Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas
tersebut adalah sebagai berikut (Lemhannas, 2000: 99 – 11) :
a. Asas kesejahtraan dan keamanan.
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi
individu maupun masyarakat atau kelompok. Dengan demikian, kesejahteraan dan
keamanan merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan
keamanan, sesitem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan
dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasuional
itu sendiri. Kesejahtrean maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan
pada kondisi apa pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan
keamanan nasional yang dicapai merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional
c. Asas kekeluargaan.
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa
dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan
kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan
dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam bentuk
perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras pada
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketahanan
Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh,
menyeluruh dan terpadu (komprehensif intergral).
2.4 Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
a. Kedudukan
Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh
seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di
implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan
nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional
berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai
landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma
pembangunan nasional.
Contoh kasus yang belum lama ini terjadi yaitu protes warga Papua yang
berujung pada pembakaran sejumlah gedung perkantoran umum. Protes tersebut
bermula terkait adanya tindakan rasisme kepada sejumlah mahasiswa Papua di daerah
Malang dan Surabaya. Emosi dari warga Papua semakin memuncak terlebih berita
hoax yang sampai pada warga Papua sendiri sudah dilebih-lebihkan oleh oknum yang
tidak bertanggung jawab. Gubernur Jawa Timur pun meminta maaf kepada gubernur
Papua atas tindakan rasisme yang dilakakukan warga nya itu.
Solusi yang dapat dilakukan agar masalah tersebut tidak terulang kembali adalah :
4.2 Saran
Sebagai mahasiswa kita harus mampu memberikan contoh ke
generasi selanjutnya bagaimana menerapkan sikap pertahanan nasional
yang benar, bukan dengan menggunakan cara yang anarkis. Selain itu kita
dituntut untuk mampu melindungi dan mempertahankan kedaulatan bangsa
ini serta saling mengingatkan ke individu lain pentingnya mempertahankan
kedaulatan nasional bangsa ini. Disamping mempertahankan, kita sebagai
pelajar secara sadar berusaha untuk memajukan serta mengharumkan nama
bangsa ini di mata dunia agar bangsa kita tidak pandang remeh lagi oleh
bangsa lain.
Nys=an