Nim : 1800020
Kelas : D IV A
Tugas !
Jawaban :
1. Boraginol-S
Komposisi: Lithospermi radix extr 0.1 mg, Prednisolone 0.5 mg, Lidocaine 7.5 mg,
Cetrimide 1.25 mg, Aethylis Aminobenzoas 10 mg
Aturan Pakai : Oleskan kira-kira 2-5 gram salep pada kasa dan ditutupkan pada
tempat radang, ganti 2-3 kali sehari
Efek Samping : Reaksi alergi pada kulit seperti terasa terbakar, pruritus, kemerahan,
urtikaria dan edema.
Indikasi : Mengobati wasir bagian dalam dan luar, wasir yang disertai perdarahan,
luka terbuka pada dubur dan perineal, anal prolapse, anal fistula, periproktitis, serta
gatal-gatal pada dubur.
Ketegory kehamilan : C
Segmentasi : Red
2. Diclofenac Pottasium
Kalium Diklofenak 50 mg
Interaksi Diclofenac
Berikut ini adalah efek yang dapat timbul bila menggunakan diclofenac bersama obat
lain:
Dosis diclofenac tergantung pada kondisi yang diderita. Berikut ini adalah dosis
umum penggunaan diclofenac berdasarkan bentuk obatnya:
Kondisi: migrain
Dewasa: dosis awal 50 mg pada serangan pertama. Bila migrain masih terasa setelah 2
jam, konsumsi lagi 50 mg. Selama gejala masih ada, konsumsi obat 50 mg setiap 4-6
jam. Dosis maksimal dalam sehari adalah 200 mg.
Indikasi
Kontra Indikasi
Efek Samping Diclofenac
Pusing.
Sakit kepala.
Mata merah dan terasa perih.
Diare atau malah sembelit.
Mual dan muntah.
Sakit maag.
Hilang nafsu makan.
Nyeri dada.
Gangguan irama jantung.
Penyakit kuning yang ditandai dengan kulit dan mata menguning, serta urine
berwarna gelap seperti teh.
Perdarahan, misalnya muncul memar atau BAB berdarah.
Reaksi alergi obat, seperti muncul ruam kemerahan yang gatal pada kulit, wajah
bengkak, hingga sesak napas.
Gangguan fungsi ginjal, seperti pembengkakan tungkai atau berat badan
bertambah akibat penumpukan cairan, serta lebih jarang buang air kecil.
Kategori kehamilan : C
Segmentasi : Red
Merk Dagang : Cataflam, Fenavel, Hotin DCL, Neo Rheumacyl Anti Inflamation,
Nilaren, Noncort, Voltaren, Zorvolex
3. Ranitidine HCL
Mekanisme Kerja :
Menghambat Reseptor Histamin-H2
Indikasi:
Peringatan:
Antagonis reseptor-H2 sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan ginjal, kehamilan, dan pasien menyusui. Antagonis reseptor-H2 dapat
menutupi gejala kanker lambung; perhatian khusus perlu diberikan pada pasien yang
mengalami perubahan gejala dan pada pasien setengah baya atau yang lebih tua.
Interaksi:
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Efek samping antagonis reseptor-H2 adalah diare dan gangguan saluran cerna lainnya,
pengaruh terhadap pemeriksaan fungsi hati (jarang, kerusakan hati), sakit kepala,
pusing, ruam dan rasa letih. Efek samping yang jarang adalah pankreatitis akut,
bradikardi, AV block, rasa bingung, depresi dan halusinasi, terutama pada orang tua
atau orang yang sakit parah, reaksi hipersensitifitas (termasuk demam, artralgia,
mialgia, anafilaksis), gangguan darah (termasuk agranulositosis, leukopenia,
pansitopenia, trombositopenia) dan reaksi kulit (termasuk eritema ultiform, dan
nekrolisis epidermal yang toksik). Dilaporkan juga kasus ginekomastia dan impotensi,
namun jarang terjadi.
Dosis:
Oral, untuk tukak peptik ringan dan tukak duodenum 150 mg 2 kali sehari atau
300 mg pada malam hari selama 4-8 minggu, sampai 6 minggu pada dispepsia
episodik kronis, dan sampai 8 minggu pada tukak akibat AINS (pada tukak
duodenum 300 mg dapat diberikan dua kali sehari selama 4 minggu untuk
mencapai laju penyembuhan yang lebih tinggi);
ANAK: (tukak lambung) 2-4 mg/kg bb 2 kali sehari, maksimal 300 mg sehari.
Tukak duodenum karena H. pylori, lihat regimen dosis eradikasi.
Untuk Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), 150 mg 2 kali sehari atau
300 mg sebelum tidur malam selama sampai 8 minggu, atau bila perlu sampai
12 minggu (sedang sampai berat, 600 mg sehari dalam 2-4 dosis terbagi
selama 12 minggu); pengobatan jangka panjang GERD, 150 mg 2 kali sehari.
Sindrom Zollinger-Ellison (lihat juga keterangan di atas), 150 mg 3 kali
sehari; dosis sampai 6 g sehari dalam dosis terbagi.
Pengurangan asam lambung (profilaksis aspirasi asam lambung) pada
obstetrik, oral, 150 mg pada awal melahirkan, kemudian setiap 6 jam;
prosedur bedah, dengan cara injeksi intramuskuler atau injeksi intravena
lambat, 50 mg 45-60 menit sebelum induksi anestesi (injeksi intravena
diencerkan sampai 20 mL dan diberikan selama tidak kurang dari 2 menit),
atau oral: 150 mg 2 jam sebelum induksi anestesi, dan juga bila mungkin pada
petang sebelumnya.
Kategori Kehamilan : B
4. Lybrozym
Librozym adalah obat yang digunakan sebagai terapi pada kondisi kekurangan enzim
pankreas. Obat ini merupakan golongan obat bebas. Librozym mengandung diastase
dan pancreatine sebagai zat aktifnya.
Golongan : Bebas
Indikasi
Komposisi obat
Dosis obat
Perhatian khusus
Pasien dengan kondsi peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia).
Kadar asam urat di dalam urin yang melebihi 850 mg/24 jam (hiperurikosuria).
Wanita hamil.
5. Neurosanbe 5000
NEUROSANBE 5000 10 TABLET mengandung vitamin B1, B6 dan B12. Obat ini
digunakan untuk mengatasi gangguan saraf tepi dan kekurangan vitamin B.
Dosis
Dosis Neurosanbe bisa berbeda, bergantung pada kondisi pasien. Dosis Neurosanbe
yang disarankan adalah sebanyak 1 tablet, diberikan 3 kali sehari.
Aturan Pakai
Obat Neurosanbe dapat digunakan bersama atau tanpa makanan, tapi sebaiknya
gunakan setelah makan untuk mencegah gangguan pada sistem
Gunakan Neurosanbe sesuai dengan dosis yang disarankan.
Gunakan Neurosanbe pada waktu yang sama setiap harinya.
Jika dosis terlewat, segera konsumsi obat saat ingat. Namun jika dekat dengan
dosis selanjutnya, maka cukup konsumsi dosis selanjutnya saja.
Jika tidak sengaja mengonsumsi Neurosanbe melebihi dosis yang disarankan,
segera konsultasikan ke dokter.
Komposisi
Setiap tablet obat Neurosanbe mengandung 100 mg vitamin B1, 100 mg vitamin B6,
dan 5000 mcg vitamin B12.
Efek Samping
Reaksi alergi
Keringat berlebih
Kelelahan
Kesemutan hingga kulit mati rasa
Perubahan warna urin
Pembengkakan
Diare
Mual dan muntah
Gelisah
Interaksi Obat
Interaksi obat dapat terjadi ketika Neurosanbe digunakan bersama dengan jenis obat-
obatan lain tertentu. Interaksi obat menyebabkan efektivitas obat menurun dan dapat
meningkatkan potensi terjadinya efek samping. Berikut adalah jenis obat yang
sebaiknya tidak digunakan bersama dengan Neurosanbe:
Cholestyramine
Digoxin
Epoetin
Furosemide
Isoniazid
Kolkisin
Kloramfenikol
Levodopa
Indikasi
Kontra Indikasi
Jangan gunakan obat Neurosanbe pada pasien yang hipersensitif pada vitamin
B kompleks dan komponen lain yang terkandung dalam obat ini.
Segera hentikan penggunaan obat jika terjadi reaksi alergi seperti ruam, gatal,
bersin, mata berair, kesulitan bernapas, atau reaksi alergi lainnya.
Konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan Neurosanbe jika Anda
sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, dan sedang menyusui.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda sedang menjalani pengobatan lain dan
mengonsumsi jenis obat-obatan lainnya.
Konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan suplemen ini jika Anda
memiliki masalah kesehatan kronis seperti gangguan ginjal atau gagguan hati
berat