Kode Etik Farmasis
Kode Etik Farmasis
Disusun Oleh :
Kelompok :
IV ( Empat )
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-Nya
yang diberikan kepada kami berupa kesehatan rohani dan jasmani sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Undang-Undang Kesehatan yang berjudul “Kode Etik Farmasis“,
yang dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,
oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini kami mengharapkan kritik-kritik dan saran-
saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para
pembaca pada umumnya, serta dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menjadi pedoman bagi
mata kuliah undang-undang kesehatan selanjutnya. Atas perhatiannya diucapkan terima
kasih.
Kelompok IV
DAFTAR ISI
Sampul ............................................................................................................................ 1
Kata Pengantar ................................................................................................................ 2
Daftar Isi ......................................................................................................................... 3
Bab. I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4
1.2 Tujuan...................................................................................................... 5
Bab. II Pembahasan
2.1 Kode Etik Farmasi dan Peran Kode Etik Farmasi ................................... 7
2.2 Kewajiban Seorang Apoteker Terhadap Pekerjaan, Rekan Sejawat Dan Profesi
Kesehatan Lain. ....................................................................................... 7
2.3 Kewajiban Seorang Asisten Apoteker Terhadap Pekerjaan, Rekan Sejawat Dan
Profesi Kesehatan Lain............................................................................ 8
2.4 Interaksi Profesi Farmasi Dengan Tenaga Kesehatan Lain Dalam Praktek
Pelayanan Kefarmasian ........................................................................... 9
2.5 ................................................................................................................. 10
Bab III. Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Sumpah/Janji
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah /
janji Apoteker.
Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
Implementasi – Jabaran Kode Etik :
Kesungguhan dalam menghayati dan mengamalkan kode etik apoteker
Indonesia dinilai dari : ada tidaknya laporan masyarakat, ada tidaknya
laporan dari sejawat apoteker atau sejawat tenaga kesehatan lain, serta tidak
ada laporan dari sejawat apoteker atau sejawat tenaga kesehatan lain, serta
tidak ada laporan dari dinas kesehatan. Pengaturan pemberian sanksi
ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO).
Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi
Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip
kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Implementasi – Jabaran Kode Etik :
Setiap apoteker Indonesia harus mengerti, menghayati dan mengamalkan
kompetensi sesuai dengan standar kompetensi apoteker Indonesia. Kompetensi
yang dimaksud adalah : keterampilan, sikap, dan perilaku yang berdasarkan
pada ilmu, hukum, dan etik.
Ukuran kompetensi seorang apoteker dinilai lewat uju kompetensi
Kepentingan kemanusiaan harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap
tindakan dan keputusan seorang apoteker Indonesia.
Bilamana suatu saat bila seorang apoteker dihadapkan kepada konflik
tanggung jawab professional, maka dari berbagai opsi yang ada, seorang
apoteker harus memilih resiko yang paling kecil dan paling tepat untuk
kepentingan pasien serta masyarakat.
Pasal 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Implementasi – Jabaran Kode Etik :
Seorang apoteker harus menjaga kepercayaan masyarakat atas profesi yang
disandangkan dengan jujur dan penuh integritas.
Seorang apoteker tidak menyalahgunakan kemampuan profesionalnya kepada
orang lain
Seorang apoteker harus menjaga perilakunya dihadapan publik
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.
Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan
di Bidang Kesehatan pada umumnya dan di Bidang Farmasi pada khususnya.
Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat dan menghormati hak asazi penderita dan melindungi makhluk
hidup insani.
Pasal 10
Setiap Apoteker harus memperlakukan Teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan Kode Etik.
Pasal 12
Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan
kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan
kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan
tugasnya.
Implementasi – Jabaran Kode Etik :
Seorang apoteker harus menjalin dan memelihara kerjasama dengan sejawat
apoteker lainnya
Seorang apoteker harus membantu teman sejawatnya dalam menjalankan
pengabdian profesinya
Seorang apoteker harus saling mempercayai teman sejawatnya dalam
menjalin, memelihara kerjasama.
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER/FARMASIS TERHADAP SEJAWAT PETUGAS
KESEHATAN LAIN
Pasal 13
Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan
meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati
Sejawat Petugas Kesehatan.
Pasal 14
Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengak ibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat
petugas kesehatan lain.
Pasal 15
Setiap Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik
Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari. Jika seorang
Apoteker baik dengan sengaja maupun idtak sengaja melanggar atau tidak mematuhi
Kode Etik Apoteker Indonesia, maka Apoteker tersebut wajib mengakui dan menerima
sanksi dari pemerintah, Ikatan/Organisasi Profesi Farmasi yang menanganinya yaitu
ISFI dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ditetapkan : Jakarta
Pada Tanggal : 08 Desember 2009
2.3 Kewajiban Seorang Asisten Apoteker Terhadap Pekerjaan, Rekan Sejawat Dan
Profesi Kesehatan Lain.
2.4 Interaksi Profesi Farmasi Dengan Tenaga Kesehatan Lain Dalam Praktek
Pelayanan Kefarmasian
A. Peran Farmasi (Apoteker)
Apoteker adalah seseorang yang mempunyai keahlian dan kewenangan
dibidang kefarmasian baik di apotek, rumah sakit, industri pendidikan dan bidang
lainnya yang masih berkaitan dengan bidang kefarmasian. Peran farmasi yaitu :
a) Sebagai penanggung jawab di industri farmasi pada bagian pemastian mutu,
produksi dan pengawasan mutu.
b) Sebagai penanggungjawab fasilitas pelayanan kefarmasian yaitu di apotek,
rumah sakit, puskesmas, klinik obat atau praktek bersama.
c) Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya atau obat merek dagang lainnya atas persetujuan dokter
dan/atau pasien.
d) Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian,
apoteker dapat mengangkat seseorang apoteker pendamping yang memiliki
SIPA.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sudibyo, S., dkk., 2012, Artikel : Evaluasi Peran Apoteker Berdasarkan Pedoman
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas, Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
Masyarakat, Jakarta Pusat.
Desi, Y., P., Relasi Sosial Antara Penyedia Layanan Kesehatan Dengan Pasien
Dipuskesmas (Studi Pada Puskesmas Desa Palemraya Kecamatan Indralaya Utara
Kabupaten Ogan Ilir).
Menkes, 2008, Standar Profesi Asisten Apoteker, Keputusan Mentri Kesehatan RI, Jakarta.
ISFI, 2009, Kode Etik Apoteker Indonesia, Keputusan Kongres Nasional XVIII ; Ikatan
Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta Barat.