategori Kehamilan : B

4. Lybrozym

Librozym adalah obat yang digunakan sebagai terapi pada kondisi kekurangan enzim
pankreas. Obat ini merupakan golongan obat bebas. Librozym mengandung diastase
dan pancreatine sebagai zat aktifnya.

Golongan : Bebas

Indikasi

Terapi pengganti pada defisiensi enzim pankreas.

Komposisi obat

Diastase 200 mg, pancreatine 100 mg.

Dosis obat

  Dewasa: 1 tablet sebanyak 3 kali/hari

Aturan pakai obat

Dikonsumsi bersama dengan makanan.

Efek samping obat

 Kemerahan pada kulit pada penderita yang hipersensitif.

 Iritasi bukal dan perianal.


Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

 Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat.


 Penderita dengan kerusakan pada saluran empedu.

Perhatian khusus

 Pasien dengan kondsi peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia).
 Kadar asam urat di dalam urin yang melebihi 850 mg/24 jam (hiperurikosuria).
 Wanita hamil.

Kategori Kehamilan : N ( Boleh dengan syarat )

5. Neurosanbe 5000
NEUROSANBE 5000 10 TABLET mengandung vitamin B1, B6 dan B12. Obat ini
digunakan untuk mengatasi gangguan saraf tepi dan kekurangan vitamin B.
Dosis

Dosis Neurosanbe bisa berbeda, bergantung pada kondisi pasien. Dosis Neurosanbe
yang disarankan adalah sebanyak 1 tablet, diberikan 3 kali sehari.

Aturan Pakai

 Obat Neurosanbe dapat digunakan bersama atau tanpa makanan, tapi sebaiknya
gunakan setelah makan untuk mencegah gangguan pada sistem
 Gunakan Neurosanbe sesuai dengan dosis yang disarankan.
 Gunakan Neurosanbe pada waktu yang sama setiap harinya.
 Jika dosis terlewat, segera konsumsi obat saat ingat. Namun jika dekat dengan
dosis selanjutnya, maka cukup konsumsi dosis selanjutnya saja.
 Jika tidak sengaja mengonsumsi Neurosanbe melebihi dosis yang disarankan,
segera konsultasikan ke dokter.

Komposisi

Setiap tablet obat Neurosanbe mengandung 100 mg vitamin B1, 100 mg vitamin B6,
dan 5000 mcg vitamin B12. 
Efek Samping

 Reaksi alergi
 Keringat berlebih
 Kelelahan
 Kesemutan hingga kulit mati rasa
 Perubahan warna urin
 Pembengkakan
 Diare
 Mual dan muntah
 Gelisah

Interaksi Obat

Interaksi obat dapat terjadi ketika Neurosanbe digunakan bersama dengan jenis obat-
obatan lain tertentu. Interaksi obat menyebabkan efektivitas obat menurun dan dapat
meningkatkan potensi terjadinya efek samping. Berikut adalah jenis obat yang
sebaiknya tidak digunakan bersama dengan Neurosanbe:

 Cholestyramine
 Digoxin
 Epoetin
 Furosemide
 Isoniazid
 Kolkisin
 Kloramfenikol
 Levodopa

Indikasi

 Neuralgia atau nyeri saraf


 Mencegah penyakit beri-beri
 Mencegah metabolisme protein
 Mengatasi anemia defisiensi vitamin B

Kontra Indikasi

 Jangan gunakan obat Neurosanbe pada pasien yang hipersensitif pada vitamin
B kompleks dan komponen lain yang terkandung dalam obat ini.
 Segera hentikan penggunaan obat jika terjadi reaksi alergi seperti ruam, gatal,
bersin, mata berair, kesulitan bernapas, atau reaksi alergi lainnya.
 Konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan Neurosanbe jika Anda
sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, dan sedang menyusui.
 Konsultasikan dengan dokter jika Anda sedang menjalani pengobatan lain dan
mengonsumsi jenis obat-obatan lainnya.
 Konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan suplemen ini jika Anda
memiliki masalah kesehatan kronis seperti gangguan ginjal atau gagguan hati
berat

Anda mungkin juga menyukai